tahun.
Letusan
tersebut
bersifat
magmatik yang umumnya disertai asap
hitam membumbung tinggi. Setelah
letusan tahun 1883, kegiatan vulkanik
gunungapi
ini
hanya
bersifat
peningkatan kegiatan yang tidak diikuti
oleh letusan besar. Masih sedikit peneliti
yang membahas terkait aktifitas
vulkanik gunungapi Talang pada awal
tahun 2013 dengan analisis fisisnya.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pembuatan paper ini
adalah untuk memberikan informasi
berdasarkan analisis dari jurnal dan
artikel serta data kenampakan foto udara
untuk mengetahui proses pembentukan
dan dampak aktifitas vulkanik Gunung
Talang
Terhadap
kenampakannya
Sekarang.
METODOLOGI
Adapun
metodologi
yang
digunakan pada pembuatan peper ini
ialah dengan mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai seluk beluk
Gunung Talang. Data Yang dihimpun
meliputi proses pembentukan, data
aktifitas vulkanisnya, data geologi
regional sumatera Barat dan data sejarah
aktifitas atau peristiwa geologi yang
pernah terjadi di daerah Gunung Talang
tepatnya di Desa Bukik Sileh Kota
Solok Sumaatera Barat. Data ini
didapatkan melalui artikel-artikel dan
jurnal penelitian yang ditemukan di
Internet yang kemudian di olah dan
dikerucutkan sesuai dengan tema yang
diangkat dalam paper ini.
Tidak
hanya
dengan
mengumpulkan dan mengolah data
tertulis, penelitian juga menggunakan
metodologi foto udara. Foto udara dari
kenampakan Gunung Talang saat ini di
amati, dianalisis, dan di cocokkan
dengan data tertulis yang telah didapat
dan diolah. Setelah pencocokan data
barulah dilakukan pembahasan dengan
pengambilan beberapa kesimpulan.
GEOLOGI REGIONAL
SUMATERA BARAT
Sejarah tektonik Pulau Sumatera
berhubungan erat dengan pertumbukan
antara lempeng India-Australia dan Asia
Tenggara, sekitar 45,6 Juta tahun lalu
yang
mengakibatkan
perubahan
sistematis dari perubahan arah dan
kecepatan relatif antar lempengnya
berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi
padanya.
Proses
tumbukan
ini
mengakibatkan terbentuknya banyak
sistem sesar geser di bagian sebelah
timur India, untuk mengakomodasikan
perpindahan massa secara tektonik.
Selanjutnya sebagai respon tektonik
akibat dari bentuk melengkung ke dalam
dari tepi lempeng Asia Tenggara
terhadap
Lempeng
Indo-Australia,
besarnya slip-vectorini secara geometri
akan mengalami kenaikan ke arah barat
laut sejalan dengan semakin kecilnya
sudut konvergensi antara dua lempeng
tersebut.
Keadaan
Pulau
Sumatera
menunjukkan
bahwa
kemiringan
penunjaman, punggungan busur muka
dan cekungan busur muka telah
terfragmentasi akibat proses yang
terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa
adanya
transtensi
(trans-tension)
Paleosoikum
tektonik
Sumatera
menjadikan tatanan tektonik Sumatera
menunjukkan adanya tiga bagian pola.
Bagian selatan terdiri dari lempeng
mikro Sumatera, yang terbentuk sejak 2
juta tahun lalu dengan bentuk, geometri
dan struktur sederhana, bagian tengah
cenderung tidak beraturan dan bagian
utara yang tidak selaras dengan pola
penunjaman.
Secara
garis
besar,
Pulau
Sumatera terbagi menjadi beberapa
geologi regional sumatera dimana yang
akan dinahas dalam tulisan ini ialah
geologi regional Sumatera Barat.
Data geologi daerah Provinsi
Sumatera Barat merupakan hasil
kompilasi/perpaduan dari beberapa peta
geologi sekala 1 : 250.000 yang \
diorit,
granodiorit,
porfiri
kuarsa, diabas dan basalt.
Kelompok transisi Pra Tersier
Tersier Bawah yang merupakan
kelompok batuan terobosan
yang terdiri
dari
batuan
granodiorit dan granit.
Kelompok Tersier dipisahkan
menjadi
kelompok
batuan
ultrabasa; kelompok batuan
melange; kelompok batuan
sedimen; kelompok batuan
gunungapi dan kelompok batuan
terobosan. Kelompok batuan
ultrabasa Tersier disusun oleh
batuan serpentinit, piroksenit
dan dunit.
Kelompok
batuan
melang
Tersier yang merupakan batuan
campur aduk disusun oleh
graywake, serpih, konglomerat,
batupasir
kwarsa,
arkose,
serpentinit, gabro, lava basalt
dan batusabak.
Kelompok batuan sedimen
Tersier disusun
oleh
konglomerat,
aglomerat,
batulanau,
batupasir,
batugamping, breksi dan napal.
Kelompok batuan gunungapi
Tersier disusun oleh batuan
gunungapi bersifat andesitikbasaltik, lava basalt sedangkan
kelompok batuan terobosan
Tersier terdiri dari granit,
granodiorit,
diorit,
andesit
porfiritik dan diabas.
Kelompok transisi Tersier
Kwarter (Plio-Plistosen) dapat
dipisahkan menjadi kelompok
batuan sedimen; kelompok
batuan gunungapi dan kelompok
batuan terobosan.
Kelompok batuan sedimen PlioPlistosen disusun
oleh
konglomerat polimik, batupasir,
batulanau
dan
perselingan
antara napal dan batupasir.
Kelompok batuan gunungapi
Plio-Plistosen disusun
oleh
PEMBAHASAN
Gunung Talang (nama lainnya
Salasi atau Sulasi) merupakan gunung
berapi yang terletak terletak di
kabupaten Solok. Gunung Talang
berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka
ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40
km sebelah timur kota Padang. Gunung
ini bertipe Stratovolcano dengan
ketinggian 2.597 mdpl, merupakan salah
satu dari gunung api aktif di Sumatra
Barat, dan salah satu kawahnya menjadi
sebuah danau yang disebut dengan
Danau Talang. Gunung Talang sudah
pernah meletus sejak tahun 1833 sampai
dengan tahun 2007.
Gunung
Talang
merupakan
gunung api di Daerah Sumatera Barat
yang terbentuk akibat proses endogen
yang berupa aktifitas pergerakan kerak
bumi.
Aktifitas
tersebut
berupa
penunjaman lempeng Indo-Australia
yang merupakan lempeng samudra
terhadap
lempeng
Eurasia
yang
merupakan lempeng benua. Terjadinya
aktifitas ini berdampak terhadap
terbentuknya subduction zone atau yang
lebih dikenal dengan zona penunjaman
di barat Sumatera. Fenomena ini
menyebabkan terciptanya gaya- gaya
tektonik akibat aktifitas subduksi
lempeng yang biasanya menyebabkan
pengangkatan atau penurunan daratan
dalam skala yang sangat luas. Pada
pembentukan Gunung Talang sendiri,
proses yang berlangsung ialah berupa
uplift atau pengangkatan. Proses
pengangkatan
ini
mengakibatkan
daratan sekitar naik dan membentuk
busur perbukitan dan pegunungan .
Disisi lain partial melting yang
terjadi di zona subduksi yang
mengakibatkan pelelehan pada batuan
induk kerak benua dan samudra yang
kemudian membentuk magma yang
bersifat andesitik. Busur pegunungan
yang telah terbentuk dan terus terkena
gaya tektonik lama-kelamaan akan
mencapai batas elastisnya dan akan
menimbulkan retakan. Ketika retakan
mulai bekembang dan saat itu pula
proses migrasi magma mulai terjadi
maka magma akan mulai naik
mendekati permukaan melalui retakan
yang ada pada busur pegunungan tadi
dan membentuk Gunung Api Talang.
Berdasarkan proses pembentuk
dan tipe gunung api dapat diperkirakan
bahwa produk dari aktivitas gunung api
ini dapat berupa batuan beku plutonik,
batuan piroklastik serta material
piroklastik. Diperkirakan pula bahwa
batuan plutonik yang terbentak ialah
batuan yang bersifat intermediet hingga
asam dan tersusun atas mineral mineral
intermediet hingga felsic. Sedangkan
untuk produk piroklastiknya dapat
berupa pyroclastic fall deposit dan surge
deposit. Hal ini didukung oleh sifat
magma dari gunung api ini yang bersifat
intermediet hingga asam yang memiliki
magma tak terlalu cair sehingga
letusannya juga tak akan terlalu besar
melainkan hanya akan menyemburkan
abu material berukuran abu hingga
produk aliran piroklastik berupa awan
panas. Perkiraan ini dirasa tak terlalu
jauh dari fakta, yang mana data yang
telah dihimpun menunjukkan bahwa
didaerah Gunung Talang ditemukan
jenis batuan beku andesit, breksi
vulkanik dan tuff serta batuan metamorf
berupa phylite.
Selain itu diketahui pula bahwa
aktifitas vulkanisme yang terjadi pada
Gunung Talang beberapa waktu
belakangan dipengaruhi pula oleh Sesar
KESIMPULAN
Dari hasil dan diskusi yang
dijelaskan
diatas
dapat
diambil
kesimpulan bahwa proses pembentukan
Gunung Talang disebabkan oleh
LAMPIRAN