PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam reumatik adalah penyebab terpenting penyakit katup
jantung yang didapat, baik pada anak maupun dewasa, terutama di
negara-negara berkembang. Di negara maju insiden penyakit
jantung reumatik mulai menurun, karena tingkat perekonomian
lebih baik dan upaya pencegahan lebih sempurna.
Penyakit demam reumatik adalah peradangan akut, yang sering
kali diawali peradangan pada farings. Sedangkan penyakit jantung
reumatik adalah penyakit yang berulang atau kronis
Kuman
penyebab
penyakit
demam
reumatik
adalah
akibat
reaksi
imunologis
antigen-antibodi
dari
tubuh.
Pemeriksaan
penunjang
penyakit
jantung
reumatik.
6. Dapat
melakukan
Asuhan
Keperawatan
dari
pengkajian
i. DEFINISI
Demam Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit
peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu
reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus
Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan
satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut,
Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
ii. ETIOLOGI
Demam
reumatik,
seperti
halnya
dengan
penyakit
lain
reumatik
sering
didapatkan
pada
anak
wanita
meskipun
manifestasi
tertentu
mungkin
lebih
sering
untuk
penelitian
ditemukan
adanya
kesamaan
antara
terjadinya
miokarditis
dan
valvulitis
pada
reumatik fever
Faktor-faktor lingkungan :
1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting
sebagai predisposisi
untuk
terjadinya
demam reumatik.
jelas
menurun
sebelum
era
antibiotik
termasuk
dalam
infeksi
saluran
nafas
bagian
atas
meningkat,
pesat,
namun
mekanisme
terjadinya
demam
streptolisin
S,
hialuronidase,
streptokinase,
difosforidin
penyakit
jantung
reumatik
akut
menunjukkan
a. MANIFESTASI
KLINIK
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung
reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium.
Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A.
Keluhan :
Demam
Batuk
Rasa sakit waktu menelan
Muntah
Diare
Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara
infeksi
streptococcus
dengan
permulaan
gejala
demam
digolongkan
menifesrasi
dalam
spesifik
demam
reumatik.
Gejala peradangan umum :
Demam yang tinggi
lesu
Anoreksia
Lekas tersinggung
Berat badan menurun
Kelihatan pucat
gejala
peradangan
reumatik
umum
/penyakit
dan
jantung
Epistaksis
Athralgia
Rasa sakit disekitar sendi
Sakit perut
Stadium IV
Disebut
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Foto
rontgen
menunjukkan
pembesaran
jantung
Echokardiogram
menunjukkan
pembesaran
DIAGNOSIS PENUNJANG
Untuk
menegakkan
diagnosa
demam
reumatik
dapat
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan penatalaksanaan medis adalah :
Memberantas infeksi streptococcus
Mencegah komplikasi karditis
Mengurangi rasa sakit; demam
Pemberantasan infeksi streptococcus :
pasien
yang
alergi
terhadap
penisilin
diberikan
A. PENGKAJIAN
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data tentang :
Fungsi jantung
Toleransi
terhadap
aktivitas
dan
sikap
klien
terhadap
pembatasan aktivitas
Status nutrisi
Tingkat ketidaknyamanan
Gangguan tidur
Kemampuan klien mengatasi masalah
Hal-hal yang dapat membantu klien
Pengetahuan orang tua dan pasien (sesuai usia pasien)
tentang pemahaman pasien
Pengkajian
Riwayat penyakit
Monitor komplikasi jantung
Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama
derap diastole
Tanda-tanda vital
Kaji adanya nyeri
Kaji adanya peradangan sendi
Kaji adanya lesi pada kulit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan stenosis
katub
Tujuan : COP meningkat
Kriteria :
Ikut
berpartisipasi
dalam
aktivitas
serta
b.
c.
d.
e.
f.
2. Intoleransi
aktivitas
b.d
penurunan
cardiac
output,
Intervensi :
a. Hemat energi klien selama masa akut
b. Pertahankan tirah baring sampai hasil laborat dan status
klinis membaik
c. Sejalan
dengan
semakin
baiknya
keadaan,
pantau
tenang,
pijatan
pungung
dan
tehnik
manajemen stress)
c. Minimalkan pergerakkan untuk mengurangi rasa sakit
d. Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
e. Lakukan
distraksi
misalnya
tehnik
relaksasi
dan
hayalan
f. Pemberian analgetik, anti peradangan dan antipiretik
sesuai program.
g. Rujuk ke terapi fisik sesuai persetujun medik
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, mual, muntah, rasa sakit waktu menelan dan
peradangan pada tonsil disertai eksudat.
Tujuan : tidak terjadi penurunan nutrisi pada klien
Kriteria :
- Nafsu makan klien bertambah
- Klien tidak merasa mual, muntah
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
a. Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan)
b. Masukkan makanan kesukaan anak dalam diet
volume
cairan
berhubungan
dengan
Intervensi :
-
6. Pola
pernafasan
tak
efektif
berhubungan
dengan
Intervensi :
-
Kolaborasi terapi O2
7. Kurangnya
pengobatan,
pengetahuan
orang
pembatasan
aktivitas,
tua
anak
resiko
b.d
komplikasi
jantung.
Tujuan : pengetahuan orang tua /anak bertambah
Kriteria :
- Orang tua mengetahui tentang proses penyakit dan efek
dari penyakit
- Orang tua mau berpartisipasi dalam program pengobatan
- Orang tua mengetahui pentingnya pembatasan aktifitas
pada anak
Intervensi :
a. Auskultasi
bunyi
jantung
untuk
mengetahui
adanya
perubahan irama
b. Pemberian antibiotik sesuai program
c. Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam
reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat
d. Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat
lelah.
8. Perubahan proses keluarga b.d kondisi penyakit anak.
Tujuan :
-
Kriteria :
Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya
tanda dan gejala yang muncul dan memberikan
atau
dengan
anggota
tim
perawatan
kesehatan
lainnya
e. Anjurkan anak untuk berhubungan dengan teman sebaya
f. Dorong keterlibatan anak dalam aktivitas rekreasi dan
aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia.