Disusun Oleh :
Kelompok 6 Kelas B
Fauziah Arini
230110130085
M. Aditya
230110130094
Dzaki Rinaldi
230110130102
Satrio Bagas
230110130107
Thesar Maulana
230110130126
Moch. Iqbal F
230110130132
230110130134
Ina Rahmawati
230110130140
Sarimanah
230110130141
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
berjuta rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya tanpa hambatan yang begitu berarti. Tak lupa salawat teriring
salam semoga tetap tercurah limpah kepada panutan islam nabi besar Muhammad
Saw kepada para keluarganya para sahabat semuanya sampai kepada kita semua
selaku umatnya hingga akhir zaman.
Semoga makalah ini dengan segala bentuk kesederhanaannya dapat
dijadikan salah satu acuan maupun petunjuk dan pedoman bagi pembaca dalam
memperdalam mata kuliah khususnya mata kuliah Biokimia Perairan. Besar
harapan kami semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Dalam makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan karena
pengetahuan kami mengenai materinya pun masih belum terlalu jauh serta
keterbatasan sumber. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab
Hal.
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian TMAO .....................................................................
2.2 Peranan TMAO .........................................................................
2.3 Pembentukan TMAO ................................................................
2.4 Mekanisme Perombakan TMAO ..............................................
2.5 Faktor-faktor Pendukung Perombakan TMAO ........................
III
2
4
5
6
7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 10
3.2 Saran .......................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TMAO merupakan senyawa khas pada daging ikan, khususnya ikan laut.
Pada pasca mortem, TMAO dirubah menjadi TMA, yang memberikan bau khas
ikan busuk. Pada daging merah terdapat TMAO yang lebih besar daripada daging
putih (Rahayu et al, 1992).
Pada jenis daging ikan tuna yang memiliki 2 jenis daging yaitu putih dan
gelap, justru daging-daging putihlah yang tinggi histaminnya sedangkan daging
yang merah jauh lebih sedikit. Untuk konsumsi manusia daging merah lebih aman
daripada daging putihnya bila dipandang dari segi histamin. Mengapa daging
merah kecil kandungan histaminnya, hal itu disebabkan daging merah tinggi
kandungan trimetil amina oksida (TMAO) yang berfungsi menghambat proses
terbentuknya histamin (Winarno,1993).
Selain senyawa amin yang berasal dari asam amino, terdapat juga senyawa
amin hasil metabolit dalam ikan air laut (bukan ikan air tawar), yakni alkilamin,
terutama dimetilamin dan trimetilamin. Kedua senyawa ini berasal dari peruraian
trimetilamin oksida (TMAO) oleh bakteri pembusuk menjadi trimetilamin, dan
pada proses pembekuan menjadi dimetilamin oleh enzim TMAO-ase.
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu :
1. Bagaimanakah pembentukan TMAO
2. Bagaimanakah perombakan TMAO
3. Faktor yang mempengaruhi perombakan TMAO
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pembentukan TMAO
2. Mengetahui perombakan TMAO
3. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi perombakan TMAO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian TMAO
TMAO merupakan suatu ikatan organik pada amina yang memiliki gugus
fungsi (CH3)3NO biasanya ditemukan dalam jaringan pada hewan laut. TMAO
merupakan salah satu produk dari oksidasi trimetilamine dan umumnya
merupakan metabolit pada hewan. TMAO merupakan osmolit yang ditemukan
pada ikan air laut seperti hiu, mollusca, crustacea dan sebagainya. TMAO
merupakan salah satu protein yang menstabilkan urea terutama osmolit pada hiu
yang mana TMAO pada ikan laut dalam dan crustacea kandungannya tinggi yang
memungkinkan untuk menstabilkan protein akibat dari tekanan (wikipedia,2014).
TMA-O. TMA dihasilkan oleh senyawa-senyawa lipoprotein yang
diuraikan menjadi kolin, diurai lagi menjadi TMA-O yang oleh enzim
dehidrogenase akan direduksi menjadi TMA. Penggabungan TMA-O dengan as
laktat juga akan menghasilkan TMA.
sisi negatifnya, urea dikenal untuk mengacaukan struktur tiga dimensi protein dan
mengganggu fungsi vital mereka dalam organisme. Oleh karena itu, ikan
bertulang rawan menggunakan osmolyte TMAO (trimethylamine-N-oksida),untuk
melawan efek merusak dari urea dan tekanan. Dalam organisme laut dalam,
TMAO yang paling efisien ketika rasio urea-to-TMAO dari 2: 1 terpenuhi. Dalam
studi protein terisolasi, rasio yang sama telah ditemukan untuk melindungi
struktur protein dari agen denaturasi urea.
Bagaimana
osmolit
mempengaruhi
interaksi
protein-protein
dan
yang merah jauh lebih sedikit. Untuk konsumsi manusia daging merah lebih aman
daripada daging putihnya bila dipandang dari segi histamin. Mengapa daging
merah kecil kandungan histaminnya, hal itu disebabkan daging merah tinggi
kandungan trimetil amina oksida (TMAO) yang berfungsi menghambat proses
terbentuknya histamin (Winarno,1993).
Selain senyawa amin yang berasal dari asam amino, terdapat juga senyawa
amin hasil metabolit dalam ikan air laut (bukan ikan air tawar), yakni alkilamin,
terutama dimetilamin dan trimetilamin. Kedua senyawa ini berasal dari peruraian
trimetilamin oksida (TMAO) oleh bakteri pembusuk menjadi trimetilamin, dan
pada proses pembekuan menjadi dimetilamin oleh enzim TMAO-ase. Alkilamin,
terutama dimetilamin yang ada di dalam ikan, akan bereaksi dengan nitrit yang
berasal dari sayuran, terutama bayam (dalam bentuk nitrat yang diubah oleh
mikroflora usus menjadi nitrit), atau dari natrium nitrit yang digunakan sebagai
pengawet pada daging. Reaksi antara nitrit dengan dimetilamin akan membentuk
nitrosamin yang bersifat karsinogenik paling kuat di antara karsinogen kimiawi.
Oleh karena itu, tidak dianjurkan mengkonsumsi cumi-cumi (sotong), udang halus
kering, dan ikan teri karena sering mengandung dimetilamin cukup tinggi
bersamaan dengan sayur bayam atau daging yang menggunakan pengawet
natrium nitrit.
2.2
Peranan TMAO
Pada Elasmobranchi TMAO dapat menangkal racun urea yang terdapat
2.3
Pembentukan TMAO
Oksidasi Enzimatis
1. TMAO hasil oksidasi TMA
2. Katalis enzim TMA monooksigenase
3. (CH3)3N +
4. Choline prekursor TMA
TMA N-Oxide
C-assimilation by ribose
phospate or serine pathways
2 +
TMA
Formaldehyded
2
DMA
2 +
Formate
2
Methylamine
Ammonia
2
ssimilation
2.4
ikan lainnya dari dalam tubuh ikan itu sendiri dan pada jenis ikan tertentu dapat
pula berasal dari gabungan dari luar dan dari dalam tubuhnya. TMAO yang
berasal dari luar tubuh ikan adalah dari makananya. TMAO akan tertimbun dalam
tubuh ikan bila ikan memakan makanan yang mengandung TMAO, dan
sebalaiknya, bila makananya tidak mengandung TMAO, maka dalam tubuh ikan
tersebut tidak terjadi penimbunan TMAO.
Jenis ikan tertentu, misalnya pada jenis ikan Jack Mackerel kandungan
TMAO dalam tubuhnya tidak dipengaruhi oleh makanan yang mengandung
TMAO, melainkan dibentuk di dalam suatu sistem metabolism dalam tubuhnya.
Sistem metabolism ini misalnya terjadi pada jenis-jenis ikan perairan payau yang
dipindahkan ke perairan tawar, akan mengeluarkan TMAO dalam tubuhnya sebab
TMAO sudah tidak diperlukan lagi, dan terjadi sebaliknya bila ikan itu
dikembalikan lagi ke perairan payau. Pada golongan ikan yang ketiga, yaitu yang
dapat meningkatkan kadar TMAO dalam tubuhnya melalui makanan atau
membentuk sendiri dalam tubuhnya. Dalam tubuh ikan terjadi persamaan reaksi
sebagai berikut:
(CH3)3N + NADPH2
TMA monooxygenase
Bila makananya tidak mengandung TMAO , maka dia dapat
meningkatkan TMAO dengan membentuk sendiri di dalam tubuhnya untuk
keperluan pengaturan metabolism dalam tubuhnya. TMA adalah precursor terbaik
bagi terbentuknya TMAO. Enzim yang berperan disini adalah TMAmonooxygenase (Suwetja, 2011).
Hb, menjadi TMA dalam jumlah terbanyak ditambah dengan sedikit DMA dan
FA. Setelah ikan mati, TMAO akan terurai oleh enzim reduktase menjadi TMA
dan kemudian terurai lagi menjadi unsure-unsur yang lebih sederhana yaitu
dhimethil amin (DMA), monomethil amin (MMA), dan formaldehid (FA). Dari
reaksi antara asam formiat dan NADH akan terbentuk cytocrhome tipe c.
kemudian dari sinilah terbentuklah TMAO reduktase. Enzim inilah yang
mengkatalisa perombakan TMAO menjadi TMA (Suwetja, 2011).
TMAO (22-240C)
FA
TMAO reduktase
Terbentuknya TMA dari penguraian senyawa lipoprotein menjadi
kolin lalu diuraikan menjadi TMAO oleh enzim dehidrogenase, kemudian
direduksi menjadi TMA sebagai senyawa yang sebagian besar terdapat spesies
ikan laut (Yuliana, 2007). Trimietilamin (TMA) merupakan suatu senyawa yang
terbentuk sebagal hasil degradasi dari trimetilamin oksida (TMAO) oleh aktivitas
mikroba Pseudomonas. Achromobacter dan Lactobacilus (Suliantari et al, 1994).
2.5
a.
Enzim
Escherichia coli merupakan salah satu jenis bakteri Gram-negatif yang
Temperatur
Temperature optimum yang diperlukan oleh jenis-jenis bakteri tertentu
BAB III
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
1. TMAO merupakan senyawa khas pada daging ikan, khususnya ikan laut.
Pada pasca mortem, TMAO dirubah menjadi TMA, yang memberikan bau
khas ikan busuk. Pada daging merah terdapat TMAO yang lebih besar
daripada daging putih.
2. Pada Elasmobranchi TMAO dapat menangkal racun urea yang terdapat
pada protein (Somero,1986). Karena adanya iso-osmotik dengan air laut,
elasmobranchi (misal; hiu) mempertahankan sejumlah besar urea pada
cairan mereka sebagai osmolit.
3. Pembentukan TMAO dapat secara oksidasi enzimatis dan oksidasi non
enzimatis.
2.2
Saran
Dengan adanya makalah ini hanya sekedar bahan acuan untuk
10
DAFTAR PUSTAKA
Champbell, Reece Mitchell. 1999. Biologi Edisi Kelima (Terjemahan). Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Indriati et al. 2006. Studi Bakteri Pembentuk Histamin Pada Ikan Kembung Peda
Selama Proses Pengolahan. Vol. 1 No. 2
Lehninger, A. L. 1987. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I dan II. Surabaya: Erlangga.
Suliantari et al. 1994. Mempelajari Metode Reduksi Kadar Histamin Dalam
Pembuatan Ikan Pindang Tongkol (Euthynus Affinis) (Study On
The Methods Of Reduction Of Histamine Content In Salted Fish
(Euthynus Affinis) Processing. Vol. v No. 3. Hal 44, 48
Suwetja. 2011. Biokimia Hasil Perikanan. Jakarta : Media Prima Aksara hal :
170-173
Wie, C.I, 1990. Bacterial growth and histamin production on vacum packaget
tuna. J. Food Sci. 55: 59-63.
11