Anda di halaman 1dari 8

TAHAPAN PENGERJAAN PROYEK

1. Tahap studi kelayakan


Adalah tahap untuk mengkaji apakah suatu proyek pembangunan layak untuk
dilaksanakan baik di tinjau dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi
(biaya dan sumber pendanaan), maupun aspek lingkungannya.
2. Tahap penjelasan (briefing)
Adalah tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan dan keinginan
pemilik, fungsi bangunan, pendanaan dan ketentuan ketentuan lain yang akan dijadikan
pedoman dalam perancangan

3. Tahap perancangan (design)


Adalah tahap untuk menyusun pradesain, rencana tapak dan tata organisasi ruangan,
melengkapi gambar detail, perhitungan konstruksi, biaya, spesifikasi teknis dan
administrasi dan melengkapi semua dokumen pelelangan
4. Tahap pengadaan (Procurement)
Adalah tahap untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau sejumlah kontraktor
sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi di lapangan.
5. Tahap pelaksanaan (construction)
adalah tahap untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang
sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya waktu, dan mutu yang
telah disepakati.
6. Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start-up)
Adalah tahap untuk persiapan pengoperasian bangunan yang telah selesai sesuai dengan
dokumen kontrak dan menguji berfungsinya semua fasilitas sesuai rencana Selain itu
pada tahap ini juga di buat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya
dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia

TAHAPAN UMUM PROYEK KONSTRUKSI


Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber
daya terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan.
Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya,
yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Tahapan Proyek Konstruksi
Secara garis besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi:
1.
2.
3.
4.

tahap perencanaan (planning)


tahap perancangan (design)
tahap pengadaan/pelelangan
tahap pelaksanaan (construction)

Masing-masing tahap proyek di atas dibagi lagi dalam beberapa kegiatan yang lebih detail.
1. Tahapan Perencanaan (Planning)
Merupakan penetapan garis-garis besar rencana proyek, mencakup: recruitment konsultan
(MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik, pembuatan TOR, survey, feasibility
studies studi kelayakan proyek, pemilihan design, schematic design, program dan budget,
financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi, evaluasi dan program yang

mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dll.


Hasil dari tahap ini adalah:

laporan survey
studi kelayakan
program dan budget
TOR (Term Of Reference)
master plan

2. Tahap Perancangan (Design)


Tahap Perancangan terdiri dari:
a. Prelimenery Design (Pra Rancangan)
yang mencakup kriteria desain, skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak,
potongan,
denah, gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost (kerja global).
b. Design Development (Pengembangan Rancangan)
Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitunganperhitungan yang lebih detail, mencakup:
1) perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci.
2) gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanikal, dsb.)
3) outline specification (garis besar)
4) estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci.
c. Disain akhir dan penyiapan dokumen pelaksanaan (final design & construction document).
Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untk tahap pelelangan, mencakup:
1) gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan
2) detail spesifikasi
3) bill of quantity (daftar volume)
4) estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)
5) syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)
3. Tahap Pengadaan/Pelelangan
Pengadaan/pelelangan dilakukan untuk:
a. pengadaan konsultan
1) Konsultan Perencanaan/MK setelah gagasan awal/TOR ada.
2) Konsultan pengawas/supervisi setelah dokumen lelang ada
b. Pengadaan kontraktor setelah dokumen lelang ada
4. Tahap pelaksanaan (construction)
Merupakan pelaksanaan pembangunan konstruksi fisik yang telah dirancang pada tahap design.
Pada tahap ini, setelah kontrak ditandatangani, SPK dikeluarkan, maka pekerjaan pelaksanaan
dilakukan. Pekerjaan pelaksanaan mencakup.
a. rencana kerja (time schedule)
b. pembagian waktu secara terperinci
c. rencana lapangan (site plan/instalation) rencana peletakan bahan, alat dan bangunan
bangunan pembantu lainnya.
d. organisasi lapangan
e. pengadaan bahan/material
f. pengadaan dan mobilisasi alat

g. pengadaan dan mobilisasi tenaga


h. pek. persiapan dan pengukuran (stake out)
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk gedung berbeda dengan pekerjaan konstruksi jalan atau
konstruksi bendungan, pelabuhan, dsb. Pada pekerjaan konstruksi 4 target yang harus dicapai
kontraktor:
a. selesai dengan mutu/kualitas paling tidak asma dengan yang ditentukan
dalam spec/perencanaan.
b. selesai dengan waktu waktu perencanaan
c. selesai dengan biaya biaya yang direncanakan
d. selesai dengan tidak menimbulkan dampak lingkungan (sosial, fisik, dan administratif)
e. pemeriksaan lab/testing
f. penyerahan pertama
g. masa pemeliharaan
h. penyerahan kedua
secara skematis tahapan/proses proyek konstruksi dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tahapan proyek konstruksi

TAHAPAN PENGERJAAN PROYEK LIGHTING DESIGN


Post on April 24, 2014 by Lighting Design Consultan
Dalam setiap proyek Lighting Design memang membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.
Tidak semua pekerjaan proyek diperlakukan sama, ada hal-hal tertentu yang memang harus
diperlakukan dalam keadaan Khusus atau Normal. Menentukan kondisi tiap-tiap proyek
apakah Khusus atau Normal tergantung persentasi progress proyek itu sendiri, apakah dalam
kondisi Awal (masih dalam perencanaan) atau sudah kondisi Setengah Jalan (proyek sudah
dalam kondisi progress pekerjaan 50%). Namun secara garis besar tahapan pengerjaan proyek
Lighting Design dapat kita rincikan sebagai berikut :

1. Menerima gambar kerja dari Designer Interior / Arsitek.


2. Mengecek kondisi di lapangan
3. Membuat draft design yang berupa Skecth
4. Membuat Perincian Quotation / Penawaran Harga
5. Approval dari Klien / Owner bahwa pekerjaan Lighting Design dilanjutkan ke tahap
selanjutnya.
6. Berkoordinasi dengan pihak M.E. untuk membuat sistem listrik sesuai konsep
7. Pengecekan kelistrikan yang sudah dikerjakan oleh pihak M.E.
8. Marking / Penandaan Posisi Titik Lampu di lapangan
9. Pemasangan Lampu-lampu dan Armaturnya.
10. Pengetest-an lampu dalam kondisi menyala dan cek Grouping titik lampu.
11. Ceklist pekerjaan Lighting Design oleh Klien / Owner
12. Serah Terima Pekerjaan Lighting Design yang telah selesai ke Owner

TAHAPAN PENGERJAAN PROYEK MENURUT SDLC (SYSTEMS DEVELOPMENT LIFE CYCLE)


SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak
adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan
untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem
komputer atau informasi. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai
jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk
suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu
proses pengembangan perangkat lunak. Dibawah ini kami akan mencoba memaparkan
beberapa model pengembangan perangkat lunak:

1. Waterfall model
Model ini sama seperti linear sequential model. Waterfall model merupakan model
pengembangan perangkat lunak yang paling kuno tetapi merupakan model yang paling banyak
dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis
dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding,
testing, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus
menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap coding
harus menunggu tahap design selesai. Secara umum tahapan pada model waterfall dapat
dilihat pada gambar berikut :

1. Planning
The Planning Phase merupakan proses pokok pada pengertian mengapa sebuah sistem
informasi akan dibangun dan faktor bagaimana tim proyek akan membangun. Hal ini
mempunyai 2 tahapan yaitu :
- During Project Initiation, sebuah nilai sistem usaha pada organisasi merupakan sebuah
identitas bagaimana hal ini akan menurunkan harga atau menambah penghasilan. The
Feasibility analysis merupakan pemeriksa kunci pada aspek sebuah project yang dimaksud
seperti berikut :
a. The Technical Feasibility
b. The Economic Feasibility
c. The Organizational Feasibility

The system request dan feasibility analysis merupakan sebuah penampilan sistem informasi
approval committee, dimana menentukan apakah proyek tersebut akan dijalankan.
- Salah satu proyek adalah approved, hal yang dicatat project management.selama project
management, project manager ditulis pada sebuah rencana kerja, para pegawai proyek, dan
mengajukan teknisi dalam tempat tersebut untuk menolong tim kontrol proyek, dan sampai
semua projek berlangsung pada SDLC.
2. Analysis
The analysis phasa adalah pertanyaan dan jawaban siapa yang akan menggunakan sistem
tersebut, apakah akan ada sebuah sistem dan dimana dan kapan hal itu akan digunakan.
Sampai phasa ini, tim proyek menginvestigasi beberapa sistem pada saat ini, mengidentifikasi
perbaikan yang pantas, dan konsep perkembangan untuk sistem yang baru. Phasa ini memiliki 3
tahapan yaitu :
- Sebuah Analysis strategy yang merupakan panduan untuk tim proyek dalam usaha
perkembangan.
- Tahap selanjutnya adalah requirement gathering. Informasi pada analisis- dalam
penghubung dengan input dari sponsor proyek dan beberapa orang lainnya-peranan dalam
konsep perkembangan adalah untuk sebuah sistem yang baru.
- The analysis, konsep sistem, dan model merupakan kombinasi dalam sebuah dokumen
panggilan sebuah sistem proposal, dimana menampilkan sponsor proyek, dan pembuat kunci
keputusan lainnya.
The system proposal merupakan menyampaian sebuah inisial untuk mendeskripsikan apakah
syarat usaha pada sistem baru ini akan bertemu.
3. Design
The design phase menentukan bagaimana sebuah sistem akan beroperasi pada sebuah istilah
hardware, software, dan infrastruktur jaringan; the user interface, form dan reports; dan
sebuah program yang spesifik, databases, dan file yang akan dibutuhkan. Pada design phase ini
mempunyai 4 tahapan yaitu :
- The design strategy wajib dikembangkan. Hal ini menjelaskan apakah sistem akan
memperkembangkan oleh programer perusahaannya, apakah akan menjadi sumber luar lainya
pada perusahaan, atau apakah perusahaan akan membeli sebuah paket software yang ada.
- Peranan dasar pada perkembangan design arsitektur untuk sistem deskripsi sebuah
hardware, software dan infrastruktur jaringan yang akan digunakan.

- The database dan file specification merupakan sebuah pengembangan. Memberikan definisi
yang tepat apakah data tersebut akan dismpan dan dimanakah data itu disimpan.
- The analyst team develop the program design, yang mana program didefinisikan sebagia
kebutuhan menulis dan setiap program akan menentukan hal tepat.
Penyampaian seleksi ini merupakan the system specification yang memberikan tim programer
untuk pelaksanaan.
4. Implementation
Phase terakhir dalam the SDLC adalah implementation phase, sampai yang mana sebuah sistem
adalah bangunan yang benar. Phase ini mempunyai 3 tahapan yaitu:
- System construction, sistem yang merupakan sebuah bangunan dan menjamin penampilan
sebuah design ujian.
- The system sebagai installed. Instalasi merupakan sistem yang segera dimatikan dan
dinyalakan salah satu yang terbaru.
- The analyst team establishes sebuah rencana pendukung untuk sistem. Rencana ini biasanya
dimasukan ketempat yang formal atau informal sebagai tinjauan pelaksanaan, baik sebagai
jalan sistematik untuk identifikasi major dan minor dibutuhkan perubahaan untuk sebuah
sistem
Kelebihan:
Dituntut bekerja secara disiplin
Dokumen lengkap
Selalu dalam kontrol SQA
Maintenance mudah, karena dokumen lengkap
Kekurangan:
Konsumen kesulitan membaca dokumen, komunikasi menjadi sulit
Alur linier, proses lambat
Konsumen tidak dapat melihat hasil hingga akhir tahapan
Personil tidak bekerja optimal, karena ada waktu tunggu sebuah tahapan selesai

Anda mungkin juga menyukai