Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN DAN DAMPAK AKTIVITAS

VULKANIK GUNUNG TALANG SUMATERA BARAT TERHADAP


KENAMPAKANNYA SAAT INI
Muhammad Iman Luthfi
21100113120006
Imannluthfi003@gmail.com
Program Studi Teknik Geologi, Universitas Diponegoro
ABSTRAK
Gunung Talang Sumatera Barat sangat menarik untuk dikaji dan dipelajari, sebab
gunung ini memiliki karakter tersendiri yang terbilang cukup beragam bila dilihat dari
proses pembentukan, aktivitas vulkanik, dan kenampakannya saat ini yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya ialah letak geografis gunung
talang yang berada di deretan busur gunung api Sumatra yang perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh aktifitas tektonik di zona subduksi pesisir barat Sumatera. Selain itu
faktor orogenesa yang merupakan dampak dari aktifitas tektonik berupa struktur geologi
di sekitar Gunung Talang yang berupa daerah zona depresi Sesar Sumatera juga turut
serta berperan.
Gunung Talang yang disebut juga Gunung Soelasih mderupakan gunung api aktif
tipe A berbentuk strato atau berlapis artinya gunungapi yang dibangun oleh perulangan
batuan lava dan piroklastika.. Gunungapi ini merupakan suatu komplek gunungapi yang
terdiri dari kerucut Gunung Batino dan kerucut Gunung Jantan yang tumbuh di zona
bagian tengah Sesar Semangko yang aktif. Sejarah kegiatan gunungapi Talang
mempunyai periode yang relatif cukup panjang, dengan interval terpendek 2 tahun dan
terpanjang 40 tahun. Gunung Talang diketahui pula berbentuk strato dari kenampakan
foto udaranya. Selain itu dari indikasi tersebut diketahui pula bahwa gunung talang
bertipe stratovulkanik dan memiliki tipe letusan yang bersifat magmatik.
Kata kunci : Gunung Talang, stratovulkanik, foto udara,vulkanisme, zona subduksi,
tektonik
,
Tipe-A,
yaitu
gunungapi
yang
PENDAHULUAN
Indonesia terletak di antara
melakukan kegiatan erupsi magmatik
pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng
sesudah tahun 1600. Salah satu
Eurasia, Indo-Australia dan pasifik.
gunungapi yang masuk dalam klasifikasi
Interaksi
antar
lempeng-lempeng
Tipe-A yaitu Gunung Talang .
tersebut membentuk jalur pegunungan
Gunung Talang yang disebut juga
berapi yang membentang dari Sumatera
Gunung Soelasih adalah gunungapi aktif
hingga laut Banda , serta sampai ke
tipe A berbentuk strato atau berlapis
perairan Maluku dan kawasan Sulawesi
artinya gunungapi yang dibangun oleh
Utara. Di sepanjang zona penujaman
perulangan
batuan
lava
dan
lempeng terdapat 129 gunungapi yang
piroklastika.. Gunungapi ini merupakan
masih aktif
dari total keseluruhan
suatu komplek gunungapi yang terdiri
sekitar 500 gunungapi di Indonesia.
dari kerucut Gunung Batino dan kerucut
Negara Indonesia memiliki gunungapi
Gunung Jantan yang tumbuh di zona
terbanyak di dunia. Di antara jumlah
bagian tengah Sesar Semangko yang
total 129 gunungapi aktif di Indonesia
aktif. Sejarah kegiatan gunungapi
atau sekitar 15% dari seluruh gunungapi
Talang mempunyai periode yang relatif
yang ada di bumi, terdapat sekitar 80
cukup
panjang,
dengan
interval
gunungapi yang masuk dalam klasifikasi
terpendek 2 tahun dan terpanjang 40

tahun.
Letusan
tersebut
bersifat
magmatik yang umumnya disertai asap
hitam membumbung tinggi. Setelah
letusan tahun 1883, kegiatan vulkanik
gunungapi
ini
hanya
bersifat
peningkatan kegiatan yang tidak diikuti
oleh letusan besar. Masih sedikit peneliti
yang membahas terkait aktifitas
vulkanik gunungapi Talang pada awal
tahun 2013 dengan analisis fisisnya.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pembuatan paper ini
adalah untuk memberikan informasi
berdasarkan analisis dari jurnal dan
artikel serta data kenampakan foto udara
untuk mengetahui proses pembentukan
dan dampak aktifitas vulkanik Gunung
Talang
Terhadap
kenampakannya
Sekarang.
METODOLOGI
Adapun
metodologi
yang
digunakan pada pembuatan peper ini
ialah dengan mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai seluk beluk
Gunung Talang. Data Yang dihimpun
meliputi proses pembentukan, data
aktifitas vulkanisnya, data geologi
regional sumatera Barat dan data sejarah
aktifitas atau peristiwa geologi yang
pernah terjadi di daerah Gunung Talang
tepatnya di Desa Bukik Sileh Kota
Solok Sumaatera Barat. Data ini
didapatkan melalui artikel-artikel dan
jurnal penelitian yang ditemukan di
Internet yang kemudian di olah dan
dikerucutkan sesuai dengan tema yang
diangkat dalam paper ini.
Tidak
hanya
dengan
mengumpulkan dan mengolah data
tertulis, penelitian juga menggunakan
metodologi foto udara. Foto udara dari
kenampakan Gunung Talang saat ini di
amati, dianalisis, dan di cocokkan
dengan data tertulis yang telah didapat
dan diolah. Setelah pencocokan data
barulah dilakukan pembahasan dengan
pengambilan beberapa kesimpulan.

GEOLOGI REGIONAL
SUMATERA BARAT
Sejarah tektonik Pulau Sumatera
berhubungan erat dengan pertumbukan
antara lempeng India-Australia dan Asia
Tenggara, sekitar 45,6 Juta tahun lalu
yang
mengakibatkan
perubahan
sistematis dari perubahan arah dan
kecepatan relatif antar lempengnya
berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi
padanya.
Proses
tumbukan
ini
mengakibatkan terbentuknya banyak
sistem sesar geser di bagian sebelah
timur India, untuk mengakomodasikan
perpindahan massa secara tektonik.
Selanjutnya sebagai respon tektonik
akibat dari bentuk melengkung ke dalam
dari tepi lempeng Asia Tenggara
terhadap
Lempeng
Indo-Australia,
besarnya slip-vectorini secara geometri
akan mengalami kenaikan ke arah barat
laut sejalan dengan semakin kecilnya
sudut konvergensi antara dua lempeng
tersebut.
Keadaan
Pulau
Sumatera
menunjukkan
bahwa
kemiringan
penunjaman, punggungan busur muka
dan cekungan busur muka telah
terfragmentasi akibat proses yang
terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa
adanya
transtensi
(trans-tension)
Paleosoikum
tektonik
Sumatera
menjadikan tatanan tektonik Sumatera
menunjukkan adanya tiga bagian pola.
Bagian selatan terdiri dari lempeng
mikro Sumatera, yang terbentuk sejak 2
juta tahun lalu dengan bentuk, geometri
dan struktur sederhana, bagian tengah
cenderung tidak beraturan dan bagian
utara yang tidak selaras dengan pola
penunjaman.
Secara
garis
besar,
Pulau
Sumatera terbagi menjadi beberapa
geologi regional sumatera dimana yang
akan dinahas dalam tulisan ini ialah
geologi regional Sumatera Barat.
Data geologi daerah Provinsi
Sumatera Barat merupakan hasil
kompilasi/perpaduan dari beberapa peta
geologi sekala 1 : 250.000 yang \

diterbitkan oleh Pusat Survey Geologi


(Badan Geologi), peta geologi tersebut
antara lain adalah lembar Pulau Telu
Muara Sikabaluan (0615 - 0614); lembar
Lubuk Sikaping (0716); lembar Painan Muara Siberut (0814 - 0714); lembar
Sikakap - Burisi (0713 0712); lembar
Sungai Penuh (0813); lembar Padang
(0715) dan lembar Solok (0815).
Penyederhanaan
geologi
didasarkan pada pengelompokan umur
dan jenis batuan, sehingga geologi Prov.
Sumatera Barat dari kelompok umur
paling tua ke muda dapat diuraikan
.Struktur yang berkembang di Provinsi
Sumatera
Barat
adalah
struktur
perlipatan (antiklinorium) dan struktur
sesar dengan arah umum baratlaut
tenggara, yang mengikuti struktur
regional P. Sumatera. Kondisi stratigrafi
dari struktur geologi sumatera barat
adalah sebagai berikut.
Kelompok
Pra
Tersier :
kelompok ini mencakup masa
Paleozoikum Mesozoikum,
dipisahkan menjadi kelompok
batuan ultrabasa; kelompok
batuan melange, kelompok
batuan malihan; kelompok
batuan gunungapi dan kelompok
batuan terobosan.
Kelompok batuan ultrabasa Pra
Tersier disusun oleh batuan
harzburgit, dunit, serpentinit,
gabro dan basalt.
Kelompok
Melange
Pra
Tersier merupakan
kelompok
batuan campur aduk yang
disusun
oleh
batuhijau,
graywake, tufa dan batugamping
termetakan, rijang aneka warna.
Kelompok batuan malihan Pra
Tersier disusun oleh batuan
sekis, filit, kwarsit, batusabak,
batugamping termetakan.
Kelompok batuan sedimen Pra
Tersier yang didominasi oleh
batugamping hablur sedangkan
kelompok batuan terobosan Pra
Tersier disusun oleh granit,

diorit,
granodiorit,
porfiri
kuarsa, diabas dan basalt.
Kelompok transisi Pra Tersier
Tersier Bawah yang merupakan
kelompok batuan terobosan
yang terdiri
dari
batuan
granodiorit dan granit.
Kelompok Tersier dipisahkan
menjadi
kelompok
batuan
ultrabasa; kelompok batuan
melange; kelompok batuan
sedimen; kelompok batuan
gunungapi dan kelompok batuan
terobosan. Kelompok batuan
ultrabasa Tersier disusun oleh
batuan serpentinit, piroksenit
dan dunit.
Kelompok
batuan
melang
Tersier yang merupakan batuan
campur aduk disusun oleh
graywake, serpih, konglomerat,
batupasir
kwarsa,
arkose,
serpentinit, gabro, lava basalt
dan batusabak.
Kelompok batuan sedimen
Tersier disusun
oleh
konglomerat,
aglomerat,
batulanau,
batupasir,
batugamping, breksi dan napal.
Kelompok batuan gunungapi
Tersier disusun oleh batuan
gunungapi bersifat andesitikbasaltik, lava basalt sedangkan
kelompok batuan terobosan
Tersier terdiri dari granit,
granodiorit,
diorit,
andesit
porfiritik dan diabas.
Kelompok transisi Tersier
Kwarter (Plio-Plistosen) dapat
dipisahkan menjadi kelompok
batuan sedimen; kelompok
batuan gunungapi dan kelompok
batuan terobosan.
Kelompok batuan sedimen PlioPlistosen disusun
oleh
konglomerat polimik, batupasir,
batulanau
dan
perselingan
antara napal dan batupasir.
Kelompok batuan gunungapi
Plio-Plistosen disusun
oleh

batuan gunungapi andesitikbasaltik, tufa, breksi dan


endapan
lahar
sedangkan
kelompok batuan terobosan
Plio-Plistosen terdiri dari riolit
afanitik, retas basalt dan andesit
porfir.
Kelompok Kwarter dipisahkan
menjadi
kelompok
batuan
sedimen; batuan gunungapi dan
aluvium.

PEMBAHASAN
Gunung Talang (nama lainnya
Salasi atau Sulasi) merupakan gunung
berapi yang terletak terletak di
kabupaten Solok. Gunung Talang
berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka
ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40
km sebelah timur kota Padang. Gunung
ini bertipe Stratovolcano dengan
ketinggian 2.597 mdpl, merupakan salah
satu dari gunung api aktif di Sumatra
Barat, dan salah satu kawahnya menjadi
sebuah danau yang disebut dengan
Danau Talang. Gunung Talang sudah
pernah meletus sejak tahun 1833 sampai
dengan tahun 2007.
Gunung
Talang
merupakan
gunung api di Daerah Sumatera Barat
yang terbentuk akibat proses endogen
yang berupa aktifitas pergerakan kerak
bumi.
Aktifitas
tersebut
berupa
penunjaman lempeng Indo-Australia
yang merupakan lempeng samudra
terhadap
lempeng
Eurasia
yang
merupakan lempeng benua. Terjadinya
aktifitas ini berdampak terhadap
terbentuknya subduction zone atau yang
lebih dikenal dengan zona penunjaman
di barat Sumatera. Fenomena ini
menyebabkan terciptanya gaya- gaya
tektonik akibat aktifitas subduksi
lempeng yang biasanya menyebabkan
pengangkatan atau penurunan daratan
dalam skala yang sangat luas. Pada
pembentukan Gunung Talang sendiri,
proses yang berlangsung ialah berupa
uplift atau pengangkatan. Proses

pengangkatan
ini
mengakibatkan
daratan sekitar naik dan membentuk
busur perbukitan dan pegunungan .
Disisi lain partial melting yang
terjadi di zona subduksi yang
mengakibatkan pelelehan pada batuan
induk kerak benua dan samudra yang
kemudian membentuk magma yang
bersifat andesitik. Busur pegunungan
yang telah terbentuk dan terus terkena
gaya tektonik lama-kelamaan akan
mencapai batas elastisnya dan akan
menimbulkan retakan. Ketika retakan
mulai bekembang dan saat itu pula
proses migrasi magma mulai terjadi
maka magma akan mulai naik
mendekati permukaan melalui retakan
yang ada pada busur pegunungan tadi
dan membentuk Gunung Api Talang.
Berdasarkan proses pembentuk
dan tipe gunung api dapat diperkirakan
bahwa produk dari aktivitas gunung api
ini dapat berupa batuan beku plutonik,
batuan piroklastik serta material
piroklastik. Diperkirakan pula bahwa
batuan plutonik yang terbentak ialah
batuan yang bersifat intermediet hingga
asam dan tersusun atas mineral mineral
intermediet hingga felsic. Sedangkan
untuk produk piroklastiknya dapat
berupa pyroclastic fall deposit dan surge
deposit. Hal ini didukung oleh sifat
magma dari gunung api ini yang bersifat
intermediet hingga asam yang memiliki
magma tak terlalu cair sehingga
letusannya juga tak akan terlalu besar
melainkan hanya akan menyemburkan
abu material berukuran abu hingga
produk aliran piroklastik berupa awan
panas. Perkiraan ini dirasa tak terlalu
jauh dari fakta, yang mana data yang
telah dihimpun menunjukkan bahwa
didaerah Gunung Talang ditemukan
jenis batuan beku andesit, breksi
vulkanik dan tuff serta batuan metamorf
berupa phylite.
Selain itu diketahui pula bahwa
aktifitas vulkanisme yang terjadi pada
Gunung Talang beberapa waktu
belakangan dipengaruhi pula oleh Sesar

Semangko. Pasalnya Gunung Talang


sendiri terletak di daerah yang berkaitan
dengan zona depresi pada sebuah
segmen Sesar Besar Sumatra (Sesar
Semangko) yang memanjang sepanjang
Sumatera. Seperti dikutip dari sebuah
catatan penelitian dikatakan bahwa
Wilayah Gunung Talang berada di
bagian
tenggara
segmen
Sesar
Semangko ini dan memiliki intensitas
kegempaan yang tinggi.
Gunung Talang diketahui pula
berbentuk
strato
atau
berlapis
berdasarkan foto udara dan data tertulis
yang ada, dengan demikian dapat di
ketahui
bahwa
Gunung
Talang
gunungapi
yang
dibangun
oleh
perulangan batuan lava dan piroklastika.
Kenampakannya saat ini yang berbentuk
strato sangatlah dipengaruhi oleh
aktivitas vulkanisnya yang beberapa
tahun
belakangan
cukup
aktif
mengeluarkan
material
erupsi.
Diperkirakan pula proses dan aktivitas
erupsi ini juga sudah terjadi pada awal
pembentukan gunungapi ini bila
dikaitkan dengan Hukum James Hutton
1785, yang mengatakan bahwa setip
proses kimia, fisika, dan biologi yeng
terjadi pada peristiwa geologi saat ini
dahulunya berlangsung pula pada masa
lampau. Sejarah kegiatan gunungapi
Talang mempunyai periode yang relatif
cukup
panjang,
dengan
interval
terpendek 2 tahun dan terpanjang 40
tahun. Letusan pada Gunung Talang
diketahui pula bersifat magmatik yang
umumnya
disertai
asap
hitam
membumbung tinggi. Setelah letusan
tahun
1883,
kegiatan
vulkanik
gunungapi
ini
hanya
bersifat
peningkatan kegiatan yang tidak diikuti
oleh letusan besar.

KESIMPULAN
Dari hasil dan diskusi yang
dijelaskan
diatas
dapat
diambil
kesimpulan bahwa proses pembentukan
Gunung Talang disebabkan oleh

aktifitas tektonik yang menyebabkan


terbentuknya busur pegunungan di barat
Sumatera.
Berdasarkan
proses
pembentukannya
Gunung
Talang
diketahui juga memiliki sifat magma
andesiti yang tak terlalu kental sehingga
memungkinkan
Gunung
Talang
memiliki sifat letusan yang tak terlalu
besar.
Gunung Talang diketahui pula
menghasilkan produk berupa batuan
beku andesit, breksi vulkanik, dan tuff
yang berasal dari pembekuan magma ,
pembekuan lava dan akumulasi endapan
material letusan berupa fall depsit dan
surge deposit Gunung Talang .
Berdasarkan indikasi kenampakan foto
udara diketahui pula bahwa gunung
talang bertipe stratovulkanik dan
memiliki tipe letusan yang bersifat
magmatik.
REFERENSI
Tim Asisten Geologi Dasar 2013. Buku
Panduan Praktikum Geologi
Dasar. Semarang ; UNDIP
http://debriadiharset.wordpress.com/201
0/05/06/6th-stratigraphy-analysis/
(Diakses pada hari Minggu, 10 April
2014, pukul 23.45 WIB)
http://geofufa.blogspot.com/2010/11/geo
logi-sumatera.html
http://volcosquad.blogspot.com/2014/04
/gunung-talang.html
http://www.gobookee.org/ebook/effectsof-subsurface-topography-andhydrogeology-on-gunung3whykn/

LAMPIRAN

Gambar1.1 Kenampakan Foto Udara Gunung Talang 1

Gambar 1.2 Kenampakan Kerucut vulkanik Gunung Talang

Gambar 1.3 Kenampakan Foto udara Gunung Talang 2

Anda mungkin juga menyukai