ABSTRACT
Cendikiawan, A., Hadianto Gunawan, Obed Trinurcahyo K.P., Vianney
Tedjamulya, Cokorda A. Wahyu P 2006. Comparison on Effectiveness
of Chrysomyia rufifacies and Musca domestica larvae in Extract Test in
vitro, Extract Test in vivo, and Maggot Debridement Therapy on
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Infected Wounds.
Final Assigment, Fakultas of Medicine, Brawijaya University. Supervisor
: Prof.dr.Soebaktiningsih,DTM&H,M.Sc,Sp.Par.K
Maggot has an important medical benefit. Some species of maggot can
be used for wound debridement. This method is known as Maggot Debridement
Therapy. In addition to its ability to feed on necrotic tissue, maggot has been
proved to be able to kill bacteria in wounds. Of the usable maggots, two of them
are the maggots of Chrysomyia rufifacies and Musca domestica.
Maggot use has difficulties in its application on human. Therefore, it is
considered beneficial to research whether maggot extract also has antibacterial
effect.
The research starts on the search of the appropriate maggots, drying and
grinding the maggots, and extraction of the pulverized maggots by means of
percolation.
The design of the research is experimental with post-test and control
group. The research divides MRSA samples into 2 groups: treatment group,
which is treated with maggot extract, and positive control group, which is treated
with mupirocin. Tube dilution test is used to determine the Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) of maggot extract, after which samples are grown in solid
media by means of plate-streaking method to detect any growth of bacteria, thus
determine the Minimum Bactericidal Concentration (MBC).
The result of in vitro-extract test indicates that the MIC from both maggot
extracts remains undetermined. The MBC from Chrysomyia rufifacies maggot
extract is 0,25 mg/ml, while the MBC Musca domesticas maggot extract is
greater than 6,25 mg/ml. Thus, it can be concluded that the maggot extract of
Chrysomyia rufifacies has a more potent anti-bacterial activity to MRSA than the
maggot extract of Musca domestica.
Keywords: maggot, Chrysomyia rufifacies, Musca domestica, extract, MRSA.
PENDAHULUAN
Masyarakat pada umumnya mengidentikkan lalat dengan kotoran dan
sampah. Hal ini mungkin disebabkan
karena lalat adalah hewan yang
hidup di tempat kotor dan menyebarkan penyakit dari sampah ke
makanan serta menyebabkan banyak
permasalahan kesehatan. Selain itu,
larva lalat yang umumnya hidup di
bangkai-bangkai hewan ataupun di
tumpukan sampah oleh kebanyakan
orang juga dianggap kotor dan tidak
ada gunanya.
Beberapa larva lalat sering
menyebabkan myiasis, infestasi larva
lalat pada jaringan, pada domba di
Inggris, Australia, dan Selandia Baru
(James dan Harwood, 1969). Selain
domba, larva Lucilia juga dapat menyerang kuda, hewan ternak, dan
manusia. (Lane and Crosskey, 1993)
Myiasis pada manusia sudah dikenal
dalam buku Hortus Sanitatus pada
tahun 1491 dan bahkan sudah dicatat
dalam Alkitab. (SMTL, 2003)
Uniknya, banyak terdapat
laporan tentang kegunaan larva lalat
dalam mengatasi luka. Maggot
Debridement Therapy (MDT) adalah
penggunaan maggot atau larva lalat
untuk membersihkan jaringan mati
dari luka. Terapi ini terutama berguna
pada osteomyelitis kronis, ulkus
kronis, dan infeksi lain yang menghasilkan pus, yang biasanya ditimbulkan oleh peralatan kerja (Iversen,
2000).
MDT bukanlah hal yang sama
sekali baru, bahkan efek menguntungkan yang dihasilkan oleh
infestasi larva lalat terhadap penyembuhan luka yang terinfeksi telah dikenal selama beratus-ratus tahun.
Suku Ngemba di New South Wales,
Australia telah menggunakan larva
lalat untuk membersihkan luka
bernanah dan bergangren, suatu
Konsentrasi Pengulangan
(mg)
I II III IV
- - 0,25
- - 0,05
+ + + 0,01
+ + + +
0,002
+ + + +
0,0004
Keterangan:
- berarti tidak terdapat kuman yang
tumbuh pada medium padat (NAP)
+ berarti terdapat kuman yang tumbuh pada medium padat (NAP)
Konsentrasi bakteri MRSA yang
digunakan pada tes ekstrak mupirocin adalah sebesar 105 CFU/ml.
Berikut ini adalah hasil tes
untuk ekstrak larva C. rufifacies in
vitro.
Tabel 2 Hasil tes untuk Ekstrak Larva C.
rufifacies
Konsentrasi Pengulangan
(mg/mL)
I II III IV
- - 0.25
+ + + +
0,05
+ + + +
0,01
+ + + +
0,002
+ + + +
0,0004
0,00008 + + + +
Keterangan:
- berarti tidak terdapat kuman yang
tumbuh pada medium padat (NAP)
+ berarti terdapat kuman yang tumbuh pada medium padat (NAP)
Konsentrasi bakteri MRSA yang digunakan pada tes ekstrak larva C. rufifacies adalah sebesar 105 CFU/ml.
Berikut ini hasil tes untuk
ekstrak larva M. domestica in vitro
Tabel 3 Hasil Tes Pendahuluan untuk
Ekstrak Larva M. domestica
Konsentrasi Pengulangan
(mg/ml)
I
25
2,5
0,25
0,025
+
- berarti tidak terdapat kuman yang
tumbuh pada medium padat (NAP)
+ berarti terdapat kuman yang tumbuh pada medium padat (NAP)
Konsentrasi bakteri MRSA yang
digunakan pada tes tes pendahuluan
ekstrak larva M. domestica adalah
sebesar 5 x 104 CFU/ml.
Tabel 4. Hasil untuk Ekstrak Larva M.
domestica
Konsentrasi Pengulangan
(mg/mL)
I II III IV
6,25
+ + + +
1,25
+ + + +
0,25
+ + + +
0,05
+ + + +
0,01
+ + + +
- berarti tidak terdapat kuman yang
tumbuh pada medium padat (NAP)
+ berarti terdapat kuman yang tumbuh pada medium padat (NAP)
Konsentrasi bakteri MRSA yang
digunakan pada tes ekstrak larva M.
domestica adalah sebesar 105
CFU/ml.
Untuk larva C. rufifacies, larva
kering diekstrak sesuai dengan
ketentuan yang telah dijelaskan
terlebih dahulu dengan hasil 5,15 g
ekstrak murni. Kemudian ekstrak ini
dilarutkan ke dalam alkohol 10 mL
DAFTAR PUSTAKA
Archer, G. L. 2004. Staphylococcal
Infections dalam Goldman, L.,
Ausiello, D. (ed). 2004
Anonymous. 2003. PDR Drug
Information for Mupirocin.
www.drugs.com/prof Diakses
pada tanggal 12 September
2005
Anonymous. 2005. Wound
debridement.
www.netscape.com . Diakses
pada tanggal 7 Desember
2005
Benecke, M. 2005. Maggots Therapy:
Maggots and Wound Healing.
www.benecke.wm/index.html.
diakses tanggal 12
September 2005
Blakeley,E.K. 2001. Newlife For
Medieval Medicine.
Cluster02.body1.com/news/in
deks.CFM/1/58/86. diakses
tanggal 13 September 2005
Brooks, G. F., Butel, J. S., dan
Ornoston, L. N. 1996.
Mikrobiologi Kedokteran
Jakarta: EGC
Chambers, Henry F. 2004.
Miscellaneous Antimicrobial
Agents; Disinfectants,
Antiseptics, & Sterilants.
dalam Katzung, Bertram G.
2004.
Champion, E.R.H. (ed). 1998. RookWilkinson-Ebling Textbook of
Dermatology 6th Edition.
Oxford: Blackwell Science
Day, E. 1996. Blow Flies Maggot.
www.ext.vt.edu/departements/
entomology/factsheet/blowma
g.htm. diakses tanggal 12
September 2005
Dzen, Sjoekoer M., dkk. 2003.
Bakteriologi Medik. Malang:
Bayumedia