Anda di halaman 1dari 7

Proses berbicara dan berbahasa

terdapat perbedaan arti yang amat penting antara berbicara dan berbahasa,
walaupunkeduanya saling berkaitan. Bicara, adalah kegiatan motorik dimana
gerakan mulut, lidah, tenggorok dan saluran pernafasan menghasilkan bunyi
berupa kata-kata. jadi, dalam hal ini yang penting adalah pengucapannya.
Sedangkan bahasa merupakan suatu rangkaian kode dengan aturan tertentu, yang
secara simbolis mengasosiasikan bunyi tertentu dengan suatu pengertian tertentu
pula. Rangkaian kode ini dapat dimengeti oleh golongan masyarakat yang
berbahasa sama.
Agar manusia dapat berbicara normal, ada tiga fungsi yang terlibat, yaitu
pernafasan, fondasi dan arikulasi. Pernafasan merupakan energi dalam proses
berbicara karena suara terbentuk disaat kita mengeluarkan nafas. Keras atau
pelannya suara sangat tergantung dari tekanan udara pernafasandan kekuatan
bernafas.
Fondasi adalah pembentukan suara yang terbentuk karena pita suara, yang
letaknya dalam kotak suara (larings) disaluran pernafasan bagian atas, bergetar.
Jenis dan tinggi rendahnya suara tergantung dari berbagai keadaan pita suara, baik
ketebalannya, panjangnya, ketegangan serta kecepatan getarannya.
Artikulasi adalah pengucapan yang terbentuk karena perubahan ruangan
dan pergerakan organ di antara pita suara dan bibir. Ada dua macam pengucapan,
Vokal (Pengucapan Huruf Hidup)
perbendaharaan kata dan pendidikan bahasa yang terus menerus.
Menginjak tahun kedua, laju pengembangan bahasa tidak sepesat yang
diharapkan, karena anak mulai sibuk mengamati sekeliling dan mengendapkan
pengalaman-pengalamannya. Tetapi, sekitar usia 20-24 bulan, anak mulai mampu
menyambung satu kata dengan kata yang lainnya menjadi suatu kalimat. Mulamula kalimat yang dibuatnya hanya terdiri dari dua kata, tetapi lama kelamaan
meningkat sejalan dengan perkembangannya.
Sangat bijaksana bila saat ini orang tua menyesuaikan diri serta
merangsang perkembangan anak, misalnya dengan bicara lebih pelan agar anak

lebih jelas menangkap apa yang diucapkan atau dengan menyambung kalimat
anak yang terputus, mengoreksi yang salah. Perhatian dan tanggapan orang tua
sangat penting artinya, karena kurangnya perhatian dan stimulasi akan
mengganggu kelancaran bahasa anak. Perlu ditegaskan bahwa setiap anak
mempunyai kemmpuan yang berbeda begitu pula laju perkembangan bicara ketika
usianya menginjak tahun kedua, belum tentu demikian halnya dengan adiknya,
atau sebaliknya. Namun hal ini tak perlu terlalu dikhawatirkan.
bahasa pada umur 3 tahun
Pada Umur 3 Tahun, anak mulai dapat merangkaikan 3 sampai 4 dalam
suatu kalimat. Mereka mulai banyak bertanya apa, mengapa, kapan, dimana dan
sebagainya. Seusia ini biasanya anak sangat aktif mencari dan menanyakan segala
sesuatu yang ada di sekitarnya. Di sinilah orang tua memegang peranan yang amat
penting dalam menerangkan, menunjukkan dan menyediakan sarana permainan
sebanyak mungkin. Karena inilah saatnya untuk Belajar.
Seusia ini seringkali perkembangan mental anak jauh lebih cepat daripada
perkembangan kemampuan untuk mengungkapkan. Anak lebih cepat berpikir
daripada berbicara. Akibatnya anak sering ragu dalam berbicara atau mengulangngulang kata. Hali ini merupakan sesuatu yang normal pada anak-anak yang aktif
berbicara dan dikenal sebagai gagap pertumbuhan (Development Stutter). Orang
tua harus sabar mendengarkan dan membiarkan anak menyelesaikan kalimtnya.
Dengan bertambahnya usia gagap ini akan hilang dengan sendirinya.
Bahasa setelah usia empat tahun
Sejak usia 3,5 tahun biasanya anak telah memahami dasar bahasa yang
kreatif, dan sekitar usia 4 tahun ia telah dapat menyusun kalimat dengan
menggunakan 4 sampai 6 kata.
Ketika masuk sekolah, kebanyakan anak-anak telah mampu berbicara,
kecuali disebagian kecil yang belum mampu. Di sekolah dapat dikatakan bahwa
secara tiba-tiba anak berada dalam lingkungan yang tidak dikenalnya. Bahasa
yang tadinya memadai untuk lingkungan keluarga, sekarang terasa sekali

kekurangannya. Akibanyanya anak bicara terputus-putus. Banyak kasus gagap


terjadi saat anak masuk sekolah Taman Kanak-kanak atau Sekolah Dasar. Oleh
sebab itu, penting sekali memberi rasa aman serta menghindari ketegangan sampai
anak dapat berbicara dengan baik.

Beberapa keadaan yang menyebabkan gangguan bicara


dan bahasa
Adanya gangguan atau kelainan. Pada fisik dan mental mempcngaruhi laju
perkernbangan bicara dan bahasa anak. Berikut ini keadaan yang dapat
menycbabkan gangguan itu.
I. Gangguan pendengaran Pendengaran normal sangat penting artinya untuk
belajar berbicara dan bcrbahasa. Aspek ini pulalah yang pertama kali harus
diperiksa setiap ada kelainan bicara dan bahasa. Ketulian sejak lahir, antara lain
dapat disebabkan oleh faktor keturunan, punyakit (rubella influensa) atau
keracunan obat pada waktu ibu scdang hamil
(antibiotika Tertentu). Kcbctulan ini pun dapat disebabkan olch kelahiran
prematur, kelainan golongan darah (rhesus faktor)sehingga mcnimbulkan ikterus
berat dan kekurangan oksigen. Selain ketulian scjak lahir, ada juga ketulian yang
hilang timbul akibat pilek, atau radang amandel yang dapat menyebabkan
gangguan perkembangan bicara. terutama pada masa kritis sebelum usia 3 tahun.
Penanggulangan dini dengan pengobatan, memperbaiki pendengaran dengan alat
bantu mendengar dan speech Theraphy dapat membantu anak ini.
Keterbelakangan mental
Pada anak-anak dengan keterbelakangan mental akan tcrjadi keterlambatan
perkembangan berbicara dan berbahasa. Biasanya anak yang tcrbelakang mental
juga terbelakang dalam aspck perkembangan lain. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
pemeriksaan oleh spesialis
pendengarannya.

anak dan psikolog, disamping pemeriksaan

Seorang anak dengan ketcrbelakangan mental tidak berarti tak ada


harapan. Dengan pendidikan khusus, sampai batas tertentu anak dapat berdiri
sendiri bahkan bcrkomunikasi dan berfungsi dalam masyarakat.
Cacat celah langit-langit dan bibir
Dengan keadaan ini anak tidak bisa mcngucapkan beberapa konsonan,
karena terdapat kebocoran udara pada saat

bicara. elain itu ditemukan pula

kelainan pengucapan yang disebabkan oleh kelainan gigi dan lidahnya.


Pcnyebab cacat ini belum dikctahui, tetapi

telah ditemukan bahwa faktor

keturunan dapat menjadi salah satu sebab. Sehingga cacat celah bibir atau langitlangit dapat terjadi pada anak yang orang tuanya sumbing atau pada kakakberadik.
Operasi sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar perkernbangan bicara tidak
terhambat. Scsudah operasi diharapkan anak dapat bcrbicara normal, walaupun
kadang-kadang diperlukan tcrapi bicara.
Kelainan psikis
Kelainan kejiwaan seperti gangguan emosional, disiplin yang terlalu keras,
ketakutan. mcrasa tersisihkan tidak adanya figur ayah atau ibu pada tahun-tahun
pertama, dapat mcnyebabkan kelainan bicara. Selain keterlambatan bicara, dapat
juga terjadi gangguan pengucapan, gangguart suara maupun gagap. Sebelum
diberikan terapi bicara, seyogyanya ditanggulangi dulu masalah psikologis yang
ada pada anak.
Keadaan lingkungan
Lingkungan yang kurang memberikan stimulasi pada anak untuk aktif
berbicara dapat menghambat kelancaran bicara seorang anak. Selain karena ada
kccenderungan anak untuk meniru, maka kelainan bicara yang dialami oleh
orang tua atau pengasuh akan ccnderung ditiru pula olch anak asuhnya.

Kelumpuhan alat bicara atau susunan syaraf pusat


Adanya kelumpuhan pada alat bicara atau susunan syaraf pusat dengan
sendirinya akan menggangu bahkan menghambat perkembangan bicara anak.

Tabel I: Perkembangan bicara yang normal


Umur

Aktifitas

Lahir - 2 bulan

Bersuara secara refleks

2-6 bulan

Ngoceh (Babbling)

6-12 bulan

Bermain dengan suara

12-18 bulan

Bicara

Macam aktifitas yang


dikuasai
Menangis, menyeringai,
mulai bersuara vokal dan
konsonan k, l, g, h.
Mulai menyadari suara
sendiri, variasi tangisan,
tambahan konsonan p, b,
m, n, ng, th.
Meniru dan mengulang
suara,
memberi
tanggapan terhadap suara
dari
luar,
banyak
bersuara,
menambah
konsonan t, d.
Mulai mengucapkan katakata, meniru apa yang
diucapkan orang tua
melakukan
gerakan
sambil
bicara
kemampuan
artikulasi
makin berkembang.

Tabel III: Perkembangan bahasa yang normal


Umur
Satu tahun
Dua tahun
Tiga tahun
Empat tahun
Lima tahun

Tingkat kemampuan bahasa


Mulai dapat mengucapkan kata-kata dengan benar, biasanya
kata benda. perbendaharaan satu sampai tiga kata.
Perbendaharaan 200-300 kata, mulai menggunakan kata benda
dan kata kerja mulai menyusun kalimat dengan dua kata.
Perbendaharaan 600-1000 kata, mengucapkan kalimat dengan
tiga sampai lima kata.
Perbendaharaan kata sebanyak 1500-1600 kata, mampu
menyusun kalimat yang terdiri dari 4 sampai 6 kata.
Perbendaharaan kata lebih dari 2000 kata. Kalimat terdiri dari
enam kata dan telah mengandung semua unsur kalimat.

Tabel II: Perkembangan Artikulasi dalam berbahasa


Umur
3 tahun
3,5 tahun
4 tahun
4,5 tahun
6 tahun

Tingkat kemampuan bahasa


m. n. ng, p, f, h, w
y
k, b, d, g, r
s, f, ch, j
t, th, v, l

Kelainan Bicara
Kelainan atau ganguan bicara dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu
kelainan pengucapan (artikulasi), kelainan ritme bicara (Bicara gagap atau
terputus-putus), kelainan suara (Volume, nada atau kualitas suara) dan
kelainansimbolisasi, yaitu tidak dapat menghubungkan antara simbol bahasa
dengan perngertian yang dikandungnya.
Istilah-istilah yang sering digunakan, ialah :

Terlibat bicara, laju perkembangan bicara yang tidak sesuai dengan

keadaan normal
Dislalia, Kelainan pengucapan karena kelainan alat bicara, gangguan

pendengaran atau kelainan fungsional.


Disathria, kelainan artikulasi yang disebabkan karena kerusakan susunan

syaraf pusat dari alat-alt bicara


Disfonia, Kelainan suara Afasia, kelainan simbolisasi dan semua unsur
bahasa seperti pengertian bicara, membaca dan menulis, yang disebabkan

karena adanya kerusakan pusat bahasa diotak.


Hipernasal, Resonansi rongga hidung yang berlebihan, misalnya karena

cacat celah langit-langit.


Hiponasal, Resonansi rongga hidung yang berkurang, misalnya karena
sumbatan hidung yang diakibatkan alergi.

Beberapa pegangan untuk mengetahui adanya gangguan perkembangan bicara


anda dapat mendeteksi adanya gangguan bicara bila anak :
1. Belum dapat berbicara sama sekali pada usia 2 tahun.

2. Pada usia 3 tahun belum dapat berbicara dengan jelas sehingga sulit
dimengerti.
3. Suara konsonan terlambat lebih dari satu tahun dari tahapperkembangan
normal
4. telah berusia lebih dari 3 tahun, tetapi masih sering menghilangkan
konsonan pada awal kata.
5. Telah berusia lebih dari 3 tahun tetapi belum dapat menyusun kalimat.
6. Sering tidak mengucapkan akhir kata, padahal usianya telah lebih dari 5
tahun.
7. Telah berusia lebih dari 5 tahun tetapi struktur kalimat tidak sempurna.
8. Berusia lebih dari 7 tahun tetapi masih ada kelinan pengucapan.
9. Mempunyai suara yang sangat monoton, sangat keras, sangat perlahan atau
kualitas suara tidak baik
10. Mengeluarkan suara yang hipernasal atau resonansi nasal berkurang.
11. Sudah berusia lebih dari 5 tahun tetapi ritme, kecepatan atau nada
bicaranya tidak normal

Anda mungkin juga menyukai