LINGKUNGAN
ADE OCTAVIROSA
1. Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer
yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia.
Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan
penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan
polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan
polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti
tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta
ketahanannya terhadap zat kimia.
Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang
penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis yang
telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang
elastisterhadap jalan raya.
Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan beratusratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas.
Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Polimer
1. Polietena
Monomer
Etena
2.
Polipropena
Propena
3.
PVC
Vinil klorida
4.
Vinil alcohol
5.
Polivinil
alcohol
Teflon
6.
Dakron
Tetrafluoroetena
Terdapat pada
Kantung, kabel
plastik
Tali, karung,
botol plastik
Pipa paralon,
pelapis lantai
Bak air
Wajan atau
panci anti
lengket
Pipa rekam
magnetik, kain
atau tekstil (wol
sintetis)
7.
Nilon
Tekstil
Ban motor
Ban mobil
Piring dan gelas
melamin
Penyalut cat (cat
epoksi)
I.
Polietena (Polietilena)
b) Polipropena (Polipropilena)
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan
tahan terhadap bahan kimia. Teflon digunakan untuk pelapis
wajan (panic anti lengket), pelapis tangki di pabrik kimia, pipa
anti patah, dan kabel listrik.
e) Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis
monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat
dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan
benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki
lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian
bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah
adalah DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat,
plastik PVC yang menggunakan bahan pelembut DEHA dapat
mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998
menunjukkan bahwa DEHA dengan konsentrasi tinggi (300
kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA yang ditetapkan
oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada
keju yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen
(hormon kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada
hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan
menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker
hati (Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada
manusia belum diketahui secara pasti, hasil penelitian yang
dilakukan pada hewan sudah sepantasnya membuat kita
berhati-hati.
Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada makanan,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi
ambang batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu
18 bpj (bagian per sejuta). Lebih dari itu dianggap berbahaya
untuk dikonsumsi.
Untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi jika setiap
hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya kita
mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak
mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari
polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika
kita membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita
ketahui, plastik memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah
terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu
Polimer adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi
pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada
atom yang bertambah di dalam senyawa yang terbentuk.
Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh).
Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu
berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan
polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh).
(CH2 CH2)n -
etena
1. b.
tegangan tinggi
polietena
nCF2 = CF2
tetrafluoroetena
(CF2 CF2)n
politetraetilena (teflon)
(CH2 CH)n
Cl
Cl
Pembentukan polisoprena dari isoprena (21. d.
metil-1,3-butadiena)
CH3
nH2C = C CH = CH2
CH = CH)n -
CH3
(HC = C
Polimer
Nama polimer
Polietilena
Kegunaan
Tas plastik,
botol, mainan,
isolasi listrik
Polipropilena
Karpet plastik,
botol
Polistirena
Pernis kayu,
styrofoam,
isolasi plastik,
gelas plastik,
mainan, bahan
pengepakkan
Polivinil klorida
Pipa, genteng
plastik
Polivinil dienklorida Plastik wrap
Politetraetilena
Alat masak,
(teflon)
isolasi listrik
(penutup kabel)
Poliakrilonitril
Wig (rambut
palsu), cat,
benang
Polivinilasetat
Tekstil,
gumresin, cat
Polimetilmetakrilat Bahan pembuat
gelas, pembuat
bola bowling
2) Polimer kondensasi
Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus
fungsi antara kedua monomernya. Artinya, polimerisasi
kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomermonomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya,
senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan
senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi
kondensasi. Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi
kondensasi :
a) Pembentukan nilon
Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace
Hume Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan
Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari monomer asam 6aminoheksanoat (HOOCCH2(CH2)3CH2NH2). Dalam
polimerisasi ini, gugus karboksil dari monomer berikatan
dengan gugus amino dari monomer tersebut.
Perhatikan reaksi tersebut, setiap dua monomer asam 6aminoheksanoat akan menghasilkan satu polimer dan dua
molekul air.
Adapun nilon-66 dibentuk dengan heteropolimer (monomernya
beragam), yaitu antara heksametilena diamina, (1,6-heksana
diamin) dengan asam adipat (asam 1,6-heksanadioat).
Pada heteropolimer (kopolimer) setiap 2 monomer yang
berlainan bersatu akan dihasilkan 2 molekul air.
b) Pembentukan polyester (polietilena tereftalat) atau dakron
Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2
polimer berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan
dimetil tereftalat (senyawa ester).
Dari contoh-contoh reaksi di atas dapat disimpulkan bahwa
polimerisasi kondensasi akan menghasilkan molekul kecil air
dan monomernya mempunyai gugus fungsi pada kedua ujung
Homopolimer
Kopolimer
1. 1.
Polimer termoplas
Polimer termosting
f) Wol
Wol adalah serat alami dari protein hewani (keratin) yang tidak
larut. Struktur protein wol yang lentur menghasilkan kain
dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan
masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena
itu, wol dicampur dengan PET untuk menghasilkan kain yang
bermutu baik dan tidak mengerut pada saat pencucian.
g) Kapas
Kapas merupakan serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang
paling banyak digunakan (hamper 50 % pemakaian serat alami
berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat kapas dengan
perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiasmk/kelas_xi/sifat-polimer-kegunaan-dan-dampak-polimerterhadap-lingkungan/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiasmk/kelas_xi/polimer/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/060196
9/materi2.html
http://ctella93.wordpress.com/2008/03/06/ancaman-polimersintetik-bagi-kesehatan-manusia/
http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=69