LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. Pengertian
a. Gastroentritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (capital
selekta,edisi 3.1999).
b. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100 200 ml per jam tinja), dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula disertai
frekuensi yang meningkat (Smeltzer dan Bare, 2001, hal 1093).
c. Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
d. Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang
patogen (Whaley & Wongs,1995).
e. Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
(Suhariyono, 2003).
Dari
kelima
pengertian
diatas
penulis
dapat
menyimpulkan
bahwa
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
2. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
b. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal
dari bahasa yunani yaitu Pharynk.Didalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit
dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan
antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan
rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan
hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian
inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut
nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak
dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring
yang menghubungkan orofaring dengan laring
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: i, oeso - "membawa",
dan , phagus - "memakan").
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
histologi.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1) bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.Terdiri dari 3 bagian yaitu
1) Kardia.
2) Fundus.
3) Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3
zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi
dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.
Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan
secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam
bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus,
yang berarti "kosong".
3) Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileumadalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaanmanusia,ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu.
Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak
terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk
periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.Orang
dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan
anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot
yang penting untuk menunda BAB.
Anusmerupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter.Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar
- BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
j. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzimpencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posteriorperut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
1)
2)
k. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan.Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesis protein plasma, dan penetralan obat.Dia juga memproduksi bile,
yang penting dalam pencernaan.Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati,
hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada
akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah
darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi
umum.
l. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk
buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan
tubuh untuk proses pencernaan.
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan
berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan
hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2
fungsi penting yaitu:
1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol
10
3. Etiologi
Menurut Brunner & Suddarth 2002 terdapat beberapa etiologi pada penderita
gastrointestinal akut yaitu :
a. Makanan yang terkontaminasi racun atau karena makanan yang sudah basi.
b.Infeksi kuman
c. Malabsorpsi garam empedu.
d.Penyakit inflamasi usus(enteritis regional, colitis ulseratif) terutama
menyebabkan diare kronik dengan darah atau mucus
e. Akibat obat obatan laksatif, dan garam berlebihan
11
b. Patofisiologi
(http:/nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengangastroenteristis)
Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi:
a. Dehidrasi ringan, jika kekurangan cairan 5% atau 25 ml/kg/bb.
b. Dehidrasi sedang, jika kekurangan cairan 5-10% atau 75 ml/kg/bb.
c. Dehidrasi berat, jika kekurangan cairan 10-15% atau 125 ml/kg/bb.
12
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung
atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria.Infeksi ini
menimbulkan peningkatan produksi air dan garam ke dalam lumen usus dan
juga peningkatan motilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang
tidak dicerna dan cairan dikeluarkan.Dengan gastroenteritis yang hebat,
sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan dehidrasi,
hyponatremi dan hipokalemia (Long, 1996).Selain itu juga gastroenteritis yang
akut maupun yang kronik dapat meyebabkan gangguan gizi akibat kelaparan
(masukan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikamik, dan gangguan
sirkulasi darah.
6. Komplikasi
Menurut Suriadi dan Rita Yuliani 2001 komplikasi dari diare adalah :
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
13
7. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Doenges, Marilynn E, 2000 Pemeriksaan Diagnostik dari diare adalah
a. Diferensial : menentukan adanya anemia, leucopenia, limfositosis.
b. Elektrolit : ketidakseimbangan termasuk penurunan kalium, natrium, dan
klorida.
c. Fungsi tiroid : Kadar tiroksin (T4) biasanya normal, namun sirkulasi kadar
tridotironin (T3) mungkin rendah.
d. Fungsi hipofisis : Respon TSH terhadap TRF tak normal pada anorexia
nervosa
e. Metabolisme kortisol : Dapat meningkat.
f. Tes sekresi hormone Lutenizing : Pola sering mirip gadis pra pubertas
g. Gula Darah: Mungkin rendah
h. Kimia lain : AST (SGOT) meningkat
i. Urinalisa dan fungsi ginjal : BUN dapat meningkat, adanya keton
menunjukkan kelaparan, penurunan urin 17 ketosteroid
j. Pemeriksaan tinja.
k. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
14
8. Penatalaksanaan Medik
Menurut Suddarth & Brunner, 2002 Penatalaksanaan Medik dari diare adalah :
a. Menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan makanan sampai
gejala berkurang
b.Bila diet mengandung gizi dianjurkan pada pasien yang mampu makan
melalui mulut
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
d.Bila gastritis di akibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisirasian agen
penyebab.
e. Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida serta
cairan intravena
f. Endoscopy fiberoptik mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren /
jaringan perforasi.
9. Prognosis
Dengan penggantian Cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan
terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya
sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti
kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas ditujukan pada anak-anak dan
pada lanjut usia. Di Amerika Serikat, mortalits berhubungan dengan diare
infeksius < 1,0 %.
10. Pencegahan
a. Tetap memberikan nutrisi yang cukup selama diare, terutama pada anak
dengan gizi yang kurang. Minuman dan makanan jangan dihentikan lebih
dari 24 jam, karena pulihnya mukosa usus tergantung dari nutrisi yang
cukup.Bila tidak makalah ini akan merupakan faktor yang memudahkan
terjadinya diare
b. Air susu ibu dan susu formula serta makanan pada umumnya harus
dilanjutkan pemberiannya selama diare
15
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Untuk kasus gastroenteritis, pengkajian yang dilakukan meliputi:
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tanggal lahir, nama orang tua,
pekerjaan dan pendidikan.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit yang pernah diderita, apakah sebelumnya pernah menderita
gastroenteritis atau penyakit lain, kebiasaan hidup, riawayat alergi dan lainlain.
c. Riwayat kesehatan saat sakit
1) Keluhan utama: Keluhan yang sering ditemukan adalah BAB encer
lebih dari empat kali sehari, warna feses kuning kehijauan, hijau, bentuk
mukoid dan mengandung darah.
2) Riwayat perjalanan penyakit: beberapa lama penyakit diderita, hal-hal
yang meringankan dan memperberat penyakit.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu
Kehamilan dengan gawat janin, diabetes mellitus, malnutrisi, intrauteri,
infeksi intra-natal, persalinan dengan ada komplikasi, persalinan dengan
tindakan karena ada komplikasi, penolong persalinan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ada riwayat penyakit gastroenteritis
16
atau
hipernatremia
akibat
kekurangan
natrium,
17
18
Diagnosa
Tindakan Keperawatan
Rasional
Keperatan
Tujuan dan
Tindakan
Kriteria
1.
Defisit
volume Setelah
cairan
dan dilakukan
elektrolit
dari
1. Kaji
kurang tindakan
kebutuhan keperawatan
adanya 1. keseimbangan
dehidrasi
cairan
(penurunan
pertahankan
turgor
selama
episode
Karena
kulit,
sulit
di
tacikardi, nadi
akut.
dengan
lemah,
feses di dorong
penurunan
melalui
usus
natrium
terlalu
cepat
serum, haus).
untuk
cairan
berlebihan
output kekurangan
yang volume
dapat
cairan
terpenuhi
dengan kriteria:
-
Membrane
memungkinkan
mukosa
absorbsi
lembab.
haluaran
Intake
dan 2. Mencatat
air;
melebihi asupan
19
out
put
seimbang.
-
dan 2. Mengetahui
output
kesimbangan
Turgor kulit
baik.
-
intake
Mata
tidak
cara
untuk
cekung.
menghentikan
banyak
Menunjukkan
muntah.
pergantian cairan
yang
perubahan
keseimbanga
4. Berikan
perlukan.
cairan
n cairan
di
3. Memberitahukan
parenteral
bahwa
akibat
sesuai
muntah
cairan
indikasi
akan kehilangan
lebih
banyak
lagi.
4. memperbaiki
kehilangan
cairan.
2.
Resiko
gangguan Setelah
integritas
1. Observasi
kulit dilakukan
1. Area
kemerahan,
meningkat
ini
berhubungan
tindakan
pucat,
risikonya untuk
dengan
keperawatan
ekskoriasi.
kerusakan
iritasi,frekwensi
diharapkan
BAB
berlebihan.
2. Gunakan
yang gangguan
inutegritas
dapat
kulit
memerlukan
pengobatan lebih
kulit
kali
intensif.
diatasi
dan
dengan kriteria:
-
dan
sehari
mandi.
dan menurunkan
pasien 3. Tekankan
gatal.
tetap utuh
pentingnya
tidak
masukan
mengalami
nutrisi
kerusakan
cairan
3. Perbaiki
nutrisi
memperbaiki
kondisi kulit.
20
kulit
adekuat.
4. Dorong
mandi
dua 4. sering
mandi
menyebabkan
pengganti
kekeringan kulit
mandi
tiap
hari.
3.
Perubahan
nutrisi Setelah
kurang
dari dilakukan
kebutuhan
tubuh tindakan
berhubungan
dengan
makanan
adekuat
1. Hindari
keperawatan
pemberian
dalam
diet
dengan
pisang, apel,
masukan diharapkan
dan
rendah elektrolit
roti
bakar.
2. mengetahui
perkembangan
menunjukkan
respon
nafsu
makan
peningkatan
terhadap
klien
dan
BAB
pemberian
memantau
mencapai
makan
peningkatan
masukan oral.
yang
diharapkan
-
energy
Dapat
makan
menghabiska
dengan
diet
lambung
lunak,
diet
dapat mengiritasi
porsi
kekosongan
makanan
dengan porsi
yang
kecil
dihidangkan.
sering.
yang
lambung
tapi
memperbaiki
anggota
kepatuhan
keluarga.
terhadap
program
21
terapiutik
4.
Kurang
Setelah
1. Tentukan
pengetahuan
dilakukan
persepsi
tingkat
berhubungan
tindakan
keluarga
pengetahuan
tentang
dasar
informasi
proses
proses penyakit
penyakit.
dan pengobatan.
tentang diharapkan
penyakit,prognosis
kurang
dan pengobatan.
pengetahuan
keluarga
tentang
ulang 2. pengetahuan
proses
dasar
penyakit,
akurat
kriteria:
penyebab
memberikan
keluarga
yang
kesempatan
mengerti
menimbulkan
keluarga
tentang
gejala.
membuat
diatasi
dapat
2. Kaji
1. mengetahui
dengan
untuk
penyakit dan
keputusan
pengobatan.
tentang
keluarga
penyakitnya.
berpartisipasi
yang
3. Kaji
ulang 3. memungkinkan
dalam
obat,
tujuan,
pemahaman dan
pengobatan
frekwensi,
dan
dosis
perawatan
kemungkinan
kerja
keluarga
efek samping.
dalam program.
dapat
dan
meningkatkan
sama
menunjukkan
kemampuan
4. Tekankan
4. Menurunkan
untuk
pentingnya
penyebaran
merawat
perawatan
bakteri
pasien,
kulit
resiko
khususnya
tehnik.
Cuci
dirumah
tangan
yang
bersih
dan
seperti
kulit.
dan
iritasi
22
perawatan
perineal.
5.
Gangguan
rasa Setelah
nyaman
nyeri dilakukan
berhubungan
dengan
1. Kaji
rasa nyeri.
tindakan
mempermudah
dalam
distensi keperawatan
abdomen.
tingkat 1. Untuk
2. Atur
posisi
pengibatan.
diharapkan nyeri
dapat
bagi klien.
teratasi
nyeri.
dengan kriteria:
-
Nyeri
berkurang
hangat
Pasien
daerah
distensi
terlihat rilek
abdoment.
abdomen.
Skala nyeri 0
Pasien
pada
bisa 4. Kolaborasi
berjalan
dengan dokter
kemana-
dalam
mana.
pemberian
mengurangi
4. Program
pengobatan.
therafi
analgetik
sesuai
indikasi
6.
Cemas
Setelah
berhubungan
dilakukan
1. Kaji
orang keperawatan
cemas
teratasi
dapat
dengan
kecemasan
mengatasi cemas
klien.
klien.
2. Gunakan
rasa
terapiutik,
kontak mata,
keluarga
dan
tubuh.
menunjukkan
2. Memberikan
komunikasi
kriteria:
Pasien
tingkat 1. Mempermudah
sikap
nyaman
23
tanda-tanda
-
3. Membantu untuk
kenyamanan.
keluarga
mengurangi
Cemas
dalam setiap
tingkat
berkurang
tindakan.
kecemasan
Pasien
menunjukkan
3. Libatkan
keluarga.
4. Anjurkan
tanda-tanda
pada keluarga
distress fisik
untuk
yang
mendampingi
minimal.
klien.
Keluarga
dapat
berpartisifasi
dalam
perawatan
pasien sebaik
mungkin.
selalu
4. Memberikan
motivasi klien.
24
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama
: An. K
Tanggal lahir/umur
: 21 November 2011 / 2 Th 28 Hr
Nama Ayah/Ibu
: Ibu W
Pekerjaan Ayah/Ibu
: Wiraswasta
Agama
: Kristen
Pendidikan
: Belum sekolah
Suku/budaya
: Jawa/ Indonesia
Alamat
: Teruman Bantul
2. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan sejak kemarin pasien diare dan muntah terus-menerus
sebanyak 5x. Alasan Utama Saat masuk Rumah Sakit karena pasien diare dan ingin
mendapatan pengobatansecara tepat.
25
Kehamilan direncanakan
Penambahan BB : 10 Kg
b. Natal.
-
Penolong: dokter
BB : 2000 gr, PB: tidak terkaji karena ibu pasien lupa, LD: tidakterkaji,LK:
tidak terkaji
c. Postnatal.
-
26
Umur
0-1 bulan
Jenis Imunisasi
BCG, POLIO 1
2 bulan
DPT/HB 1, POLIO 2
3 bulan
DPT/HB 2, POLIO 3
4 bulan
DPT/HB 3, POLIO 4
9 bulan
CAMPAK
27
6. Riwayat Keluarga :
Genogram
Kakek
Nenek
Kakek
Ayah
Nenek
Ibu
Pasien
Keterangan:
: Kakek
: Nenek
: Ayah
: Ibu
: Pasien
: Tinggal serumah
Pasien berusia 2th 28 hr. Saat ini pasien menderita sakit dengan diagnosa medis
GEA. Dalam silsilah keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau
jenis penyakit yang lain. Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuannya.
7. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh: orang tua sendiri
b. Hubungan dengan anggota keluarga: ibu & ayah
c. Hubungan dengan teman sebaya: baik, ketika bertemu dengan teman sebayanya
An.K mau ikut bermain.
d. Pembawaan/tingkah laku secara umum: baik, meski terkadang malu ketika
bertemu dengan orang-orang baru.
e. Kebiasaan bermain: pagi & sore hari
f. Keinginan bermain: cukup baik, hanya bila ia sudah kenal dengan orang itu
g. Lingkungan rumah: baik, dan mendukung proses perkembangan An.K sesuai
dengan usianya
28
8. Kebutuhan Dasar
a. Pola Nutrisi
-
Jam makan pagi jam 06.00 WIB, makan siang jam 12.00 WIB, makan
malam jam 18.00 WIB
b. Pola tidur
-
c. Eliminasi
-
BAK: Frekwensi: sedikit, jumlah: 200 ml/waktu: pagi dan siang hari, warna:
kuning jernih, konsistensi: jernih, tidak ada keluhan sewaktu BAK.
Toilet training: waktu mulai dilatih: usia 1,5 Th. Tercapai: usia 2 Th.
d. Pola Kebersihan Diri (mandi 2x sehari, gosok gigi pagi & malam hari, cuci
rambut setiap kali mandi, potong kuku seminggu sekali, mata bersih, telinga
bersih tidak ada serumen)
e. Aktifitas Bermain: suka main mobil-mobilan dan robot-robotan.
29
c. Eliminasi :
-
BAB : Frekwensi: 4-6x dalam sehari, waktu: tidak tentu, warna: kuning,
konsistensi: encer keluhan: tidak ada.
BAK: Frekwensi: 150 cc, waktu: tidak tentu, warna: kuning jernih,
konsistensi: cair, tidak ada keluhan waktu BAK.
e. Pola Kebersihan diri (mandi 2x sehari, gosok gigi: tidak, cuci rambut,: tidak,
kuku besih, mata pupil isokor kiri & kanan 3 mm, telinga: bersih)
f. Aktivitas: tidak melakukan aktivitas.
g. Data psikologis : gelisah, takut, sedih, diam.
h. Data Spiritual: i. Data Intelektual: -
30
j. Mulut/gigi: tidak berbau, mukosa bibir kering, uvula ditengah, tonsil T1 tidak
ada kelainan sepertipalato skisis/ labio palato skisis, gigi bersih & berwarna
putih, tidak ada yang berlubang.
k. Leher/tengkuk: tidak ada tanta-tanda pembengkakan kelenjar tiroid/paratiroid,
tidak terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
l. Dada
-
Paru paru: suara napas vesikuler, tidak ada suara napas tambahan
m. Abdomen
Bentuk perut simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyri tekan, peristaltic usus 12 x
permenit bunyinya keras dan panjang.
n. Genito urinaria
Anus : kemerahan, ada luka lecet, tidak ada hemoroid, fissure, fistula, atau
tanda keganasan.
o. Punggung
Tidak terdapat kelainan bentuk punggung seperti spinabifida.
p. Ekstremitas
Tidak ada pembengkakan pada daerah pretibia,& dorsum pedis.Tidak
mengalami hambatan dalam bergerak.Tidak terjadi clubbing finger pada ujung
jari tangan.
b.
Motor/gerak halus
-
31
d. Motor/gerak kasar
-
Melompat (P)
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Hemoglobin
16
Hematokrit
46,7
H%
36,0-46,0
Leukosit
23,8
L ribu/mmk
140,0-440,0
Trombosit
762
H ribu/mmk
140-440
gr%
Nilai normal
12,00-18,00
32
13. Obat-Obatan
Cefixime Syr 2x cth
Lacto B 2x 1
Narfos 2x amp
Analisa Obat
No
Nama Obat
Indikasi
Kontraindikasi
Efek Samping
Implikasi
Keperawatan
Cefixime
untuk pengobatan
Penderita
Shock,
Hati-hati
Syrup
infeksi yang
dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap
disebabkan oleh
shock atau
seperti rash,
reaksi
mikroorganisme
hipersensitif
urtikaria,
hipersensitif,
Escherichia coli.
akibat beberapa
eritema.
karena
bahan dari
reaksi-reaksi
sediaan ini.
seperti shock
dapat terjadi.
Lacto B
Pengobatan diare
Tidak ada
Tidak ada
Perhatikan
dan pencegahan
umur pasien
intoleransi
dan berikan
laktosa.
obat
sesuai
dosis
3
Narfoz
Untuk untuk
Jangan
Yang biasanya
Jelaskan
menangani mual
diberikan
terjadi adalah
efeksamping
dan muntah
kepada
sakit kepala,
dari
penderita yang
sensasi
narfoz
hipersensitif
kemerahan atau
kepada
atau alergi
hangat pada
keluarga
terhadap
kepala dan
pasien
Ondansetron.
epigastrium.
supaya
obat
keluarga
pasien tidak
panik.
33
Data
Masalah
DS:
-
Orang
Kekurangan volume
tua
mengatakan
Penyebab
Diare
pasien cairan
anaknya
Wajah pucat
Badan lemas
DS:
-
Orang
mengatakan
pasien
anaknya
Pasien muntah 2x
Pasien diare
kebutuhan tubuh
Muntah, Anoreksia
34
DS: -
Anxietas sedang
Perubahan lingkungan
DS:-
Resiko kerusakan
Ekskresi, lembap
DO:
integritas kulit
DO:
-
Pasien rewel
Menangis terus
Gelisah
Minta digendong
ibunya
DS:
-
DO:
-
Perubahan koping
keluarga
Krisis situasional
35
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal: 18 Desember 2013
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare) ditandai dengan:
DS: Orang tua pasien mengatakan anaknya diare dari kemarin.
DO: Turgor kulit elastik, Wajah pucat, Mukosa bibir kering, Badan lemas, BAB
sudah 4x dengan konsistensi encer, Bising usus 12x per menit bunyinya
keras dan panjang.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan ditandai dengan:
DS: Orang tua pasien mengatakan anaknya muntah dan tidak nafsu makan
DO: Pasien muntah 2x, Bubur yang diberikan hanya dimakan sedikit, Pasien
diare
3. Ansietas sedang b.d perubahan lingkungan ditandai dengan:
DS: DO: Pasien rewel, Menangis terus, Gelisah, Minta digendong ibunya, Ingin main
keluar
4. Ketidakefektifan koping keluarga b.d krisis situasional
DS: Orang tua pasien mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi
anaknya
DO: Orang tua pasien terlihat cemas, Orang tua pasien menanyakan apakah
diare anaknya bisa segera disembuhkan.
5. Resiko kerusakan integritas kulit dengan factor resiko adanya ekskresi bersifat
cair dan kondisi lembab.
Tanda Tangan
Ketut Sanjaya
36
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama Pasien
: An.K
Ruangan
Tanggal
: 18 Desember 2013
Nama Mahasiswa
: Ketut Sanjaya
No
volume
cairan
Rasional
Tindakan Keperawatan
Tindakan
dilakukan
tindakan WIB
WIB
ditandai dengan:
diharapkan
DS :
volume
cairan
membantu
demam
mengidentifikasi
kaji
DO :
pengisian kapiler
Haluaran
Badan lemas
Wajah pucat
1ml/Kg/Jam
urin
turgor
3. Pantau
sebesar
vital
kulit
masukan
dan
volume
dan
fluktuasi
dapat
adanya
keadekuatan
perifer
hidrasi seluler
dan
37
encer
-
Bising
usus
12x
per
menit
dan
cairan
haluaran
menentukan
penggantian
cairan
4. Menurunkan
iritasi
gaster/muntah
untuk
meminimalkan
kehilangan cairan
5. Utuk mengobati diare
6. Untuk
pengobatan
kebutuhan
tubuh
dilakukan
tindakan WIB
WIB
menyebabkan
dapat
tidak
38
ditandai dengan:
DS :
hasil:
nafsu makan
2. Untuk
15,5 Kg
-
makan
DO :
Ada
untuk
nafsu
makan
atau
Pasien muntah 2x
Bubur
yang
diberikan
hanya
makanan
mengatasi
memberikan 3. Untuk
sedikit
tapi
sering
mengetahui
yang dihidangkan
pasien terpenuhi
dimakan sedikit
3.
Pasien diare
mual, muntah
Setelah
lingkungan
ditandai dengan :
diharapkan
DS : -
DO :
Pasien
dilakukan
tindakan WIB
kecemasan
tidak
tidak
menyenangkan
2. Sentuh,
lagi
WIB
peluk,
hubungan
saling percaya
& 2. Untuk
memberi
sebanyak mungkin
stres
Pasien rewel
memperlihatkan
Menangis terus
Gelisah
pertumbuhan
perkembangan
tanda
rasa
3. Lakukan
stimulasi
dan 3. Untuk
meningkatkan
dan
yang
39
kondisi
perkembangan
optimal
anak
4. Anjurkan keluarga untuk 4. Agar
pasien
merasa
tidak
sendiri
pasien
mengurangi cemas
dan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien
: An.K
Ruangan
DIAGNOSA
WAKTU
PERKEMBANGAN
TANDA
KEPERAWATAN
1
DX I
Kekurangan
TANGAN
18-12-2013
volume 11.30
I:
-
Menerima
pasien
baru
KU:
lemah,
rewel,
mukosa
Obat-obatan:
Berikan Lacto B 1x1
sachet
Berikan Cefixime Syr
12.00
1x cth
-
Pemeriksaan
lab
Ket: Negatif
-
TTV:
S: 37,50C
12.30
40
PDL
41
Memberikan
obat
oral
lacto B 1sachet
Obat sudah diberikan
E:
DS:
orang
tua
pasien
mengatakan anaknyadiare
DO: pasien lemah, rewel,
mukosa bibirkering, turgor
kulit
elastic,
BABdengan
konsistensi encer.
2
DX II
18-12-2013
I:
Ketidakseimbangan
11.30
nutrisi
kurang
kebutuhan
tubuh
dari
Menerima
pasien
baru
b.d
ketidakmampuan
mencerna makanan
KU:
lemah,
rewel,
mukosa
Obat-obatan:
Berikan Narfoz 1x
12.00
TTV:
S: 37,50C
N: 124x per menit
RR: 24x permenit
Memberikan
obat
I.V
Narfoz amp
Obat sudah diberikan
42
12.30
Memberi
minum
dan
makan siang
E:
DS:
orang
tua
pasien
DX III
18-12-2013
I:
11.30
perubahan lingkungan
Menerima
pasien
baru
KU:
Kesadaran:
komposmentis,
Pasien
Melakukan
komunikasi
tahap
perkembangannya
-
Melakukan
kepada
pendekatan
pasien
dengan
ketika
menghampirinya,
perawat
pasien
43
DX I
Kekurangan
19-12-2013
volume 14.00
S:
orang
tua
pasien
diare
O:
BAB
2x
dengan
konsistensi encer
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi;
- Pantau masukan dan
haluaran cairan anak
- Berikan obat Lacto B
1x1sachet
- Beri
obat
Cefixime
Syrup 1x cth
I:
14.00
Mengobservasi
sedang,
KU:
Kesadaran:
Mengukur TTV:
S: 370C
N: 120x permenit
RR: 20x permenit
Balance cairan
CM= 750 cc
CK= 300 cc
15.30
BC= + 450 cc
-
18.00
Memandikan
pasien
ditempat tidur
-
Lacto B 1sachet
Obat sudah diberikan
44
20.00
E:
DS:
orang
tua
pasien
DX II
19-12-2013
S:
Ketidakseimbangan
14.00
nutrisi
kurang
kebutuhan
tubuh
dari
orang
tua
pasien
muntah
b.d
O: pasien muntah 2x
ketidakmampuan
mencerna makanan
P: lanjutkan intervensi;
- Observasi
pasien,
keadaan
apakah
ada
obat
I.V
Narfoz 1x amp
- Anjurkan
pada
keluarga
untuk
memberikan makanan
sedikit tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk jenis diet
I:
14.10
Mengobservasi
sedang,
KU:
Kesadaran:
45
Mengukur TTV:
S: 370C
N: 120x permenit,
RR: 20x permenit,
15.30
Memandikan
pasien
ditempat tidur
18.00
19.00
20.00
Menghidangkan makanan
untuk pasien
20.15
Mengganti infus
E:
DS:
orang
tua
pasien
DX III
19-12-2013
S: -
14.00
perubahan lingkungan
perawat
A: masalah belum teratasi
14.30
P: lanjutkan intervensi
Gunakan
pendekatan
yang menyenangkan
Sentuh,
berbicara
peluk,
&
dengan
46
pasien
sebanyak
mungkin
Lakukan stimulasi dan
pengalihan
sensorik
keluarga
tetap
berada
disamping pasien
15.00
I:
-
E:
15.30
saat
ada
perawat,
DX I
Kekurangan
20-12-2013
volume 21.00
S:
orang
tua
pasien
tidak diare.
O:
BAB
1x
dengan
konsistensi padat
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi;
- Pantau masukan dan
haluaran cairan anak
- Berikan obat Lacto B
1sachet
47
- Beri
obat
Cefixime
Syrup cth
I:
21.15
Mengobservasi
sedang,
KU:
kesadaran:
- Mengganti infuse
24.00
- Menghitung
balance
cairan
CM= 600 cc
CK= 300 cc
BC= + 300 cc
E:
02.30
DS:
orang
tua
pasien
DX II
20-12-2013
S:
Ketidakseimbangan
21.00
nutrisi
kurang
kebutuhan
tubuh
dari
b.d
orang
tua
pasien
tidak muntah.
O: pasien tidak muntah
ketidakmampuan
A: masalah teratasi
mencerna makanan
P: lanjutkan intervensi;
- Timbang BB
- Berikan
obat
I.V
Narfoz 1x amp
- Anjurkan pada
keluarga untuk
memberikan makanan
48
yang
mengandung
tinggi
Mengobservasi
sedang,
KU:
kesadaran:
Mengganti infuse
24.00
02.30
E:
DS:
orang
tua
pasien
DX III
20-12-2013
S:-
21.00
perubahan lingkungan
sudah
ngobrol.
A: Masalah teratasi
P: Stop intervensi
maudiajak
49
21.10
I:
-
Melakukan
komunikasi
E:
DS:DO:
pasien
mau
berkomunikasi
dengan
DX I
Kekurangan
21-12-2013
volume 06.00
S:
orang
tua
pasien
O: BAB 1x dengan
konsistensi padat
A: masalah teratasi
P: Rencana pulang
I:
06.10
Mengobservasi
sedang,
KU:
kesadaran:
composmentis,
masih
infuse
mengalir
dengan lancar.
06.15
Mengukur TTV:
S: 370C
N: 120x permenit
RR: 20x permenit,
06.20
50
06.30
Memandikan
pasien
ditempat tidur
06.40
E:
DS:
orang
tua
pasien
tuanya,
Kebutuhan
DX II
21-12-2013
S:
Ketidakseimbangan
06.00
nutrisi
kurang
kebutuhan
tubuh
dari
orang
tua
pasien
b.d
ketidakmampuan
A: masalah teratasi
mencerna makanan
P: Rencana pulang
06.10
I:
-
Mengobservasi
sedang,
KU:
kesadaran:
composmentis,
masih
infuse
mengalir
dengan lancar.
-
Mengukur TTV:
S: 370C
N: 120x permenit,
06.20
06.30
Memandikan
pasien
ditempat tidur
-
Menghidangkan makanan
51
06.40
E:
DS:
orang
tua
pasien
tuanya.
kebutuhan
52
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan tentang perbandingan antara teori dengan kasus dari setiap
proses keperawatan yang dilakukan kemudian dianalisis oleh penulis. Praktikum klinik
yang diadakan tanggal 16 - 21 Desember 2013, penulis mendapatkan kasus GEA pada
An. K sebagai pasein diruang galilea 3 RS Bethesda Yogyakarta. Dalam kasus ini
penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan mengunakan tahap-tahap
proses keperawatan.
A. Pengkajian
Langkah-langkah pengakajian dilakukan untuk mencegah masalah keperawatan
yang terjadi pada klien.Penulis telah melakukan pengkajian dengan menggunakan
beberapa metode yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Manifestasi klinis pada pasien dengan GEA adalah
-
Diare.
Muntah.
Demam.
Nyeri Abdomen
Fontanel Cekung.
Lemah.
Pucat
Sedangkan saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Des 2013 pada An. K
ditemukan data senjang yaitu; diare, muntah, lemah, pucat, tidak nafsu makan.
B. Diagnosa keperawatan
Dalam penyusunan disesuaikan dengan masalah yang sewaktu dilakukan
pengkajian,
karena
diagnosa
keperawatan
merupakan
keputusan
perawat
53
menganalisa data dan merumuskan respon klien terhadap masalah kesehatan, baik
masalah potensial maupun actual.
Diagnosa mungkin muncul pada GEA adalah
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare)
2. Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b.d
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
b.d
D. Pelaksanaan
Implementasi dilakukan selama tiga hari karena pasien beserta keluarga sudah
diperbolehkan untuk pulang.Pelaksanaan asuhan keperawatan pada kasus sesuai
dengan teori yang ada.
E. Evaluasi
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare) sudah teratasi
karena pasien sudah tidak lagi mengalami dehidrasi.
54
F. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat
bukan hanya tentang tingkat kesakitan klien tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan
kesehatan yang diberikan (Fisbach, 1991).Dokumentasi keperawatan dilakukan
secara sistematis
dalam
suatu format
dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dokumentasi terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada An.
dilakukan setiap kali selesai melakukan proses keperawatan mulai dari data
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implemantasi, dan evaluasi.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pada format yang telah disediakan dari institusi
pendidikan maupun pada catatan perawat pada buku status diruangan yang
dilakukan dengan prinsip dokumentasi yaitu :
1. Tanda tangan dan nama penulis
2. Hari, tanggal, jam pada saat melakukan tindakan keperawatan
3. Jika ada penulisan yang salah dicoret dan di tandatangani oleh penulis yang
melakukan tindakan
yang
praktik disana dan mempunyai kasus kelolaan tetapi jumlah pasiennya hanya
sedikit.
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare) diangkat sebagai
diagnosa karena pasien mengalami dehidrasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan diangkat sebagai diagnosa karena terjadi mual muntah pada
pasien dan adanya penurunan berat badan
3. Ansietas sedang b.d perubahan lingkungan diangkat sebagai diagnosa karena pasien
takut berada dilingkungan yang baru serta takut dengan perawatnya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari adapun hasil yang diperoleh
yaitu:
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare) sudah teratasi karena
pasien sudah tidak lagi mengalami dehidrasi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna makanan teratasi sebagian karena BB pasien belum kembali normal,
tetapi pasien sudah tidak muntah lagi dan ada nafsu makan.
3. Ansietas sedang b.d perubahan lingkungan sudah teratasi karena pasien sudah tidak
takut lagi dengan perawat dan mau berkomunikasi dengan perawat.
B. Saran
1. STIKES Bethesda
Melanjutkan kegiatan dan pertahankan kualitas pengajaran pada mahasiswa.
2. Ruang Galilea 3 RS Bethesda Yogyakarta
Pertahankan kualitas pelayanan dan kualitas tenaga keperawatan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Sudarth.( 2002 ). Buku ajar keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC