Anda di halaman 1dari 24

Infeksi Saluran kemih

Susi
10.2009.108
Fakultas kedokteran universitas Kristen krida wacana
Jalan terusan arjuna No.6, Jakarta 11510
Email: ayin.susy@yahoo.co.id

Abstrak
Infeksi saluran kemih adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan bakteriutia patogen
dengan jumlah koloni > 100.000 mikroorganisme tunggal per ml yang mengenai saluran kemih
bagian atas (pielonefritis) atau bagian bawah (sistitis), atau keduanya. Yang termasuk Infeksi
saluran kemih atas seperti Pielonefriris akut (PNA). PNA adalah proses inflamasi parenkim
ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Memiliki gejala spesifik seperti demam yang bisa
tinggi sampai 39C, malaise, dan nyeri pinggang selain gejala disuria, frequency dan urgency.
Dan yang termasuk Infeksi saluran kemih bawah adalah Sistitis. Sistitis adalah radang selaput
mukosa kandung kemih (vesica urinaria) yang timbulnya mendadak, biasanya ringan dan
sembuh spontan atau berat disertai penyulit infeksi saluran kemih atas (Pielonefritis). Gejala
diantaranya adalah disuria, nyeri tekan suprapubik, frequency, urgency, dan hematuria.

Kunci: infeksi saluran kemih, pielonefritis, sistitis

Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya
invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat mengenai laki-laki maupun
perempuan dari semua umur pada anak, remaja, dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari
kedua jenis kelamin, ternyata perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka
populasi umum 5-15%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.1
Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di praktik
umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia luas di pasaran. Data
penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% dari semua pria dewasa pernah
mengalami ISK selama hidupnya.2
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering setelah infeksi
saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob.
Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal
dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita
dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung
kemih.1,3 Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis atau abses
ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis). Komplikasi infeksi
saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran kemih sering merupakan sumber
bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan mendadak oleh batu atau instrumentasi pada
infeksi saluran kemih, seperti pada hipertrofi prostat dengan prostatitis.3
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan
atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih
besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan
signifikan jika lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah
Eschericia coli, Proteus sp, Klebsiella s., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah
bakteri Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan
kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.4

Kasus
Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datan dibawa ibunya keklinik dengan keluhan kencing
berwarna merah. Keluhan tersebut disertai nyeri perut dan rasa panas saat berkemih. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sering menahan buang air kecil saat di sekolah karena takut
meminta izin. Pada pemeriksaan fisik didapati normal kecuali nyeri tekan pada daerah
suprapubik

Anamnesis
Anamnesis dapat langsung dilakukan terhadap pasien (auto-anamnesis) atau terhadap
keluarganya atau pengantarnya (allo-anamnesis) bila keadaan pasien tidak memungkinkan untuk
diwawancarai, misalnya keadaan kegawatdaruratan atau sebagainya. Berdasarkan kasus di atas
anamnesis yang dilakukan adalah allo-anamnesis. Adapun Anamnesis yang bisa kita tanyakan
adalah identitas, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga.
a. Identitas
-

Nama : -

Alamat : -

Usia : 8 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Nama orang tua : -

b. Keluhan utama : kencing berwarna merah


c. Riwayat penyakit sekarang

Pertanyaan langsung yang berkaitan:


-

Apakah anak ibu lebih sering berkemih (frekuensi) ? (tidak ada data)

Apakah anak ibu merasa seperti terbakar atau nyeri saat berkemih (disuria) ?

Apakah anak bapak/ibu terbangun saat malam untuk berkemih (nokturia) ?

d. Riwayat penyakit terdahulu: Adakah riwayat disuria, ISK, batu urin, penyakit ginjal,
atau diabetes melitus ?
e. Riwayat penyakit keluarga: Adakah riwayat ISK berulang dalam keluarga ?
f. Obat-obatan: Apakah pasien sedang menjalani terapi antibiotik ? apakah pasien
memiliki alergi terhadap antibiotik ?
3

Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi, frekuensi napas, suhu.
b. Pemeriksaan fisik pada ISK Bawah:
Pemeriksaan abdomen biasanya masih normal, kecuali sakit tekan di daerah kandung
kemih (suprapubik).
c. Pemeriksaan fisik pada ISK Atas:
Pada pemeriksaan fisik ditemui panas intermiten disertai menggigil dan takikardi.
Sakit sekitar pinggang dan ginjal sulit diraba karena spasme otot-otot. First
percussion di daerah sudut costovertebral selalu dijumpai pada setiap pasien.

Diagnosis kerja
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, anak perempuan usia 8 tahun tersebut menderita
infeksi kandung kemih. Untuk memastikan nya perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Adapun Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa gejala
hingga menunjukkan gejala yang sangat berat.5 Gejala yang sering timbul ialah disuria,
polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan, disertai nyeri suprapubik dan
daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
1. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik, disuria,
frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
2. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung, muntah,
skoliosis, dan penurunan berat badan.

Gambar 1 Hubungan antara lokasi infeksi dengan gejala klinis.2

Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisis
a. leukosuria

Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting terhadap dugaan
adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB)
sedimen air kemih. Adanya leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya
keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu menyatakan adanya ISK karena
dapat pula dijumpai pada inflamasi tanpa infeksi. Apabila didapat leukosituri yang
bermakna, perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur.

Gambar 2 Leukosuria
5

b. hematuria

Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu bila dijumpai 5-10
eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik
berupa kerusakan glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor ginjal,
atau nekrosis papilaris.
c. Silinder

Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain: 12
-

Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis


ginjal

Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk


pielonefritis

Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau pada
gromerulonefritis akut

Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik bila ditemukan


bersaman dengan proteinuria nefrotik.

2. Bakteriologi

a. Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan gram. Dinyatakan
positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang minyak emersi. 1,2
b. Biakan bakteri

Gambaran 3 biakan bakteri

Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam
jumlah bermakna sesuai dengan criteria Cattell, 1996: 1,2
Wanita, simtomatik
2

>10 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau 10 organisme pathogen


apapun/ml urin, atau Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin
yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik.
Laki-laki, simtomatik
3

>10 organisme patogen/ml urin.


pasien asimtomatik
5

10 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.


3. Tes kimiawi

Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian
besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari 100.0001.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik.
Sensitivitas 90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil palsu
terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterokoki
dan asinetobakter. 1,2

4. Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan
anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos
abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya, misalnya
ultrasonografi dan CTScan. 1,2

Diagnosis banding
1. Glomerulonefritis akut pasca-streptococcus
Penyakit ini adalah contoh klasik sindrom nefritis akut. Mulainya mendadak dari
hematuria makroskopik, edem, hipertensi, dan insufisiensi ginjal.

Laboratorium. Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan diagnosis nefritis


akut. Volume urin sering berkurang dengan warna gelap atau kecoklatan seperti air cucian
daging. Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai pada hampir semua pasien.
Eritrosit khas terdapat pada 60-85% kasus, menunjukkan adanya perdarahan glomerulus.
Proteinuria biasanya sebanding dengan derajat hematuria dan ekskresi protein umumnya tidak
melebihi 2gr/m2 luas permukaan tubuh perhari. Sekitar 2-5% anak disertai proteinuria masif
seperti gambaran nefrotik.
Gambaran klinis. Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah asimtomatik. Kasus klasik atau
tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu
mendahului timbulnya sembab. Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok
atau kulit. Hematuria dapat timbul berupa gross hematuria maupun mikroskopik. Gross
hematuria terjadi pada 30-50 % pasien yang dirawat. Variasi lain yang tidak spesifik bisa
dijumpai seperti demam, malaise, nyeri, nafsu makan menurun, nyeri kepala, atau lesu. Pada
pemeriksaan fisis dijumpai hipertensi pada hampir semua pasien GNAPS, biasanya ringan atau
sedang. Hipertensi pada GNAPS dapat mendadak tinggi selama 3-5 hari. Setelah itu tekanan
darah menurun perlahan-lahan dalam waktu 1-2 minggu. Edema bisa berupa wajah sembab,
edem pretibial atau berupa gambaran sindrom nefrotik. Asites dijumpai pada sekitar 35% pasien
dengan edem. Bendungan sirkulasi secara klinis bisa nyata dengan takipne dan dispne. Gejala
gejala tersebut dapat disertai oliguria sampai anuria karena penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG).
Etiologi dan epidemiologi. Dlomerulonefritis akut pasca streptococcus menyertai infeksi
tenggorokan atau kulit oleh strain nefritogenik dari streptococcus -hemolitikus grup A
tertentu. Factor-faktor yang memungkinkan bahwa hanya strain streptococcus tertentu saja yang
menjadi nefritogenik tetap belum jelas. Selama cuaca dingin glomerulonefritis streptococcus
biasanya menyertai faringitis streptococcus, sedangkan selama cuaca panas glomerulonefritis
biasanya menyertai infeksi kulit atau pioderma streptococcus. Epidemi nefritis telah diuraikan
bersama dengan infeksi tenggorokan (serotip 12) maupun infeksi kulit (serotip 49), tetapi
penyakit ini sekarang paling lazim terjadi secera sporadic.
Diagnosis. Kecurigaan akan adanya GNAPS dicurigai bila dijumpai gejala klinis berupa
hematuria nyata yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal akut setelah infeksi
streptokokus.Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti adanya infeksi
8

streptokokus secara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen C3 mendukung bukti untuk
menegakkan diagnosis. Tetapi beberapa keadaan dapat menyerupai GNAPS seperti:
Glomerulonefritis kronik dengan eksaserbasi akut
Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai ginjal
Hematuria idiopatik
Nefritis herediter (sindrom Alport )
Lupus eritematosus sistemik

2. Nefrolitiasis
Definsi: Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan batu
di dalam ginjal.

Gambar 5. nefrilitiasis
Gambaran klinis:
Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya
gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan
pada penderita batu ginjal antara lain : 1
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing
6. Nyeri tekan kostovertebral
7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
9

8. Gangguan faal ginjal.


Pemeriksaan Fisik

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi, berkeringat,
dan nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat atau
dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan
retensi urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien dengan
urosepsis.5,3

Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda
untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang
ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga
adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu
terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena
itu foto polos sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling
defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung
batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu
dilakukan pielografi retrograd. 1
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan
IVP, yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil 3. Pemeriksaan USG dapat untuk
melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen saluran kemih.
Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu selama tindakan pembedahan
untuk mencegah tertinggalnya batu 1.

10

b. Laboratorium:
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang dapat
menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi ginjal, dan menentukan
penyebab batu.1

3. pyelonefritis
pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan
karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran
kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym maupun renal
pelvis (pyelum= piala ginjal).
Tanda dan Gejala Klinis.
1. Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal. Pada pengkajian di dapatkan
adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang , sakit kepala, nyeri
otot dan adanya kelemahan fisik. Pada perkusi di daerah CVA ditandai dengan adanya
tenderness dan biasanya di sertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari. Pada
pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam,
selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
2. Pyelonefritis kronik
Pyelonefritis kronik terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Sehingga kedua ginjal
perlahan-lahan mejadi rusak. Adanya serangan Pyelonefritis akut yang berulang-ulang
biasanya tidak mempunyai gejala yang sfesifik. Adanya keletihan. Sakit kepala, nafsu
makan rendah dan berat badan menurun. Adanya poliuria, haus yang berlebihan,
azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun. Kesehatan
pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal. Ketidaknormalan
kalik dan adanya luka pada daerah korteks. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron
menurun dikarenakan luka pada jaringan. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hypertensi.

11

Penyebab. Bakteri E. Coli, Resisten terhadap antibiotic, Obstruksi ureter yang


mengakibatkan hidronefrosis, Infeksi aktif. Penurunan fungsi ginjal. Uretra refluk. Bakteri
menyebar ke daerah ginjal, darah, sistem limfatik.
Patofisiologi. Masuk ke dalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini
menyebabkan pembekakan daerah tersebut, dimulai dari papila dan menyebar ke daerah korteks.
Infeksi terjadi setelah terjadinya cytitis, prostatitis (asccending) atau karena

infeksi

steptococcus yang berasal dari darah (descending).


Pyelonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1. Pyelonefritis akut.
2. Pyelonefritis kronik.
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena tetapi tidak
sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah
terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan
mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau dikaitkan dengan selimut.abses dapat
di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan
tubulus serta glomerulus terjadi.
pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti
obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronik dapat merusak jaringan ginjal
secara permanen akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya

parut dan dapat

menyebabkan terjadinya renal faiure (gagal ginjal) yang kronik. Ginjal pun membentuk jaringan
parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis
dari infeksi ginjal yang berulang ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang
gawat. Pembagian Pyelonefritis akut sering di temukan pada wanita hamil, biasanya diawali
dengan hidro ureter dan Pyelonefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.

Patogenesis
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan

12

berkembangbiak di dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4 cara,
yaitu :1,7

1. Ascending
2. Hematogen
3. Limfogen
4. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai
akibat dari pemakaian intrumen.
Sebagian besar mikroorganisme memasuki saluran kemis melalui cara ascending. Kuman
penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus dan hidup
secara komensal di introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Dua jalur
utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascending-lah
yang paling sering terjadi :1,11
1. Hematogen
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, karena
menderita sesuatu penyakit kronis, atau pada pasien yang mendapatkan pengobatan
imunosupresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat adanya fokus infeksi di tempat
lain, misalnya infeksi S. aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi di tulang, kulit, endotel, atau tempat lain. M. Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas,
Candida, dan Proteus sp termasuk jenis bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara
hematogen.3,7
Walaupun jarang terjadi, penyebaran hematogen ini dapat mengakibatkan infeksi ginjal
yang berat, misal infeksi Staphylococcus dapat menimbulkan abses pada ginjal.
2. Infeksi Ascending
Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :
Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan daerah introitus vagina
Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli
Multiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih
Naiknya mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal.

13

Gambar 5 Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. (1)kolonisasi kuman di
sekitar uretra, (2)masuknya kumen melaui uretra ke buli-buli, (3)penempelan kuman pada
dinding buli-buli, (4)masuknya kumen melaui ureter ke ginjal.7
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara
mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai
host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang
menurun atau karena virulensi agent yang meningkat.7
A. Faktor host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain :
Pertahanan lokal dari host
Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan humoral.
Tabel 1. Pertahanan lokal terhadap infeksi.7
No

Pertahanan lokal tubuh terhadap infeksi

Mekanisme pengosongan urin yang teratur dari buli-buli dan gerakan peristaltik ureter
(wash out mechanism)

Derajat keasaman (pH) urin

Osmolaritas urin yang cukup tinggi

Estrogen pada wanita usia produktif

Panjang uretra pada pria


14

Adanya zat anti bakterial pada kelenjar prostat atau PAF (prostatic antibacterial factor)
yang terdiri dari unsur Zn uromukoid (protein tamm-Horsfall) yang menghambat
penempelan bakteri pada urotelium

Pertahanan local sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme wash out urin,
yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang ada di dalam urin. Gangguan
dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah sekali untuk bereplikasi dan menempel pada
urotelium. Agar aliran urin adekuat dan mampu menjamin mekanisme wash out adalah jika :7
Jumlah urin cukup
Tidak ada hambatan didalam saluran kemih
Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang tidak
adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih. Keadaan lain yang dapat
mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya :
Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan kencing,
obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran kemih yang tidak dapat
mengalir dengan baik misalnya pada divertikula, dan adanya dilatasi atau refluk sistem
urinaria.
Didapatkannya benda asing di dalam saluran kemih yang dipakai sebagai tempat
persembunyian kuman.7

B. Faktor agent (mikroorganisme)


Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili berfungsi untuk
menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis
pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai virulensi berbeda, yaitu :
Tipe pili 1, banyak menimbulkan infeksi pada sistitis.
Tipe pili P, yang sering menimbulkan infeksi berat pielonefritis akut.
Selain itu beberapa bakteri mempunyai sifat dapat membentuk antigen, menghasilkan toksin
(hemolisin), dan menghasilkan enzim urease yang dapat merubah suasana urin menjadi basa.7

15

Prevalensi
Prevalensi infeksi saluran kemih berubah-ubah sesuai dengan jenis kelamin dan umur. Infeksi
saluran kemih simtomatis terjadi kira-kira 1,4/1.000 bayi lahir. Infeksi saluran kemih lebih
umum terjadi pada bayi laki-laki yang tidak dikhitan (uncircumcised). Sesudahnya, infeksi lebih
banyak terjadi pada wanita. Infeksi saluran kemih simtomatis dan asimtomatis terjadi pada 1,21,9% anak perempuan usia sekolah dan paling banyak terjadi pada laki-laki dengan umur yang
sama. Wanita yang aktif secara seksual mempunyai resiko sistitis yang tinggi; baik wanita
maupun laki-laki dewasa dengan aktif secara seksual dapat mengalami uretritis.

Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus
kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram negatif tersebut, ternyata Escherichia coli
menduduki tempat teratas kemudian diikuti oleh :1
- Proteus sp
- Klebsiella
- Enterobacter
- Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain dapat dilihat pada tabel
berikut :9
Tabel 2. Persentase biakan mikroorganisme penyebab ISK
No

Mikroorganisme

Persentase biakan (%)

Escherichia coli

50-90

Klebsiela atau enterobacter

10-40

Proteus sp

5-10

Pseudomonas aeroginosa

2-10

Staphylococcus epidermidis

2-10

Enterococci

2-10

Candida albican

1-2

Staphylococcus aureus

1-2

16

Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan Enterococci dan
Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan batu saluran kemih, lelaki usia
lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian
juga dengan Pseudomonas aeroginosa dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen
dan pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain
yang dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia, actinomises,
dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada
pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang mendapat
pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling sering ditemukan adalah
Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih
secara hematogen.1
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu :2,5,10
1. Bendungan aliran urin
Anomali congenital
Batu saluran kemih
Oklusi ureter (sebagian atau total)
2. Refluks vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena :
Neurogenic bladder
Striktura uretra
Hipertrofi prostat
4. Diabetes Melitus
5. Instrumentasi
Kateter
Dilatasi uretra
Sitoskopi
6. Kehamilan dan peserta KB
Faktor statis dan bendungan
PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman
7. Senggama
17

Manifestasi klinis
Bakteriuria asimtomatik sering terjadi, pada kebanyakan kasus, bisa sudah terdapat gejala yang
member kesan adanya infeksi saluran kemih atau di duga akan adanya gejala-gejala tersebut.
Manifestasi klinis seringkali gagal menunjukkan secara jelas apakah infeksi terbatas pada
kadung kemih atau telah meliatkan ginjal. Pada bayi, biasanya terjadi demam, berat badan
menurun, tidak dapat tumbuh dengan baik, nausea, muntah, diare, dan ikterus. Pada anak dengan
demam tanpa diketahui sebabnya, biakan urin harus diambil untuk mengesampingkan infeksi
saluran kemih. Dalam suatu penelitian pada bayi-bayi di ruang gawat darurat dengan suhu
>38,3oC, tetapi tanpa suatu penyebab demam yang jelas. 7,5% menderita infeksi saluran kemih.
Proporsi ini lebih tinggi pada pasien wanita dan berkulit putih, dan naik sampai 17% pada wanita
kulit putih dengan suhu >39%. Biakan urin harus diambil pada bayi yang demam. Kelak pada
masa kanak-kanak, sering berkemih, sakit selama berkemih, inkontinensia urin yang berkaitan
dengan urgensi, mengompol pada anak yang semula sudah tidak lagi, sakit perut, dan urin berbau
busuk merupakan gejala yang sering terjadi. sistitis kronis atau yang sering kambuh seringkali
menjadi penyebab inkontinensia pada siang hari dan manifestasi ketidakstabilan kandung kemih
lainnya, yang mungkin menetap meskipun urin sudah menjadi steril.
Kadang-kadang tampak hematuria sebagai tanda sistitis hemoragik yang disebabkan oleh
E.coli. pada pielonefritis akut, biasanya terjadi demam, menggigil, dan sakit panggul atau perut
serta nyeri tekan. Ginjal dapat membesar. Anak-anak dengan pielonefritis kronis seringkali tidak
bergejala. Hipertensi arterial biasanya berkaitan dengan jaringan parut ginjal. Refluks nefropati,
yang biasanya dihubungkan dengan kombinasi refluks vesikoureter dan infeksi, menjadi
penyebab sampai 15% kasus gagal ginjal stadium-akhir pada anak di amerika serikat. Sepsis
biasa terjadi pada bayi dan anak yang lebih tua dengan infeksi dan obstruksi saluran kemih.
Hiperamonemia dengan manifestasi sistem saraf pusat merupakan komplikasi yang jarang pada
infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh proteus dan terkait dengan statis atau obstruksi
saluran kemih.

18

Penatalaksanaan
1) Non Farmakologis

Banyak minum air putih bila fungsi ginjal baik

Higiene genitalia eksterna

2) Farmakologi
Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan
antibiotika.
Tujuan pengobatan :

Menghilangkan bakteri penyebab Infeksi saluran kemih.

Menanggulangi keluhan (gejala).

Mencegah kemungkinan gangguan organ ( terutama ginjal).

Tata cara pengobatan :

Menggunakan pengobatan dosis tunggal.

Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari.

Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu.

Menggunakan pengobatan pencegaham (profilaksis) dosis rendah.

Menggunakan pengobatan supresif, yaitu pengobatan lanjutan jika pemberantasan


(eradikasi) bakteri belum memberikan hasil.

Pengobatan infeksi saluran kemih menggunakan antibiotika yang telah diseleksi terutama
didasarkan pada beratnya gejala penyakit, lokasi infeksi, serta timbulnya komplikasi.
Pertimbangan pemilihan antibiotika yang lain termasuk efek samping, harga, serta perbandingan
dengan terapi lain. Tetapi, idealnya pemilihan antibiotika berdasarkan toleransi dan terabsorbsi
dengan baik, perolehan konsentrasi yang tinggi dalam urin, serta spectrum yang spesifik terhadap
mikroba pathogen.
Antibiotika yang digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih terbagi dua, yaitu
antibiotika oral dan parenteral.

19

I.

Antibiotika Oral

a. Sulfonamida
Antibiotika ini digunakan untuk mengobati infeksi pertama kali. Sulfonamida
umumnya diganti dengan antibiotika yang lebih aktif karena sifat resistensinya.
Keuntungan dari sulfonamide adalah obat ini harganya murah.
b. Trimetoprim-sulfametoksazol
Kombinasi dari obat ini memiliki efektivitas tinggi dalam melawan bakteri aerob,
kecuali Pseudomonas aeruginosa. Obat ini penting untuk mengobati infeksi dengan
komplikasi, juga efektif sebagai profilaksis pada infeksi berulang. Dosis obat ini adalah
160 mg dan interval pemberiannya tiap 12 jam.
c. Penicillin

Ampicillin adalah penicillin standar yang memiliki aktivitas spektrum luas,


termasuk terhadap bakteri penyebab infeksi saluran urin. Dosis ampicillin 1000
mg dan interval pemberiannya tiap 6 jam.

Amoxsicillin terabsorbsi lebih baik, tetapi memiliki sedikit efek samping.


Amoxsicillin dikombinasikan dengan clavulanat lebih disukai untuk mengatasi
masalah resistensi bakteri. Dosis amoxsicillin 500 mg dan interval pemberiannya
tiap 8 jam.

d. Cephaloporin
Cephalosporin tidak memiliki keuntungan utama dibanding dengan antibiotika
lain yang digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih, selain itu obat ini juga lebih
mahal. Cephalosporin umumnya digunakan pada kasus resisten terhadap amoxsicillin dan
trimetoprim-sulfametoksazol.
e. Tetrasiklin
Antibiotika ini efektif untuk mengobati infeksi saluran kemih tahap awal. Sifat
resistensi tetap ada dan penggunannya perlu dipantau dengan tes sensitivitas. Antibotika
ini umumnya digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh chlamydial.

20

f. Quinolon
Asam nalidixic, asam oxalinic, dan cinoxacin efektif digunakan untuk mengobati
infeksi tahap awal yang disebabkan oleh bakteri E. coli dan Enterobacteriaceae lain,
tetapi tidak terhadap Pseudomonas aeruginosa. Ciprofloxacin ddan ofloxacin
diindikasikan untuk terapi sistemik. Dosis untuk ciprofloxacin sebesar 50 mg dan interval
pemberiannya tiap 12 jam. Dosis ofloxacin sebesar 200-300 mg dan interval
pemberiannya tiap 12 jam.
g. Nitrofurantoin
Antibiotika ini efektif sebagai agen terapi dan profilaksis pada pasien infeksi
saluran kemih berulang. Keuntungan utamanya adalah hilangnya resistensi walaupun
dalam terapi jangka panjang.
h. Azithromycin
Berguna pada terapi dosis tunggal yang disebabkan oleh infeksi chlamydial.
i. Methanamin Hippurat dan Methanamin Mandalat
Antibiotika ini digunakan untuk terapi profilaksis dan supresif diantara tahap
infeksi.
II.

Antibiotika Parenteral.

a. Amynoglycosida
Gentamicin dan Tobramicin mempunyai efektivitas yang sama, tetapi gentamicin
sedikit lebih mahal. Tobramicin mempunyai aktivitas lebih besar terhadap pseudomonas
memilki peranan penting dalam pengobatan infeksi sistemik yang serius. Amikasin
umumnya digunakan untuk bakteri yang multiresisten. Dosis gentamicin sebesar 3-5
mg/kg berat badan dengan interval pemberian tiap 24 jam dan 1 mg/kg berat badan
dengan interval pemberian tiap 8 jam.
b.

Penicillin
Penicillin memilki spectrum luas dan lebih efektif untuk menobati infeksi akibat
Pseudomonas aeruginosa dan enterococci. Penicillin sering digunakan pada pasien yang
ginjalnya tidak sepasang atau ketika penggunaan amynoglycosida harus dihindari.

21

c.

Cephalosporin
Cephalosporin generasi kedua dan ketiga memiliki aktivitas melawan bakteri
gram negative, tetapi tidak efektif melawan Pseudomonas aeruginosa. Cephalosporin
digunakan untuk mengobati infeksi nosokomial dan uropsesis karena infeksi pathogen.

d.

Imipenem/silastatin
Obat ini memiliki spectrum yang sangat luas terhadap bakteri gram positif,
negative, dan bakteri anaerob. Obat ini aktif melawan infeksi yang disebabkan
enterococci dan Pseudomonas aeruginosa, tetapi banyak dihubungkan dengan infeksi
lanjutan kandida. Dosis obat ini sebesar 250-500 mg ddengan interval pemberian tiap 6-8
jam.

e.

Aztreonam
Obat ini aktif melawan bakteri gram negative, termasuk Pseudomonas
aeruginosa. Umumnya digunakan pada infeksi nosokomial, ketika aminoglikosida
dihindari, serta pada pasien yang sensitive terhadap penicillin. Dosis aztreonam sebesar
1000 mg dengan interval pemberian tiap 8-12 jam.

Preventif Infeksi Saluran Kemih


Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut:
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung
permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum
menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet
umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi
atau ember. Pakailah shower atau keran.

Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih,
okstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem, gangguan fungsi ginjal.
22

Prognosis
Bonam

Kesimpulan
Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang
paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama
pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria,
hematuria dan piuria. Adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih bagian atas.
Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli melalui infeksi nosokomial
Klebsiella, Proteus, Providencia, Citrobacter, P. aeruginosa, Acinetobacter, Enterococcus
faecalis dan Stafilokokus saprophyticus.

Daftar pustaka
1. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II. Edisi 3. Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2001
2. Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;2006.
3. Gardjito W, Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki. Dalam : Buku
Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC;2005.
4. Widayati A, Wirawan IPE, Kurharwanti AMW. Kesesuaian Pemilihan Antibiotika Dengan
Hasil Kultur Dan Uji Sensitivitas Serta Efektivitasnya Berdasarkan Parameter Angka Lekosit
Urin Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta (Juli Desember 2004). Yokyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma;2005.
5. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Standar Pelayanan Medik Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 2004. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI;2004.
6. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Panduan Pelayanan Medik - Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Edisi 2004. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI;2006.
7. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto;2003.
23

8. Liza. Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta : FKUI;2006.


9. Pattman R, Snow M, Handy P et al. Oxford Handbook of Genitourinary Medicine, HIV, and
AIDS. 1st Edition. Newcastle : Oxford University Press;2005.
10. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th
edition. USA : The McGraw-Hill Companies;2008.
11. Hecht

F,

Shiel

WC.

Urinary

Tract

Infection.

Disitasi

dari

:http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/article_em.htm%23
Urinary%2520Tract%2520Infections%2520Overview.htm. Pada tanggal 24 Agustus 2008.
Perbaharuan terakhir [Januari 2009]
12. Siregar P. Manfaat Klinis Urinalisis dalam Nefrologi. Disampaikan pada : Pertemuan Ilmiah
Nasional VII PB. PABDI. Medan;2009.

24

Anda mungkin juga menyukai