Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT ,karena atas berkat rahmat dan
anugrah-Nya lah penulis dapat menyeesaikan laporan akhir pratikum mata kuliah Pengantar
Perlindungan Tanaman. Laporan ini saya selesaikan dengan tujuan untuk menuntaskan semua
praktikum Perlindungan Tanaman dan melaporkan semua hasil selama praktikum.
Saya sadari bahwa penyeleseian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu penulis sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing dan assisten labor perlindungan
tanaman dan rekan-rekan mahasisiwa yang telah memberi masukan-masukan kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis sadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mohon kritik dan sarannya kepada pembaca. Penulis berharap semoga laporan
ini dapat membantu dan berguna dalam memahami mata kuliah Pengantar Perlindungan
Tanaman.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar-dasar
perlindungan
tanaman
adalah
pedoman-pedoman
dasar
untuk
melindungi tanaman yang diusahakan agar tidak dirugikan oleh sesuatu penganggu dari pratanam, selama tanam sampai pasca tanam. Yang termasuk ke dalam pengganggu tanaman
yaitu jasad hidup (organisme) dan bukan jasad hidup (abiotis) seperti bencana alam (banjir,
erosi, longsor dan unusur iklim) dan tindakan yang tidak cocok (syarat tumbuh yang tidak
dipenuhi, seperti tanah atau iklim yang tidak cocok).
Secara harfiah, perlindungan tanaman adalah segala usaha yang dilakukan manusia
untuk melindungi tanaman dari hambatan atau gangguan yang berasal dari luar yang
mengakibatkan tanaman tidak dapat menghasilkan produk sesuai dengan harapan, secara
kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Sedangkan menurut UU NO. 12 Tahun 1992 menyatakan
bahwa perlindungan tanaman adalah segala upaya mencegah kerugian pada budidaya
tanaman yang diakibatkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.
Organisme pengganggu tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang dapat
merusak, menganggu atau menyebabkan kematian pada tumbuhan. Organisme pengganggu
tumbuhan secara garis besar dibagi menjadi hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan
gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata maupun
moluska. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan secara fisiologis pada tanaman, yang
disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus dan nematoda. Gulma itu sendiri artinya adalah
jasad penganggu yang merupakan sejenis tumbuhan tingkat tinggi seperti alang-alang dan
rumput-rumputan.
Dampak dari adanya organisme pengganggu tanaman yaitu terjadinya penurunan
produksi, kualitas, pendapatan daya saing produk di pasar global serta kualitas lingkungan
hidup, kemudian terjadinya peningkatan biaya produksi dan residu bahan kimia berbahaya
pada produk pertanian.
menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu, penggunaan pestisida dan
obat-obatan anti hama dan penyakit hendaknya dipakai seminimal mungkin.
Sel dan jaringan dari tumbuhan sakit biasanya akan menjadi lemah oleh agensia
penyebab penyakit. Kemampuan sel dan jaringan tersebut dalam melaksanakan fungsi-fungsi
fisiologisnya yang normal menjadi menurun dan terhenti sehingga mengakibatkan
pertumbuhan menjadi terganggu atau menyebabkan kematian pada tumbuha itu. Jenis sel dan
jaringan yang terinfeksi akan menentukan jenis fungsi fisiologis yang mula-mula
dipengaruhinya.
Secara alamiah, hama mempunyai musuh alami yang dapat kita gunakan dalam
pengendalian hama tersebut. Namun, karena ulah manusia itu sendiri, seringkali musuh alami
hama hilang sehingga hama tersebut populasinya menjadi meledak dan tak terkendali.
Misalnya saja tikus. Musuh alami dari tikus dapat mengendalikan populasi dari tikus. Musuh
alaminya sperti ular, burung hantu dan elang. Tetapi hewan-hewan tersebut ditangkap oleh
manusia sehingga musuh alami nya mulai berkurang sehingga menyebabkan populasi tikus
menjadi banyak.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi serangga,ordo ordo
serangga,gejala serangan hama perkembangbiakan serangga,pengenalan penyakit tumbuhan
,gulma pestisida dan pengenalan OPT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari
hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam"). Serangga ditemukan di hampir
semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut
entomologi.
Serangga dapat merusak tanaman sebagai hama dan sumber vektor penyakit pada
manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vector penyakit. Kebanyakan
serangga juga sangat diperlukan dan berguna bagi manusia. Serangga dari kelompok lebah,
belalang, jangkrik, ulat sutera, kumbang, semut membantu manusia dalam proses penyerbukan
tanaman dan menghasilkan produk makanan kesehatan (Metcalfe & William 1975). Serangga
juga sangat berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring makanan di suatu
ekosistem. Sebagai contoh apabila benthos (larva serangga yang hidup di perairan) jumlahnya
sedikit, secara langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme
lainnya di suatu ekosistem Sungai atau Danau. Di bidang pertanian, apabila serangga penyerbuk
tidak ditemukan maka keberhasilan proses penyerbukan akan terhambat (Nazaruddin, 1993).
Secara morfologi Arthropoda dicirikan dengan badan yang beruas biasanya mencapai
lebih dari 21 ruas, yang tiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan (appendages) namun
sepasang anggota badan ini ada yang mereduksi atau berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing kelompok. Ciri penting lain adalah kelompok arthropoda tidak
memunyai struktur tulang di dalam tubuhnya. Arthropoda mempunyai struktur dinding badan
keras yang menutupi tubuh bagian luar untuk melindungi bagian dalam tubuh yang biasanya
disebut eksosekeleton. Bagian paling luar mempunyai struktur yang paling keras dan diperkuat
oleh khitin. Meskipun keras namun strukutur ini masih memungkinkan pergerakan di tiap ruas.
Tubuh serangga seperti pada belalang dan kumbang dibagi dalam tiga daerah yaitu:
Kepala, toraks, dan abdomen. Kepala terdiri dari satu segmen merupakan daerah yang jelas
pembawa kebanyakan organ sensori serangga seperti mata, antenna, dan alat mulut. Toraks
terdiri dari 3 segmen dan merupakan bagian yang terberat dari tubuh, dan pembawa kaki serta
sayap bila telah ada. Abdomen terdiri dari 11 segmen atau kurang; biasanya ia tidak mempunyai
anggota gerak, segmen pada bagian posterior mempunyai fungsi khusus untuk reproduksi.
(Triharso. 1996. 75)
Tipe perkembangan hidup serangga terbagi atas dua tipe yaitu paurometabola dan
holometabola. Pada paurometabola, bentuk nimfa mirip dewasa hanya saja sayap belum
berkembang dan habitat (tempat tinggal dan makanan) nimfa biasanya sama dengan habitat
stadium dewasanya. Contoh paurometabola adalah jenis-jenis kepik seperti walang sangit, yang
nimfanya menempati habitat yang sama dengan kepik dewasa, biasanya pada daun. Jenisjenis
belalang (Orthoptera) dan lipas (Blattaria) juga termasuk paurometabola, nimfa dan stadium
dewasanya hidup dan makan pada habitat yang sama.
Dan pada holometabola. Bentuk pradewasa (larva dan pupa) jenisjenis holometabola ini
sangat berbeda dengan stadium dewasanya. Perhatikanlah bentuk bentuk larva seperti ulat bulu,
ulat hijau, ulat jengkal yang kelak menjadi pupa dan kemudian menjadi kupu-kupu indah dan
berwarna-warni. Habitat larva bisanya sangat berbeda dari habitat dewasanya. Ulat makan daun
sedangkan kupu mengisap cairan bunga. Demikian pula, larva lebah madu dipelihara oleh
pekerja (dalam koloni), makan madu; tapi lebah dewasa yang bersayap terbang mencari serbuk
bunga sebagai makanannya. Contoh serangga holometabola Kumbang (Coleoptera), kupu-kupu
dan ngengat (Lepidoptera) dan semut serta lebah (Hymenoptera)
maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus
labialisnya (Jumar, 2000).
Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape yang merupakan
ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan pedisel, dan dan ruas ketiga
disebut dengan flagellum. Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga berbeda beda.
Beberapa bentuk antena tersebut adalah : filiform yaitu bentuknya menyerupai benang dan pada
setiap ruas mempunyai ukuran bentuk silindris yang sama (Jumar, 2000).
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, yaitu mandibulata (pengunyah)
dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal
yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah
makanannya. Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis
yang memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit
yaitu Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya
mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu Mulut tipe penusuk-penghisap
mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya nyamuk.
Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Pada dasarnya tiap
ruas toraks pada serangga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Prothorax : bagian depan dari
thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan. Mesothorax : bagian
tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang
sayap depan. Metathorax : bagian belakang dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi
sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang . Torak juga merupakan daerah
lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu
pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian dorsal disebut notum
(Jumar, 2000).
1.
hemiptera Cuma berbeda pada, tetapi mempunyai rostum yang pendek dan
berpangkal pada bagian belakang dari bagian bawah kepala. Mempunyai antenna
yang bervariasi mulai dari yang berbentuk benang sampai ada yang kaku seperti
rambut. Alat mulut menusuk-mengisap. Metamorphosis paurometabola. Serangga
yang masuk dalam ordo ini adalah kutu putih, aphids,tonggeret, wereng dan lain-lain.
(Rioandi, 2009)
4. Ordo Isoptera
Isoptera berasal dari kata iso (sama) dan ptera ( sayap) . Serangga ini berukuran
kecil, bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat. Antenna pendek dan
berbentuk seperti benang atau seperti rangkaian manic. Sersi biasanya pendek.
Serangga dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. (anonim, 2010)
5. Ordo Mecoptera
Merupakan serangga-serangga bertubuh langsing, berukuran sedang dengan kepala
memanjang kebawah sebagai suatu proboscis atau rostrum, anggota ordo ini memilik
empat sayap panjang sayap belakang dan depan memiliki bentuk dan ukuran yang
sama. Larva dan imago kebanyakan bersifat predator dengan tarsus laptatorial
(anonim, 2010)
6. Ordo Coleoptera
Kata coleoptera berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu coleos yang berarti pelindung
dan ptera yang berarti sayap. Serangga ini dinamakan demikian karena sayap luarnya
mengeras seperti seludang sedangkan sayap di dalam yang tertutup tipis seperti
membran. Mulut pada tipe serangga ini adalah menggigit dan mengunyah. Makanan
imago dan larvanya berbeda, umumnya serangga dewasa memakan hewan dan
tanaman yang masih hidup maupun yang sudah mati sedangkan larvanya memakan
kompos batang dan akar pohon. Orod ini berkembang biak dengan cara holometabola
atau sempurna. Dari seluruh kelas anggota serangga 40%nya merupakan ordo
coleopteran yang terdiri dari 250 spesies lebih. Dalam ordo ini banyak yang bertindak
sebagai hama dan ada juga yang menjadi predator larva hama. Beberapa family dari
ordo ini adalah dynastidae, melolonthidae, rutelidae, lampyridae, coccinellidae,
Gejala pada permukaan tanaman seperti karat. Hal ini karena adanya kumpulan spora
yang keluar dari stomata dengan warna seperti karat (merah kecoklat-coklatan).
Smut (Gosong)
Gejala ini menyerupai tepung berwarna kehitam-hitaman dan terdapat pada organ
perbungaan, batang, daun dan sebagainya.
Kudis
Patogen (tubuh buah) yang muncul pada permukaan bagian yang terserang berbentuk
agak kasar seperti kudis.
Cacar
Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh (seperti cacar) dan
pada bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.
Bercak ter (Tarspot)
Bagian yarig terserang agak menonjol dan berwarna hitam. Bagian yang hitam
tersebut terdiri dari tubuh buah cendawan.
Perubahan yang ditunjukkan suatu penyakit dapat hanya setempat atau menyeluruh.
Abnormalitas yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu
saja di bagian tubuh tanaman disebut abnormalitas lesional atau local, sedangkan
abnormalitas yang timbul pada seluruh tubuh tanaman disebut abnormalitas sistemik.
Abnormalitas yang tampak sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan sel-sel
bagian tanaman yang bersangkutan.
Sebagian besar serangga mempunyai jenis kelamin yang terpisah dengan system
reproduksi kompleks. Pada jantan sperma berkembang dalam sepasang testis dan
dialirkan sepanjang duktus (saluran) yang melilit-lilit menuju dua vesikula seminalis,
tempat sperma akan disimpan. Selama perkawinan sperma diejakulasi ke system
reproduksi betina. Pada betina telur berkembang dalam sepasang ovarium dan
dialirkan melalui duktus ke vagina, dimana fertilisasi terjadi. Pada banyak spesies
sistem reproduksi melipiti spermateka yaitu sebuah kantong tempat sperma disimpan
didalamnya selama satu tahun atau lebih.(Campbell.2002:156)
Semua makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk menghasilkan organisme baru
yang sama dengan dirinya, ini berkaitan dengan reproduksi. Pertumbuhan serangga
setelah embrio terdiri atas serangkaian tahapan, dimana serangga mengalami
perubahan bentuk dari larva kebentuk dewasa atau imago. Proses yang melibatkan
pertumbuhan mengalami serangkaian ganti kulit dan perubahan bentuk dimana ciriciri larva hilang dan muncul ciri dewasa.
Seperti pada anthropoda lain, pertumbuhan serangga merupakan serangkaian dari
tahap eksdisis (ganti kulit). Disini rangka luar (eksoskeleton) yang kaku tidak dapat
merentang, secra periodik dilepaskan dan diganti dengan rangka luar baru yang lebih
besar.
Banyak serangga yang mengalami metamorfosis dsisni terdapat sederetan tahap
juvenile yang masing-masing memerlukan pembentukan rangka luar baru. Pada
beberapa ordo yang lain bentuk dewasa dipisah dari tahap larva oleh bentuk pupa
(Kepompong) dan perubahan menjadi bentuk dewasa berlangsung secara tibatiba.(Soewolo.1997:376)
Perkembang biakan serangga umumnya secra perkawinan aseksual yang berarti sel
telur mengalami perkembangan jika bertemu dengan sperma dari yang jantan. Pada
umunya serangga betina bertelur dan serangga tersebut disebut ovipar. Ada juga
serangga yang berkembang biak tanpa pembuahan, perkembangan tersebut disebut
parthenogenesis, sedangkan perkembang biakan dari satu sel telur menjadi banyak
embrio disebut polyembriani.
Bila perkembangbiakan serangga yakni serangga pradewasa yang memperoleh
makanan dalam tubuh induknya dan keluar dari tubuh induknya tersebut disebut
vivivar. Bila telur menetas dalam tubuh induk dan dilahirkan disebut dengan
ovovivivar. Bentuk dan ukuran telur serangga bermacam-macam. Banyak serangga
bergani bentuk selama perkembangan pasca embrio, dan instar-instrar yang berbeda
tidak semuanya serupa. Perubahan ini disebut metamorfosis. Beberapa serangga
mengalami sedikit perubahan bentuk, dan yang muda dan dewasa sangat mirip
kecuali mengenai ukuran. Ada tiga tipe metamorfosis pada serangga a) Tidak ada
metemorfosis b) metemorfosis sederhana c) metamorfosisi sempurna.(Parto.1992:45)
Perkembangan dari setipa serangga terdiri atas tiga tahap utama embrio, masa belum
dewasa, dan masa dewasa. Serangga makan dan tumbuh menyusul penetasan,
berganti
kulit
beberapa
tercapai.(Sunarjo.P.I.1990:147)
waktu
sampai
tingkat
reproduksi
dewasa
dari
rangkaian
proses
fisiologi
penggunaan
energi
yang
Karakteristik
a. Jamur
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati (eukariotik)
biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya
mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Jamur adalah organism heterotrof,
absortif dan membentuk beberapa macam spora.
Berdasarkan jumlah sel per individunya,jamur dibedakan menjadi dua
golongan yakni jamur dengan satu sel atau khamir (yeast) dan jamur beneng atau
hanya disebut jamur saja. Bagian vegetative parasit biasanya berupa benangbenang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Miselium
kebanyakan jamur adalah hialin (tidak berwarna). Jika berwarna, maka ini
mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang
kebanyakan terikat pada dinding sel. Hifa yang membentuk konidium atau yang
melindungi alat-alat perkembangbiakan kebanyakan berwarna kelam. Klasifikasi
Jamur :
-
Zygomycota
Zygomycota
adalah
jamur
yang
disebut
demikian
karena
2. Intinya haploid
3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat
4. Multiseluler
5. Bersifat senositik
Ascomycota
Ascomycota
diberi
nama
demikian
karena
ia
bereproduksi
Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki
alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah sebagai
berikut:
1. Hifa bersekat
2. Bersifat saprofit atau parasit
3. Dapat berbentuk lembaran atau bertudung
4. Tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut
basidium, yang mengandung basidiospora.
Deuteromycota
Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur
tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur
ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif
dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit.
b. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal, tidak
berklorofil, dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sebenarnya bakteri
termasuk tanaman tetapi tidak berklorofil, tidak berplastida, dan bersel satu
berukuran
kurang
lebih
0.0003-0.025
milimikron,
dengan
kemampuan
d. Nematoda
Faktor Abiotik
Sering disebut penyakit fisiologis atau non infektif disebabkan oleh :
-
Faktor Biotik
Sering disebabkan penyakit infektif. Penyebab yang bersifat biotic disebut
juga pathogen yang berasal dari bahasa latin pathos yang berarti sakit dan
gene yang berarti penyandi sifat. Disebabkan oleh pathogen berupa: Jamur,
baktei, mikoplasma, virus, viroid, nematode, protozoa, tanaman tingkat tinggi
(Satrahidayat, 2011)
2.7 Gulma
Pengertian Gulma
Gulma atau sering juga disebut tumbuhan pengganggu selalu
dikendalikan oleh petani atau pekebun karena mengganggu kepentingan
petani/pekebuntersebut. Gulma mengganggu karena bersaing dengan tanaman
utamaterhadap kebutuhan sumberdaya (resources) yang sama yaitu unsur hara,
air, cahaya, dan ruang tumbuh. Sebagai akibat dari persaingan tersebut,produksi
tanaman menjadi tidak optimal atau dengan kata lain adakehilangan hasil dari
potensi hasil yang dimiliki tanaman.
Kehilangan hasil tanaman sangat bervariasi, dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, antara lain kemampuan tanaman berkompetisi (beda jenis/kultivar berbeda
kemampuan bersaing), jenis-jenis gulma, umur tanaman dan umur gulma, teknik
budidaya, dan durasi mereka berkompetisi. Kehilangantersebut terbagi dua
kategori, langsung dan tidak langsung.Gulmaberpengaruh langsung terhadap
tanaman utama dengan adanya kompetisiterhadap nutrient, air, dan cahaya.
(Edison Purba, 2009)
Gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya dapat menimbulkan
gangguan dan kerusakan bagi tanaman budidaya maupun aktivitas manusia dalam
mengelola usahataninya (Kastono, 2004).
Gulma yang selalu tumbuh di sekitar pertanaman (crop) mengakibatkan
penurunan
laju
pertumbuhan
serta
hasil
akhir.Adanya
gulma
tersebut
saja
gulma
pemberantasan
dan
tersebut
harus
pengendalian
diberantas.Dengan
gulma
berbeda.
demikian
tujuan
Pengendalian
gulma
dilaksanakanpada saat tertentu, yang bila tak diberantas pada saat itu akan benarbenar menurunkan hasil akhir pertanaman. Pengendalian terhadap gulma yang
berkembang luas dan sulit untuk dibasmi secara menyeluruh, bila dikerjakan akan
memakan biaya cukup mahal dan hasil pertanaman secara ekonomis tidak
memadai. Pengendalian gulma hendaknya dilaksanakan jika kita telah memiliki
pengetahuan tentang gulma itu.
Bagaimana gulma itu dibiakan, disebarkan, bagaimana bereaksi dengan
perubahan lingkungan, dan bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut, ataupun bagaiman tanggapnya terhadap perlakuan zat kimia, serta
panjang siklus hidupnya, seperti annual, biennial, dan perennial. Namun panjang
siklus
hidup
ini
beragam
dengan
beda
iklim.
Penggolongan Gulma
a. Berdasarkan morfologinya gulma dapat dibedakan menjadi :
1. Golongan Rerumputan (Gulma Berdaun Sempit/ Grasses)
Golongan rerumputan mencakup jenis gulma yang termasuk dalam
famili gramineae. Selain merupakan komponen terbesar dari seluruh
populasi gulma, famili ini mempunyai daya adaptasi yang cukup
tinggi, distribusi amat luas dan mampu tumbuh baik pada lahan kering
maupun tergenang. Contoh: Alang-alang, rumput pahit, jampang pahit,
kakawatan, gerinting, jejagoan, glagah, jejahean dan bebontengan.
2. Golongan Teki (Sedges)
Golongan teki meliputi semua jenis gulma yang termasuk kedalam
famili Cyperaceae. Golongan teki terdiri dari 4000 spesies, lebih
terdiri
dari
famili
paku-pakuan
(pteridophyta)
dan
2.7 Pestisida
Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah dengan tidak
menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat sampingan yang
terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan merosotnya hasil panen,
penggunaan pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mencegah
atau mengurangi serangga hama antara lain:
pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,
memilih varietas yang tahan lama,
memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,
penggunaan hormon serangga,
pemanfaatan daya tarik seks pada serangga
sterilisasi.
OPT adalah usaha untuk menekan populasi OPT di lapangan sehingga tidak
menimbulkan kerugian pada tanaman yang dibudidayakan.
1.
Pengendalian Hama
a.
Kultur Teknis
Pengendalian hama secara bercocok tanam atau pengendalian agronomic bertujuan untuk
mengelola lingkungan tanaman sedemikian rupa sehingga lingkungan tersebut menjadi kurang
cocok bagi kehidupan dan pembiakan hama sehingga dapat mengurangi laju peningkatan
populasi dan peningkatan kerusakan tanaman. Kecuali itu pengelolaan lingkungan tanaman
melalui teknik bercocok tanam ini juga ditujukan agar lingkungan tersebut dapat mendorong
berfungsinya musuh alami secara efektif.
b.
Pengendalian hama dengan cara menanam tanaman yang tahan terhadap serangan hama
telah lama dilakukan dan merupakan cara pengendalian yang efektif, murah dan tidak berbahaya
bagi lingkungan. Penggunaan varietas tahan hama akhir-akhir ini berhasil mengendalikan hama
wereng coklat padi.
c.
Membatasi pemasukan atau pengeluaran suatu tanaman ke suatu tempat dengan tujuan
untuk agar hama tersebut tidak masuk pada suatu daerah yang tidak ada hama.
d.
Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang kita lakukan dengan tujuan
secara langsung dan tidak langsung mematikan hama, mengganggu aktivitas fisiologi hama yang
normal dengan cara lain di luar pestisida dan mengubah lingkungan sedemikian rupa sehingga
lingkungan menjadi kurang sesuai bagi kehidupan hama. Perbedaan pengendalian fisik dan
mekanik tindakan mengubah lingkungan memang ditujukan khusus untuk mematikan atau
menghambat kehidupan hama, dan bukan merupakan bagian dari praktek budidaya atau bercocok
tanam yang umum seperti pengendalian secara bercocok tanam.
e.
Pengendalian Hayati
musuh alami. Pengendalian hayati pada dasarnya adalah pemanfaatan dan penggunaan musuh
alami untuk mengendalikan populasi hama yang merugikan.
f.
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian Penyakit
a.
Perundang-undangan/ karantina
Eradikasi
Karantina
b.
Kultivar tahan
Dengan cara menghasilkan tanaman yang tahan terhadap penyakit ( melakukan rekayasa
pada tanaman tersebut). Contoh kapas transgenic.
c.
Cultural
d.
Agens Hayati
Kimia
f.