Anda di halaman 1dari 24

BENTUK MOLEKUL

1.1 TUJUAN
-

Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi

Memberikan gambaran tentang setereo kimia

1.2 LANDASAN TEORI


Molekul merupakan kumpulan yang terdiri dari sedikitnya dua atom dalam susunan
tertentu yang terikat bersama oleh gaya-gaya kimia. Suatu molekul dapat mengandung
atom-atom dari unsur yang sama atau atom-atom dari dua atau lebih unsur yang
bergabung dalam perbandingan tertentu, sesuai dengan hukum perbandingan tetap. Jadi,
suatu molekul tidak harus berupa senyawa yang berdasarkan definisi terbentuk dari dua
atom atau lebih. Contohnya gas hidrogen (H2) adalah suatu unsur murni, tetapi terdiri
dari molekul molekul yang masing masing terbentuk dari dua atom H. Sebaliknya,
air (H2O) adalah senyawa molekul yang mengandung dua atom H dan satu atom O.
Molekul hidrogen dilambangkan dengan H2, disebut molekul diatomik karena
tersusun atas dua atom. Suatu molekul diatomik juga dapat tersusun oleh dua atom dari
unsur yang berbeda. Contohnya hidrogen klorida (HCl). Sebagian besar molekul
mengandung lebih dari dua atom. Atom-atom itu dapat berasal dari unsur yang sama
seperti ozon (O3), atau dapat pula gabungan dari dua unsur atau lebih seperti H2O.
Molekul yang terdiri lebih dari dua unsur disebut molekul poliatomik.
Karena terlalu kecil untuk diamati langsung, maka digunakanlah model molekul
untuk memvisualisasikan molekul. Ada dua jenis standar molekul yang sering digunakan,
yaitu model bola tongkat dan model ruang terisi.
Agar dapat mengetahui bentuk geometri dari suatu molekul, kita harus mengetahui
struktur Lewis dari molekul tersebut terlebih dahulu. Struktur Lewis dituliskan dengan
terlebih dahulu menentukan kerangka atau struktur molekul yang cukup rasional yaitu
dengan membedakan atom pusat dan atom terminal. Atom pusat merupakan atom yang
terikat pada dua atau lebih atom lain sedangkan atom terminal hanya terikat pada satu
atom lain. Molekul air mempunyai atom pusat oksigen dan atom hidrogen bertindak
sebagai atom terminal setelah mengetahui atom pusat dan atom terminal maka

selanjutnya adalah memberikan elektron-elektron valensi sampai diperoleh rumus Lewis


yang juga cukup rasional.
Struktur

Lewis

dapat

dituliskan

dengan

metoda

coba-coba

dengan

mempertimbangkan beberapa hal berikut:


-

Seluruh elektron valensi harus dituliskan dalam struktur Lewis.

Secara umum seluruh elektron dalam struktur Lewis berpasangan.

Secara umum semua atom mencapai konfigurasi oktet (kecuali duplet untuk
hidrogen). Beberapa atom mengalami penyimpangan aturan oktet.

Ikatan rangkap atau rangkap tiga juga dapat terbentuk, umumnya untuk unsurunsur karbon, nitrogen, oksigen, fosfor dan sulfur.

Selain dengan menggunakan struktur lewis, kita juga dapat menentukan bentuk
molekul dengan menggunakan teori VESPR. VSEPR teori (Valence-Shell Electron-Pair
Repulsion) atau dapat juga dikatakan TPEKV (Tolak Pasangan Elektron Kulit Valensi).
VSEPR ini merupakan model pendekatan yang menjelaskan susunan geometri dari
pasangan elektron di sekitar atom pusat sebagai akibat tolak-menolak antara pasangan
electron bebas (PEB). Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan
elektron di sekitar satu atau lebih atom pusat pada suatu molekul. Jumlah pasangan
elektron pada kelopak valensi atom pusat ditentukan dengan menggambarkan struktur
Lewis molekul tersebut. Ketika terdapat dua atau lebih struktur resonansi yang dapat
mewakili suatu molekul, model VSEPR dapat diterapkan pada semua struktur resonansi
tersebut. Pada teori VSEPR, pasangan elektron berganda pada ikatan berganda
diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron.
Pasangan elektron diasumsikan berada pada permukaan bola yang berpusat pada
atom pusat. Oleh karena pasangan elektron tersebut bermuatan negatif, kesemuaan
pasangan elektron akan menduduki posisi yang meminimalisasi gaya tolak menolak
antar sesamanya dengan memaksimalkan jarak antar pasangan elektron. Jumlah
pasangan elektron oleh karenanya akan menentukan keseluruhan geometri molekul.
Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang elektron di sekitar atom pusat, gaya
tolak-menolak di antara keduanya akan menjadi minimal ketika keduanya berada pada
posisi saling berseberangan. Oleh karena itu, atom pusat diprediksikan mengadopsi
geometri linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya tolak-menolak

diminimalkan dengan mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama, untuk empat
pasang elektron, susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral. Kulit valensi adalah
kulit terluar yang ditempati electron dalam suatu atom yang biasanya terlibat dalam
ikatan. Dua aturan umum dalam teori VSEPR, yaitu :
a. Dalam kaitannya dengan tolak-menolak pasangan elektron, ikatan rangkap dua dan
tiga dapat diperlakukan seperti ikatan tunggal. Tetapi pada kenyataannya ikatan
rangkap dua atau tiga lebih besar dibandingkan ikatan tunggal, karena kerapatan
yang lebih tinggi dari ikatan rangkap dua atau rangkap tiga di antara dua atom akan
membutuhkan ruang yang lebih besar.
b. Jika suatu model memiliki dua atom atau lebih struktur resonansi, kita dapat
menerapkan model VSEPR pada setiap struktur tersebut. Muatan formal biasanya
tidak ditunjukkan.

Dengan teori ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (termasuk ion) secara sistematis.
Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam dua golongan yaitu :
a. Model yang atom pusatnya tidak memiliki pasangan electron bebas (PEB). Untuk
lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut

Jumlah
pasangan
elektron

Geometri atau Bentuk Molekul

Rumus

Contoh

AX2

BeCl2

AX3

BCl3,
BF3

Linier

2
Pasangan ikatan saling tolak-menolak 1 sama
lain, maka pasangan tersebut terletak pada
ujung berlawanan dalam 1 garis lurus.
3

Segitiga Planar

Merupakan susunan yang paling stabil


dengan sudut segitiga sama sisi, dimana
keempat atom terletak pada bidang yang
sama.
Tetrahedral

AX4

CH4

AX5

PCl5

AX6

SF6

Memiliki empat sisi atau muka yang


semuanya berupa segitiga sama sisi.
Segitiga Bipiramida

5
Atom-atom yang terletak di atas dan di
bawah bidang segitiga menempati posisi
aksial dan pada bidang segitiga menempati
posisi ekuatorial.
Oktahedral

6
Semua atom terminal memiliki sudut 900
dengan yang lainnya.

b. Model yang atom pusatnya memiliki satu atau lebih pasangan electron bebas (PEB).
Untuk memudahkan melihat jumlah total PEI dan PEB, maka diberikan rumusan
umum sebagai berikut :

MXxEy
Dimana :

M = atom pusat
X = atom terminal
E = PEB pada M
x = jumlah atom terminal (2, 3, )
y = jumlah PEB pada atom pusat (1, 2, 3, )

Total
pasangan
elektron

Jumlah Jumlah
PEI
PEB

Bentuk Molekul

Notasi
VSEPR

Contoh

AX2E

SO2

AX3E

NH3

AX2E2

H2 O

Bengkokan
3

Segitiga Piramida

Bengkokan

Tetrahedral Tak Beraturan

AX4E

SF4,
XeO2F2

AX3E2

ClF3

AX2E3

XeF2

MX5E

BrF5

MX4E2

XeF4

Bentuk T

Linier

Segiempat Piramida

Segiempat Planar

1.3 ALAT & BAHAN


-

Model pusat atom (plastik)

Pipa pipa plastik

1.4 CARA KERJA


1. Disusun model molekul
a. HCl
Suatu pusat atom diambil untuk inti hidrogen dan pusat untuk inti klor,
dihubungkan dengan pipa plastik untuk menunjukkan ikatan
b. BeCl2
Bentuk molekulnya linier dalam wujud gas. Digunakan pusat atom yang
cabangnya linier sebagai Be. Dua buah pipa plastik dimasukkan pada cabang ini
sebagai ikatan kemudian dihubungkan dengan inti Cl.
c. BF3
Bentuk molekulnya segitiga datar, semua ikatan adalah equivalen dengan sudut
FBF besarnya 120
d. CH4, NH3, dan H2O
Pada penyusunan molekul-molekul di atas digunakan model yang bentuk
dasarnya tetrahedral. CH4 bentuknya tetrahedral digunakan pusat atom yang
cabangnya tetrahedral. Pada NH3 terdapat 3 ikatan antara N dengan H dan 1 PEB.
Bagian NH3 mempunyai bentuk piramid, dan PEB akan menempati bagian yang
keempat dari posisi tetrahedral.
e. [PtCl4]2Ion yang bentuknya segiempat datar semua ikatannya sama dan ion klor
diletakkan pada sudut segiempatnya, dan Pt pada pusat.
f. PF5
Digunakan bentuk trigonal bipiramid. Terdapat tiga ikatan ekuatorial yang
ekuivalen dan dua ikatan yang axial.
2. Dibuat bentuk molekul etana (C2H6) dengan menggunakan dua pusat inti yang
tetrahedral. Kedua inti C dihubungkan dengan pipa plastik. Kedudukan hidrogen
diatur dengan memutar ikatan C-C, agar didapatkan kedudukan dimana H pada atom

C yang satu tepat di belakang H atom C yang lain dan kedudukan lainnya dimana
atom H pada atom yang satu tepat diantara kedua atom H pada C yang lain.
3. Hidrokarbon siklik
Disusun molekul sikloheksana C6H12 dengan mengatur kedudukan rantai karbonnya
agar didapatkan bentuk seperti kapal dan bentuk seperti kursi. Bentuk kursi lebih
stabil dibandingkan bentuk kapal dan pada suhu kamar komposisinya dalam
campuran melebihi 99%.
4. Benzena
Mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C-C semuanya sama dengan
sudut CC-C adalah 120o. Dalam penyusunan benzena digunakan pusat atom yang
trigonal. Lingkaran yang di dalamnya menunjukkan delokalisasi enam elektron
dalam orbital p yang saling berintikan.
5. Isomer Optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya saling menutupi salah
satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan kanan dan tangan kiri. Disebut
isomer optik karena dia bersifat optik aktif sehingga dia memiliki kemampuan untuk
memutar bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi. Untuk pusat karbon yang
tetrahedral, molekulnya bersifat optik aktif bila tidak mempunyai pusat simetri atau
bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau chiral dalam hal ini karbon mengikat 4
gugus yang berbeda. Untuk mendapatkan gambar ini disusun bentuk molekul CH2Cl2,
CH2ClBr, dan CHFBrCl.

1.5 DATA PENGAMATAN


1. Susunlah model molekul berikut
a. HCl

Merupakan

molekulnya linier.

bentuk

molekul

yang diatomik

sehingga

bentuk

b. BeCl2 : Molekulnya berbentuk linier, dimana Be merupakan atom pusat dan Cl


merupakan atom terminal yang tersusun berikatan dalam satu garis lurus dengan
sudut ikat yang berbentuk 1800.

c. BF3

: Molekulnya berbentuk segitiga planar, dimana B merupakan atom pusat

dan F sebagai atom terminal dengan sudut ikat yang terbentuk adalah 1200.

d. CH4

: molekulnya berbentuk tetrahedral dimana C merupakan atom pusat dan

H sebagai atom terminal dengan sudut ikat 109,50.

e. NH3

: molekulnya berbentuk segitiga piramida, dimana N merupakan atom

pusat dan H adalah atom terminal. Molekul NH3 juga memiliki satu PEB. Karena
PEB menolak PEI lebih kuat, ketiga ikatan N-H terdorong untuk lebih dekat satu
sama lainnya. Jadi, sudut yang terbentuk kurang dari 109,50.

f. H2O

: molekulnya berbentuk bengkokan, dimana O sebagai atom pusat dan H

sebagai atom terminal. Molekul H2O mengandung dua PEI dan dua PEB.
Susunan keseluruhan dari keempat pasang electron dalam H2O adalah berbentuk
tetrahedral, tetapi H2O memiliki dua PEB pada atom O dimana cenderung sejauh

mungkin antara satu sama lain. Akibatnya, kedua PEI OH terdorong dan saling
mendekat satu dengan yang lainnya.

g. [PtCl4]2- : molekulnya berbentuk segiempat planar, dimana Pt sebagai atom


pusat dan Cl sebagai atom terminal

h. PF5

: molekulnya berbentuk segitiga bipiramida, dimana atom P sebagai atom

pusat dan F sebagai atom terminal. Terdapat tiga ikatan ekuatorial dan dua ikatan
aksial.

2. C2H6 : untuk mengetahui bentuk molekul C2H6 maka molekul ini dipecah
menjadidua pusat inti yaitu CH3-CH3. Sehingga akan didapat bentuk molekulnya
adalah tetrahedral.

Eklips

Stagger

Pada konformasi stagger memiliki sudut dihedral sebesar 60o. Sedangkan dalam
konformasi eklips besar sudut dihedral adalah 0o. Munculnya dua buah konformasi
yakni eklips dan stagger adalah disebabkan oleh ikatan sigma pada etana yang
menyebabkan terjadinya rotasi bebas. Konformasi eklips dikatakan kurang stabil hal
ini disebabkan oleh adanya tolakan tolakan antara elektron elektron ikatan dan
atom atom hidrogen.

3. Hidrokarbon siklik : dengan bentuk dasar molekul sikloheksana adalah segienam,


tetapi setelah dipecah akan didapat bentuk molekul sebagai berikut.

Kedudukan rantai karbon C sikloheksana C6H12 dapat diubah sehingga


menghasilkan bentuk seperti kapal atau biduk dimana masing-masing atom karbon
mempunyai susunan tetrahedral sehingga sikloheksana bebas dari tegangan.

Konformasi lain dari sikloheksana adalah konformasi seperti kursi. Pada


sikloheksana keenam atom karbon yang membentuk lingkar juga tidak datar. Atomatom tersebut membentuk suatu lingkar yang tidak memiliki tegangan dan
mengkerut.

4. Benzena : Benzena yang termasuk ke dalam golongan senyawa aromatik


mempunyai rumus molekul C6H6. Reaksi dengan hidrogen pada suhu dan tekanan
yang tinggi dan adanya katalis, menghasilkan sikloheksana C6H12.

Reaksi ini menunjukkan bahwa benzena adalah senyawa lingkar yang terdiri dari
enam atom karbon. Oleh karena benzena menyerap tiga mol hydrogen untuk
mengubah satu mol benzena menjadi sikloheksana, salah satu kemungkinan adalah
bahwa benzena mengandung tiga ikatan rangkap C = C yang berselang-seling
dengan tiga ikatan tunggal C-C.

5. Isomer optik : Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak
saling menutupi satu sama lain. Hubungan yang samaseperti tangan kanan dan
tangan kiri. Disebut isomer optik karena dia bersifat optik aktif sehingga dia
memiliki kemampuan untuk memutar bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila tidak
memiliki pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau chiral
dalam hal ini karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.

CHFBrCl

CH2ClBr

CH2Cl2

Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl) namun
bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi. Serta
atom C mengikat atom terminal yang sama.
Senyawa CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan bukan merupakan
senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi. Serta atom C
mengikat atom terminal yang sama.
Senyawa CH2ClBr tidak memiliki bidang simetri dan merupakan senyawa optik
aktif sebab bayangan dan molekul tidak saling menutupi. Serta atom C mengikat 4
atom terminal yang berbeda.

1.6 PEMBAHASAN
1. HCl
Suatu ikatan kovalen disebut polar (berkutub) jika pasangan elektron yang
dipakai bersama-sama tertarik lebih kuat kesalah satu atom. Meskipun atom H dan
atom Cl sama-sama menarik pasangan elektron , tapi keelektronegatifan atom Cl
lebih besar daripada atom H , atau atom Cl menarik pasangan elektron itu lebih kuat
daripada tarikan atom H , akibatnya letak pasangan elektron lebih dekat ke arah Cl.
HCl merupakan bentuk molekul yang diatomic sehingga bentuk molekulnya linier.
Cl H
Konfigurasi 17Cl

: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

Konfigurasi 1H

: 1s1

2. BeCl2
Hibridisasi : sp sehingga bentuk molekulnya linear. Berilium membentuk ikatan
kepada dua klor, tiap atom klor menambahkan elektron yang lain ke tingkat terluar
dari berilium. Tidak terdapat muatan ionik yang perlu ditakutkan, karena itu terdapat
4 elektron yang bersama-sama 2 pasang. Hal ini membentuk 2 ikatan dan karena
itu tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Dua pasangan ikatan tertata dengan
sendirinya pada sudut 180o satu sama lain, karena hal ini sebagai yang paling jauh
yang dapat mereka capai. Molekul digambarkan dengan bentuk molekul linear.

Cl - B Cl
Konfigurasi elektron 4Be

: 1s2 2s2

Konfigurasi elektron 6C

: 1s2 2s2 2p2

3. BF3
Hibridisasi : s p2 , sehingga bentuk molekulnya segitiga planar. Karena Boron
membentuk 3 ikatan maka tidak terdapat pasangan elektron mandiri. Semuanya
terletak dalam suatu bidang yang memiliki sudut 120 satu sama lain.
Konfigurasi electron 5B : 1s2 2s2 2p1
Konfigurasi elektron 9F : 1s2 2s2 2p5

4. CH4, NH3, dan H2O


-

CH4
Konfigurasi elektron 6C : 1s2 2s2 2p2
Konfigurasi elektron 1H : 1s1
Hibridisasi : s p3 sehingga bentuk molekulnya tetrahedral. Karbon memiliki 4
elektron terluar. Karbon membentuk 4 ikatan dengan hidrogen, penambahan 4
elektron yang lain seluruhnya 8, dalam 4 pasang. Karena membentuk 4 ikatan,
semuanya harus menjadi pasangan ikatan. Empat pasangan elektron tertata
dengan sendirinya pada jarak yang disebut susunan tetrahedral. Semua sudut
ikatan adalah 109.5.

NH3
Konfigurasi electron 7N : 1s2 2s2 2p3
Konfigurasi elektron 1H : 1s1
Hibridisasi : s p3 , sehingga bentuk molekulnya segitiga piramida. Nitrogen
memiliki 5 elektron terluar. Tiap-tiap atom hidrogen yang tiga menambahkan
elektron yang lain ke elektron nitrogen pada tingkat terluar, menjadikannya total
8 elektron dalam 4 pasang. Karena nitrogen hanya membentuk tiga ikatan, satu
pasang harus menjadi pasangan elektron mandiri. Pasangan elektron tertata
dengan sendirinya pada bentuk tetrahedral seperti metana. Pasangan elektron

mandiri terletak pada orbital yang lebih pendek dan lebih bulat dibandingkan
orbital yang ditempati pasangan elektron ikatan. Karena hal ini, terjadi tolakan
yang lebih besar antara pasangan elektron mandiri dengan pasangan elektron
ikatan dibandingkan antara dua pasangan elektron ikatan. Gaya pasangan
elektron ikatan tersebut sedikit rapuh , terjadi reduksi sudut ikatan dari 109.5o
menjadi 107o. Meskipun pasangan elektron tersusun tetrahedral, ketika
menggambarkan bentuknya, hanya memperhatikan atom-atomnya. Amonia
adalah piramidal seperti piramida dengan tiga hidrogen pada bagian dasar dan
nitrogen pada bagian puncak.

H2 O
Konfigurasi atom 8O : 1s2 2s2 2p4
Konfigurasi elektron 1H : 1s1
Hibridisasi : s p 3 , sehingga bentuk molekulnya bengkok / bentuk V
Oksigen memiliki empat pasang elektron, dua diantaranya adalah pasangan
mandiri. Air juga akan mengambil susunan tetrahedral. Saat ini sudut ikatan lebih
sempit dari 104, karena tolakan dua pasangan mandiri. Bentuknya tidak dapat
digambarkan dengan tetrahedral, karena kita hanya melihat atom oksigen dan
hidrogen, bukan pasangan mandiri. Air digambarkan dengan bengkok atau
bentuk V.

5. [PtCl4]2Pada molekul [PtCl4]2- atom pusat Pt memiliki bentuk keseluruhannya adalah


oktahedral, namun dalam molekul inti terdapat 2 pasangan electron bebas dan 4
pasang elektron ikatan, sehingga bentuk geometrinya segiempat datar dimana semua
ikatannya sama dan ion klor terletak di sudut-sudut segiempat dan Pt pada pusatnya.

6. PF5
Hibridisasi : s p3 d , sehingga bentuk molekulnya

trigonal bipiamid.

Fosfor(terletak pada golongan 5)memberikan kontribusi 5 elektron, dan lima fluor

memberikan 5 lagi, memberikan 10 elektron dengan 5 pasang di sekeliling atom


pusat. Karena fosfor membentuk lima ikatan, tidak dapat membentuk pasangan
mandiri. Lima pasang elektron disusun dengan menggambarkan bentuk trigonal
bipiramid, tiga fluor terletak pada bidang 120o satu sama lain; dua yang lainnya
terletak pada sudut sebelah kanan bidang. Trigonal bipiramid karena itu memiliki
dua sudut yang berbeda 120odan 90.
Konfigurasi electron 15P

: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

Konfigurasi elektron 9F

: 1s2 2s2 2p5

1.7 KESIMPULAN
Untuk menggambarkan bentuk molekul dapat menggunakan 2 metode, yaitu :
1. Berdasarkan teori VSEPR yakni menjelaskan susunan geometri berdasarkan
tolakan pasangan elektron kulit valensi.
2. Berdasarkan konsep hibridisasi (distribusi orbital atom pusat)
Pada metode VSEPR tolak menolak pada pasangan elektron bebas dengan
pasangan elektron bebas > dari pasangan elektron bebas dengan pasangan elektron
ikatan > pasangan elektron ikatan dengan pasangan elektron ikatan. Bentuk Geometri
molekul mempengaruhi sifat kimia dan sifat fisika seperti titik didih, titik leleh,
kerapatan dan jenis reaksinya.

Berubahnya sudut ikatan dan bentuk molekul disebabkab oleh adanya PEB yang
menyebabkan gaya tolak-menolak antar elektronnya berbeda.

Besarnya gaya tolak antara pasngan elektron :

tolakan antara PEB vs PEB > tolakan antara PEB vs PEI > tolakan antara PEI vs PEI
Untuk meramalkan geometri suatu molekul secara sistematik, kita dapat
menggunakan teori VSEPR yang dibagi menjadi dua kategori yaitu :

molekul yang mempunyai atom pusat tanpa pasangan elektron bebas (PEB)

molekul yang atom pusatnya mempunyai PEB

Bentuk molekul yang mempunyai atom pusat tanpa PEB ada 5 bentuk, yaitu :
a) Bentuk linier

dengan rumus AB2

b) Bentuk segitiga planar

dengan rumus AB3

c) Bentuk tetrahedral

dengan rumus AB4

d) Bentuk segitiga bipiramida

dengan rumus AB5

e) Bentuk oktahedral

dengan rumus AB6

Bentuk molekul yang atom pusatnya memiliki PEB ada 8 bentuk, yaitu :

Bentuk V atau bengkokan

Bentuk segitiga piramida

Bentuk tetrahedral tak beraturan

Bentuk T

Bentuk linier

Bentuk segiempat piramida

Bentuk segiempat planar


Tabel susunan pasangan elektron, bentuk molekul dan hibridisasinya adalah :
Pasangan Elektron

Hibridisasi

Senyawa

Susunan Elektron
Ikatan

Bentuk Molekul

Non-ikatan Jumlah

Atom
Pusat

BeCl2

Linear

Linear

SP

BF3

Segitiga

Segitiga

SP2

CH4

Tetrahedral

Tetrahedral

SP3

NH3

Tetrahedral

Piramida

SP3

H2O

Tetrahedral

Bentuk V

SP3

PF5

Trigonal

Trigonal

Bipiramida

Bipiramida

[PtCl4]2-

Oktahedral

Segiempat Datar

SP3d
SP3d2

Benzena yang termasuk dalam golongan senyawa aromatik mempunyai rumus


molekul C6H6. Dalam penyusunan benzena menggunakan pusat atom yang trigonal.
Lingkaran yang didalamnya menunjukan delokalisasi enam elektron dalam orbital p
yang saling berintikan.

Pada susunan molekul sikloheksana terdapat dua posisi, yaitu :


a. Posisi aksial

: posisi atom-atom yang terletak di atas dan di bawah

bidang segitiga.
b. Posisi ekuatorial : posisi atom-atom yang terletak pada bidang segitiga.
Senyawa optik aktif adalah senyawa yang memiliki atom karbon kiral atau karbon
asimetri. Untuk mendapatkan karbon kiral, atom karbon harus berikatan dengan 4 atom
terminal yang berbeda. Selain itu apabila bayangan model senyawa optik aktif ini
dihimpitkan dengan model molekulnya akan diperoleh bahwa antara model dan
bayangannya tidak akan berhimpit.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Staf Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Bukit Jimbaran : Jurusan
Kimia, F.MIPA, UNUD.
http://sucicharismapendar.wordpress.com/kimia-xi/bentuk-molekul-dan-gaya-antar-molekul/
(Diakses pada tanggal 11 November 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hibridisasiorbital.html (Diakses pada tanggal 11 November
2014)
http://asmanfarmasi.blogspot.com/2014/05/laporan-praktikum-kimia-organik_4917.html
diakses tanggal 11 november 2014
http://berbagi-tugas.blogspot.com/2012/04/model-molekul.html

diakses

tanggal

11

november 2014
https://www.scribd.com/doc/56776608/Laporan-Praktikum-Ikatan-Molekul diakses tanggal
11 november 2014

LAMPIRAN
1. Gambarkan molekul molekul HCl dalam wujud cair ikatan apa yang terjadi antara
molekul molekul HCl.
-

Dalam wujud cair HCl akan terurai menjadi H+ dan Cl-.

Ikatan yang terjadi di sini adalah ikatan kovalen, yaitu ikatan kovalen polar
karena terjadi ikatan sebagai akibat penggunaan pasangan elektron bersama di antara
atom-atom berikatan yang pada HCl ikatan yang berlainan jenis. Kepolaran ikatan
dalam HCl terjadi karena perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan.
Meskipun atom-atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, namun atom
Cl menarik pasangan elektron lebih kuat dibandingkan dengan atom H. Hal ini
disebabkan karena keelektronegatifanCl lebih besar dari keelektronegatifan atom H.
Hal ini kemudian akan mengakibatkan terjadinya kutub negatif pada Cl dan kutub
positif pada H, atau membentuk dipol ikatan.

2. Gambarkan susunan elektron lewis dari senyawa BF3.

Apakah BF3 mengikuti aturan oktet.

Jelaskan mengapa bentuknya trigonal datar.

Susunan elektron Lewis dari senyawa BF3 :

Atom pusat : B

Atom terminal : 3F

Jumlah elektron : 3 + 3.7 = 3 + 21 = 24

Struktur Lewis :

BF3 tidak mengikuti aturan oktet karena jumlah elektron pada kulit terluar B
hanya terisi 6 elektron. Agar stabil, BF3 nantinya akan menyumbangkan tempat
kosong, sedangkan senyawa lain menyumbangkan PEB untuk dipakai bersama.
Bentuk BF3 adalah segitiga planar, dimana semua atom terletak pada satu bidang
datar. Semua sudut ikatannya sama, yaitu 1200. Kesamaan sudut ikatan ini
disebabkan oleh gaya tolak-menolak antara PEI.

3. Mengapa sudut ikatan pada CH4 berbeda dengan NH3 dan H2O

Yang mana sudut ikatanya paling besar dan yang mana paling kecil
Sudut ikatan yang dimiliki oleh CH4 berbeda dengan NH3 maupun H2O, karena
ketiga molekul tersebut memiliki jumlah PEB yang berbeda.
CH4 : ikatan yang terjadi pada CH4 adalah ikatan kovalen non polar. Karena
tidak ada PEB sehingga molekul yang terbentuk adalah simetris, dimana
pasangan elektron yang dipakai sama-sama tertarik sama kuat ke semua atom
sehingga membentuk sudut yang sama yaitu 109,50 dengan bentuk molekul
tetrahedral.
NH3 : ikatan yang terjadipada NH3 adalah ikatan kovalen polar karena pada NH3
terdapat satu PEB. PEB tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sudut ikatan
dan perubahan bentuk molekul. PEB pada atom pusat N menekan atom H ke
bawah. Hal ini disebabkan oleh gaya tolakan yang dialami oleh PEB dengan
atom H, dimana gaya tolakan antara PEB dengan atom H lebih besar daripada
gaya tolak antara atom H dengan atom H. Sehingga terbentuk molekul segitiga
piramida dengan sudut ikatan 1070.
H2O : ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen polar karena terdapat dua PEB.
PEB tersebut menyebabkan perubahan sudut ikatan dan perubahan bentuk
molekul. PEB pada atom pusat N menekan atom H, karena gaya tolak-menolak
antara PEB dengan PEB sangat kuat. Sedangkan gaya tolak antara PEB dengan
atom H lebih lemah, dan gaya tolak antara atom H dengan atom H paling lemah,
sehingga jarak antar atom H paling dekat. Bentuk molekul H2O adalah
bengkokan atau bentuk V dengan sudut ikatan 1040. Jadi, sudut ikatan yang
paling besar adalah sudut ikatan pada CH4 dan sudut ikatan yang paling kecil

adalah sudut ikatan pada H2O. Dapat juga ditulis sudut ikatan CH4 > sudut ikatan
NH3 > sudut ikatan H2O 109,50 > 1070 > 1040.
4. Pada senyawa [PtCl4]2-, berapakah bilangan oksidasi dari Pt
-

Jelaskan ikatan kimia Pt dengan Cl


Bilangan oksidasi Pt dalam [PtCl4]2- adalah :
Biloks Pt + 4 Biloks Cl

= -2

Biloks Pt + 4 (-1)

= -2

Biloks Pt

= -2 + 4

Biloks Pt

= +2

Ikatan antara Pt dan Cl adalah ikatan kovalen koordinasi karena adanya pemakaian
bersama pasangan elektron dari Cl.

5. Apakah terdapat pasanagan elektron bebas di sekitar atom P pada senyawa PF5
-

Pada senyawa PF5 tidak terdapat PEB di sekitar atom P.

atom pusat : P

atom terminal : 5 atom F

jumlah elektron : 5 + 5 (7) = 5 + 35 = 40


Berdasarkan struktur Lewis tersebut dapat dilihat bahwa senyawa PF5
menyimpang dari kaidah oktet. Pada senyawa ini pasangan elektron yang
digunakan bersama lebih dari delapan, tetapi dalam pemakaian yang melebihi
kaidah oktet ini tidak disalahkan karena PF5 termasuk ke dalam pengecualian
kaidah oktet, yaitu oktet berkembang.

6. Gambarkanlah molekul 1,2 dikhlor etana dan 1,2 dikhlor etana


-

Gambar molekul 1,2 - diklor etana :

Gambar molekul 1,2 diklor etena

7. Dari senyawa senyawa CH2Cl2, CH2 ClBr dan CHF ClBr, senyawa mana mempunyai
bidang simetri dan yang mana bersifat optik aktif
-

Tunjukan dan gambarkan senyawa mana yang bayangan cerminya saling menutupi.
Dari senyawa-senyawa yang diberikan di antaranya CH2Cl2, CH2Br, dan CHFClBr,
maka :

Senyawa yang mempunyai bidang simetri adalah CH2Cl2

Senyawa CH2Cl2 memiliki 2 buah bidang simetri (H-H dan Cl-Cl) namun
bukanlah senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi.
Serta atom C mengikat atom terminal yang sama.

Senyawa yang bersifat optik aktif adalah CHFClBr.

Senyawa CH2ClBr memiliki 1 buah bidang simetri (H-H) dan bukan merupakan
senyawa optik aktif sebab bayangan dan molekul saling menutupi. Serta atom C
mengikat atom terminal yang sama.

Senyawa yang bayangan cerminnya saling menutupi adalah CH2Cl2 dan


CH2ClBr.

Senyawa CH2ClBr tidak memiliki bidang simetri dan merupakan senyawa


optik aktif sebab bayangan dan molekul tidak saling menutupi. Serta atom C
mengikat 4 atom terminal yang berbeda.
8. Dari konformasi dan konformasi biduk yang saudara susun, tunjukanlah atom hidrogen
yang aksial dan atom hidrogen yang equatorial.
Jelaskan perbedaan kesetabilan dari kedua bentuk konformasi ini.
-

Atom hidrogen yang aksial dan equatorial pada konformasi kursi dan biduk.

Dimisalkan model molekul sikloheksana diletakkan pada sebuah kertas yang


disebut bidang, dan ditarik garis lurus keatas yang disebut dengan sumbu. Bila
diperhatikan, terdapat dua jenis posisi yang dimiliki oleh hidrogen, yakni hidrogen
yang sejajar bidang dan hidrogen yang sejajar sumbu. Jenis hidrogen yang terletak
pada/ sejajar bidang dikatakan sebagai hidrogen ekuatorial. Sedangkan hidrogen
yang terletak sejajar sumbu dikatakan sebagai hidrogen aksial.
Tingkat kestabilan antara sikloheksana dengan konformasi kursi dan biduk dapat
dijelaskan melalui proyeksi Newman berikut :

Pada konformasi kursi atom-atom hidrogen terdapat dalam konformasi stagger


(goyang) sedangkan pada konformasi biduk atom-atom hidrogen terdapat dalam
konformasi eklips. Pada konformasi eklips akan terjadi tolakan-tolakan antara
elektron ikatan dengan atom-atom hidrogen. Sehingga energi yang diperlukan untuk
membentuk konformasi eklips akan lebih tinggi bila dibandingkan untuk membentuk
konformasi stagger (goyang). Kestabilan suatu konformasi dapat dilihat dari besar
energi yang diperlukan dalam pembentukkannya. Karena untuk membentuk
konformasi biduk diperlukan energi yang lebih tinggi, maka konformasi biduk
dikatakan sebagai konformasi yang tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai