Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH ITMKG

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ITMKG

Disusun oleh:
Mashita Dyah Chaerani
160110130076

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014

I.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini berisikan tentang Komposit. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah ITMKG di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ITMKG.Semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Jatinangor, November 2014

Penulis
i

II.

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I ...1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
ISI.................................................................................................................................................... 2
1. DEFINISI ........................................................................Error! Bookmark not defined.
2. KOMPOSISI ...................................................................Error! Bookmark not defined.
3.KLASIFIKASI .................................................................................................................. 6
4.REAKSI KIMIA AMALGAM ......................................................................................... 7
5.TAHAPAN MANIPULASI DAN FAKTO-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...... 8
6.SIFAT MEKANIS ...........................................................Error! Bookmark not defined.
7. SIFAT KLINIS ...............................................................Error! Bookmark not defined.
8.MANIPULASI KOMPOSIT .......................................................................................... 14
9.

MACAM-MACAM

LIGHT

CURING...14
10. FINISHING AND POLISHING..
11.BONDING AGENT..
12. SIFAT-SIFAT PENTING BONDING AGENT
13.PERKEMBANGAN BONDING AGENT
BAB III ......................................................................................................................................... 31
PENUTUP..................................................................................................................................... 31
1.

KESIMPULAN .............................................................................................................. 31
ii

2.

SARAN ...........................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 32

iii

BAB I

PENDAHULUAN

Kegunaan resin composit sebagai sebuah bahan restoratative sudah meningkat untuk
beberapa tahun terakhir dan kepopulerannya meningkat setelah dperkenalkan perkembangan
bahan komposit yang lebih kuat. Dulu composit diutamakan untuk bagian anterior dimana
estetika adalah tujuan utama. Namun, sekarang sudah digunakan untuk merestorasi seluruh
bagian gigi dalam situasi yang bervariasi. Dengan pertimbangan ini, sangatlah penting jika
kehigienisan dental memperhatikan pemeliharaan yang baik dari bahan komposit untuk
memastikan kesehatan periodontal dan mencegah penyakit gigi geligi.
Komposit adalah produk yang terdiri dari setidaknya 2 komponen berbeda yang
biasanya di campur bersama dengan komponen yang memiliki struktur dan sifat yang
berbeda.
Tujuan mencampurkan beberapa macam komponen adalah mendapatkan sifat yang
tidak bisa didapat hanya oleh satu komponen saja.2 komponen utamanya adalah resin dan
reinforcing filler. Kedua komponen ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Sifat thermal,
modulus elastisitas juga tergantung dari bentuk, jenis, dan perbandingan resin dan filler.

BAB II

ISI

2.1

Definisi

Gambaran umum
Resin Komposit gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat unggul yang
digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang dan memodifikasi warna dan outline gigi,
sehingga dapat meningkatkan estetika wajah.

Perkembangan Komposit Kedokteran Gigi


Pada tahun 1871, bahan restorasi cavitas yang memiliki estetika pewarnaan gigi yang
tersedia hanyalah silikat. Meskipun silikat melepaskan fluoride, mereka tidak digunakan lagi
untuk gigi permanen karena sebagian besar dapat terkikis dalam beberapa tahun oleh cairan
mulut dan tidak memiliki sifat mekanis yang cukup. Kemudian pada tahun 1940-an resin
acrylic menggantikan silikat karena penampilannya yang mirip gigi, tidak larut dalam cairan
mulut, mudah dimanipulasi, dan harganya murah. Tetapi sayangnya resin acrylic juga
memiliki ketidakstabilan dimensional sehingga mudah menyusut saat curing, yang
menyebabkan mereka dapat terlepas dari dinding cavitas dan membuat kebocoran di setiap
sisi. Ekspansi thermal dan kontraksinya yang tinggi dapat menimbulkan stress lanjutan pada
sisi cavitas ketika makanan dan minuman yang dingin atau panas dikonsumsi. Namun
masalah ini dapat diatasi dengan penambahan bubuk quartz untuk membentuk struktur
komposit.
Komposit berdasarkan PMMA dahulu tidak terlalu berhasil, karena partikel filler
dengan mudah mengurangi volume polimer resin, tetapi tidak berikatan dengan resin. Maka
kerusakan berkembang antara partikel yang dipertahankan secara mekanis dan resin di
sekitarnya. Pembaharuan yang besar dilakukan oleh Dr. Ray L. Bowmen (1962) dari unit
penelitian American Dental Association di National Bureau of Standards dengan
mengembangkan jenis bahan komposit baru. Inovasi utama Bowen adalah bis-GMA,

dimethacrylate resin, dan coupling agent organik silane untuk membentuk ikatan antara
partikel filler dan matriks resin.

2.2

Komposisi
1. Matriks Resin.
Resin Komposit tersusun atas campuran monomer dimethacrylate aromatik dan

aliphatic seperti bis-GMA, triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA), dan urethane


dimethacrylate (UDMA). Tetapi dua oligomer yang umum digunakan pada dental composite
adalah bis-GMA dan UDMA, keduanya mengandung ikatan rangkap karbon reaktif pada
setiap ujungnya yang dapat melangsungkan polimerisasi tambahan.

Viskositas oligomer, terutama bis-GMA, sangatlah tinggi sehingga pengencer harus


ditambahkan, jadi dapat tercapai konsistensi saat filler ditambahkan. Senyawa difungsional
dengan berat molekul yang rendah, TEGDMA, ditambahkan untuk mengurangi dan
mengendalikan viskositas komposit.
2. Fillers.
Masuknya partikel filler ke matriks resin sangat meningkatkan sifat bahan, apabila
partikel filler berikatan ke matriks dengan baik. Bila tidak, partikel filler dapat melemahkan

bahan. Karena pentingnya partikel filler yang berikatan dengan baik, penggunaan coupling
agent yang efektif sangatlah penting bagi keberhasilan bahan komposit.
Keuntungan filler :
-

Menambah hardness, strength, dan mengurangi keausan.

Mengurangi shrinkage polimerisasi.

Mengurangi ekspansi thermal dan kontraksi.

Menambah viskositas sehingga mudah dikerjakan.

Menambah radiopacity dan sensitivitas diagnostic lewat gabungan glass strontium


dan barium dan senyawa metal berat lainnya yang menyerap sinar x.

Metode yang tepat untuk mengklasifikasikan komposit adalah dengan ukuran partikel,
bentuk, dan distribusi filler. Saat ini komposit mengandung partikel bulat besar (20-30 m),
partikel besar dengan bentuk iregular, partikel microfine (0,04-0,2 m), dan campuran
(microhibryds) yang mengandung sebagian besar fine particles dan beberapa microfine
particles. Berdasarkan jenis partikel filler, komposit dapat diklasifikasikan menjadi :
-

Microhybrid Composites.
Mengandung glass iregular (borosilicate glass; lithium or barium aluminium
silicate; strontium or zinc glass). Distribusi fine particles dan microfine particles
membuat padatan yang lebih efisien karena partikel yang lebih kecil akan mengisi
ruangan antara partikel yang lebih besar. Berdasarkan volume, 60-70% komposit
microhybrid merupakan filler; sedangkan berdasarkan berat, kepadatan filler
mencapai 77-84% berat total komposit.

Microfilled Composites.
Mengandung silika dengan luas permukaan yang sangat tinggi (100-300 m2/g)
yang memiliki diameter partikel 0,04-0,2 m. Karena luas permukaannya, hanya
25% volume atau 38% berat yang dapat ditambahkan ke oligomer untuk menjaga
agar konsistensi pasta cukup rendah.

3. Coupling Agents.
Agar komposit memiliki sifat yang baik, haruslah terbentuk ikatan yang baik antara
filler inorganik dengan oligomer organik saat setting. Ikatan ini didapatkan dengan cara
melapisi permukaan filler dengan coupling agents sebelum mencampurnya dengan
4

oligomer. Coupling agents yang paling umum adalah senyawa organik silikon, yang
disebut silanes.

Reaksinya akan mengikatkan filler dan oligomer, jadi ketika komposit terkena stress,
maka stress tersebut dapat dipindahkan dari satu partikel filler yang kuat ke partikel
lainnya melalui polimer berkekuatan rendah.
4. Initiators dan Accelerators.
Komposit terdiri atas light-cured (aktivasi dengan cahaya) dan self-cured. Aktivasi
dengan cahaya terjadi ketika cahaya biru dengan panjang maksimum gelombang 470 nm,
yang biasanya diabsorbsi oleh photo-activator, seperti camphoroquinone, yang ditambahkan
sekitar 0,2-1 %. Reaksi ini dipercepat oleh adanya amine organik yang mengandung sebuah
ikatan rangkap karbon.
Aktivasi dengan reaksi kimia didapatkan pada suhu kamar oleh amine organik (pasta
katalis) yang bereaksi dengan peroksida organik (pasta universal) untuk memproduksi radikal
bebas, yang sebaliknya akan menyerang ikatan rangkap karbon, dan menyebabkan
polimerisasi.
5. Pigmen dan komponen lain.
Oksida inorganik biasanya ditambahkan dalam jumlah kecil untuk menyediakan corak
warna yang sama dengan gigi lainnya. Banyak sekali corak warna yang tersedia, mulai dari
putih, kuning, sampai abu-abu. Penyerap ultraviolet juga biasanya ditambahkan untuk
meminimalisir perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi.

2.3

Klasifikasi
1. Berdasarkan proses curing.
Dibedakan menjadi :
o Light-cured composites
Reaksi polimerisasinya dimulai oleh cahaya tampak warna biru.
o Self-cured composites
Reaksi polimerisasinya dimulai secara kimiawi oleh peroxide initiator dan
amine accelerator.
o Dual-cured composites
Menggunakan kombinasi aktivasi kimiawi dan cahaya untuk memulai
proses polimerisasi.
2. Berdasarkan jenis partikel filler.
Dibedakan menjadi :
o Microhybrid composites
o Microfilled composites
3. Berdasarkan ukuran partikel, bentuk, dan distribusi filler.
Dibedakan menjadi :
o Partikel bulat besar (20-30 m)
o Partikel besar dengan bentuk iregular
o Partikel microfine (0,04-0,2 m)
o Campuran (microhibryds) yang mengandung sebagian besar fine particles
dan beberapa microfine particles

2.4 Tahapan Polimerisasi


Pemaparan terhadap sinar dengan panjang gelombang yang tepat akan merangsang
fotoinisiator camphoroquinone. Camphoroquinone yang telah teraktivasi akan menarik molekul
hidrogen yang terdapat pada ikatan rangkap karbon amina organik. Amina organik yang telah
kehilangan molekulnya akan menjadi radikal bebas yang mengaktifkan polimerisasi tahapan
pertma yaitu aktivasi. Radikal bebas adalah bahan kimia yang sangat mudah bereaksi karena
memiliki elektron bebas. Lalu tahapan kedua yaitu inisiasi. Saat inisiasi, radikal bebas

dikombinasikan dengan unit monomer untuk menciptakan bagian awal dari growing chain,
akan terjadi kombinasi radikal bebas dengan monomer untuk menciptakan rantai awal . Tahapan

selanjutnya adalah propagasi, dimana saat propagansi ni penambahan unit monomer terus
dilanjutkan. Penambahan monomer terus menerus yang mendorong terbentuknya rantai polimer.
Dan tahapan yang terakhir adalah terminasi. Terminasi merupakan penghentian dari growing
chain yang dihentikan oleh satu atau beberapa peristiwa, pada tahapan ini telah terbentuk
molekul yang stabil. Tahapan-tahapan tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar:

Polimerisasi resin komposit sinar saat ini dapat dilakukan dengan empat jenis sumber
sinar, antara lain: lampu Quartz Tungsten Halogen (QTH), Light Emiting Diode (LED),
lampu argon ion laser, dan lampu plasma. Sumber polimerisasi yang paling banyak
digunakan adalah halogen (QTH) dan LED dikarenakan biaya alat yang murah, mudah
didapatkan, dan spektrum emisi yang memungkinkan terjadi polimerisasi dikenal oleh hampir
semua resin komposit.

2.5

SIFAT FISIS RESIN KOMPOSIT


Resin komposit memiliki sifat fisik dan kimia. Sifat fisiknya antara lain working and

setting time, polymerization shrinkage, thermal properties, water sorption and color stability.
Sifat mekanisnya antara lain flexural strength, elastic modulus, dan hardness.

Working and setting time.


Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapat, terlihat bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara ketebalan bahan dan lamanya waktu penyinaran terhadap kekerasan bahan
resin komposit sinar. Dalam penelitian laboratorik ini diketahui bahwa ketebalan maksimal
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kekerasan yang optimal adalah 3 mm. Kekerasan
bahan dengan ketebalan bahan yang melebihi 3 mm akan menurun walaupun dilakukan
penyinaran dalam waktu yang cukup lama. Dilihat dari segi penyinaran umumnya nilai
kekerasan meningkat pada ketebalan 2 mm dan 3 mm dengan penyinaran 4060 detik, tidak
terjadi perbedaan yang cukup berarti, walaupun ada peningkatan kekerasan

Tergantung pada metode aktivasi:


Two-paste chemically activated system (self-cured composite): 3-6 menit dari
mulai pengadukan.
One-paste light activated system (light-cured composite): Bergantung pada
sumber sinar dan waktu exposure. Light curing times: 3-40 menit (tipe dan
intensitas sumber sinar, warna dan ketebalan material) Intensitas sinar
minimum: 400 mW/cm.

Polymerization shrinkage.
Resin komposit mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan pada saat
polimerisasi yang menyebabkan terbentuknya celah (gap) antara dinding kavitas dan resin
komposit yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro
8

Thermal properties.
Selain itu, perbedaan koefisien ekspansi thermal antara struktur gigi dan resin
komposit juga dapat mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan
dinding kavitas.
Tekanan kontraksi resin komposit selama polimerisasi akan menghasilkan kekuatan yang
bersaing dengan kekuatan perlekatan, sehingga dapat mengganggu perlekatan terhadap
dinding kavitas, hal ini merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan tepi.
Water sorption and solubity.
Kemampuan resin komposit dalam menyerap air tergantung pada matriks resin dan
komposisi filler. Sifat penyerapan air ini akan mempengaruhi sifat fisik dan sifat mekanis
resin komposit seperti hardness dan wear resistance. Polimerisasi yang adekuat menghasilkan
stabilitas dan kualitas antara silane dan coupling agent dan meminimalisasi lepasnya ikatan
matriks dan filler sehingga menurunkan resiko penyerapan air oleh resin komposit.
Color and color stability
Resin komposit merupakan resin akrilik yang telah ditambah dengan bahan lain
seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit. Untuk mendapatkan warna seperti
warna gigi geligi asli, pigmen warna ditambahkan seperti ferric oxide, cadmium black,
mercuric sulfide dan lain-lain. Bahan resin komposit ini biasanya digunakan untuk menumpat
gigi anterior, memperbaiki gigi patah, melapisi permukaan gigi yang rusak, atau menutup
warna gigi yang berubah karena obat-obatan antibiotik tertentu misalnya tetrasiklin.
Kegagalan estetik merupakan salah satu sebab kepada penggantian restorasi. Kombinasi yang
bagus antara warna gigi dan warna material restorasi sebelum dicuring adalah faktor klinikal
yang penting bagi mendapatkan hasil yang bagus. Walau begitu, kombinasi ini harus dapat
bertahan setelah material dicuring dan selama pemakaian. Jika warna komposit berubah
selama pemakaian, kelebihan utamanya yaitu estetik, hilang. Penyebab diskolorasi resin
komposit terbagi atas dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Sebagai faktor
intrinsik adalah reaksi polimerisasi dan ukuran partikel filler sedangkan faktor ekstrinsik
adalah minuman dan makanan, bahan kumur, rokok dan tembakau dan proses oksidasi.

2.6 SIFAT MEKANIS RESIN KOMPOSIT


Strength and Modulus
Resin komposit memiliki compressive modulus yang lebih kecil dibandingkan
amalgam, dentin, dan email.Flexural & Compressive Moduli dari resin komposit sejenis
microfilled dan flowable lebih rendah daripada komposit hybrid.
Hardness.
Kekerasan (hardness) adalah ketahan suatu bahan dalam menahan indentasi. Resin
komposit memiliki kekerasan permukaan sebesar 22-80 KHN ataupun 38-72 VHN dimana
lebih rendah dibandingkan email (343 KHN) dan amalgam (110 KHN). Kekerasan resin
komposit dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor selama manipulasi ataupun faktor
setelah manipulasi (saat digunakan di dalam rongga mulut). Salah satu faktor setelah
manipulasi yang dapat mempengaruhi kekerasan resin komposit adalah minuman yang
dikonsumsi oleh pasien.

2.7

SIFAT KLINIS

Persyaratan klinis untuk komposit yang dapat diterima dalam penggunaan tidak terbatas,
termasuk penggantian cusp gigi posterior, ialah sebagai berikut:
Sifat

Kriteria

Pemeliharaan warna (18 mo)

Tidak lebih dari 10% Charlie

Perubahan warna tepian (18 mo)

Tidak lebih dari 10% Charlie

Integritas tepian (18 mo)

Tidak lebih dari 5% Charlie

Karies berulang-ulang atau karies tepian

Tidak lebih dari 5% Charlie

Pemeliharaan kontak interproksimal

95% tidak menunjukkan pelebaran titik

Sensitivitas postoperatif

kontak
Tahan terhadap rasa panas, dingin, dan
stimuli gigitan yang negatif

Kegagalan (18 mo)

Tidak lebih dari 5% Charlie

10

Penggunaan antara 6 dan 18 mo

Tidak lebih dari 50 m

*dijelaskan dalam American Dental Association (Proposed) Guidelines for Resin-based


Composites for Posterior Restorations

Depth of Cure (Light-cured Composites)


Intensitas radiasi cahaya maksimum dikonsentrasikan di dekat permukaan suatu lightcured composite. Saat cahaya memasuki bahan, cahaya tersebut memantul dan mengobati
hingga kehilangan intensitasnya. Sejumlah faktor memengaruhi derajat polimerisasi pada
kedalaman permukaan tertentu setelah terjadinya proses light curing. Konsentrasi
fotoinisiator atau penyerap cahaya dalam komposit harus disesuaikan agar mampu bereaksi
terhadap panjang gelombang yang tepat. Konten pengisi maupun ukuran partikel sangat
memengaruhi dispersi cahaya. Oleh karena itu, komposit microfilled dengan partikel yang
lebih kecil dan lebih banyak, membiaskan lebih banyak cahaya dibandingkan komposit
microhybrid yang partikelnya lebih besar dan lebih sedikit. Pada komposit microfilled
dibutuhkan waktu paparan lebih lama untuk mendapatkan hasil yang tepat.
Intensitas cahaya pada permukaan resin merupakan faktor penting dalam pengobatan
menggunakan cahaya pada permukaan atau ke dalam bahan. Ujung sumber cahaya harus
dipegang pada jarak 1 mm dari permukaan bahan untuk mendapat penetrasi optimal. Jika
cahaya lebih opaque dan dikurangi intensitasnya, maka transmisi cahaya akan hanya
mencapai kedalaman minimal (1mm). Waktu paparan standar menggunakan cahaya paling
tampak ialah 20 detik. Secara umum, waktu ini cukup untuk memancarkan cahaya redup
suatu resin ke kedalaman 2 atau 2.25 mm. Paparan selama 40 detik meningkatkan derajat
pancaran pada seluruh kedalaman, tetapi hal ini dibutuhkan untuk mendapat pancaran yang
cukup dalam tempat gelap. Aplikasi cahaya terhadap struktur gigi dengan kedalaman 1 mm
atau kurang dari itu memproduksi pancaran yang cukup, tetapi nilai kekerasan (hardness)
yang didapatkan tidak konsisten.
Untuk mengevaluasi kedalaman efektif saat memancarkan light-curing unit, potong 510 mm bagian dari sedotan bersih dan letakkan pada objek glass. Isi sedotan dengan
komposit. Aplikasikan cahaya langsung ke permukaan atas selama 20-40 detik sesuai teknik
11

yang direkomendasikan. Potong sedotan dan keluarkan bagian komposit yang tidak terkena
pancaran. Keluarkan dari bawah spesimen menggunakan pisau tajam. Hitung panjang
spesimen yang terkena pancaran dan bagi menjadi dua untuk memperkirakan kedalaman
efektif pancarannya.
Radiopacity
Komposit modern memiliki atom-atom dengan nomor atom yang tinggi seperti
barium, strontium, dan zirconium. Beberapa pengisi, seperti quartz, kaca lithium-alumunium,
dan silika, tidak bersifat radiopaque dan pada komposit jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
pada bahan restoratif logam seperti amalgam. Komposit microhybrid mencapai suatu
tingkatan radiopacity dengan cara berikatan dengan partikel kaca logam berat berukuran
sangat kecil.
Alumunium digunakan sebagai standar referensi untuk radiopacity. Radiopacity
dentin setebal 2 mm setara dengan radiopacity 2.5 mm alumunium, dan enamel setara dengan
4 mm alumunium. Agar menjadi efektif, suatu komposit harus mencepai radiopacity enamel,
tetapi standar internasional menerima radiopacity setara 2 mm alumunium. Amalgam
memiliki radiopacity lebih besar dari 10 mm alumunium.
Wear Rate
Studi klinis telah menunjukkan bahwa komposit merupakan bahan superior untuk
restorasi anterior yang penting dari segi estetika dan memiliki gaya oklusi yang rendah. Satu
masalah dari komposit yaitu hilangnya kontur permukaan komposit di dalam mulut, yang
dihasilkan oleh kombinasi pemakaian abrasif saat mengunyah dan menyikat gigi serta
pemakaian erosif akibat degradasi komposit di dalam lingkungan oral.
Penggunaan restorasi komposit posterior ditemukan pada daerah kontak di mana
tegangan mencapai titik tertinggi. Penggunaan interproksimal juga telah ditemukan.
Terbentuknya parit pada tepian komposit ditemukan pada komposit posterior, kemungkinan
dihasilkan oleh lemahnya ikatan dan tegangan polimerisasi. Baru-baru ini diterima komposit
untuk pemakaian posterior yang memenuhi syarat klinis. Setelah lebih dari periode 5 tahun,
kontur permukaan yang hilang hanya kurang dari 250 pm atau rata-rata 50 pm per tahun.
Produk yang dikembangkan sebagai komposit laboratorium biasanya memiliki ketahanan
penggunaan yang lebih baik dibandingkan komposit microfilled atau flowable.
12

Biocompability
Hampir seluruh komponen komposit telah ditemukan bersifat cytotoxic in vitro jika
digunakan dalam bentuk alaminya, tetapi biokompabilitas komposit bergantung pada
pelepasan komponen-komponen tersebut dari komposit. Meskipun komposit melepas
beberapa level komponen selama berminggu-minggu setelah pengobatan, terdapat
kontroversi tentang efek biologis komponen-komponen ini. Jumlah pelepasan bergantung
pada tipe komposit serta metode dan efisiensi pengobatan oleh komposit. Pertahanan dentin
mengurangi kemampuan komponen untuk mencapai jaringan pulpa, tetapi komponenkomponen ini mampu menembus pertahanan dentin, meskipun pada konsentrasi rendah. Efek
dari paparan jangka panjang sel terhadap komponen resin berdosis rendah belum diketahui.
Di sisi lain, penggunaan bahan komposit sebagai penutup pulpa langsung (direct) beresiko
lebih tinggi karena tidak ada pertahanan dentin untuk membatasi paparan komponen yang
dilepaskan terhadap pulpa.
Efek dari pelepasan komponen komposit terhadap mulut atau jaringan lainnya belum
diketahui secara pasti, meskipun tidak ada penelitian telah mendokumentasikan efek biologis
yang negatif. Jaringan beresiko tertinggi terhadap pelepasan ini ialah gingiva. Komponen
komposit diketahui sebagai alergen, dan telah ada beberapa dokumentasi dari alergi akibat
kontak dengan komposit. Kebanyakan dari reaksi ini terjadi orang yang sering menangani
komposit sehingga sering terpapar dengan komposit.
Pada akhirnya, kemampuan komponen komposit untuk berperan sebagai xenoestrogen
masih berupa kontroversi.

2.8

MANIPULASI KOMPOSIT

Proteksi Pulpa
Jika sebuah kavitas yang dalam terbentuk setelah preparasi, lindungi pulpa
menggunakan kalsium hidroksida atau glass ionomer, hybrid ionomer, atau kompomer base.
Etching dan Bonding
Untuk membentuk ikatan antara komposit dengan gigi, etsa enamel dan dentin pada
preparasi kavitas menggunakan asam dan zat etsan selama 30 detik. Zat etsan biasanya
13

tersusun atas 34-37% asam fosforik. Selanjutnya bilas asam menggunakan air kemudian
keringkan secara perlahan dengan aliran angin. Enamel yang telah dietsa akan tampak kusam.
Agen-agen yang berikatan memasuki enamel yang telah dietsa dan permukaan dentin,
kemudian akan terjadi retensi mikromekanis.
Penempatan
Komposit dapat ditempatkan pada preparasi kavitas dengan berbagai metode. Dapat
ditempatkan menggunakan instrumen plastik, sehingga tidak menempel dengan komposit
selama proses penempatan. Selain itu dapat juga ditempatkan menggunakan suntikan plastik.
Suntikan memungkinkan campuran berukuran kecil untuk ditempatkan pada kavitas,
mengurangi kemungkinan terjadinya rongga dan memfasilitasi penempatan bahan pada area
retensi.

2.9

MACAM -MACAM LIGHT CURING UNIT


Sumber pengobatan menggunakan cahaya yang paling umum dalam bidang

kedokteran gigi adalah quartz-tungsten-halogen light. Pada pertengahan 1990, cahaya


intensitas tinggi mulai diperkenalkan. Pada tahun 2000, dioda pengemisi cahaya biru mulai
tersedia.

Quartz-Tungsten-Halogen Light-Unit
Contoh dari unit quartz-tungsten-halogen (QTH) tampak pada gambar di bawah ini:

Panjang gelombang tertinggi tiap unit berbeda-beda, bervariasi antara 450-490 nm.
Secara umum, intensitas berkisar antara 400-800 mw/cm2, tetapi unit QTH berintensitas
tinggi juga tersedia. Beberapa unit menyediakan energi dengan dua sampai tiga intensitas
14

(pengobatan bertahap) atau intensitas yang terus meningkat. Kebanyakan resin komposit
memerlukan densitas energi sebesar 16J/cm2 (400 mw/cm2 x 40 s = 16,000 mW s/cm2) untuk
polimerisasi.
Secara umum, keluaran dari berbagai lampu menurun seiring dengan lamanya
pemakaian dan intensitas tidak seragam antara tengah dengan tepian, di tengah intensitas
lebih besar. Intensitas juga menurun jika jarak antara sumber cahaya dengan objek semakin
jauh. Bola lampu dapat bertahan antara 50-75 jam.
Meskipun ada potensi kerusakan minimal yang diakibatkan oleh radiasi terhadap
jaringan lunak yang terpapar cahaya tampak, alat pencegah kerusakan retina harus selalu
digunakan untuk melindungi mata. Karena intensitas cahaya sangat tinggi, jangan melihat
refleksi cahaya dari gigi secara langsung. Sejumlah alat tersedia di pasaran untuk menyaring
cahaya tampak, sehingga operator dapat secara langsung mengobservasi prosedur pengobatan
serta untuk melindungi pasien dan staf. Alat-alat tersebut ialah kacamata dan penghalang
yang melekat langsung ke sumber cahaya.

Beberapa lampu memproduksi panas pada bagian tepinya, hal ini dapat
mengakibatkan iritasi pulpa. Terlalu banyak panas akan dihasilkan jika seseorang tidak dapat
menempatkan jarinya 2-3 mm dari tepian selama 20 detik.
Plasma-Arc Light-Curing Unit
Cahaya plasma-arc (PAC) ialah unit pengobatan berintensitas cahaya tinggi. Cahaya
didapatkan secara elektrik dari gas konduktif (plasma) yang membentuk antara dua elektroda
tungsten di bawah tekanan. Keluaran cahayanya disaring hingga transmisi minimal dalam
bentuk energi inframerah dan ultraviolet. Energi yang ditransmisikan berkisar antara 380-500
nm, dengan keluaran tertinggi mendekati 480 nm. Karena tingginya intensitas cahaya
sementara panjang gelombangnya rendah, cahaya PAC digunakan terhadap komposit
fotoinisiator. Cahaya PAC menghemat waktu selama prosedur yang membutuhkan paparan
15

berlipat-ganda, seperti restorasi kuadran dan ikatan kawat orthodontik. Secara umum,
paparan selama 10 detik dengan cahaya PAC setara dengan paparan 40 detik cahaya QTH.
Secara umum, PAC memproduksi cahaya yang sama atau lebih rendah konversi kedalaman
pengobatannya, modulus flexuralnya, dan tegangan flexuralnya, dibandingkan dengan cahaya
QTH.
Light-Emitting Diodes
Light-emitting diodes (LED) menggunakan penghubung semikonduktor yang tersusun
atas galium nitrida untuk mengemisikan cahaya biru. Spektrum keluaran LED biru berkisar
antara 450-490 nm, sehingga unit ini efektif untuk mengobati material dengan fotoinisiator
camphoroquinone. Unit LED tidak membutuhkan penyaring, memiliki jangka waktu yang
panjang, dan tidak mengemisikan panas.
Komposit yang diobati dengan unit LED memiliki sifat flexural yang mirip dengan
komposit yang diobati dengan unit QTH, hanya saja kedalaman unit LED lebih tinggi.

2.10

Finishing and Polishing

Tujuan dari Finishing dan Polishing


Tujuan utamanya adalah untuk membuat restorasi yang halus, seragam, dan mudah
dibersihkan oleh pasien. Dalam hal ini, keadaan tersebut bisa memperpanjang umur dari
restorasi, menurunkan perluasan caries lama, dan meningkatkan kesehatan dari jaringan di
sekitarnya.Terkadang pasien akan lebih membutuhkan restorasi komposit mereka dipolosh
dan kurang sering mempolitur (refinished)
A.Keuntungan dari Finishing dan Polishing
Berikut ini adalah hasil dari finishing dan polishing yang baik :
- Halus, margin tidak terlihat
- Permukaan antin plak
- Jaringan gusi yang lebih sehat
- Memperpanjang usia gigi
- Memperindah estetika
16

- Kontur yang bagus


B. Manfaat yang didapatkan dari metode restorasi composit
Manfaat manfaat tersebut dihasilkan oleh penghalusan yang baik margin cavosurface,
merekonstruksi fungsi fungsi anatomi, dan membuat permukaan yang halus. Permukaan
yang halus membuat enamel lebih terlihat mengkilap.
Evaluasi Restorasi Komposit
Tidak seperti restorasi amalgam, komposit bisa bisa langsung difinishing dan dipolish segera
setelah composit ditempatkan. Penempatan yang kurang baik, penyelesaian dan polishing
yang kurang sempurna dapat meningkatkan resiko dari karies baru, retensi plak, penyakit
periodontal, dan kegagalan restorasi. Restorasi komposit dinilai sebagai bagian dari ujian gigi
geligi. Beberapa restorasi perlu untuk difinishing dan dipolish. Namun di lain sisi, restorasi
perlu diperbaiki atau dipindahkan.

A. Indikasi untuk finishing dan polishing


- Overekstensi atau flash
- Premature kontak oklusal
- Overhang
- Warna putih gigi kurang
- Kelainan
B. Indikator untuk reparasi atau penggantian
- Margin terbuka
- Fraktur
- Pewarnaan terlalu luas
- Terdapat karies baru
- Terbukanya kontak proksimal
17

- Kelainan yang besar


Hal hal yang perlu diperhatikan dalam Poloshing dan Finishing
Restorasi komposit mempunyai 2 langkah dalam 1 prosedur . Selama prosedur finishing,
kontur diperbaiki ketika margin dan kelainan dihaluskan. Prosedur polishing sebaiknya
menghasilkan kilapan yang halus.
Panas yang dihasilkan saat finishing dan polishing harus dikontrol. Konduktivitas panas dari
komposit tidaklah setinggi amalgamtapi membahayakan pulpa. Irritasi dan luka dari
penningkatan panas harus diperhatikan. Penggunaan sebuah low speed hand piece dan air
sebagai

pendingin

direkomendasikan

untuk

menghindari

peningkatan

panas

dan

transmisinya.
Kesimpulannya, penanganan harus dilakukan agar tidak membahayakan gigi, jaringan lunak,
dan sudut kering untuk mencegah luka iatrogenic yang mengelilingi jaringan.

Prosedur untuk finishing dan polishing komposit


1. Evaluasi restorasi
2. Bicarakan perosedur dengan pasien
3. Kumpulkan peralatan yang dibutuhkan
Mouth mirror
Articulating paper
Explorer
Slow-speed handpiece
Air-water syringe
Cotton rolls, dry angles, or rubber dam
Finishing burs
Finishing strips
Finishing and polishing disks, cups, and points
Dental floss
18

4. Isolasi area dengan gulungan kapas atau rubber dam

Menyelesaikan Restorasi komposit


A. Permukaan proksimal
Overhange paling banyak dijumpai di proksimal area
1. Scalpel Blade
Sebuah scalpel blade lengkung adalah alat yang paling efektif untuk
memindahkan overhang interproksimal dan flash
2. Finishing burs - bentuk api
Ini bisa digunakan untuk menghaluskan kontur dan margin, dan
memindahkan overhange
3. Finishing disk
Berguna ketika restorasi meluas di permukaan facial atau lingual,
dengan demikian memungkinkan akses ke area tersebut
4. Finishing strip
Bagian tengah dari garis finishing tidak boleh terdapat abrasi. Berhati
hatilah dalam menarik atau floss bagian ini saat strip melewati kontak
proksimal. Posisikan strip pada kedua struktur gigi dan restorasi, dan tarik
strip dengan lembut pada permukaan atau margin restorasi.
B. Permukaan oklusi
Finishing oklusal meliputi penghalusan margin, memperhalus anatomi, dan
memindahkan flash
1. Finishing burs bentuk bola atau telur
Ini bisa digunakan untuk melengkapi secara praktis semua finishing
oklusi

19

2. Finishing point dan mahkota


Digunakan untuk mengahaluskan permukaan dan groove
C. Permukaan Facial dan Lingual
Finishing permukaan facial dan lingual menghaluskan margin, memperhalus
kotur axial, menhilangkan flash, dan mengeliminasi stain permukaan
1. Finishing burs bentuk api
Bisa digunakan unutuk permukaan kontur, menghaluskan margin, dan
menghilangkan flash
2. Finishing burs bentuk bola atau telur
Biasanya digunakan pada permukaan lingual di gigi anterior.
Bentuknya cocok dengan konkavitas lingual gigi anterior. Gunakan struktur
gigi yang lama untuk memandu bur.
3. Finishing Disk, point, dan mahkota
Berguna pada permukaan fasial ari gigi anterior ketika finishing point
dan mahkota digunakan pada permukaan lingual gigi anterior. Gunakan brush
stroke yang halus dan berselang seling.
Mempolish restorasi komposit
Hampir sama dengan proses finishing, tapi ada beberapa perbedaan. Menggunakan
abrasive yg bagus, lebih sedikit bahan yang dihilangkan, dan sebuah hasil permukaan yang
mengkilap
1. Menggunakan abrasive disk yang bagus, strip, cups, dan points untuk mempolish
permukaan oklusal, proksimal, fasial, dan lingual
2. Bilas, keringkan dan evaluasi restorasi komposit

20

2.11 Bonding Agent


Gambaran umum
Pengertian bonding agent adalah bahan yang merekatkan 2 permukaan substrat.
Dalam hal ini berlaku prinsip adhesi yaitu gaya tarik menarik antara atom dan molekul pada
2 permukaan yang berbeda kebanyakan dental bonding agent dibuat dari resin akrilik yang
mengandung pengisi inorganic dan photoinitiators dan untuk mengerti bagaimana ikatan
material itu bekerja. Itu penting untuk pengertian pertama yang mempunyai dua elemen
utama yang membuat gigi. Yang pertama adalah enamel, yang mana bekerja sebagai
pelindung sisi luar, dan yang kedua adalah dentin, yang mana membuat penutup dari strktur
gigi. Dentin mengandung banyak air, yang membuatnya susah unutuk menemukan zat yang
akan menempel dengannya secara permanen tapi kebanyakan dental bonding agent yang baru
bekerja dengan membentuk sebuah hybrid layerdiatas dentin yang terbuka. Lapisan ini bukan
hanya membentuk ikatan yang kuat , ia juga membuat pelindung.
Adhesi
Gaya tarik menarik antara atom atom dan molekul pada dua permukaan yang
berbeda. Beberapa tipe tipe ikatan adhesi bisa diindentifikasi tergantung dari klasifikasinya
:

Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan dari ikatan adhesi :


21

1. Kebersihan : Permukaan yang akan dilekati harus bebas dari kotoran dan kontaminasi
2. Penetrasi dari permukaan : Cairan adhesif harus mempenetrasi kedalam celah yang dibuat
oleh asam penggoresan enamel dan dentin
3. Reaksi kimia : Pembentukan dari ikatan kimia yang kuat melewati sebuah sebuah
permukaan akan meningkatkan jumlah dari bagian pelekatan. Ini dipercaya terjadi antara
enamel porselin dan oxide dari timah, indium, dan besi dibentuk pada permukaan alloy yang
mengandung proposisi yang tinggi dari logam mulia.
4. Mengkerutnya adhesi : cairan adhesi memadat dengan proses sebagai evaporasi zat padat
dan polimerisasi dan menghasilkan pengkerutan. Adhesi lalu menarik keluar dari zat atau
tekanan yang mungkin timbul yang melemahkan ikatan.
5. Tekanan panas : Jika adhesi dan zat mempunyai koefisien ekspansi panas yang berbeda,
perubahan temperatur akan meghasilkan tekanan pada ikatan
6. Lingkungan korosif : Adanya arir atau cairan korosif atau uap akan sering menyebabkan
kerusakan dari ikatan adesif
Kriteria adhesi
1. Wettability substrat oleh adhesif
2. Visikositas adhesif (flow meningkat)
3. Morfologi dan kekerasan permukaan substrat
Komposisi
1. Etchant
- Mengandung asam fosfor 37%
- Asam etchant disebut juga conditioners karena merupakan asam yang relatif kuat
(pH1.0)
- Etching solution berupa cairan yang dapat mengalir dengan bebas sehingga sulit
untuk dikontrol pada saat penempatan.
2. Primers
22

- sifat hidrophillik lebih kuat


- Mengandung volatile solvent
- Menigkatkan flow ke tubules terbukadan di sekitar serat kolagen
- Meningkatkan wetting pada permukaan etched
3. Adhesive
- Adhesive umumnya hydrophobic
- Mengandung Dimethacrylate oligomers yang kompatibel dengan monomer dalam
primer dan komposit
- Oligomer ini biasanya diencerkan dengan monomer molekul dengan berat jenis
molekul yang rendah

Enamel
1. Tehnik asam etching digunakan untuk mengikat material ke enamel, tidak ke dentin.
Tehnik ini simpel dan micromechanical, dan hal itu tidak berubah selama beberapa tahun ini
2. Akan lebih efektif untuk mengikat resin polymer ke ujung rod enamel daripada ke axis
panjang di jalan
3. Tehnik asam etching mempunyai built in pengecekan kontrol kualitas. Jika enamel
teretching dengan bagus, menghasilkan putih pucat
4. Bertahun tahun data klinis mendemonstrasikan keuntungan penggunaan teknik asam
etching untuk mengikat enamel. Pit dan fissure kunci pencegah karies dan margin dari
restorasi komposit memberi frekuensi warna yang kurang
Dentin
Sistem dental bonding sekarang ini, difungsikan dengan cara ikatan micromechanical
dan ikatatan atomik sekunder. Agak meragukan jika sistem ini berikatan dengan struktur gigi
dengan ikatan atomik primer. Kenyataannya sistem ikatan dentin adalah sebuah
pengembangan dari tehnik asam etch.
23

a. Sistem ikatan dentin


1. Jaringan gigi
Sistem ikatan dentin untuk kedua enamel dan dentin. Karena enamel adalah
lapisan luar dari jaringan, Sangatlah penting apabila sistem ini mengikat enamel.
Tanpa ikatan yang kuat ke enamel.
2.Struktur Dentin
Dentin dibentuk oleh intaratubuler dentin, intertubuler dentin, dan dentinal
tube terisi dengan proses odontoblastik. Intratubular dentin dan intertubuler dentin
termineralisasi tinggi, tapi proses odontoblas kebanyakan air. Seperti yang terlihat,
dentin lebih bervariasi dan complex dari enamel. Ikatan dentin sudah menjadi masalah
yang sulit untuk dipecahkan peneliti.
3. Lapisan smear
Ketika dentin dipotong atau dipreparasi dengan alat alat dental, sebuah
lapisan sisa yang disebut smear layer diproduksi di permukaanya. Lapisan smear pada
dentin juga meluas dalam jarak yang pendek menuju tubulus dentin. Ini terbuat dari
dentin dasar yang sedikit dilemahkan untuk memotong permukaan dentin. Enamel,
pada sisi lain, terpotong lebih bersih karena merupakan jaringan kalsifikasi yang
tinggi.
4. Urutan sistem ikatan dentin
Sistem ikatan dentin dimulai dengan cukup kompleks, membutuhkan
sebanyak enam bahan untuk diaplikasikan pada preparasi kavitas. Enamel dan dentin
diperlakukan secara berbeda. Enamel hanya di ecth pertma kali, dibilas, lalu
dikeringkan. Selanjutnya dentin di conditioned dengan asam lebih lemah atau
sebuah chelating agent. Chelating agent membentuk kompleks molekular dengan
kalsium dan ion ion lain, dan meraka digunakan untuk menghilangkan lapisan
smear dan untuk dekalsifikasi dari permukaan dentin. Aplikasi dari dentin primer
adalah selanjutnya, dan hal itu diliputi dengan adhesi resin. Dengan banyak produk
produk, dua komponen cair dicampur unutk mendapatkan primer atau bahan adhesi
material sebelum primer dan adhesif diaplikasikan ke gigi. Primer adalah dikeringkan

24

udara atau cured atau keduanya, tergantung dari sistem. Resin adhesi di cured
sebelum bahan material ditempatkan.
Hari ini, variasi dari simpel ikatan dentin sangat banyak. Sistem three step, tidak
jauh berbeda dari tehnik two step asam etching. Sistem teo step sudah menjadi lebih
populer. Baru baru ini, sistem one step yang menggunakan self etching primer sudah
diperkenalkan.

2.12 Sifat-Sifat Penting Bonding Agent


Sifat klinis
1. Tingkatan penyembuhan (Light cured composite)
Partikel microfilled komposit lebih kecil dari microhibrid komposit sehingga cukup
mengobati pada kedalaman tertentu
2. Radiocapacity

25

Alumunium yang digunakan sebagai acuan standar untuk radiocapacity


Kuarsa, alumunium lithium gelas, dan silika, tidak radiopague dan harus berbaur dengan
filler lain untuk menghasilkan komposit radiopague

3. Dasar penggunaan (wear rates)


Bahan yang superior untuk restorasi anterior
Hilangnya kontur permukaan komposit saat mengunyah dan menyikat gigi
Sifat biologis
1. Penggunaan material komposit sebagai langsung pulp-capping agen memiliki resiko lebih
tinggi, karena tidak ada penghalang dentin ada untuk membatasi eksposur dari pulp ke
komponen dirilis.
2. Komponen komposit diketahui alergen, dan telah ada beberapa dokumentasi alergi kontak
komposit

2.13 Perkembangan Bonding Agents

1. Generasi Pertama Adhesif Kedokteran Gigi


Awalnya, dentin bonding agents berdasarkan silane coupling agent. Silane
coupling agent digunakan untuk mengikatkan bahan pengisi inorganic pada
kandungan resin dalam komposit, untuk mengikatkan lapisan porselen melalui semen
resin pada enamel yang sudah diberi asam, dan untuk memperbaiki porselen yang
patah/putus dengan komposit. Silane coupling agents dapat disebut juga M-R-X, di
mana M adalah methacrylate tak jenuh, R adalah gugus alkil, dan X adalah reaksi
kimia dengan substrat siliceous. Untuk aplikasi dalam kedokteran gigi, penggunaan
silane coupling agents adalah -methacrylox propyltrimethoxysilane.

26

Dentin bonding agents awalnya mengandung kelompok asam X yang dibuat


untuk bereaksi dengan mineral, khususnya kalsium di dalam hydroxyapatite. Produk
pertama, dijual di awal 1950an, mengandung agent aktif glycerolphosphoric acid
dimethacrylate.

2. Generasi Kedua
Kesuksesan dari bahan komposit membawa perkenalan dentin bonding agents
pada akhir 19602an dan awal 1970an. Ada sebuah keyakinan berkembang bahwa
dentin bonding dapat membawa perubahan untuk praktik dari restorasi kedokteran
gigi dengan meminimalisasi perbesaran dari lubang preparasi. Khususnya, telah
dikenal bahwa jika dentin bonding yang cukup dapat tercapai, komposit mungkin
digunakan untuk memperbaiki abrasi daerah cervical tanpa tooth retention. Generasi
kedua dari bonding agents ini termasuk NPG GMA (N-phenylglycine dan glycidyl
methacrylate) dan phenyl-P, asam 2-methacryloxy phenyl phosphoric.

27

28

3. Generasi Ketiga
Generasi ketiga dari adhesive dentin juga berdasarkan penggunaan yang
berkelanjutan dari unfilled resin yang diaplikasikan sebelum penempatan dari bahan
restorasi komposit. Generasi kedua dari adhesive juga termasuk untuk berhubungan
dengan lapisan smear. Ketika dentin dipotong, sebuah lapisan smear yang tidak
terstruktur dibentuk yang mengandung partikel dentin, bakteri, dan terkadang saliva.
Lapisan ini terikat pada dentin.
Generasi satu dan generasi kedua dari adhesive ini memiliki kekuatan untuk
terikat yang rendah karena kegagalan dengan lapisan smear atau antara lapisan smear
dan dentin. Generasi ketiga dari adhesive memelihara dentin dengan cara :
memodifikasi lapisan smear

untuk meningkatkan komponen-komponennya atau

dengan menghilangkan lapisan smear tanpa mengganggu penyumbat yang menutup


tubulus dentin.
Prosedur bonding generasi ketiga ini terdiri dari 4 langkah:
1. Aplikasi dari pemeliharaan dentin, yang mana sejenis asam digunakan untuk
menghilangkan lapisan smear.
2. Aplikasi dari primer (dentin bonding agent).
3. Aplikasi dari adhesif, terutama unfilled resin.
4. Penempatan resin berdasarkan komposit.
Representative

conditioning

agents

ini

mengandung

larutan

hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan 2% asam nitrat. Dentin bonding agents terus


mengikutsertakan M-R-X untuk setiap bagiannya.
4. Generasi keempat
Generasi keempat merupakan hasil dari perubahan pemikiran dalam
perkembangan material. Di sebagian besar bagian dunia, telah diasumsikan bahwa
etching dentin yang agresif (contohnya, dengan asam fosfor yang sebelumnya
digunakan untuk etch enamel), dikontraindikasikan karena keyakinan bahwa
pembukaan tubulus dentin dengan etching akan menghasilkan iritasi pulpa, inflamasi,
29

dan mungkin kematian dari jaringan pulpa melalui komponen-komponen dari etchant,
bonding agents, dan bahan filling.
Hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai penyederhanaan dalam teknik
klinis dengan mengetahui bahwa asam fosfor dapat digunakan untuk etch dentin dan
enamel. Generasi-generasi sebelumnya etch

dentin dan enamel secara terpisah.

Teknik ini disebut juga total-etch technique. Teknik ini kompleks karena melibatkan
beberapa tahapan. Yang unik dari generasi keempat ini adalah adanya wet bonding
process yang sebelum-sebelumnya dilakukan pengeringan yang ekstensif sebelum
diaplikasikan bonding agents.

5. Generasi kelima
Generasi kelima dari dentin bonding agents dikembangkan karena
keberhasilan klinis akan lebih konsisten jika langkah-langkah yang dilakukan lebih
sederhana. Langkah-langkah prosedurnya dapat dikurangi dengan mengkombinasikan
conditioner dan primer (self etching primer) atau primer dan adhesive (self-priming
adhesive atau one bottle system). Penyederhanaan ini telah meningkatkan konsistensi
dari hasilnya. Meskipun hasil laboratorium membuktikan efektivitas yang sama untuk
kedua pendekatan ini, namun secara klinis, self-etching primer menghasilkan hasil
yang sangat baik. Satu jenis produk telah dihasilkan untuk menggabungkan ketiga
komponen sekaligus, namun para ahli klinis mengasumsikan bahwa penyederhanaan
ini tidak akan menghasilkan hasil yang optimal. Single-step bonding ini terkadang
disebut sebagai sistem generasi keenam.

30

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komposit adalahgabungan daari dua atau lebih bahan yang digunakan untuk
restorasi gigi.

Komposisi komposit terdiri dari matriks resin, fillers,compling agents,


initiator, pigmen. Bahan-bahan ini memiliki kelebihan dan kekurangan

Diklasifikasikan berdasarkan proses curing, jenis partikel filler,dan partikel,


bentuk, dan distribusi filler.

Sifat fisik komposit antara lain working and setting time, polymerization
shrinkage, thermal properties, water sorption and color stability.

Sifat mekanis komposit meliputi strength dan modulus elastisitas serta


hardness .Strenght dan modulus elastisnya lebih kecil dari amalgam, dentin,
dan email. Resin komposit memiliki kekerasan permukaan sebesar 22-80
KHN ataupun 38-72 VHN

Resin komposit memiliki persyaratan klinis yang menjadikannya cocok untuk


restorasi meliputi Depth of Cure (Light-cured Composites, radiopacity, wear
rate,biocompability.

Manipulasi komposit untuk etching dan bonding, restorasi pulpa dan


penempatan.

Sumber pengobatan menggunakan cahaya yang paling umum dalam bidang


kedokteran gigi adalah quartz-tungsten-halogen light,selain itu ada LightEmitting Diodes, dan Plasma-Arc Light-Curing Unit

Komposit menggunakan bonding agent agar bisa menempel pada email dan
dentin, bonding agent tersebut menggunakan sifat adhesif agar bisa melekat
dengan baik.

31

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, J.K. 2003 :Phillipss Science of Dental Materials, 12th Ed, Philadelphia,
WB Saunders
2. Combe, E.C. 1992 : Sari Dental Material, 1st Edition, Jakarta : Balai Pustaka.
3. Craig, R.G. & Powers, J.M. 2002 : Restorative Dental Materials, 11th Ed, St.Louis,
Mosby.
4. Gladwin, Marcia & Michael Bagby. 2009 : Clinical Aspects of Dental Materials
Theory, Practice, and Cases, 3th Ed, Philadelphia, Lippincott Wiliams & Wilkins.
5. Mc Cabe, J.F. & Walls A.W.G 2008 : applied Dental Materials, 10th edition, Oxford
Uk, Blackwell Pub
6. OBrien W.J. 2008 : Dental Materials and

Their Selection, 5th edition, Chicago,

Quintessence Pub.
7. Van Noort, 2007 : Introduction to Dental Materials, 4th edition , Edinburg, Elsevier

32

Anda mungkin juga menyukai