Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan granul sulfur yang merupakan penanda


untuk aktinomikosis, leukosit polimorfonuklear dengan keratosis epidermis dan
infiltrasi dermis. Untuk membedakan dengan sporotrikosis, pada pemeriksaan
ditemukan sel polimorfonuklear, eosinofil, dan makrofag pada dinding lesi.
Sedangkan pada tuberkulosis kutis didapatkan Mantoux test positif, dan bakteri tahan
asam.8,19,20
Pada pembiakan kultur dari lesi yang dibiakkan akan ditemukan filamen Gram positif
dan koloni aktinomises. Kultur ini menggunakan media anaerob seperti thioglycollate
selama 14 hari. Sedangkan pada Sporotrikosis ditemukan pengelompokan konidia.8,20
Pada pemeriksaan darah tidak menunjukkan adanya proses inflamasi yang spesifik.
Tetapi biasanya ada leukositosis, polimorfonuklear predominan, atau anemia
normokrom.5
Pemeriksaan radiologi biasanya menggunakan plain x-ray, tapi tidak memberikan
gambaran yang khas. Pada aktinomikosis torakal gambarannya menyerupai kelainan
paru-paru yang lain. CT-Scan abdomen memberikan gambaran adanya fistula pada
daerah perianal, untuk menegakkan diagnosis aktinomikosis abdominal.5,18
1. VIII. DIAGNOSIS
Diagnosis aktinomikosis sulit ditentukan hanya dari gejala klinik saja. Dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan histopatologi, maupun pemeriksaan kultur
untuk menegakkan diagnosis aktinomikosis. Pada aktinomikosis servikofasialis,
pasien datang dengan keluhan adanya fistula pada daerah kepala dan leher, tapi
umumnya pada daerah perimandibular, disertai adanya edema, pembengkakan
jaringan lunak, pembentukan abses serta gejala umum seperti demam dan penurunan
berat badan. Periode inkubasi sekitar 2 bulan sampai 1 tahun. Pada pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya granuloma aktinomises, jaringan perifer bergranul
dan berisi sel plasma, fibroblast, sel giant, dan pembuluh darah, dan keseluruhan
membentuk infiltrat polimorfonuklear.3
Pada aktinomikosis thorakal, pasien datang dengan batuk, hemoptisis, keringat
malam, dan penurunan berat badan. Tidak ada perubahan pada kulit. Pasien
mengalami nyeri dada dan demam yang berlangsung lama. Pada pemeriksaan
sputum, ditemukan filamen aktinomises. Biasanya tampak granul sulfur dengan
koloni sederhana. Pada pemeriksaan radiologi, dapat menyerupai kelainan paru-paru
lain seperti infeksi maupun metastasis tumor. Pemeriksaan darah dapat menunjukkan
leukositosis, polimorfonuklear dominan, dan anemia normokrom.5

Pada aktinomikosis abdominal, pasien datang dengan nyeri perut kronis, demam,
muntah diare atau konstipasi, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan darah
tidak menunjukkan proses inflamasi yang spesifik yang berhubungan dengan
keganasan, penyakit infeksi usus, maupun penyakit infeksi lain. CT-Scan abdomen
merupakan modalitas yang dianjurkan. Pemeriksaan tersebut memberikan gambaran
lesi massa yang padat. MRI juga merupakan modalitas lain yang memberikan
gambaran adanya fistula pada daerah perianal. Sama dengan pemeriksaan
histopatalogi aktinomikosis yang lain, memberikan gambaran adanya granul sulfur
dari aktinomises.18
Pada aktinomikosis pelvik umumnya disebabkan karena penggunaan IUD yang lama.
Gejalanya seperti nyeri abdomen atau nyeri pelvik, demam, penurunan berat badan,
keluar cairan maupun darah dari vagina. Pemeriksaan kultur dari aspirasi abses dan
apusan servikal memberikan karakteristik filamen gram positif dan adanya granul
sulfur dengan pemberian metilen blue 1%. Anemia dan leukositosis dapat ditemukan
pada pemeriksaan darah. Pada kasus yang berat, pemeriksaan radiologi (CT-Scan)
memberikan gambaran sebuah proses keganasan sehingga harus dilakukan
pembedahan kompleks.16
Aktinomikosis kutaneus memiliki gambaran nodul subkutaneus yang menyebar
secara perlahan membentuk sinus, dapat mengenai kelenjar limfe. Pemeriksaan
histopatologi dari biopsi jaringan menunjukkan leukosit polimorfonuklear dengan
keratosis epidermis dan infiltrasi dermis.16,17,18
1. IX. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding aktinomikosis tergantung dari tempat terjadinya. Aktinomikosis
memiliki gejala yang cukup khas. Tetapi sebagai penyakit yang jarang, diagnosis
tidak dapat ditegakkan dengan mudah. Aktinomikosis kadang sulit didiagnosis karena
menyerupai Tuberkulosis dan penyakit noninfeksi seperti tumor ganas pada regio
cervicofacial. Diagnosis ditegakkan dengan mengidentifikasi butiran-butiran di nanah
dan pada pemeriksaan histologis. Diagnosis harus dikonfirmasi dengan kultur.7,8,21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007.Actinomycetes. www.google.com. Diakses pada tanggal 6


September 2010 pukul 20:30 WITA

Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada Univesity


Press: Yogyakarta.

Volk, W.A dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga:
Jakarta, hal. 149-151.

Anda mungkin juga menyukai