Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan mikroorganisme yang membentuk koloni dapat dianggap bahwasetiap koloni yang
tumbuh berasal dari satu sel, maka dengan menghitung jumlah koloni dapat diketahui
penyebaran bakteri yang ada pada bahan. Jumlahmikroba pada suatu bahan dapat dihitung dengan
berbagai macam cara,tergantung pada bahan dan jenis mikrobanya. Ada 2 macam cara perhitungan jumlah
mikroba/bakteri, yaitu perhitungan secara langsung dan tidak langsung.Perhitungan jumlah
mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitungsecara keseluruhan, baik yang mati atau
yang hidup sedangkan perhitungan jumlah miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba
dihitung secarakeseluruhan baik yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah
mikroba yang hidup saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan (Anonim, 2013).
Untuk menentukan jumlah miroba yang hidup dapat dilakukan setelah larutan bahanatau
biakan mikroba diencerkan dengan faktor pengenceran tertentu danditumbuhkan dalam media
dengan cara-cara tertentu tergantung dari macam dansifat-sifat mikroba.Banyak metode yang
digunakan dalam menaksir secara kuantitatif dari suatupopulasi bakteri. Namun, ada dua metode
yang paling sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (standard/viable plate
count method) dan analisa spektrofotometer /turbidimeter (Anonim, 2013).
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk dapat menghitung jumlah koloni
bakteri pada sampel air PAM dan daging ayam broiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni bakteri
yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Secara mendasar ada dua cara penghitungan bakteri, yaitu secara
langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain
adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sedrhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak langsung
hanya mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count). Dalam
pelaksanaannya ada beberapa cara yaitu perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC,
perhitungan melalui pegenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode),
calorimeter /cara kekeruhan atau turbidimetri (Anonim, 2013).
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan
metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis
merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat
dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak langsung
yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi
satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat
pada sampel) seperti yang dilakukan pada percobaan ini (Dwidjoseputro, 1994).
Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi sel-sel.
Begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil. Bahan yang mengandung sejumlah bakteri
(kira-kira lebih dari 104/ml) biasanya diencerkan dari 1:105 atau lebih tergantung pada bahan
pemeriksaan atau metode hitung, sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat diandalkan dan
memudahkan perhitungan. Perhitungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan
secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung (Rizki, 2013).
Menurut Hadietomo (1990) menyatakan bahwa perhitungan secara tidak langsung dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penentuan volume total
Cara ini adalah semacam modifikasi penentuan hematokrit pada pengukuran volume total
butir-butir darah, misalnya 10 ml biakan dimasukkan ke dalam tabung reaksi khusus (tabung
hopklins) yang bagian bawahnya berupa silinder dan bergaris ukuran.
2. Metode turbidometri
Teknik ini sudah dipakai sebagai cara mengukur keker han suspensi atas dasar
penyerapan dan pemencaran cahaya yang dilintaskan, sehingga yang mengandung lebih dari 107108 sel/ml, tampak lebih keruh oleh mata telanjang. Suatu volume biakan yang telah ditakar
ditempatkan dalam tabung khusus yang jernih dengan diameter tertentu.
Menurut Jimmo (2013), menyatakan bahwa prinsip dari perhitungan metode hitungan cawan
adalah bila sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan kemudian dapat
dihitung tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan dibedakan atas dua cara, yaitu
metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surfacelspread plate). Pada metode tuang,
sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang dikehendaki dimasukkan ke dalam
cawan petri, kemudian ditambhkan agar-agar cair yang steril yang telah didinginkan (47-50oC)
sebanyak 15-20 ml dan digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Metode ini merupakan cara
yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik, dengan alasan :
1. Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung
2. Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena koloni yang terbentuk mungkin
berasal dari mikroba yang mempunyai penampakan spesifik.
Selain keuntungan-keuntungan tersebut di atas, metode hitungan cawan juga memiliki
kelemahan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan hasil yang sebenarnya, karena beberapa sel yang
berdekatan mungkin membentuk koloni.
2. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan jumlah yang berbeda pula.
3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membentuk koloni
yang kompak, jelas, dan tidak mnyebar.
4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama sehingga pertumbuhan
(ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar
ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat
disebut optical density (absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm 700
nm). Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organisme/ml (ditentukan
dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran optical density/ditentukan dengan
spektrofotometer (Anonim, 2013).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Contohnya suatu sampel pada suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam sppesies diencerkan dalam suatu taung tersendiri. Enceran ini kemudian diambil
barang 1 ml untuk diencerkan lagi ke tabung yang berisi pelarut. Enceran yang kedua ini diambil 1
ml untuk diencerkan lebih lanjut Jumlah terbaik yang digunakan untuk perhitungan mikroba antara
30-300 koloni. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal (Dwidjoseputro, 1994).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah :
NO
Pengenceran
Sampel
10
-
1.
Air PAM
2.
33
10
-
10
4
10
1
10
0
14
x 1
10
= 4 x 10
U
= 1 x 1
10
= 1 x 10
x 1
10
=0
Jika nilai perbandingan pengenceran >2 = rata-rata pengenceran
<2 = pengenceran rendah
10 = 1 x 10 = 10 = 2,5 = 3 = >2 = rata-rata pengenceran
10 4 x 10
4
10 =
0 = 0 = < 2 = pengenceran rendah
10
4 x 10
Jumlah koloni =
= 4 x 10 + 1 x 10 + 0
3
= 5 x 10
3
= 1,67 x 10 koloni /ml sampel
2. Pengenceran sampel Daging Ayam Broiler
U
x 1
10
= 33 x 10
U
enceran 10 = 14 x 1
10
= 14 x 10
= 1 x 1
10
= 1 x 10
Jumlah koloni =
= 33 x 10 + 14 x 10 + 1 + 10
3
= 48 x 10
= 16 x 10 gr /ml sampel
C. Pembahasan
Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan
nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi,
tumbuh pada cawan pengenceran 10 lebih sedikit dibandingkan bakteri yang tumbuh pada cawan
pengenceran10 dan 10 .Ketidaksamaan media yang digunakan berpengaruh terhadap aktivitas
bakteri untuk melakukanpembelahan sel. Faktor yang menyebabkan ketidaksamaan ini salah
satunya dipengaruhi olehprosedur pengerjaan yang tidak benar oleh pengamat. Dari hasil
pengamatan yang diperoleh terdapat 2 koloni bakteri yang diperoleh, yakniberwarna putih dan
berwarna kuning. Jumlah koloni bakteri berwarna putih dalam satu cawan selalu lebih banyak
dibandingkan jumlah koloni bakteri kuning. Aktivitas anatara kedua jenis kolonibakteri ini
menjadi sangat sulit ditentukan karena kondisi media yang berbeda-beda. Semestinyadalam
cawan tanpa pengenceran, cawan pengenceran 10, 10 dan 10, dapat dianalisa aktivitaskoloni
bakteri putih dan kuning, yang mana bersifat inhibitor atau patogen terhadap bakteri lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
pengenceran sampel air PAM untuk 10 = 4 x1 0 , sedangkan untuk 10 = 1 x 10 dan untuk 10 = 0
dengan nilai rata-rata pengenceran yaitu 3 dan nilai perbandingan rendah adalah 0 sehingga
jumlah koloni 1,67 x 10 koloni/ml sampel. Sedangkan pengenceran sampel daging ayam broiler
untuk 10 = 33 x 10 , untuk 10 = 14 x 10 dan untuk 10 = 1 x 10 dengan nilai perbandingan ratarata pengenceran adalah 4,2 dan pada pengenceran rendah yaitu 1 sehingga jumlah koloninya 16
x 10 gr/ml sampel.
B. Saran
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
1 P
J
B
www
perhitungan-jumlah-bakteri=htm.(4 Juni 2013).
o 1 5
z y 1 P
o ,B o F z zz y http://perhitunganmikroba- filzahazny.blogspot.com.(4 Juni 2013).
1989.
1
o , Blog Rizki.http://mikroba-Rizki.blogspot.com.(4 Juni
2013).
Waluyo, Lud.Mikrobiologi Umum. Makassar : UMM Press.2007.
w
1 P
o BlogYulneriwanti.http://pertumbuhan
yulneriwanti.blog.com.(4 Juni 2013).
Mikroba-
Mengenai Saya
Ardhy Addhy
Lihat profil lengkapku
Ardhy Best
Oktober (2)
September (1)
Juni (5)
Mei (12)
November (5)
Juli (26)