Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM KIMIA FISIK

ADSORPSI PADA LARUTAN


PEMBIMBING : Ir. Yunus Tonapa, MT

Tanggal Praktikum : 15 Januari


2014
Penyerahan Laporan: 20 Januari
2014

Oleh:
Kelompok
Nama

Kelas

: IV
: 1. Guntur Rizky Kautsar 131411039
2. Lulu Fauziyyah Arisa 131411041
3. Neng Herta Rosmayanti 131411043
: 1B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

A. Tujuan Praktikum
I.
II.

Melakukan percobaan mengenai proses adsorpsi asam asetat ke dalam karbon aktif
Membuat grafik berdasarkan hasil percobaan

III.

Menentukan besarnya tetapan adsorpsi isotherm freundlich

IV.

Mempraktikkan konsep mol dalam menghitung zat yang teradsorpsi

B. Dasar Teori
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat
yang diserap disebut fasa terserap (adsorbat) sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben.
Kecuali zat padat, adsorben dapat berupa zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara zat
padat dan zat cair, zat padat dan gas, dan zat cair atau gas dan zat cair.
Peristiwa adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul molekul dipermukaan
adsorben. Adsorpsi ini berbeda dengan absorbsi, karena pada absorbsi zat yang diserap
masuk ke dalam absorben.
Misalnya zat padat akan menarik molekukl-molekul gas atau zat cair pada
permukaannya. Hal ini disebabkan karena zat padat yang terdiri dari molekul-molekul tidak
menarik dengan gaya Van Der Walls. Jika ditinjau dari satu molekul, maka molekul ini akan
dikelilingi molekul yang lain yang tidak mempunyai gaya tarik yang seimbang. Karena salah
satu arah tidak ada molekul lain yang menarik, akibatnya pada permukaan itu akan menarik
molekul disekitarnya.
Adsorpsi dipengaruhi oleh :
1. Jenis adsorben
2. Jenis zat yang diadsorpsi
3. Konsentrasi
4. Luas Permukaan adsorben
5. Temperatur
Pengaruh konsentrasi larutan terhadap adsorpsi dapat dinyatakan oleh persamaan
Freundlich.

x
= k cn
m
c

= konsentrasi zat dalam larutan

= jumlah zat yang teradsorpsi oleh m gram adsorben

k&n

= tetapan adsorpsi

Jika ditulis dalam logaritma :

Log

x
Log k + n Log c
m

Untuk menentukan harga n & k, dibuat grafik Log

x
fungsi dari log c, yang mana slope
m

(kemiringan) adalah harga n dan intersepnya harga k.

C. Alat dan Bahan


Alat

Jumlah

Buret 50 ml

1 buah

Erlenmeyer 250 ml

8 buah

corong gelas

4 buah

pipet seukuran 25 ml

1 buah

gelas ukur 25 ml

2 buah

labu takar 100 ml

1 buah

botol semprot

1 buah

Spatula

2 buah

gelas kimia 50 ml

1 buah

Kertas saring

4 buah

pipet tetes

1 buah

Bahan

Jumlah

Larutan NaOH 0,5 M

200 ml

Larutan asam asetat

100 ml

Arang

2 gram

Aquades

1 botol

Larutan Indikator Phenophtalein

D. Skema Kerja
1. Penentuan konsentrasi larutan asam asetat setelah terjafi adsorpsi
0.5 gr
arang

CH2COOH 25
ml 1.0 N

CH2COOH 25
ml 0.8 N

CH2COOH 25
ml 0.6 N

CH2COOH 25
ml 0.4 N

Diamkanselama
5 menit

Kocok selama
45 menit

Penyaringan

NaOH
0.5 N

Kertas saring
Penambahan3 tetes
Phenophtalein

Titrasi

Coron
ggelas

Pengambilan filtrat 10 ml untuk CH2COOH


1.0 N dan 0.8 N
Pengambilan filtrat 25 ml untuk CH2COOH
1.6 N dan 0.4 N

2. Penentuan konsentrasi larutan NaOH yang sebenarnya

Air

Menimbang
0.63 gram
asam oksalat

Koco
k

pindahkan

labu takar 100 ml

pipet 25 ml larutan asam oksalat

pipet 25 ml larutan asam oksalat

NaOH
0.5 N
Penambahan 3
tetes
Phenophtalein

TITRASI

3. Penentuan konsentrasi asam asetat yang sebenarnya ( sebelum di tambah


arang aktif)

CH2COOH 25
ml 1.0 N

CH2COOH 25
ml 0.8 N

CH2COOH 25
ml 0.6 N

NaOH
0.5 N

TITRASI
Ditambah3
tetesPheno
phtalein

CH2COOH 25
ml 0.4 N

E. Data Pengamatan
o Penentuan konsentrasi larutan NaOH
Berat Kristal asam oksalat
Volume labu takar
Volume laruan NaOH yang diperlukan

= 0.63 gram
= 100 ml
= 4.75 ml

o Penentuan konsentrasi larutan asam asetat mula-mula (sebelum terjadi


adsorpsi)
Konsentrasi Asam asetat (N)
1,0
0,8
0,6
0,4

Volume NaOH (ml)


15,5
12,25
9,25
6,35

o Penentuan konsentrasi larutan asam asetat setelah terjadi keseimbangan


(setelah terjadi adsorpsi)
Konsentrasi Asam asetat
(N)
1,0
0,8
0,6
0,4

Volume Asam asetat


(ml)
10
10
10
10

Volume NaOH
(ml)
14,3
11,5
7,9
5,55

F. Pengolahan Data
o Penentuan konsentrasi larutan NaOH
Berat oksalat

= 0,63 gram

Mr oksalat (C2H2O4.2H2O)

= 126

BE Oksalat

Mr oksalat
126

63
2 ekivalen/ mol
2

Normalitas oksalat

Berat oksalat 1000


X
BE
V labu

0,63 1000
x
0,1 N
63
100

V NaOH x N NaOH

= V oksalat x N oksalat

4.75 ml x N NaOH

= 25 ml x 0,1 N

N NaOH

= 0,5263 N

o Penentuan konsentrasi larutan asam asetat


N asetat.Vasetat

= N NaOH.VNaOH

N asetat mula-mula
a. 1,0 N
V asetat x N asetat
10 ml x N asetat

= V NaOH x N NaOH
= 15,5 ml x 0,5263 N

N asetat

= 0,8158 N

b. 0,8 N
V asetat x N asetat

= V NaOH x N NaOH

10 ml x N asetat = 12,25 ml x 0,5263 N


N asetat

= 0,6447 N

c. 0,6 N
V asetat x N asetat

= V NaOH x N NaOH

10 ml x N asetat = 9,25 ml x 0,5263 N


N asetat

= 0,4868 N

d. 0,4 N
V asetat x N asetat

= V NaOH x N NaOH

10 ml x N asetat = 6,35 ml x 0,5263 N


N asetat

= 0,3342 N

N asetat sisa (setelah terjadi adsorpsi)


a. 1,0 N
V asetat x N asetat

= V NaOH x N NaOH

10 ml x N asetat

= 14,3 ml x 0.5263 N

N asetat

= 0,7526 N

b. 0,8 N
V asetat x N asetat = V NaOH x N NaOH
10 ml x N asetat

= 11,5 ml X 0.5263 N

N asetat

= 0,6052 N

c. 0,6 N
V asetat x N asetat

= V NaOH x N NaOH

10 ml x N asetat

= 7,9 ml X 0.5263 N

N asetat

= 0,4158 N

d. 0,4 N
V asetat x N asetat
10 ml x N asetat
N asetat

= V NaOH x N NaOH
= 5,55 ml x 0.5263 N
= 0,2921 N

o Penentuan berat asam asetat yang teradorpsi


Jumlah zat mula-mula
a. 1,0 N
=

ml asetat
x N asetat mula mula x 60
1000

25
x 0,8158 x 60 = 1,2237 gram
1000

b. 0,8 N
=

ml asetat
x N asetat mula mula x 60
1000

25
x 0,6447x 60 = 0,9671 gram
1000

ml asetat
x N asetat mula mula x 60
1000

25
x 0,4868 x 60 = 0,7302 gram
1000

ml asetat
x N asetat mula mula x 60
1000

c. 0,6 N

d. 0,4 N

25
x 0,3342 x 60 = 0,5013 gram
1000

Jumlah Zat sisa


a. 1,0 N

ml asetat
x N asetat sisa x 60
1000

25
x 0,7256 x 60 = 1,1289 gram
1000

b. 0,8 N

ml asetat
x N asetat sisa x 60
1000
25
x 0,6052 x 60 = 0,9078 gram
1000

c. 0,6 N
=

ml asetat
x N asetat sisa x 60
1000
25
x 0,4158 x 60 = 0,6237 gram
1000

d. 0,4 N
=

ml asetat
x N asetat sisa x 60
1000

25
x 0,2912x 60 = 0,4368 gram
1000

TABEL PENGOLAHAN DATA

Sebelum adsorpsi

Kons.asetat (N)

Vol. NaOH (ml)

Kons. Asetat (N)

Berat asetat (g)

1,0 N

15,5

0,8158

1,2237

0,8 N

12,25

0,6447

0,9671

0,6 N

9,25

0,4868

0,7302

0,4 N

6,35

0,3342

0,5013

Setelah adsorpsi

Kons.asetat Vol filtrat asetat


(ml)
(N)

Vol NaOH
(ml)

Konsentrasi asetat sisa


(N)

1,0 N

10

14,3

0,7256

Berat asetat
yang teradsorpsi
(g)
1,1289

0,8 N

10

11.5

0,6052

0,9078

0,6 N

10

7,9

0,4158

0,6237

0,4 N

10

5,55

0,2912

0,4368

Persamaan Isotherm Freundlich


Log

x
Log k + 1/n Log c
m

x (gram)

m (gram)

x/m

Log x/m

Log c

0,0948
0,0593
0,1065

0,5
0,5
0,5

0,1896
0,1186
0,213

-0,7222
-0,9259
-0,6716

0,0902
0,0395
0,071

-1,0448
-1,4034
-1,1487

0,0654

0,5

0,1308

-0.8833

0,043

-1,3665

Grafik log c terhadap log x/m


0
-0.1

-1.0448

-1.4034

-1.1487

-1.3665

-0.2
-0.3
-0.4
log x/m -0.5
-0.6
-0.7
-0.8
-0.9
-1

log C

Berdasarkan kurva adsorpsi isoterm freundlich di atas, didapatkan persamaan sebagai berikut :
y

= -0,071x - 1,063

Sehingga,
x/m

= kc1/n

Log c

=x

Log x/m

=y

Log x/m

= log k + 1/n log c

= log k + 1/n x

= -0,071x - 1,063

y
1/n =-0,071
n = 14,085

Log k = -1,063
k = 0,0265

G. Pembahasan
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat ke permukaan zat lainnya. Praktikum ini bertujuan
untuk mengamati proses adsorpsi dengan arang aktif sebagai adsorben, yaitu zat yang
menyerap dan asam asetat sebagai adsorbat, yaitu zat yang diserap. Proses adsorpsi ini
berlangsung secara isotherm (suhu konstan). Melalui percobaan kita dapat

menentukan

besarnya tetapan adsorpsi isoterm freundlich.


Ada tiga tahap dalam praktikum adsorpsi kali ini:
TAHAP I

: Penentuan Konsentrasi NaOH Sebenarnya


Pada percobaan ini diperoleh konsentrasi NaOH yang sebenarnya dari

titrasi yaitu 0,5263 N. Konsentrasi ini sedikit melebihi dari konsentrasi NaOH sampel
yaitu 0,5 N. Hal ini dapat disebabkan kesalahan kita dalam menentukan volume NaOH
saat titrasi.

TAHAP II

: Penentuan Konsentrasi Asam Asetat Sebenarnya


Pada percobaan ini diperoleh konsentrasi asam asetat yang sebenarnya

dengan cara mentitrasi asam asetat yang memiliki konsentrasi berbeda-beda. Untuk asam
asetat dengan konsentrasi 1 N diperoleh konsentrasi awal 0,8158 N, untuk asam asetat 0,8
N diperoleh konsentrasi awal 0,6447 N, untuk asam asetat 0,6 N diperoleh konsentrasi
awal 0,4868 N dan untuk asam asetat 0,4 N di peroleh konsentrasi awal 0,3342 N. Lalu
dilakukan perhitungan bobot asam asetat awal sebelum di adsorpsi. Pada konsentrasi 1

N diperoleh bobot asam asetat sisa sebesar 1,2237 gram, untuk 0.8 N sebesar
0,9671 gram, untuk 0.6 N sebesar 0,7302 gram, dan konsentrasi 0.4 N sebesar
0,5013 gram.

TAHAP III

: Penentuan Konsentrasi Asam Asetat Sisa (Setelah di adsorpsi).


Pada tahap ini, diperoleh konsentrasi asam asetat sisa. Untuk asam asetat 1

N sebesar 0,7526 N, 0.8 N sebesar 0,6052 N, 0.6 N sebesar 0,4158 N sedangkan asam
asetat 0.4 N sebesar 0,2912 N.
Dari grafik log x/m fungsi dari log c dapat di tentukan harga n dan k. Harga n sebesar
14,085 dan harga k sebesar 0,0265. Grafik yang didapatkan dari data tidaklah bagus
dikarenakan adsorpsi pada konsentrasi 0,6 N terlalu besar yaitu sebesar 0,1065 dan juga
pada konsentrasi 0,4 N yang lebih besar dibandingkan konsentrasi 0,8 N.

H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan atau praktikum tentang
Adsorpsi Larutan adalah :
1. Harga n dan k sebesar 14,085 dan 0,0265.
2. Konsentrasi suatu adsorbat mempengaruhi besarnya adsorpsi suatu adsorban.
Semakin besar konsentrasi asam asetat maka semakin besar pula konsentrasi
adsobat sisa.
3. Arang mengadsorpsi asam asetat. Hal ini terbukti dari berkurangnya konsentrasi
dan bobot asam asetat awal (sebelum adsorpsi) dengan asam asetat sisa (setelah
adsopsi).

I. Daftar Pustaka
Yahya, utoro dkk, (1982), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, laboratorium Kimia Fisika
FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Bird, Tony ( 1987 ), Penuntun Praktikum Kimia Fisik Untuk Universitas, PT Gramedia,
Jakarta.
Basset, Jet all, (1987), Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, 4th edition, John Wiley &
sonz, New York.
Hulupi, Mentik dkk, (1996), Petunjuk Praktikum Kimia Fisika, Pusat pengembangan
Pendidikan Politeknik, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai