Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBUATAN CuSO4.5H2O
Oleh
DILA ADILA
NIM 131411059
NIM 131411063
Dosen Pembimbing :
Ir. Emmanuela Maria Widyanti, MT
A. LANDASAN TEORI
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan diliat. Tembaga
melebur pada 10380C. Karena potensial elektroda standar positif, (+0,34 Volt untuk pasangan
Cu / Cu2+), ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer meskipun dengan adanya
oksigen ia larut sedikit. Namun, asam nitrat dengan mudah melarutkan tembaga karena asam
nitrat merupakan pelarut semua logam kecuali emas dan platina. Berikut reaksi yang terjadi :
3Cu + 8HNO3
pada 110 C dan kelima-lima molekul air pada 150 C. Pada 650 C, tembaga (II) sulfat
mengurai menjadi tembaga (II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2) .
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling aktif. Cu+
mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar (baku). Hal ini bukan
berarti larutan senyawa Cu(I) tidak mungkin terbentuk. Untuk menilai pada keadaan
bagaimana mereka ditemukan, yaitu jika kita mencoba membuat (Cu +) cukup banyak pada
larutan air, Cu2+ akan berada pada jumlah banyak (sebab konsentrasinya harus sekitar dua
juta dikalikan pangkat dua dari Cu+. Disproporsionasi akan menajdi sempurna. Di lain pihak
jika Cu+ dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks mantap),
Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap.
Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri diantaranya
untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa tembaga lainnya.
Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan pewarnaan tekstil serta sebagai bahan
pengawet kayu. Bentuk anhidratnya digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit.
Tembaga sulfat juga dikenal sebagai vitriol biru.
Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru, CuSO 4.5H2O triklini.
Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 110 0 C dan yang ke lima pada 150 0C
membentuk senyawa anhidrat berwarna putih. Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan
tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan
hingga jenuh dan pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri,
senyawa ini dibuat dengan memompa udara melalui campuran tembaga panas dengan H 2SO4
encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II) dikelilingi oleh empat molekul air
pada setiap sudut segi empat, kedudukan kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh
atom oksigen dari anion sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.
Salah satu sifat dari logam tembaga yaitu tembaga tidak larut dalam asam yang bukan
pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3.
3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3-(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O
B. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a. Membuat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat dari limbah tembaga
b. Mengenal sifat-sifat kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat
c. Menganalisis produk dengan menghitung rendeman dan jumlah air kristal (hidrat) secara
stoikhiometri
Hot plate
Kertas saring
Batang
pengaduk
Pekat
15 mL
Larutan H2SO4
98%
10 mL
Logam Cu
5 gram
Aquadest
50 mL
250 mL
Gelas kimia
100 mL
Gelas ukur
50 mL
Corong
Gelas arloji
Pipet ukur
Gunting
Larutan HNO3
Gelas kimia
Neraca analitik
SPESIFIKASI JUMLAH
D. SKEMA KERJA
2
Aquades 50 ml
+ H2SO4pekat 10
ml
Pelarutan
Pemanasan
Kristalisasi
Filtrasi
Cu 5 gr +
HNO3pekat 15
ml
T =100oC
Pengeringan
Analisis
E. DATA PENGAMATAN
Cawan porselen kosong
= 51,47 gram
= 43,00 gram
= 58,03 gram
= 15,03 gram
= 57,28 gram
=14,28 gram
= 53,44 gram
= 1,97 gram
= 52,80 gram
=1,33 gram
F. PENGOLAHAN DATA
Diketahui : Massa Cu
= 5 gram
Massa Kristal = 14,28 gram
BM CuSO4.5H2O = 249,55 gram/mol
BA Cu
= 63,55 gram/mol
Ditanyakan : Yield ?
Penyelesaian :
Perhitungan secara teori
Reaksi : Cu + H2SO4 + 2HNO3 + 3H2O
mol Cu
CuSO4.5H2O + 2 NO2
=
=
= 0,079 mol
mol H2SO4 =
=
= 0,184 mol
mol HNO3 =
=
= 0,217 mol
mol H2O
=
=
= 2,778 mol
CuSO4.5H2O + 2 NO2
0,079
0,158
0,079
0,158
Mol CuSO4.5H2O
BM CuSO4.5H2O
Massa CuSO4.5H2O
Yield
= 0,079 mol
= 249,55 gram/mol
= mol x Mr
= 0,079 x 249,55
= 19,714 gram
=
=
x 100%
= 72,435%
1. Menghitung kadar air dalam kristal CuSO4.xH2O
Berat cawan + CuSO4.xH2O
= 53,44 gram
Berat CuSO4.xH2O
= 1,97 gram
Berat cawan + CuSO4.xH2O setelah dikeringkan = 52,80 gram
Berat CuSO4
= 1,33 gram
mol CuSO4
=
=
= 0,0083 mol
= Massa CuSO4.xH2O Massa CuSO4
= 1,97 gram 1,33 gram
= 0,64 gram
Massa xH2O
mol H2O
=
=
= 0,0356 mol
=
=
0,0083 x = 0,0356
x = 4,3
Kadar air CuSO4.xH2O = x = 4,3
a. Tulis semua reaksi yang terjadi
CuSO4.5H2O
Reaksi keseluruhan
Cu2+ +3H2O+H2SO4+2HNO3
CuSO4.5H2O+ 2NO2
G. KESIMPULAN
CuSO4.5H2O dibuat dengan mereaksikan logam Cu dengan HNO3 agar terbentuk Cu2+
dan selanjutnya ditambahkan larutan H2SO4.
CuSO4.5H2O berbentuk kristal, berwarna biru, dan mudah larut dalam air.
Yield CuSO4.5H2O yang didapatkan adalah 72,435%.
Kadar air CuSO4.x H2O yang didapatkan adalah 4,3
H. PEMBAHASAN
DILA ADILA
Tembaga merupakan suatu logam yang memiliki warna kemerah-merahan. Unsur
ini sangat mudah dibentuk, lunak, dan merupakan konduktor yang bagus untuk aliran
elektron (kedua setelah perak dalam hal ini). Dalam eksperimen modul ini, akan
dilakukan percobaan pembuatan tembaga (II) sulfat, yang kemudian pada akhirnya akan
terbentuk kristal tembaga (II) sulfat. Prosedur awal yang kita lakukan adalah
memasukkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia, yang selanjutnya menambahkan 10
mL asam sulfat pekat. Setelah itu dilanjutkan dengan menambahkan dengan 5 gram
tembaga sehingga terbentuk campuran larutan dari ketiga zat tersebut. Selanjutnya kita
menambahkan campuran larutan tersebut dengan 15 mL asam nitrat pekat. Adapaun
tujuan dari Penambahan asam sulfat tersebut agar terbentuknya garam CuSO 4.
Persamaan reaksinya yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Cu + H2SO4 CuSO4 + SO2 + 2 H2O
atau
Cu + 2H2SO4 Cu2+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Dalam reaksi diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa asam sulfat bersifat
sebagai oksidator. Dimana zat yang dioksidasi adalah logam tembaga. Logam tembaga
mengalami oksidasi yang ditandai dengan naiknya bilangan oksidasi dari 0 menjadi +2.
Dengan demikian, asam sulfat mengalami reduksi dimana belerang mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari +6 menjadi +4, baik pada gas SO 2 maupun pada ion
SO42- atau tembaga (II) sulfat. Sedangkan tujuan dari penambahan asam nitrat pekat
adalah untuk mengaktifkan tembaga agar ia dapat bereaksi dengan asam sulfat. Dari
penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan tembaga melarut dan larutan menjadi
berwarna biru keruh serta terdapat uap berwarna coklat. Uap ini terbentuk sebagai akibat
tembaga yang direaksikan dengan asam nitrat pekat. Karena pada percobaan ini
diperlukan waktu yang tidak sedikit dari reaksi antara tembaga dan asam nitrat pekat,
maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh tembaga larut. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut
benar larut. Sehingganya pada percobaan ini, kepingan tembaga yang kita pakai harus
dipotong sekecil mungkin.
Prosedur selanjutnya setelah penambahan beberapa senyawa diatas, campuran
dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil
harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal.
Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Proses pemanasan ini
sendiri kita hentikan ketika gas sudah berwarna coklat muda.
Persamaan reaksi yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu + 3H2O + H2SO4+2HNO3 CuSO4+5H2O+2NO2
Dari proses pemanasan yang dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua.
Untuk memisahkan antara filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan
penyaringan. Proses penyaringan sendiri tidak dilakukan ketika larutan pada keadaan
dingin, tetapi pada saat larutan tersebut masih panas. Tujuannya agar pembentukan
kristal yang tidak diharapkan (kristal yang masih mengandung zat pengotor) dapat
terhindar. Dari hasil proses penyaringan, diperoleh larutan berwarna biru tua dengan
endapan (yang mengandung zat pengotor) berwarna biru muda. Setelah itu, filtrat yang
telah disaring didinginkan didalam eksikator untuk mendapatkan kristal dari tembaga
(II) sulfat.
Persamaan reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O
Setelah didinginkan dan, diperoleh kristal berwarna biru serta bentuknya sendiri
menyerupai jarum. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka dilakukan proses
pencucian dan di larutkan kembali dengan air panas, sehingga kristal larut kembali.
Prosedur selanjutnya didinginkan kembali dalam eksikator selama 5 hari sehingga
nantinya diperoleh zat yang diinginkan yang bebas dari zat pengotor.
dengan endapan (yang mengandung zat pengotor) berwarna hijau. Selanjutnya, filtrat
yang telah disaring didiamkan selama satu hari untuk mendapatkan kristal dari tembaga
(II) sulfat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2 + H2SO4 CuSO4 + 2HNO3
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O
CuSO4.5H2O yang diperoleh setelah didiamkan selama satu hari akan
menghasilkan kristal yang berwarna biru. Untuk mendapatkan kristal yang murni, maka
dilakukan proses pengeringan. Dari proses ini diperoleh zat yang diinginkan yang bebas
dari zat pengotor. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut:
Cu2+ + 3H2O + H2SO4+ 2HNO3 CuSO4.5H2O + 2NO2
Kristal yang diperoleh, kemudian ditimbang. Dari hasil penimbangan didapatkan
massa kristal CuSO4.5H2O sebesar 14,28 gram dan dari hasil perhitungan diperoleh
rendemen kristal tersebut sebesar 72,435 %.
asam nitrat pekat, maka dalam proses ini diperlukan pengadukan sampai seluruh
tembaga larut. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Cu + 4 HNO3 3 Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O
Larutan yang telah ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya dipanaskan
dengan tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini
adalah untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali
kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang
terbentuk inilah yang dinamakan tembaga (II) sulfat. Persamaan reaksi yang secara
lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu+ 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 CuSO4 + 5H2O + 2NO2
Dari pemanasan yang telah dilakukan, terbentuk larutan berwarna biru tua.Untuk
memisahkan
filtrat
dengan
endapan
(zat
pengotor)
maka
dilakukan
penambahan asam nitrat kedalam larutan yang lebih sedikit daripada seharusnya juga
mempengaruhi berat dari kristal tersebut.
Nama IUPAC
Tembaga(II) sulfat
Nama lain
Kupri sulfat
Vitriol biru (pentahidrat)
Batu biru (pentahidrat)
Bonatit (mineral trihidrat)
Botit (mineral heptahidrat)
Kalkantit (mineral pentahidrat)
Kalkosianit (mineral)
Identifikasi
Nomor CAS
PubChem
Nomor EINECS
KEGG
ChEBI
Nomor RTECS
SMILES
InChI
[7758-98-7]
24462
231-847-6
C18713
23414
GL8800000 (anhydrous)
GL8900000 (pentahydrate)
[O-]S(=O)(=O)[O-].[Cu+2]
1/Cu.H2O4S/c;1-5(2,3)4/h;(H2,1,2,3,4)/q+2;/p-2
Sifat
Rumus molekul
Massa molar
Penampilan
Densitas
Titik lebur
CuSO4
159.62 g/mol (anhidrat)
249.70 g/mol (pentahidrat)
biru (pentahidrat)
abu-abu putih (anhidrat)
3.603 g/cm3 (anhidrat)
2.284 g/cm3 (pentahidrat)
110 C (4H2O)
150 C (423 K) (5H2O)
Kelarutan
Struktur kristal
Entropi molar
standar So298
form unspecified
320 g/L (20 C)
618 g/L (60 C)
1140 g/L (100 C)
anhidrat
tidak bercampur pada etanol
pentahidrat
bercampur di metanol
10.4 g/L (18 C)
tidak bercampur di etanol
1.514 (pentahidrat)
Struktur
Orthorhombic (chalcocyanite),
space group Pnma, oP24, a = 0.839
nm, b = 0.669 nm, c = 0.483 nm[1]
Triclinic (pentahydrate), space
group P1, aP22, a = 0.5986 nm, b
= 0.6141 nm, c = 1.0736 nm, =
77.333, = 82.267, = 72.567[2]
Termokimia
109.05 JK1mol1
Bahaya
MSDS
Klasifikasi EU
Indeks EU
NFPA 704
Frasa-R
Frasa-S
LD50
anhydrous
pentahydrate
Beracun (Xn)
Iritasi (Xi)
Berbahaya bagi lingkungan (N)
029-004-00-0
0
2
1
R22, R36/38, R50/53
S2, S22, S60, S61
300 mg/kg (oral, rat)
87 mg/kg (oral, mouse)
Nikel(II) sulfat
Seng sulfat