Abstract
Rhodamine B is a synthetic dye crystal powder form, green, or reddish purple,
stable in heating and odorless. One of the food that was allegedly containing
rhodamine B is a paste. Therefore, the research conducted to detect the presence
of rhodamine B contained in the paste. Stages of the research is the analysis of the
condition of the optimization, validation of analytical methods, and detection of
rhodamine B in a sample of shrimp paste. Detection was carried out qualitative and
quantitative TLC-densitometry. The results showed that the optimum conditions for
quantitative analysis of rhodamine B by TLC-densitometry were: 70% ethanol as a
solvent, ethanol: ammonia (19: 1) as eluent, silica gel F254 TLC plates as the
stationary phase and using the maximum wavelength of 549 nm. TLC-densitometry
method has a correlation coefficient = 0.998929, RSD = 0.897% of her, in
accordance sensitivity = 6.008327 ppm detection limit and limit of quantitation =
18.02498 ppm, 5 recovery = (99.77 1.24) %. Qualitative and quantitative analysis
performed on 9 condiment which 8 of them containing rhodamine B with levels
between 0.012% to 0.050% (w / w).
Keywords : Rhodamin B, paste, TLC-densitometry
Abstrak
Rhodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau,
atau ungu kemerahan, stabil dalam pemanasan dan tidak berbau. Salah satu
makanan yang disinyalir mengandung rhodamin B adalah terasi. Maka dari itu,
dilakukan penelitian untuk mendeteksi keberadaan rhodamin B yang terdapat pada
terasi. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah optimasi kondisi analisis, validasi
metode analisis, serta deteksi rhodamin B dalam sampel terasi. Deteksi dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif secara KLT-Densitometri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk analisis kuantitatif rhodamin B secara
KLT-Densitometri adalah : etanol 70% sebagai pelarut, etanol : amonia (19:1)
sebagai eluen, Lempeng KLT silika gel F254 sebagai fase diam dan menggunakan
panjang gelombang maksimum 549 nm. Metode KLT-Densitometri ini mempunyai
koefisien korelasi = 0,998929, RSD-nya = 0,897%, kepekaan sesuai batas deteksi =
6,008327 ppm dan batas kuantitasi = 18,02498 ppm, 5 recovery = (99,771,24) %.
Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada 9 terasi dimana 8 diantaranya
mengandung rhodamin B dengan kadar antara 0,012% sampai dengan 0,050%
(b/b).
Kata kunci : Rhodamin B, Terasi, KLT Densitometri
Alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah labu ukur, erlenmeyer,
timbangan analitik, pipet volume, ballpipet,
batang pengaduk, pipet tetes, mikropipet,
vial, bejana camag, lempeng KLT Silika
Gel F254, scanner densitometer winCats
Camag, perangkat komputer dengan
program WinCATS dan pengering. Bahan
yang digunakan dalam penelitian adalah
standar Rhodamin B, terasi, Etanol 70%,
amoniak, etanol, asam asetat dan etil
asetat.
Metode yang dilakukan pertama
adalah sampling yang bersifat populasi
dimana diambil seluruh terasi hasil
produksi industri rumah tangga di wilayah
Puger Kabupaten Jember. Sampel terasi
yang diambil sebanyak 9 sampel
berdasarkan
data
dari
Disperindag
Kabupaten Jember. Selanjutnya dilakukan
optimasi kondisi analisis. Optimasi yang
dilakukan berupa optimasi eluen( fase
gerak) dan penentuan panjang gelombang
maksimum.
Penentuan
panjang
gelombang maksimum dilakukan dengan
scanning noda analit pada Camag TLC
scanner3 dan software program winCATS.
Validasi metode analisis yang
dilakukan pertama adalah selektivitas dan
spesifitas. Preparasi standar dilakukan
dengan cara menimbang 25,1 mg
dilarutkan dalam labu 25 ml menggunakan
etanol 70% lalu dipipet dan diebcerkan
hingga didapat konsentrasi 40,16 ppm.
Preparasi sampel dilakukan dengan cara
menimbang 2 gram sampel terasi
kemudian diekstraksi 3x lalu dilarutkan
dengan etanol 70% 25 ml lalu diendapkan
24 jam. Kemudian bagian bening ditotolkan
sebanyak 2 L pada lempeng KLT
bersamaan dengan standar.
Lempeng KLT yang sudah ditotoli
standart selanjutnya dieluasi menggunakan
eluen etanol:amoniak (19:1). Setelah
didapat noda, noda yang dihasilkan di
scanning pada maksimum dengan
Densitometer, kemudian dihitung harga
resolusi puncak Rhodamin B terhadap
0,61
1653,77
0,0054
0,52
2704,05
0,0033
40,16
5028,96
50,16
5706,99
70,18
7744,70
80,32
8448,23
90,12
9364,90
Regresi linier
Area = 1982,911 +
Koefisien korelasi > 72, 696 konsentrasi
0,99
0,998929
Batas Deteksi LOD dan LOQ
%b/b
0,0448
0,0455
0,0453
0,0452
Uji Akurasi
%
recovery
94,64 %
96,43 %
102,90%
99,01 %
100,10%
99,34 %
1,094
Rata
-rata
1,038
94,88 %
1,106
100,63%
1,101
100,54%
(98,72
2,81)
%
R(m
,o)
0,99
911
7
0,99
732
3
0,99
527
2
0,99
599
9
0,99
803
8
0,99
784
2
0,99
892
4
0,99
942
8
0,99
893
9
0,99
974
5
0,99
599
9
0,99
356
6
0,99
833
0
0,99
974
0
0,99
537
6
0,99
532
5
Kesi
mpul
an
ok
ok
Ok
Ok
Ok
Ok
Ok
Ok
Iden
titas
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Rho
dami
nB
Pembahasan
menggunakan
panjang
gelombang
maksimum 549 nm. Metode KLTDensitometri ini mempunyai koefisien
korelasi = 0,998929, RSD-nya = 0,897%,
kepekaan sesuai batas deteksi = 6,008327
ppm dan batas kuantitasi = 18,02498 ppm,
5 recovery = (99,771,24) %. Analisis
kualitatif dan kuantitatif dilakukan pada 9
terasi dimana 8 diantaranya mengandung
rhodamin B dengan kadar antara 0,012%
sampai dengan 0,050% (b/b).
Perlu
dilakukan
optimasi
lagi
menggunakan lebih banyak kensentrasi
dan sampel pasaran.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian ini.
Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
Anonim.
1995.
Farmakope
Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim .2000a. The United State
Pharmacopeia Book 1. USA:
United States Pharmacopeial
Convention. Inc.
Anonim .2000b. The United State
Pharmacopeia Book 2. USA:
United States Pharmacopeial
Convention. Inc.
Astawan,
M.
2002.
Terasi
Pembangkit Cita Rasa Tinggi
Protein.
http://www.cybermed.cbn.net.id/dti
l.asp?_katego_ri=health&newno=
1352.[1 Oktober 2014]
Badan POM. 2006. Bahan
Berbahaya Yang Dilarang Untuk
Pangan. [on line]. www.pom.go.id
[1 oktober 2014]
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
2006.
Keamanan
pangan.
[on
line].
http://
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
www.depkes.go.id/index.php?opti
on=news&task=viewarticle&sid=1
359<emid=2[1 oktober 2014]
Hamilton, R dan Hamilton, S.
1987.
Thin
Layer
Chromatography. London : John
Wiley & Sons
Harmita,
2004.
Petunjuk
pelaksanaan validasi metode dan
cara perhitungannya. Majalah ilmu
kefarmasian. Vol 1, no.3, 117-135.
Desember
2004.
Jakarta
:
universitas
indonesia
press.
http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/20
04/v01n03/harmita 010301. pdf [1
oktober 2014]
Holme, D. dan Hazel, P. 1993.
Analitical Biochemistry 2nd edition.
New York : Longman Scientific
and Technical.
Ifansyah,
Yuwono,
Isnaneni,
Mulja, dan Indrayanto. 1990.
Metode analisis KLT-Densitometri.
Surabaya
:
Unit
Layanan
Konsultasi,
Pengujian
dan
Kerjasama Penelitian fakultas
farmasi Universita Airlangga
Indrayanto, G dan Yuwono, M.
2003. Validation of TLC Analysis.
Surabaya: Universitas Airlangga
Indrayanto, A., Indrayanto, G.,
dan Muhammad, M. 2003.
Validation Methodof Analysis col
03. Software from General Public
Licenses. Faculty of Pharmacy.
Surabaya:Airlangga University
Mulya, M dan Suharman. 1995.
Analysis Instrumental. Surabaya :
Airlangga University Press
Sherma, Joseph dan Fried,
Bernand.1994. Handbook Of Thin
Layer
Chromatography
Third
Edition.
Lafayette
College,
Easton, Pennsylvania. USA
Satiadarma, Mulja, Tjahyono, dan
Kartasasmita.
2004.
Asas
[15]
[16]
[17]
[18]
Pengembangan
Prosedur
Analisis. Edisi Pertama. Surabaya
: airlangga university
Stahl, E. 1985. Analisis Obat
Secara
Kromatografi
Dan
Mikroskopi. Bandung : penerbit
ITB
Suryadi, H., kurniadi, M., dan
Yohanes,
A.2005.
Analisis
Kuantitatif
Aflatoksin
Dalam
Bumbu Pecel Secara KLTDensitometri.
Departemen
Farmasi
FMIPA,
universitas
indonesia. Kampus UI. Depok.
http://www.ns.ui.ac.id/
semonar2005/ Data/ SPF-03.pdf
[1 oktober 2014]
Touchstone, J.C. dan Dobbins,
M.F.1983. Practice On Thin Layer
Chromatography. 2nd Ed., John
Willey and Sons
Universitas
Jember.
2006.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Jember
:Badan
Penerbit
Universitas Jember