Semakin kecil ukuran lubang semakin kecil pula peluang radiasi tersebut dapat
keluar lagi. Jika lubang dibuat sedemikian kecil sehingga seluruh radiasi yang masuk
tidak dapat ke luar lagi maka lubang tersebut dikatakan menyerap seluruh radiasi yang
mengenainya. Dengan demikian, lubang tersebut berperilaku sebagai benda-hitam
sempurna. Jika terdapat radiasi yang melewatinya, asalnya selalu dari dalam rongga
itu sendiri, bukan dari pantulan.
Spektrum radiasi benda-hitam merupakan
8V 2 .............................. (1)
v dv
c3
, yaitu
energi termal rata-rata bagi sekumpulan gelombang tegak yang seragam untuk
mendapatkan rapat energi spektral yang merupakan perkalian energi rata-rata tiap
ragam dengan cacah ragam yang berfrekuensi dalam rentang dv dibagi volume
rongga, yaitu:
T v dv
N v
E dv
V
..................................... (2)
Menurut
Rayleigh-Jeans
energi
rata-rata
tiap
ragam
gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam adalah kontinu dan bergantung
pada temperatur. Energi rata-rata tiap ragam tersebut dihitung berdasarkan statistika
Boltzmann yang menyatakan bahwa sejumlah besar entitas fisis sejenis yang
terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T, fraksi entitas
fisis yang memiliki energi
E k BT
dengan kB adalah tetapan Boltzmann, yang nilainya 1,38 x 10 -23 J/K. Dengan
mensubstitusikan persamaan (1) dan
E k BT
diperoleh:
T v dv
8K BT 2
v dv
c3
jumlah
modus
(yaitu
derajat
kebebasan)
untuk
radiasi
Jadi, menurut Rayleigh dan Jeans energi spektral radiasi benda hitam T (v)
bernilai tak berhingga besar, sebagaimana yang ditunjukkan oleh grafik pada
gambar 4 berikut.
f 1
h / kT
hf
h
e
h / kT
adalah
E 3N 0 kT 3N 0
3 N 0 h
e h / kT 1
h
3R
kT
e h / kT
h / kT
h
x 2 x3
, di mana e x 1 x ... , sehingga energi rata-rata osilator
kT
2! 3!
berfrekuensi vibrasi
hf
adalah
h
e
h / kT
h
kT yang mengakibatkan c 3R . Selain itu, pada temperature tinggi
h / kT
jarak h antara energi yang memungkinkan adalah relatif kecil terhadap kT dan
kontinu. Sedangkan pada temperatur rendah, jarak antara energi itu besar relatif
terhadap kT dan menghalangi pemilikan energi di atas energi titik-nol. Ini karena
1
2
persamaan
E
cv
kalor
h
kT
3R
v
jenis
2
molar,
e h / kT
h / kT
jika
temperaturnya
menurun
harga
cv
yang menyebabkan perubahan pada teori fisika klasik. Dari perumusan osilator
harmonik tersebut, dapat dianalisis keadaan dasar masing-masing osilator harmonic
dalam zat padat ialah 0
1
h , harga titik-nol, dan 0 tidak sama dengan nol. Akan
2
tetapi energi titik nol hanyalah menambah suatu konstanta, suku yang bebas dari
1
2
eksperimen, di mana perumusan ini masih memiliki kelemahan pada rumus kalor
jenis pada temperature rendah. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Debye
menerapkan cara lain untuk meneliti permasalahan yang dialami Eintein tersebut.
Menurut Einstein, masing-masing atom dianggap bervibrasi bebas dari tetangganya,
kemudian Debye mengambil ekstrim yang berlawanan dan menganggap materi
sebagai suatu benda elastis yang kontinu seolah-olah energi internalnya tersimpan
dalam vibrasi atom secara individual. Menurut Debye jumlah total gelombang berdiri
yang berbeda dalam satu kilomole zat padat sama dengan
banyaknya derajat
h
e
h / kT
tinggi C cenderung bernilai konstan dan kapasitas panas pada volume konstan
menjadi tak bergantung pada suhu menurut persamaan:
C 3Nk
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa perumusan tersebut tidak sesuai dengan hasil
eksperimen. Selanjutnya dengan menerapkan postulat Planck yang menyatakan bahwa
energi eksitasi pada keseimbangan termal sebuah osilator memenuhi persamaan:
h
e
h / kT
untuk kT>>h
9 Nk B
C v = T
D
3x
D
x 4 e x dx
e
0
3 xD x 4 e x dx
3
x
2
xD 0 ( e 1 )
Cv 3R
Kapasitas panas ini dapat ditinjau pada keadaan batas temperatur tinggi dan
temperatur rendah.
Untuk temperatur tinggi, T>> D atau x D <<1, maka fungsi integral dari
persamaan (4.2) menjadi
x4e x
x
x4
x4
.
e x 1 1 e x
x2 x4
....
2! 4!
3 xD x 2
CV 3R 3 dx 3R
xD 0 1
Menurut Debye pada temperature tinggi kapasitas panas zat padat ( C v ) cenderung
bersifat konstan
3 xD x 4 e x dx
fungsi integral dari persamaan C v 3 R 3 x
menjadi:
2
xD 0 ( e 1 )
x 4 e x dx
e
0
4 4
15
Cv
12 4 R T
5 D
Pada temperatur rendah kapasitas panas zat padat ( C v ) sebanding dengan T3.
Jadi, menurut Debye pada temperature tinggi kapasitas panas zat padat
( Cv )
cenderung bersifat konstan dan pada temperatur rendah kapasitas panas zat padat (
C v ) sebanding dengan T3 dan dapat dilukiskan dalam bentuk grafik
3R
2R
Cv
Cv sebanding T3
R
0,5
1,0
1,5
2,0 T/
Panas jenis Cv sebagai fungsi suhu. Kurve garis tebal menunjukkan funsi
Debye
4. Apakah ada kelemahan tentang teori Raylight-Jeans dan Debey ?
Kelemahan teori Raylight-Jeans
Kegagalan teori Rayleigh-Jeans adalah menganggap bahwa energi rata-rata
tiap ragam gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh benda hitam adalah
kontinu dan bergantung pada temperatur. Energi rata-rata tiap ragam tersebut dihitung
berdasarkan statistika Boltzmann yang menyatakan bahwa sejumlah besar entitas fisis
sejenis yang terbedakan dan berada pada kesetimbangan termal pada temperatur T,
fraksi entitas fisis yang memiliki energi
k BT
Teori Rayleigh-Jeans
Eksperimen
Pada frekuensi yang rendah, rapat energi menurut Rayleigh dan Jeans berimpit
dengan hasil eksperimen. Tetapi pada frekuensi tinggi simpangannya sangat besar.
Secara teori, jika v semakin besar, maka T(v) juga semakin membesar, mendekati
harga apabila v = , ini berarti bertentangan dengan thermodinamika. Karena
penyimpangan yang besar terjadi pada frekuensi tinggi, maka penyimpangan ini
dinamakan Bencana Ultraviolet.
di mana e x 1 x
h
,
kT
x 2 x3
panas jenis dan ini adalah kelemahan teori Debye yaitu tidak berlaku untuk elektron.
E Teori Intensitas Radiasi benda hitam menurut Planck:
h
e
h / kT
untuk kT>>h
Untuk dapat mengungkapkan teori tentang radiasi benda hitam, Plack mengajukan
hipotesis bahwa energi tiap ragam tidaklah berupa sembarang nilai dari nol sampai tak
terhingga, melainkan harus merupakan salah satu dari sederetan nilai diskret yang
terpisah secara seragam dengan interval . Jadi energi tiap ragam haruslah berbanding
lurus terhadap v untuk menghasilkan energi rata-rata yang bergantung pada frekuensi.
Tetapan kesebandingan dimisalkan dengan h (yang selanjutnya disebut tetapan Plack),
5. Siapa yang mengajukan gagasan baru untuk memecahkan kelemahan teori
Raylight-Jeans dan Debey dan bagaimana teorinya ?
Yang memecahkan kelemahan teori Raylight-Jeans adalah Planck. Planck
memulai eksperimennya dengan membuat anggapan baru tentang sifat dasar dari
getaran molekul-molekul dalam dinding-dinding rongga benda hitam (pada saat itu
elektron belum ditemukan). Anggapan baru ini sangat radikal dan bertentangan
dengan teori fisika sebelumnya. Kelemahan ini dapat disempurnakan oleh Max
Planck dengan mengajukan teori bahwa energi osilator EM tidak kontinu tetapi
terkuantisasi atau deskrit, dan catu energi terkecil yang dibolehkan dinamakan
kuantum energi. Adapun penjelasan Planck tentang getaran-getaran molekul di
permukaan benda hitam, yaitu segabai berikut.
Radiasi yang dipancarkan oleh molekul-molekul benda tidaklah kontinu tetapi
dalam paket-paket energi diskret yang disebut kuantum dan besarnya: En nhv .
Dengan n adalah bilangan asli (1,2,3,) yang disebut bilangan kuantum dan
4,14x10-15 eV.s. Energi dari molekul-molekul dikatakan terkuantisasi dan energi yang
diperkenankan
disebut
tingkat
energi.
Ini
berarti
tingkat
energi
bisa
hv, 2h , 3h , ........
T (v)dv
8 2
hv
v hv / k T
dv
3
c
e B 1
8 hc 5
e hc / k BT 1
Intensitas
Hukum Rayleigh-Jeans
Wien
Panjang gelombang
Partikel
Gelomb
Gambar ang
(4)
Dugaan Planck yang menyatakan bahwa energi radiasi benda hitam adalah
Louis de
terkuantisasi (diskret) sangat memadai untuk
menjelaskan radiasi benda hitam
Broglie
dibandingkan
dengan
ramalan
klasik (dihipot
bahwa energi radiasi gelombang
esiskandari Planck inilah yang menandai
elektromagnetik adalah kontinu. Pernyataan radikal
berperila
ku)
Max
dijelaskan dengan fisika klasik adalah kapasitas panas zat padat. Dengan
Secara
hv
berperila
ku
e hv kT 1
Partikel
Gelomb
ang
Partikel
Hukum
Eksponensi
Wien
hv
e
hv kT
untuk menghitung kapasitas panas zat padat akan memberikan hasil yang cocok
dengan hasil eksperimen.
6. Apakah dengan diajukannya gagasan baru itu teori Raylight-Jeans dan Debey
sama sekali salah ? mengapa demikian ?
Munculnya Teori Planck yang meruntuhkan Teori dari Raylight-Jeans dan
Debye namun Teori dari Raylight-Jeans dan Debye tidaklah salah sepenuhnya. Hal ini
dikarenakan terdapat kesepadanan pada Teori Planck dengan Teori dari RaylightJeans dan Debye. Dimana perumusan yang diperoleh Planck dan Rayleigh-Jeans
identik pada suhu rendah (sesuai dengan data eksperimen untuk suhu rendah).
Sedangkan pada frekuensi tinggi, hv k B T dan e hv / k BT , persamaan energi
radiasi Planck akan sesuai dengan nilai eksperimen.
Kesepadanan yang lain dilihat pula dari teori panas jenis zat padat menurut
Debye dibandingkan dengan teori Planck. Debye mengembangkan teori panas jenis
dengan mempertimbangkan efek coupling antar osilator (lubang kecil berongga) dari
atom-atom tetangga terdekatnya. Energi dalam dari padatan dihasilkan oleh energi
gelombang elastic berdiri, seperti sistem gelombang elektromagnet dalam sebuah
kotak hitam yang mengandung energi terkuantisasi. Ini artinya Debye sudah
menganggap bahwa energi bersifat diskret. Hal ini sesuai dengan teori yang diajukan
oleh Planck yang menyatakan energi bersifat diskrit.
7. Apakah ada keterkaitan antara teori Raylight-Jeans dan teori Debye dengan
teori yang baru?
a. Keterkaitan antara teori Raylight-Jeans dengan teori yang baru (Planck).
Kegagalan Reyleigh-Jeans mengantarkan Planck untuk merumuskan teori
yang benar. Planck meninjau kembali teori Rayleigh-Jeans (teori klasik) dan
menyimpulkan bahwa perumusannya terdapat kesalahan yaitu teori klasik tidak dapat
menjelaskan kurva radiasi benda hitam tersebut untuk frekuensi yang tinggi, sehingga
Planck memandang ketidaksesuaian ini terletak pada teori klasik itu sendiri. Bertolak
dari ketidaksesuaian tersebut, Planck mengajukan teori bahwa energi osilator
elektromagnetik tidak kontinu tetapi terkuantisasi. Menurut Planck, energi yang
terkuantisasi tersebut sebesar:
En = nh (n=1,2,3, .....)
dimana adalah frekuensi osilator dan h adalah suatu konstanta Planck yang harganya
h = 6.63 x 10-34J.s
Energi rata-rata per osilator diperoleh sebesar :
E
h
e
h / kT
atau E
hc
(e
hC / kT
1)
8hc
d
x hc / kT
5
e
1
persamaan tersebut cocok dengan data eksperimen. Persamaan tersebut juga dapat
ditulis dalam bentuk frekuensi gelombang:
E ()d
8h
3 d
c 3 e h / kT 1
22
h
2
hv / kT
c e
1
ex 1
kT
h
(h) 2 (h) 3
......
1! kT 2!kT
3!kT
1
e
h / kT
h
kT
h
kT
1
1
h
, di mana h / kT
...... 1
e
kT
1
sebanding dengan h
1
kT
2 2 h 2 2
kT
c 2 h
c2
kT
Persamaan tersebut membuktikan bahwa terdapat kesepadanan antara teori RayleighJeans dan teori Planck tentang radiasi benda hitam.
b. Keterkaitan antara teori Debye dengan teori yang baru (Planck)
Debye mengembangkan teori panas jenis dengan mempertimbangkan efek
coupling antara osilator dari atom-atom terdekatnya. Debye memandang padatan sebagai
suatu zat yang kontinum elastik. Energi dalam padatan dihasilkan oleh energi gelombang
elastik berdiri seperti sistem gelombang elektromagnetik dalam sebuah kotak hitam yang
mengandung energi terkuantitasi. Pada suhu rendah, kapasitas panas jenis zat padat
memenuhi persamaan C T 3 , tetapi pada suhu tinggi C cenderung bernilai konstan.
Penerapan termodinamika statistik klasik menganggap masing-masing atom dalam suatu
kristal sebagai suatu osilator dengan energi eksitasi termal rata-rata 3KT per derajat
kebebasan. Energi total per satuan volume adalah E
3NKT
.
V
Kapasitas panas pada volume konstan menjadi tidak bergantung pada suhu menurut
persamaan C 3NK . Hal ini ternyata tidak cocok dengan hasil eksperimen.
Adapun penjelasan Planck mengenai intensitas radiasi benda hitam dengan membuat
hipotesa osilator yang menjadi sumber energi pancaran termal, yaitu:
a.
b.
memiliki
P( )d e
k BT
energi
antara
dan
( )
adalah
d d dimana KB = konstanta Boltzman, T = suhu
K B T
Bila osilator pindah dari tingkat energi 1 ke tingkat energi yang lebih rendah 2
, maka dalam proses ini osilator akan memancarkan energi sebesar
1 2 h .
Dengan hipotesa di atas, Planck menurunkan rumus untuk rapat energi benda
hitam sempurna dan diperoleh hubungan sebagi berikut.
T dV
8 2
c3
h
h
exp
1
K BT
dV
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pada temperatur tertentu rapat energi sama
dengan nol jika frekuensinya sama dengan tak berhingga. Ini sesuai dengan data
eksperimen. Pencocokan dengan seluruh data dilakukan dengan memilih nilai h. hasil
terbaik dari nilai tersebut adalah h = 6,34 x 10 -34 Js. Nilai ini disebut dengan konstanta
Planck.
Teori panas jenis zat padat menurut Planck dijelaskan dengan menggunakan teori
kuantum yaitu bahwa energi eksitasi pada kesetimbangan termal sebuah osilator
memenuhi persamaan E
h KT
8. Siapa yang mendukung gagasan baru itu? Eksperimen apa yang membuktikan
dukungannya?
Pendukungan Teori Planck mengenai kuantitas energi ke dalam hv adalah Albert
Einstein. Salah satu bukti eksperimen penting tentang keberadaan kuantum cahaya atau
foton adalah percobaan efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari
suatu
permukaan
(biasanya
logam)
ketika
dikenai,
dan
menyerap,
radiasi
elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas
frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Einstein berhasil menjelaskan hal ini. Penjelasan sederhana mengenai gejala efek
fotolistrik adalah sebagai berikut. Cahaya yang mengenai permukaan logam akan
memberikan energinya pada logam tersebut. Jika energi yang diberikan lebih dari energi
ikat elektron dari logam tersebut maka elektron akan terlepas dari logam.
Set percobaan untuk menjelaskan efek fotolistrik dapat dilihat sebagai berikut
V
Potensiometer
+
Cs
Cu
0 K 0 C s 0 Cu
Di mana nilai h sama dengan tetapan Planck yang besarnya 6,63 10 34 Js . Hasil
percobaan ini tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik, di mana dalam fisika
klasik menganggap bahwa elektron akan terlepas dari logam jika diberikan energi yang
cukup dimana energi akan semakin besar jika intensitasnya semakin besar, tetapi
kenyataannya untuk frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi ambang berapapun besar
intensitas yang digunakan elektron tidak akan terlepas. Tetapi hal ini dapat dijelaskan
bila menggunakan teori pengkuantuman cahaya, Einstein mempostulatkan bahwa
energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskret dalam bentuk paket-paket
energi, bukan terdistribusi secara kontinu sebagaimana dinyatakan oleh teori
gelombang. Paket-paket energi ini disebut foton, karena foton bergerak dengan
kecepatan c maka menurut teori relativitas massa foton haruslah nol. Energi tiap foton
tergantung dari frekuensinya yang dinyatakan dengan persamaan
h
Dalam peristiwa efek foto-listrik setiap foton hanya berinteraksi dengan satu elektron,
dan tiap foton akan memberikan seluruh energinya pada tiap elektron atau tidak sama
sekali. Jika energi foton melebihi energi untuk melepaskan elektron dari ikatannya
maka sisa energi itu akan diubah menjadi energi kinetik elektron. Sebaliknya, jika
energi tidak cukup untuk melepaskan elektron maka foton tidak akan memberikan
energinya kepada elektron yang bersangkutan. Dengan pemahaman ini maka mudah
dipahami bahwa untuk melepaskan elektron dari suatu logam diperlukan foton dengan
energi tertentu dimana energi ini akan sebanding dengan frekuensi, sehingga agar
terjadi efek fotolistrik diperlukan frekuensi di atas frekuensi ambang.
h K maks h 0
I3
I2 V s
I1
Pada gambar ini dapat dilihat walaupun intentensitasnya diperbesar yaitu I1< I2< I3
tetapi untuk frekuensi cahaya yang sama potensial pemberhentinya sama ini artinya
potensial penghenti tidak bergantung pada intensitas cahaya. Potensial penghenti
(stopping potential) Vo adalah potensial selisih yang diperlukan untuk menghentikan
fotoelektron yang paling cepat, yang memiliki energi kinetik terbesar. Setiap foton
berinteraksi hanya dengan satu elektron tunggal, sehingga besarnya energi kinetik
elektron hanya tergantung pada besarnya energi foton yang membenturnya dan tidak
bergantung pada intensitas cahaya. Sehingga potensial penghenti tidak bertanggung
pada intensitas cahaya.
Hasil percobaan ini tidak dapat dijelaskan dengan teori fisika klasik, di mana fisika
klasik menganggap bahwa potensial penghenti sangat dipengaruhi oleh intensitas
cahaya, artinya untuk nilai intensitas yang semakin besar diperlukan potensial
penghenti yang semakin besar. Hal ini sangat tidak sesuai dengan hasil eksperimen.
Berdasarkan teori pengkuantuman cahaya intensitas cahaya diartikan sebagai energi
tiap foton dikalikan cacah foton yang menembus satu satuan luas permukaan secara
tegak lurus dalam tiap satu-satuan waktu. Dengan demikian intensitas cahaya
menyatakan jumlah foton, artinya energi foton yang diberikan pada tiap-tiap elektron
tetap sehingga potensial penghentinya juga tetap.
9
Waktu (t)
10
s
Gambar grafik kuat arus fotoelektrik terhadap waktu dihitung
0
seberapa besar energi yang dimiliki foton untuk menumbuk elektron tersebut. Proses
transfer energi dari foton ke elektron menyerupai tumbukan sehingga tidak
memerlukan waktu yang berarti.
Intensitas cahaya
Gambar grafik kuat arus fotoelektrik terhadap intensitas
cahaya
Hasil eksperimen ini sesuai dengan teori fisika klasik, yaitu semakin besar intensitas
cahaya yang digunakan maka semakin banyak elektron yang lepas sehingga
mengakibatkan arus fotoelektriknya semakain besar, hasil ini juga sesuai dengan teori
pengkuantuman cahaya yaitu dengan bertambahnya intensitas maka cacah foton juga
bertambah sehingga semakin banyak foton yang memberikan energinya pada elektron
sehingga semakin banyak elektron yang terlepas. Jadi untuk dapat menjelaskan gejala
efek fotolistrik secara memuaskan digunakan teori pengkuantuman cahaya.
Penjelasan fakta eksperimen menurut fisika kuantum didasarkan pada postulat
Einstein yang berbunyi energi yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara diskret
dalam bentuk paket-paket energi, bukan terdistribusi secara kontinu sebagaimana
dinyatakan oleh teori gelombang.Berdasarkan perbandingan tersebut terlihat bahwa
teori klasik gagal menjelaskan
tunda. Sehingga frekuensi ambang dan waktu tunda merupakan kunci untuk
memecahkan persoalan kegagalan fisika klasik. Di sinilah letak perbedaan antara
teori klasik dan teori kuantum. Kesepadanannya terletak pada keberhasilan kedua
teori dalam menjelaskan bahwa kuat arus fotoelektrik berbanding lurus terhadap
intensitas cahaya.
9. Sesungguhnya teori baru itu adalah persoalan hakekat foton memiliki energi
kuantum. Sebagai pasangan compaitebel sesungguhnya adalah momentum.
Bagaimana analisis relativitasnya dapat diajukan untuk memformulasikan bahwa
foton memiliki momentum? Eksperimen apa yang membuktikan bahwa foton
memiliki momentum?
Efek Foto Listrik
Salah satu bukti eksperimen penting tentang keberadaan kuantum cahaya atau foton
adalah percobaan efek fotolistrik. Pada efek fotolistrik yang diuangkapkan oleh Hertz
suatu cahaya bila dikenakan pada permukaan logam tertentu maka dapat terjadi lucutan
elektron dari permukaan logam tersebut. Einstein kemudian memberikan masukan untuk
fenomena ini berdasarkan rumusan Planck, telah menguatkan gagasan kuantisasi energi
Planck untuk bisa diterima secara luas.
Kontribusi Einstein untuk efek fotolistrik berangkat dari teorinya bahwa terjadi
tumbukan antara foton datang dengan elektron di dalam logam.
Dari hal tersebut Einstein mengkonfirmasi adanya dualitas sifat gelombang-partikel.
Hal ini dapat dilihat dari persamaan untuk efek fotolistrik yaitu:
E h
h
p n n
Dari persamaan dapat dilihat untuk ruas kiri merupakan besaran-besaran fisis
karakteristik partikel yang salah satunya menghasilkan momentum, sedangkan ruas
kanan merupakan besaran-bearan fisis yang menggambarkan gelombang.
Efek Compton
Salah satu eksperimen yang memberikan bukti nyata tentang keberadaan sifat partikel
dari radiasi, yaitu adanya foton atau cahaya yang memiliki sifat sebagai materi, adalah
eksperimen yang dilakukan oleh Arthur Holly Compton. Compton melakukan
eksperimen penembakan bahan dengan menggunakan sinar-x. Di dalam eksperimen
ini dideteksi bahwa sinar-x (gelombang) dan elektron (materi) terhambur setelah
dilakukan penembakan. Dengan mengambil gagasan dari Einstein tentang kuantisasi
cahaya berupa foton, kemudian Compton memperluas gagasan tersebut bahwa foton
bisa berperilaku sebagai materi dalam kasus tumbukan dengan elektron. Momentum
x-ray box
Sinar-x tak terhambur
Sumber sinar-x
monokromatik
kolimator
gelombang datang () sedangkan yang lain memiliki panjang gelombang yang lebih
besar dari padahal berkas datang hanya memiliki satu panjang gelombang (sebesar
). Hal ini tidaklah dapat dimengerti jika dianggap berkas sinar-x datang sebagai
gelombang.
Compton berasumsi bahwa berkas sinar (dalam hal ini sinar-x) yang digunakan
menembak bahan merupakan arus foton. Energi foton tersebut sebesar E = h. Foton
ini bertumbukan lenting dengan elektron yang ada pada target. Jika elektron
mengambil sebagian energi yang dimiliki oleh foton, maka foton yang terhambur akan
memiliki energi yang lebih kecil dibandingkan dengan energi foton yang datang. Hal
ini menyebabkan foton yang terhambur akan memiliki frekuensi yang lebih kecil atau
panjang gelombang yang lebih besar daripada foton yang datang. Selisih panjang
gelombang ini disebut dengan pergeseran Compton (Compton Shift).
Hasil eksperimen yang dilakukan oleh Compton dapat diilustrasikan seperti gambar
berikut.
Y
elektron diam
Foton datang
E = hv ; p = hv/c
Foton terhambur
Y
Foton datang
E = moc2
P = hv/c
P=0
E = hv ; p = hv/c
E = hv
E = (mo2c4 + p2c2)1/2
p=p
Intensitas Relatif
Intensitas Relatif
= 00
= 450
= 900
Panjang Gelombang
Intensitas Relatif
Intensitas Relatif
Panjang Gelombang
= 1350
Panjang Gelombang
Panjang Gelombang
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa foton dengan panjang gelombang
dan sudut hamburan sebesar terhadap arah datangnya foton. Selain itu, tumbukan
antara foton dengan elektron menyebabkan terjadinya hambuaran elektron dengan
sudut hamburan terhadap arah datangnya foton. Pada kasus ini berlaku hukum
kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum.
Dengan menganalisis hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan
momentum, maka dapat ditentukan pergeseran Compton.
Kehilangan energi foton energi yang diterima elektron
h h ' K ................................................ (3.1)
E pc
p E
................................... (3.2)
Momentum merupakan kuantitas vektor (memiliki besar dan arah) dan dalam kasus
tumbukan, momentum adalah kekal dalam masing-masing sumbu dari kedua sumbu
yang saling tegak lurus. Momentum foton hambur dan elektron hambur digambarkan
seperti berikut.
h '
c
h ' sin
c
h ' cos
c
h
c
p cos
p sin
h
h '
dan momentum hamburnya adalah
.
c
c
Momentum awal elektron adalah nol dan momentum setelah terhambur adalah p.
Pada arah mendatar:
momentum awal momentum akhir
h
h '
0
cos p cos
c
c
h h '
p cos
p 2 c 2 (1)
2
p c
.............................................. (3.5)
Energi total dari suatu partikel yang bergerak mendekati kecepatan cahaya dapat dirumuskan:
E K m0 c 2 ......................................................................... (3.6)
E
2
0
c 4 p 2 c 2 ............................................................. (3.7)
K m0 c 2
K m c
2 2
2
0
c 4 p 2c 2
m0 c 4 p 2 c 2
2
p 2 c 2 K 2 2 Km0 c 2 m0 c 4 m0 c 4
p 2 c 2 K 2 2m0 c 2 K ....................................................................... (3.8)
Dengan memasukkan K pada persamaan (3.1) pada persamaan (3.8), maka diperoleh:
p 2 c 2 h h ' 2m0 c 2 h h '
2
Kemudian dilakukan substitusi persamaan (3.5) pada persamaan (3.9), sehingga diperoleh:
h 2
1 cos
h c c c c
dengan
'
, didapatkan persamaan
berikut ini.
m0 c 1 1 1 1
1 cos
h ' '
m0 c '
1 cos
h '
'
h
'
1 cos ......................................................... (3.11)
m0 c
Persamaan (3.11) ini menunjukkan perubahan panjang gelombang yang dialami oleh
foton yang terhambur dengan sudut oleh partikel yang bermassa diam m 0. Dari
persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai perubahan panjang gelombang hanya
dipengaruhi oleh sudut hamburan foton ( ). Dengan menganalisis persamaan (3.11)
dapat dilihat bahwa perubahan panjang gelombang terbesar terjadi ketika = 1800 (cos
h
h
disebut sebagai panjang gelombang Compton dari partikel penghambur yang
m0 c
h
k
h
k
dengan h ( 2 )
dengan kata lain, gelombang de Broglie memiliki panjang gelombang sebesar
h p
v E h.
h
h
mv
p
Partikel
Partikel
Gelombang
Louis de Broglie
Gelombang
Artinya, gelombang dapat bersifat sebagai partikel dan sebaliknya paritkel dapat
bersifat gelombang. Panjang gelombang pada Persamaan datas disebut juga panjang
gelombang de Broglie. Hipotesis de Broglie akhirnya mendapat dukungan bukti
eksperimen yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan. Pada 1927, C. J. Davisson dan L.
H. Germer melakukan eksperimen dengan menghamburkan elektron. Mereka
menjatuhkan berkas elektron yang memiliki energi kinetik tertentu ke atas kristal
tunggal nikel. Mereka mengamati bahwa pada sudut tertentu terjadi titik maksimum
yang berhubungan dengan pola interferensi. Berdasarkan data yang diperoleh, panjang
gelombang yang didapatkan ternyata ada kesesuaian antara hasil yang mereka
peroleh dengan panjang gelombang yang didapat menurut hipotesis de Broglie.