Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESAIN TEKSTIL 1
DEKOMPOSISI KAIN POLOS,KEPER,SATIN
Disusun oleh :
Nama
NPM
: 13010050
GRUP
: 2T3
Dosen
: Sugeng Widodo
Asisten
: 1. Maki
2. Resti
I.
II.
III.
IV.
LANGKAH KERJA
1. Tentukan arah lusi dan pakan kain sample yang akan diamati.
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan kain sample.
3. Buat sample kain lebih teliti, dengan ukuran 10x10 cm.
4. Potong kain sample yang baru, rapikan dan timbang. Catat hasil
penimbangan.
5. Tiras 10 helai benang lusi dan pakan dari kain sample yang baru.
6. Timbang 10 helai benang lusi catat. Begitu juga untuk benang pakan.
7. Lalu ukur mengkeret yang terjadi pada benang lusi atau pun pakan.
Dengan cara menghitung 10 helai benang yang di tiras tadi dengan
diregangkan menggunakan penggaris.
8. Hitung dan tentukan data-data yang diprlukan sesuai dengan
dekomposisi kain.
V.
TEORI DASAR
Turunan anyaman polos adalah anyaman polos yang diperpanjang efek
lusinya atau efek pakannya, atau diperpanjang kedua-duanya.
Arah perpanjangan :
Perpanjangan benang efek kearah vertikal : perpanjangan efek lusi.
Perpanjangaan benang efek kearah horizontal : perpanjangan efek pakan.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos :
1. Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan
paling banyak dipakai.
2. Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anyaman.
3. Bekerjanya benang lusi dan pakan sederhana yaitu 1 naik - 1 turun.
4. Ulangan rapot kearah Horizontal atau kearah pakan diulangi setelah dua
helai pakan. Kearah Vertikal atau kearah lusi diulangi setelah 2 helai
lusi.
5. Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.
6. Jika factor yang lain sama maka anyam polos mengakibatkan kain
menjadi :
Paling kuat dari pada anyaman lainnya dan letak benang lebih kokoh
tidak mudah berubah tempat.
7. Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan factor-faktor
konstruksi kain yang lain pada jenis anyaman yang lainnya.
8. Anyaman polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis.
Anyaman ini mengakibatkan terbentuknya/terjadinya rusukrusuk pada permukaan kain. Rusuk-rusuk ini mempunyai arah
horizontal (kearah lebar kain). Oleh karena efek lusi lebih besar
daripada efek pakan, maka pada permukaan kain hanya terlihat
efek lusi. Agar supaya benang pakan lebih tidak kelihatan
(tertutup), maka tetal lusi dibuat lebih besar daripada tetal
pakan. Jika benang lusi diberi 2 warna atau 2 benang yang asal
bahannya berlainan secara bergantian, maka permukaan kain
akan mempunyai rusuk dengan 2 warna bergantian. Apabila
benang-benang pakan tersebut diganti dengan 1 helai pakan
yang bernomer kasar, akan menghasilkan rib atau rusuk yang
lebih kasar.
Rip lusi
Rip lusi
2.
Menggunakan
, , dan lain-
lain.
Anyaman ini mempunyai rusuk yang lebar berbeda-beda pada
permukaan kain.
Beberapa nama rusuk lusi tak teratur :
-
Rusuk lusi
Perpanjangan teratur
Cannele pakan terjadi apablia pada anyaman polos diperpanjang efek
pakannya. Arah rusuk sejajar dengan pinggir kain.
Misalnya Cannele pakan : , ,
Anyaman Cannele pakan
Anyaman Natte
Anyaman Mat
Anyaman basket
Anyaman Hopsack
Pada anyaman ini efek lusi dan efek pakan pada anyaman polos
diperpanjang bersama-sama, misalnya dengan , ,
sehingga pada
Disebut
anyaman
Royales
diperkuat.
d. Anyaman huckaback
Anyaman ini adalah gabungan dari anyaman polos, rips lusi dan
rips pakan. Anyaman polos dimaksudkan untuk memberikan
keteguhan letak benang pada kain, sedang efek lusi/pakan
panjang dimaksudkan untuk memberikan sifat kain menjadi
cepat menyerap air. Karenangnya anyaman huckaback banyak
digunakan pada kain-kain linen dan kapas untuk keperluankeperluan misal : handuk, lap gelas, dll.
e. Kombinasi cannele panama
Anyaman ini adalah gabungan dari anyama-anyaman panama,
cannele lusi dan cannele pakan.
keper
ini
dimaksudkan
untuk
memperoleh
10
benang-benang
pakan.
Pengelompokan
benang-benang
11
d. Cucukan gun
12
VI.
PENGOLAHAN DATA
1. Sample Kain Polos
13
Lusi
Pakan
NOMAS AKBAR Y.P. | 13010050/2T3
= 0,017 gram
Pakan
= 0,0195 gram
3. Berat Kain
Berat kain (9X9) cm
= 1,13 gram
Berat kain/m2
= 139,442 gram/m2
No Tetal Lusi
Tetal Pakan
Panjang Lusi/cm
Panjang Pakan/cm
51
48
5,5
96,0
51
48
5,5
6,0
51
48
5,6
6,0
51
48
5,5
6,0
51
48
5,5
6,0
5,6
6,0
5,5
6,0
5,6
6,0
5,6
6,0
10
5,6
6,0
255
240
55,5
60
51 hl/inci
48 hl/inci
5,55 cm
6,00 cm
14
Anyaman
VII. PERHITUNGAN
1.
2.
Mengkeret
Lusi
Pakan
n n
Nomor Benang =
Lusi
1. Nm=
2. Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 35,80
= 21,12
3. Tex =
4. Td =
15
denier
Pakan
1. Nm=
= 24
2. Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 24
= 14,16
3. Tex =
= 41,6
5. Td =
=
denier
3.
b. Perhitungan Benang =
-
- Perhitungan Lusi =
= 62,22 g/m2
- Perhitungan Pakan =
= 94,33 g/m2
c. Berat Selisih
Bk = 164 g/m2
Bb = BL + BP
= 62,22 + 94,33 = 156,59 g/m2
Berat Selisih =
= 4,51 %
16
= 0,0077
cw = 51 x 0,0077 = 0,3927
b. Filling cover factor = cf = nf x df
df =
= 0,0094
cf = 48 x 0,0094 = 0,4512
cover factor = CF % = (Cw + Cf Cw.Cf) x 100%
= (0,3927 + 0,4512 0,3927 x 0,4512) x100%
= 66,67%
Pada saat praktikum ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
-
b.
Berat benang pakan umumnya lebih besara dari berat benang lusi
c.
17
KESIMPULAN
Benang Lusi
-
Tetal Lusi
: 20,07 hl/cm
ML
: 9,90 %
Nm
: 35,80
Ne1
: 21,12
Tex
: 27,93 tex
Td
: 251,39 denier
Berat Lusi
: 62,22 g/m2
Benang Pakan :
-
Tetal Pakan
: 18,89 hl/cm
MP
: 16,6 %
Nm
: 24
Ne1
: 14,16
Tex
: 41,6 tex
Td
: 375 denier
Berat Pakan
: 94,37 g/m2
18
Giarto, AT., M.Si dan Siti Rohmah, AT, Bahan ajar praktikum
desain tekstil 1, 2013.
I.
II.
dan
benang pakan.
-
III.
1. Loop
2. Penggaris
3. Neraca analitik
4. Jarum
5. Gunting
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Tentukan arah lusi dan pakan kain sample yang akan diamati.
2.
3.
4.
Potong kain sample yang baru, rapikan dan timbang. Catat hasil
penimbangan.
5.
Tiras 10 helai benang lusi dan pakan dari kain sample yang baru.
20
6.
Timbang 10 helai benang lusi catat. Begitu juga untuk benang pakan.
7.
Lalu ukur mengkeret yang terjadi pada benang lusi atau pun pakan.
Dengan cara menghitung 10 helai benang yang di tiras tadi dengan
diregangkan menggunakan penggaris.
8.
V.
TEORI DASAR
Turunan Anyaman Keper Langsung
1. Keeper rangkap (Cashmere, Croise)
Dalam anyaman keper dasar, hanya terdapat salah satu
benang (lusi/pakan) saja yang menonjol pada permukaan kain dan
merupakan garis keper, karena itu jika benang lusi hendak
ditonjolkan pada permukaan kain, seyogyanya digunakan benang
lusi yang lebih baik daripada benang pakan. Sebaliknya, jika
benang pakan yang harus menonjol pada permukaan kain, maka
digunakan benang pakan yang lebih baik daripada benang lusi.
Apabila dikehendaki supaya baik efek lusi maupun efek
pakan sama-sama menonjol pada permukaan kain, anyaman
keeper dasar dapat diganti dengan anyaman keeper rangkap/croise.
Keeper rangkap adalah anyaman yang mempunyai rumus,
dimana banyak dan besarnya angka diatas garis = angka dibawah
garis. Selain itu keeper rangkap akan menghasilkan efek lusi dan
efek pakan sama panjang pada permukaan kain maupun pada
gambar anyaman. Kedua sisi permukaan kain, mempunyai float
lusi dan float pakan yang sama panjangnya, tetpai arah garis
keeper akan berlawanan.
Keeper
21
Keeper
Keeper
/1
2. Keeper dikperkuat
Keeper diperkuat pada umumnya terdiri dari anyaman
keeper dasar yang mempunyai rapot anyaman besar/ garis
keepernya lebar. Garis keeper lebar berarti tersusun dari float
benang yang panjang-panjang. Hal ini mengakibatkan keteguhan
susunan benang tersebut berkurang. Karenanya float panjang
tersebut diperkuat dengan jalan menambah silangan benang.
Keeper rangkap dapat digolongkan dalam keper diperkuat
karena mempunyai persyaratan yang sama, kecuali ada perbedaan
NOMAS AKBAR Y.P. | 13010050/2T3
22
3. Keeper runcing
Nama lain :
- Pointed twill
- Keeper zig zag atau gigi berganjil
- Visgrout keper
- Chevron
Anyaman keper runcing adalah anyaman keper yang garis
kepernya berjalan ke kanan dan kekiri secara bergantian sehingga
bentuknya zig zag. Garis zig zag akan berjalan ke arah horizontal
pada keeper runcing lusi dan akan berjalan ke arah vertikal pada
keeper runcing pakan. Dapat dikatakan bahwa keeper runcing
adalah gabungan dari keeper kanan dan keeper kiri.
23
PEMBUATAN
DILAKUKAN
DAHULU
DENGAN
BARU
DIPERKUAT
ANYAMAN
MEMBUAT
DISISIKAN
SESUAI
KEEPER
DENGAN
RUNCING
CUCUKAN
GAMBAR
JUMLAH
LUSI
GUN
TERLEBIH
ANYAMAN
GUN
BISA
KEEPER
YANG
AKAN
DIGUNAKAN .
4. Anyaman wajik
Nama lain : anyaman intan (diamond), bentuknya seperti potongan
wajik. Dapat dibuat dengan 2 macam jalan, yaotu :
1. Dengan membuat cucukan runcing ditempat gambar cucukan
gun dan membuat rencana pena dalam bentuk runcing.
2. Dengan menggabungkan keeper runcing lusi dan keeper
runcing pakan.
Fantasi anyaman wajik :
1. Dengan menggunakan keeper hias
2. Mengisi ruangan pada kotak dengan motif-motif tertentu
3. Menggunakan prinsip Sepratajn Chevron
24
25
26
VI.
PENGOLAHAN DATA
Lusi
Pakan
27
= 0,024 gram
Pakan
= 0,062 gram
6. Berat Kain
Berat kain (10x10) cm
= 1,79 gram
Berat kain/m2
= 183,42 gram/m2
No Tetal Lusi
Tetal Pakan
Panjang Lusi/cm
Panjang Pakan/cm
56
44
10,3
10,5
55
44
10,3
10,6
56
44
10,3
10,5
56
44
10,3
10,6
56
44
10,2
10,5
10,3
10,5
10,2
10,5
10,2
10,5
10,3
10,5
10
10,3
10,5
279
220
102,7
105,2
55,8 hl/inci
44 hl/inci
10,27 cm
10,52 cm
28
Anyaman
VII. PERHITUNGAN
1. Mengkeret
Lusi
Pakan
n n
2. Nomor Benang =
Lusi
1. Nm=
2. Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x
= 8,65
3. Tex =
4. Td =
29
denier
Pakan
1. Nm
=
= 12,98
2. Ne1
= 0,59 x Nm
= 0,59 x 12,98
= 7,66
3. Tex =
= 77,04
4. Td
=
denier
3.
b. Perhitungan Benang =
-
Perhitungan Lusi =
= 153,72 g/m2
-
Perhitungan Pakan =
= 140,37 g/m2
c. Berat Selisih
Bk = 268 g/m2
Bb = BL + BP
= 153,72 + 140,37 = 294,09 g/m2
Berat Selisih =
= 8,87 %
30
= 0,0121
= 0,0129
cf = 44 x 0,0129 = 0,567
cover factor = CF % = (Cw + Cf Cw.Cf) x 100%
= (0,675 + 0,567 0,675 x 0,567) x100%
= 85,92 %
5.
Pada saat praktikum ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
-
setengahnya.
c. Panjang benang pakan dan benang lusi tidak jauh sama.
31
KESIMPULAN
Setelah praktikum didapatkan hasil sebagai berikut :
Benang Lusi
-
Tetal Lusi
: 21,96 hl/cm
ML
: 2,62 %
Nm
: 14,67
Ne1
: 8,65
Tex
: 68,16 tex
Td
: 613,49 denier
Berat Lusi
: 153,72 g/m2
Benang Pakan :
-
Tetal Pakan
: 17,32 hl/cm
MP
: 4,94 %
Nm
: 12,98
Ne1
: 7,66
Tex
: 77,04 tex
Td
: 693,37 denier
Berat Pakan
: 140,37 g/m2
32
Giarto, AT., M.Si dan Siti Rohmah, AT, Bahan ajar praktikum
desain tekstil 1, 2013.