Disusun Oleh :
Eko Sefriyanto Adhi
5301412019
Abdullah Labib
5301412008
5301412019
Iffan Aulia
5301412072
PRAKATA
Atas ridha Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga mendapat kemampuan untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan tema Manajemen Resiko K3 pada Industri
Pertambangan.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang diampu oleh Bapak Eko Supraptono. Dalam menyusun makalah
ini,kami telah mendapat bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepadaBapak Eko Supraptono selaku pengampu mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah membimbing dan juga berterima kasih
kepada teman-teman yang sudah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sabagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran agar menjadi lebih baik dalam
menyusun makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A.
B.
C.
BAB II........................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 4
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Simpulan ......................................................................................................................................... 13
B.
Saran ............................................................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional.
Pertambangan memberikan peran yang sangat signifikan dalam perekonomian nasional, baik
dalam sektor fiscal, moneter, maupun sektor riil. Peran pertambangan terlihat jelas dimana
pertambangan menjadi salah satu sumber penerimaan negara; berkontribusi dalam
pembangaunan daerah, baik dalam bentuk dana bagi hasil maupun program community
development atau coorporate social responsibility; memberikan nilai surplus dalam neraca
perdagangan; meningkatkan investasi; memberikan efek berantai yang positif terhadap
ketenagakerjaan; menjadi salah satu faktor dominan dalam menentukan Indeks Harga Saham
Gabungan; dan menjadi salah satu sumber energy dan bahan baku domestik.
Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan
memiliki Resiko yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran operasi,
menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka
diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan
pertambangan.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.
Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan,
untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan
ditingkat internasionalpun telah disepakati adanya konvensi-konvensi yang mengatur tentang
K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik yang
dikeluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat regional.
Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari Resiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan
pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan
tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, sehingga
akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian K3
sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama
dapat mencegah korban manusia..
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak
pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan dimaksud
dengan memperhatikan banyaknya Resiko yang diperoleh perusahaan, mulai diterapkan
manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal SMK3. Penerapan ini sudah mulai
menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan kerja yang akan terjadi.
Manajemen Resiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga
komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini, bahaya sebagai
sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan
prioritas terhadap Resiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengontrolan Resiko.
Ditahap pengontrolan Resiko, peran manajemen sangat penting karena pengontrolan
Resiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan,
karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua konsep-konsep
utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengelolaan K3 dalam
bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen
perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk
mengelola K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3).
B. Rumusan Masalah
Pembahasan dalam makalah ini bertujuan agar tidak melenceng dari sub pembahasan yang
ada, maka pemakalah merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini,
antara lain yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko K3 pertambangan ?
2. Apa jenis Resiko yang ada di perusahaan pertambagan ?
3. Bagaimana teknik cara/metode pengelolaan resiko pada perusahaan pertambangan ?
4. Apa saja manfaat manajemen resiko pada perusahaan pertambangan?
5. Apa saja jenis kecelakaan kerja pada perusahaan pertambangan ?
6. Apa saja faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja pada perusahaan tambang ?
7. Bagaimana teknik pencegahan ledakan yang ada pada perusahaan pertambangan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan pengertian manajemen resiko k3 pada
perusahaan pertambangan.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan jenis resiko yang teradi paa
perusahaan pertambangan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang cara pengolahan resiko pada
perusahaan tambang.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan tentang manfaat manajemen K3 pada
perusahaan pertambangan.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan serta menjabarkan jenis kecelakaan kerja yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Resiko Pertambangan
Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh
perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya
di tempat kerja guna mengurangi Resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun
longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.Jadi, manajemen Resiko merupakan
suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang
aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.
B. Jenis Resiko pada Perusahaan pertambangan
Adapun jenisResiko yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai
berikut :
1. Ledakan
Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala
api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan
merambat pada lobang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat
menimbulkan kerusakan yang fatal.
2. Longsor
Longsor di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di
dalam tambang,serta kondisi tanah yang rentan mengalami longsor. Hal ini bisa juga
disebabkan oleh tidak adanya pengaturan pembuatan terowongan untuk tambang.
3. Kebakaran
Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terowongan tambang bawah tanah
mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan oleh berbagai hal, seperti gerakan
roda-roda mesin, tiupan angin dari kompresor dan sejenisnya, sehingga gas itu
terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kondisi
batas ledak (explosive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan
yang diiringi oleh kebakaran.
4
d. Program KRA-KPI
4. Mengukur Kinerja Terhadap Standar yang Ditentukan (Measure Performance
against Standard)
Langkah ini untuk mengetahui seberapa tinggi kinerja yang dipakai terhadap
standar yang ada. Beberapa program yang telah sangat dikenal dalam langkah ini
adalah :
a. Audit keselamatan kerja Internal dan Eksternal (Internal & External Safety
Audit)
b. Inspeksi Keselamatan Kerja (Safety Inspection Program)
c. Program Analisa Kecelakaan (Accident Investigation Program)
d. NOSA Five Starrs Grading Audit
e. Housekeeping Evaluation
5. Mengevaluasi Hasil yang dicapai (Evaluate Outcome)
Termasuk dalam langkah ini adalah mengevaluasi adanya penyimpangan dari
peraturan perundangan dan standar internasional yang berlaku. Contoh program
dalam langkah ini antara lain:
a. Program statistik kecelakaan (Safety Statistic Program)
b. Program Pelaporan ke Pemerintah (Government Reporting )
c. Program Analisa Kecelakaan (accident Analysis Program)
d. Evaluasi Kesehatan Karyawan (Medical Evaluation)
e. Program Perlindungan Pendengaran dan Pernafasan
f. Audit Follow up
6. Melakukan Koreksi Terhadap Penyimpangan yang Ada (Correct Deviations and
Deficiencies )
Salah satu contoh yang amat dikenal dalam langkah ini adalah :
a. Program Penghargaan Safety (Safety Recognition Program)
b. Program Koreksi Tuntas (Correction Close The Loop Program)
c. Program Pertemuan Kepala Teknik Tambang (Technical Manager
Meeting)
Tengkorak
kepala,
tulang
punggung
pinggul,
lengan
bawah/atas,paha/kaki
b. Pendarahan di dalam atau pingsan kurang oksigen
c. Luka berat, terkoyak
d. Persendian lepas
c.
Mati
Korban mati dalam waktu 24 jam dari waktu terjadinya kecelakaan
12
Sesungguhnya kebakaran tambang dan ledakan gas tidak akan terjadi jika sistem ventilasi
tambang batubara bawah tanah itu cukup baik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Manajemen Resiko Pertambangan adalah suatu proses interaksi yang digunakan oleh
perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya
di tempat kerja guna mengurangi Resiko bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun
longsoran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.Jadi, manajemen Resiko merupakan
suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang
aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.
Adapun jenisResiko yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai
berikut :
a) Ledakan
b) Longsor
c) Kebakaran
pengelolaan Resiko manajemen Resiko adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Resiko
2. Analisis Resiko
3. Pengendalian Resiko
4. Menerapkan dan memelihara kontrol tindakan
Secara umum manfaat Manajemen Resiko pada perusahaan pertambangan adalah sebagai
berikut :
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15