FISIKA TANAH
PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Oleh :
Raden Fahmi Husaini
NIM A1H012033
mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai
petunjuk
penggunaan
pupuk
dan
kapur
secara
efisien,
rasional
dan
menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang
diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan
cara benar. Oleh karena itu, pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.
Tanah terdapat di mana-mana, tetapi kepentingan orang terhadap tanah
berbeda-beda. Seorang ahli pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu
yang tidak berguna karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya.
Semua bahan yang digali kecuali batu-batunya dinamakan tanah. Demikian pula
seorang ahli jalan menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang lembek
sehingga perlu dipasang batu-batu di permukaannya agar menjadi kuat. Dalam
kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat di mana di atasnya
dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya pertanian, peternakan,
mendirikan bangunan, dan lain-lain.
Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media
tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur
dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup
di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.
Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak
meresap ke tempat lain. Di samping percampuran bahan mineral dengan bahan
organik, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan
tanah atau horison-horisan. Oleh karena itu, dalam definisi ilmiahnya tanah (soil)
adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan
udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah (soil) berbeda
dengan lahan (land) karena lahan meliputi tanah beserta faktor-faktor fisik
lingkungannya seperti lereng, hidrologi, iklim, dan sebagainya.
Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan tanah beserta faktorfaktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara pengamatan
tanah di lapangan disebut pedologi. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu
benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan
pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian, penemuan-penemuan dalam bidang
pedologi akan sangat bermanfaat pula dalam bidang pertanian maupun non
pertanian seperti pembuatan bangunan.
Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman
disebut edaphologi. Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman seperti pemupukan,
pengapuran, dan lain-lain.
Dengan meningkatnya pengetahuan manusia tentang tanah, maka ilmu tanah
menjadi ilmu yang sangat luas, sehingga untuk dapat mempelajari dengan baik
perlu pengelompokkan lebih lanjut ke dalam bidang-bidang yang lebih khusus.
1.
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahuicara pengembalian
Contoh tanah utuh yang diperlukan untuk analisis penetapan berat isi, ukuran
2.
3.
kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa dan lain-lain, digunakan juga
contoh tanah terganggu.
Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil
analisa di laboratorium. Metode atau cara pengambilan contoh tanah yang tepat
sesuai dengan jenis analisa yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang
perlu diperhatikan. Pengambilan contoh tanah untuk analisis fisik tanah
diperlukan tiga macam contoh tanah, yaitu :
1. Contoh tanah utuh untuk penetapan-penetapan kerapatan limbak, susunan
2.
3.
nilai Cole.
Contoh tanah biasa atau contoh tanah terganggu untuk penetapan-penetapan
kadar air, tekstur dan konsistensi.
2.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tanah di lahan
Cangkul
Plastik
Label
Spidol
Ring sample
Timbangan analitis
Penggaris
Pisau
Papan kayu
1.
B. Prosedur Kerja
Pengambilan contoh tanah utuh
1.1 Meratakan dan membersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari
rerumputan, kemudian meletakan tabung kuningan tegak lurus diatas
1.2
tanah tersebut.
Menggali tanah hingga kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar calon
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah dibawah ikut terangkat.
Mengiris kelebihan tanah begian atas dengan hati-hati hingga
permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutup
tabung dengan penutupnya. Setelah itu, memotong kelebihan tanah
bagian bawah dengan cara yang sama dan menutup tabung kembali.
1.8
2.
sampah.
Menggali bongkahan tanah yang agregatnya masih utuh dengan hati
hati kemudian memasukan kedalaman kantong plastik yang sudah
2.3
diesediakan.
Mencantumkan label diatas tutup tabung bagian atas yang berisi
informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan contoh tanah.
Berat ring +
kap (gr)
34,92
59,6492
59,67599
B. PEMBAHASAN
Berat ring +
kap + tanah(gr)
171,47
173,25
178,68
Lapisan III
90
5YR2/2
Liat
Lunak
Banyak
Sedikit
Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan
ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan dibawahnya, yang juga tidak
baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi,
proses kimia ataupun reaksi reaksi (Marbun, 1940).
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat
(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factor-faktor
genetic dan lingkungan, yaitu: iklim,organisme serta topografi yang semuanya
berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang
terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural
forces) terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.(Hakim,
1986).
Menurut buku The Nature and Properties of soils bahwa tanah itu
merupakan suatu tubuh alam atau gabungan tubuh alam yang dapat dianggap
sebagai hasil alam bermatra tiga yang merupakan paduan antara gaya pengrusakan
dan pembangunan, yang dalam hal ini pelapukan dan pembusukan bahan-bahan
organik adalah contoh-contoh proses perusakan, sedang pembentukan mineral
baru seperti lempung tertentu serta lapisan-lapisan khusus merupakan prosesproses pembangunan ( Brady, 1947).
Gaya-gaya atau kegiatan-kegiatan tersebut menyebabkan bahan-bahan di
alam membentuk tanah. Sifat-sifat khusus tanah sangat beraneka dari tempat ke
tempat, seperti yang berkembang di iklim tropika dengan yang di iklim ugahari
(dingin).
tanaman.
Sampel tanah utuh merupakan sampel tanah yang diambil dengan
menggunakan ring. Hal ini dilakukan agar mendapatkan sampel tanah yang
kondisinya sesuai dengan kondisi di lapangan. Selanjutnya sampel tanah utuh ini
digunakan untuk menganalisis sifat fisik tanah yaitu untuk menentukan nilai bulk
density dan kadar air lapang. Tanah utuh atau tanah tidak terganggu di lapangan
adalah tanah yang benar-benar utuh tidak terganggu oleh faktor luar seperti
tumbukan air hujan, sehingga dalam pengambilannya benar-benar diperlukan
kehati-hatian agar tanah yang diperoleh benar-benar utuh atau tidak terganggu.
Sampel tanah terganggu adalah sampel tanah yang dapat diambil dengan
menggunakan skop, spatula, atau bor tanah mineral yang selanjutnya
dikeringanginkan dan digunakan untuk mengukur parameter seperti pH, Kapasitas
Tukar Kation (KTK), kadar air kering udara, kadar nitrogen, C-organik, fosfat,
dan unsur-unsur tertentu serta tekstur tanah (kandungan pasir, debu, dan liat atau
lempung).
Teknik pengambilan contoh tanah agregat utuh (bongkah) yaitu dengan
menggunakan cangkul untuk menggali kedalaman yaitu sekitar 0-20 cm. Biasanya
engambilan dilakukan di dua tempat yaitu lokasi 1 dan lokasi 2. Namun pada
praktikum kali ini hanya dilakukan di satu tempat. Kestabilan agregat terganggu
antara lain akibat pencangkulan atau pengambilannya yang menyebabkan tanah
sebagian pecah menjadi serpihan-serpihan kecil. Sehingga proses pengambilan
harus dilakukan sehati-hati mungkin agar diperoleh agregat-agregat tanah yang
utuh.
warna tanah dan pertumbuhan tanaman kelihatan sama. Contoh tanah komposit
diambil pada tanah yang homogen dan dominan pada suatu hamparan.
Perbedaan antara tanah utuh, tanah tidak utuh/terganggu, dan agregat utuh
yaitu :
1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) untuk penetapan kerapatan isi,
kerapatan jenis partikel, dan ruang pori total, pF, dan permeabilitas. Contoh
tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tertentu dalam
2.
3.
pengambilan contoh tanah utuh yaitu nilai jari-jari pada ring satu 2,4 cm, 4,6 cm,
dan 4,5 cm. dengan tinggi rig 5,4 cm, 4,9 cm, dan 5 cm sehingga didapatkan
volume 97,66 cm3, 325, 57 cm3,dan 317,92 cm3. Dengan berat ring dan kap yaitu
34,92 gr, 59,6492 gr, dan 59,67599 gr. Setelah dilakukan penggambilan tanah utuh
datanya berubah menjadi 171,47 gr, 173,25 gr, dan 178, 68 gr. Dengan data
tersebut dapat digunakan untuk penetapan angka berat volume, distribusi pori
pada berbagai tekanan dan permeabilitas tanah. Perbedaan hasil pengukuran
disebabkan karena ring yang digunakan untuk mengambil tanah utuh memiliki
ukuran yang berbeda-beda. Sedangkan pada pengambilan contoh tanah terganggu
digunakan untuk mengukur sifat fisik tanah berupa warna tanah dan struktur
tanah, kemudian digunakan untuk mengidentifikasi kekerasan tanah, ketersediaan
kerikil dan akar dalam tanah. Pada kedalaman 30 cm diperoleh bahwa warna
tanah adalah 5 R2/2 dengan struktur liat dan lunak dengan sedikit kerikil dan tidak
ada perakaran. Sedangkan pada kedalaman 60 cm merupakan tanah liat dan lunak
dengan warna tanah 10 R2/2 serta terdapat agak banyak batu dan tidak ada
perakaran. Pada lapisan 90 cm merupakan tanah liat dan lunak dengan warna
tanah 5 YR2/2 terdapat banyak batu dan sedikit perakaran. Dari hasil pengamatan
tersebut diketahui bahwa diatas tanah yang diambil tanahnya tidak terdapat bekas
tenaman ditandai dengan tidak adanya perakaran pada kedalaman 30 cm,dan 60
cm. Sedangkan pada kedalam 90 cm terdapat sedikit perakaran yang merupakan
akar tanaman di sekitar agregat tanah.
Kendala kendala yang dihadapi saat praktikum adalah lahan yang di
gunakan ditumbuhi rumput sehingga pada proses pengambilan contoh tanah
mengalami kesulitan karen perakaran rumput yang sudah panjang masuk kedalam
tanah, serta di dalam tanah tersebut mengandung banyak batuan yang menyulitkan
proses pada saat praktikum.
B.Saran
Sebaiknya praktikum acara pengambilan contoh tanah diperbanyak alat
penunjang praktikumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Gusmiati, 2012. Pengamatan Tanah Dengan Indera. UNSOED. Purwokerto.
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.
Hakim, Nurhajati dkk. 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UNILA, Lampung.
Hardjowigeno, S. 1992. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.
Hariwidjaja, O. 1980. Pengantar Fisika Tanah. Departemen Ilmu Tanah Institut
Pertanian Bogor. hlm. 62.
Kartasapoetra, Sutedjo. 1991. Pengantar Ilmu Tanah.Jakarta : Rineka Cipta
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi. Fahutan.
Institut Pertanian Bogor.
Syarief, Saifuddin.1989. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Time Life. 1996. Bumi dan Permukaanya. Jakarta : Tira Pustaka.