ATONIA UTERI
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Yuni Wiwid Resti Roliyah
(120166)
2. Elani Wibowo
(120173)
(120194)
(120200)
(120204)
(120211)
7. Izza Mufida
(120224)
(120234)
(120248)
(120257)
Kelas IV C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia yang luar biasa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Persalinan Patologi yang berjudul Atonia Uteri.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pembimbing kami Ibu Istri
Bartini, S.SiT, MPH yang telah membimbing kami serta kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada kami sehingga tugas
makalah ini dapat selesai dengan baik.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami berikan kepada orang tua kami yang
telah memberikan dukungan dan motivasi kepada kami putri-putrinya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Tentu banyak kekurangan yang masih luput dari pencermatan kami,
semata-mata kekurangmampuan kami dalam hal bahasa ataupun penguasaan
materi. Kritik, masukan, dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami
demi perbaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................... 4
Latar Belakang ........................................................................................ 4
Tujuan ..................................................................................................... 4
BAB II: TINJAUAN TEORI ........................................................................... 5
Pengertian ............................................................................................... 5
Etiologi ................................................................................................... 6
Gambaran Klinis ..................................................................................... 7
Manifestasi Klinis ................................................................................... 8
Pencegahan Atonia Uteri ........................................................................ 8
Manajemen Atonia Uteri ........................................................................ 10
BAB III: TINJAUAN KASUS ........................................................................ 15
BAB IV: PEMBAHASAN............................................................................... 32
BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 34
Kesimpulan ............................................................................................. 34
Saran ....................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum
dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi
peripartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk mengontrol
perdarahan setelah melahirkan.
Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi
serabut-serabut miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang
memvaskularisasi daerah implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi apabila
serabut-serabut miometrium tersebut tidak berkontraksi.
Atonia uteri dapat disebabkan oleh overdistention uterus seperti:
gemeli, makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi. Umur yang terlalu
muda atau terlalu tua. Multipara dengan jarak keahiran pendek.Partus lama /
partus terlantar.Malnutrisi, Dapat juga karena salah penanganan dalam usaha
melahirkan plasenta, sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus.
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang perdarahan post partum
akibat atonia uteri, baik dari pengertian, penyebab, gejala klinis, pencegahan
dan penanganannya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Atonia Uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah
lahir) (Depkes Jakarta, 2002).
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Prawiroharjo,
2011).
a
Gambar 1: a. Kontraksi uterus normal
b
b: Atonia uteri
b: uterus berkontraksi
Uterus berkontraksi, miometrium menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara
serabut otot yang keluar dari bekas implantasi
B. Etiologi
Penyebab tersering kejadian pada ibu dengan atonia uteri antara
lain: overdistention uterus seperti gemeli, makrosomia, polihidramnion,
atau paritas tinggi, umur terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan
jarak kelahiran pendek, partus lama atau partus terlantar, malnutrisi, dapat
juga karena salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta,
sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus (Ai Yeyeh, Lia, 2010).
Grandemultipara: uterus yang terlalu regang (hidramnion, hamil
ganda, anak besar berat badan lebih dari 4000 gr, kelainan uterus (miom
uteri, bekas operasi), plasenta previa dan solusio plasenta (perdarahan
pucat,
C. Gambaran Klinis
Gambaran klinisnya berupa perdarahan terus-menerus dan
keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut
nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah
pucat dan dingin, dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah,
berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal dunia. Situasi yang
berbahaya adalah kalau denyut nadi dan tekanan darah hanya
memperlihatkan sedikit perubahan untuk beberapa saat karena adanya
mekanisme kompensasi vaskuler. Kemudian fungsi kompensasi ini tidak
bisa dipertahankan lagi, denyut nadi meningkat dengan cepat, tekanan
darah tiba-tiba turun, dan pasien dalam keadaan shock. Uterus dapat terisi
darah dalam jumlah yang cukup banyak sekalipun dari luar hanya terlihat
sedikit. Bahaya perdarahan post partum ada dua, pertama : anemia yang
berakibat perdarahan tersebut memperlemah keadaan pasien, menurunkan
daya tahannya dan menjadi faktor predisposisi terjadinya infekol nifas.
Kedua: Jika kehilangan darah ini tidak dihentikan, akibat akhir tentu saja
kematian (Human labor and birth, 1996).
Tanda dan gejala atonia uteri sendiri menurut Ralph C. Benson &
Martin L. Pernoll (2009), di antaranya:
1. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang sangat banyak dan darah tidak merembes. Peristiwa
sering terjadi pada kondisi ini adalah darah keluar disertai gumpalan
disebabkan tromboplastin sudah tidak mampu lagi sebagai anti
pembeku darah.
2. Konsistensi rahim lunak
Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang
membedakan atonia dengan penyebab perdarahan yang lainnya.
3. Fundus uteri naik
4. Terdapat tanda-tanda syok, yaitu:
a. nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
b. tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmHg
c. pucat
d. keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
e. pernafasan cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
f. gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
g. urine yang sedikit (< 30 cc/ jam)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Ai Yeyeh dan Lia (2010), tanda gejala yang khas pada
atonia uteri jika kita menemukan: uterus tidak berkontraksi dan lembek,
perdarahan segera setelah anak lahir.
Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua wanita
yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan
pasca persalinan akibat atonia uteri.
uterotonika
untuk
mencegah
dan
mengatasi
perdarahan
10
11
peripartum
merupakan
tindakan
yang
sering
mengontrol
bahaya
sementara
dan
sering
menghentikan
tidak
berhenti
setelah
kompresi
bimanual,
maka
12
13
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Register
: 1236
Tanggal Masuk
I.
Pengkajian
Tanggal : 20 Juli 2013 Jam : 19.05 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas
Istri
Suami
Nama
: Ny. A
Tn. A
Umur
: 35 thn
36 thn
Agama
: Islam
Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
SMA
Pekerjaan
: IRT
Buruh
HPL : 24-07-2013
15
d. Riwayat obstetric
No
Thn
Jenis
Penolong
Tempat
Persalinan
1.
2.
3.
4.
5.
2003 Spontan
2007 Spontan
2009 Spontan
2010 Spontan
Bidan
Bidan
Bidan
Bidan
BPS
BPS
BPS
BPS
H/
BB
Komplik
lahir
asi
2900
Tidak
gr
ada
3300
Tidak
gr
ada
3100
Tidak
gr
ada
2800
Tidak
gr
ada
Ket
Ham
il ini
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak lahir anak pertama menggunakan alat
kontrasepsi pil.
f. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti DM, Asma, hipertensi, dan penyakit menular seperti
hepatitis, IMS maupun TBC.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti DM, Asma, hipertensi, dan penyakit menular seperti
hepatitis, IMS maupun TBC.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti DM, Asma, hipertensi,
dan penyakit menular seperti hepatitis, IMS maupun TBC.
16
: 2 kali/hari
Jenis
: tidak ada
Minum
: 6 gelas/hari
: tidak ada
: 1 jam
Malam : 6 jam
4) Aktivitas
Ibu merasa lemah sehingga untuk melakukan aktivitas seharihari masih perlu dibantu.
5) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2-3 kali/minggu.
6) Riwayat psikososial
-
Ibu
mengatakan
sangat
mengharapkan
anak
yang
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU
: baik
17
Kesadaran: composmentis
Vital sign : TD : 110/70 mmHg S : 36oC N: 83x/mnt R: 23x/mnt
BB
: Sebelum hamil : 55 kg
Sesudah hamil : 65 kg
LILA
: 23,5 cm
Tinggi Badan
: 162 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Wajah
Mata
tidak anemis
Hidung
Gigi dan mulut: tidak ada kelainan pada mulut, tidak terdapat
stomatitis, keadaan gigi bersih
Telinga
Leher
vena jogularis
Dada
abnormal
Payudara : simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi,
kolostrum keluar hanya sedikit
Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada strie gravidarum,
pembesaran perut sesuai ukuran kehamilan
Ekstremitas
varises
Genetalia : tidak ada oedem dan varises pada vulva vagina
Punggung : tulang belakang sedikit lordosis
Rectum
Palpasi
: Leopold 1
: TFU : 30 cm
18
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4
bagian
terendah
janin
berarti
divergen.
TBJ
DJJ
II.
INTEPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Ny A G5P4A0 dalam persalinan kala 1 fase laten
Data Dasar :
DS : Ibu mengatakan HPHT nya tanggal 17-10-2012
Ibu mengatakan HPL nya tanggal 24-7-2013
Ibu mengatakan hamil ke lima, usia kehamilan 9 bulan
Ibu mengatakan perutnya mulas, nyeri pada pinggang menjalar
ke perut bagian bawah
DO :
KU
: baik
Kesadaran
: composmentis
Vital sign
19
BB
: Sebelum hamil : 55 kg
Sesudah hamil : 65 kg
LILA
: 23,5 cm
: TFU : 30 cm
Fundus teraba bulat, lunak yang berarti
bokong
Leopold 2
Leopold 3
Leopold 4
20
V.
PERENCANAAN
Tanggal : 20 Juli 2013 Jam : 19.10 WIB
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini.
2. Observasi keadaan ibu.
3. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
4. Siapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis, ibu serta
persiapan bidan dan penolong
5. Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan
serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran
bayi.
6. Periksa semua peralatan sebelum dan sesudah asuhan.
7. Anjurkan ibu untuk mendapat asupan makanan dan minum selama
persalinan dan proses kelahiran bayi.
8. Anjurkan ibu untuk elaksasi seperti duduk santai, menarik napas atau
mendengarkan music.
9. Ajarkan pada ibu untuk cara mengejan yang efektif.
10. Beri dukungan ibu dukungan psikologis
11. Siapkan oksigen
12. Pemberian cairan infus RL dengan 20 tetes/menit
13. Dokumentasikan
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal : 20 Juli 2013 Jam : 19.20 WIB
1. Menjelaskan bahwa kondisi ibu saat ini baik.
TD : 110/70 mmHg S : 36oC N: 83x/mnt R: 23x/mnt. Pemeriksaan
dalam : v/u tenang, dinding vagina licin, porsio tebal lunak,
pembukaan 3 cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, tidak ada
molase dan bagian menumbung, STLD +
2. Mengobservasi keadaan ibu kala I dengan partograf.
3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri.
21
VII.
EVALUASI
Tanggal : 20 Juli 2013 Jam : 19.25 WIB
1. Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini.
2. Telah di lakukan observasi keadaan ibu.
3. Telah dianjurkan ibu untuk tidur miring kiri
4. Telah disiapkan ruang bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis,
ibu serta persiapan bidan dan penolong
22
Pengawasan kala I
Kondisi ibu
Pemb
Tgl
Wkt
Kondisi janin
Obt
TD
servik
Penuru
yg
His
diberi
DJJ
kepala
kan
20/
19.0
07/
3cm
110/7
36
nan
2x setiap 10 134
Ketuba
n/
penyus
upan
4/5
+/0
menit lama 20
13
detik
19.3
110/7
36
3x setiap 10 135
menit lama 20
detik
20.0
120/7
36
3x setiap 10 134
menit lama 45
detik
23
20.3
110/7
36
150
3x setiap 10 134
cc
menit lama 45
4/5
+/0
detik
21.0
110/7
36,
3x setiap 10 135
menit lama 45
detik
21.3
110/7
36,
3x setiap 10 134
menit lama 45
detik
22.0
120/7
36,
3x setiap 10 135
menit lama 45
detik
22.3
120/7
36,
80 cc
4x setiap 10 134
menit lama 45
detik
23.0
6cm
110/7
36,
4x setiap 10 134
menit lama 40
detik
KALA II
S:
1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasa seperti BAB
2. Ibu mengatakan rasa sakit semakin berkurang
O:
1. Keadaan umum
: baik
c. Pembukaan 10 cm
d. Air ketuban (+)
e. Presentasi kepala
f. Penurunan kepala di hodge IV
A:
1. Diagnosa
NY. A G5P4A0 hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, inpartu
kala 2.
Dasar :
a. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasa ingin BAB
b. His ada dengan frekuensi 3x/10 menit lamanya 40 detik.
c. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 10cm, ketuban sudah
pecah, penurunan kepala di hodge IV.
2. Masalah
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
a. Ibu mengatakan cemas dan gelisah dalam menghadapi persalinan
meskipun ini sudah merupakan persalinan keenam bagi ibu.
b. Ibu memasuki kala 2 persalinan dengan his yang sudah mulai
dirasakan ibu.
3. Kebutuhan
a. Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin
b. Pemenuhan dan nutrisi cairan tubuh.
c. Atur posisi yang nyaman, cara dan kapan ibu mengejan
d. Berikan rangsangan taktil pada puting susu agar memperkuat
kontraksi. Jika belum berhasil berilah injeksi oksitosin 1M
e. Menolong persalinan dan pemberian asuhan
P:
1. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu
2. Observasi DJJ
3. Atur posisi ibu
25
4. Berikan rangsangan taktil pada payudara dan injeksi oksitosin bila kontraksi
belum membaik .
5. Bimbing ibu untuk meneran saat ada his dan diselingi nafas panjang ,
meneran seperti ingin BAB
6. Pastikan kandung kemih ibu dalam keadaan kosong
7. Anjurkan ibu untuk makan minum disaat tidak ada his
8. Lahirkan bayi dengan menolong kelahiran kepala, memeriksa lilitan tali
pusat pada leher bayi, melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya.
9. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 02.30 dengan jenis kelamin laki-laki,
BB : 3200 gram, PB : 44cm, lubang anus ada, bayi lahir normal.
10. Setelah bayi lahir segera keringkan, potong dan ikat tali pusat , bungkus
bayi dengan kain kering dan bersih.
11. Periksa abdomen ibu untuk memastikan tidak ada janin berikutnya.
KALA III
S:
1. Ibu mengatakan merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya.
2. Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya
3. Ibu mengeluh badan terasa lemas
O:
1. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 02.30, jenis kelamin laki-laki,
BB=3200gr, PB= 49cm, lubang anus ada, tidak ada kelainan.
2. Plasenta belum lahir plasenta
a. Bentuk uterus berubah jadi bulat/globuler
b. Uterus naik
c. Tali pusat memanjang
d. Ada pengeluaran darah , baik semburan/mengalir
e. Perdarahan 150cc
f. Pada inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir.
g. Keadaan kandung kemih kosong
26
A:
1. Diagnosa
Ny. A P5A0 partus spontan pervaginam kala III
Dasar:
a. Bayi lahir pukul 02.30 WIB
b. Plasenta belum lahir
c. Pada palpasi : kontraksi uterus baik, TFU 1 jari diatas pusat.
d. Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
2. Masalah
Mules pada perut bagian bawah
Dasar : mules pada perut bagian bawah karena plasenta belum lahir
3. Kebutuhan
a. Management aktif kala III
b. Lahirkan plasenta
c. Pemenuhan kebutuhan cairan
P:
1. Periksa abdomen ibu untuk memastikan tidak ada janin berikutnnya
2. Lakukan management aktif kala III
a. Berikan oksitosin 10 IU secara IM
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
c. Letakkan tangan diatas simpisis dan lakukan PTT saat ada his dan posisi
tangan dorso kranial
3. Lahirkan plasenta, periksa kelengkapan plasenta, kotiledon dan selaput
ketuban, plasenta lahir pukul 02.35 WIB
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang tali pusat 45cm
c. Lebar plasenta 14cm
d. Insersio plasenta sentralis
4. Observasi kontraksi uterus dan perdarahan kala III
5. Lakukan masase fundus setelah plasenta lahir selam 15 detik
6. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu
27
7. Periksa apakah ada robekan jalan lahir dan ada perdarahan atau tidak.
Setelah dilakukan pemeriksaan tidak terdapat robekan jalan lahir dan ternyata
ada perdarahan.
KALA IV
S:
1. Ibu mengatakan senang dan bahagia atas kelahiran anaknya.
2. Ibu mengatakan banyak darah yang keluar setelah anaknya lahir
3. Ibu mengeluh badan terasa lemas dan berkeringat dingin
O:
1. KU
: lemah
2. Kesadaran
: composmentis
: 90 / 60 mmHg
c. N
: 128x / menit
b. R
: 35x / menit
d. S
: 35,2 0C
28
2. Masalah
a. Gangguan rasa nyaman
Dasar :
b. Keterbatasan aktivitas
Dasar :
DS : badannya terasa lemas
DO: ibu tampak lemah
c. Perdarahan kala empat
Dasar :
Perdarahan 500cc
3. Kebutuhan
a. Penghentian perdarahan dengan kompresi bimanual internal (KBI), kalau
stidak timbul kontraksi, lakukan kompresi bimanual eksterna (KBE)
b. Berikan injeksi ergometrin
c. Penggantian cairan tubuh yang hilang
d. Pemenuhan nutrisi dan cairan tubuh
e. Pemantauan kala IV
P:
1. Lakukan masase fundus setelah plasenta lahir (maksimal 15 detik).
2. Pasang infus RL 500 + 20 unit oksitosin dengan menggunakan jarum ukuran
16 atau 18 dan atur tetesan secepat mungkin
3. Hentikan perdarahan dengan kompresi bimanual interna (KBI) selama 3
menit.
29
a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut
masukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari) ke introitus
dan ke dalam vagina
b. Periksa vagina dan serviks, jika ada selaput atau bekuan darah pada kavum
uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh.
c. Letakkan kepala tangan pada forniks anterior, tekan dinding anteriors,
sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat
dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam .
d. Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam dinding
uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
e. Evaluasi keberhasilan
1) Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan melakukan
KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dari
dalam vagina, pantau kondisi ibu secara merekat selama kala empat.
2) Jika uterus berkontraksi tetapi perdarahan terus berlangsung. Periksa
perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi di bagian tersebut.
Segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.
3) Jika kontraksi uterus tidak terjadi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna kemudian
teruskan
dengan
langkah-langkah
penatalaksanaan
atonia
uteri
selanjutnya.
4) Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan. Alasan: atonia
uteri seringkali bisa diatasi dengan KBI. Jika KBI tidak berhasil dalam
waktu 5 menit diperlukan tindakan ini.
4. Apabila uterus berkontraksi teruskan KBI selama 3 menit. Dan bila uterus
tidak berkontraksi anjurkan keluarga untuk mulai melakukan KOMPRESI
BIMANUAL EKSTERNAL (KBE).
a. Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus , tepat di atas simfisis
pubis
30
31
BAB IV
PEMBAHASAN
32
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim
yangmenyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. Atonia uteri
banyak disebabkan karena kehamilan gemeli, polihidramnion, kelelahan
saat persalinan, grande-multipara, anak terlalu besar, dan ada riwayat
atona uteri pada persalinan yang sebelumnya.
Atonia uteri dapat dicegah dengan melakukan manajemen aktif
kala III pada semua ibu yang bersalin. Sedangkan manajemen atonia uteri
dilakukan dengan masase dan kompresi bimanual yang akan menstimulasi
kontraksi uterus dan menghentikan perdarahan.
B. Saran
Diharapkan bidan serta tenaga kesehatan lainnya mampu
meminimalkan faktor resiko dari atonia uteri demi mempertahankan dan
meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak. Selain itu, mahasiswa
sebagai calon tenaga kesehatan mampu menguasai baik secara teori
maupun skill untuk dapat diterapkan kepada masyarakat secara
menyeluruh.
34
DAFTAR PUSTAKA
Benson Ralph C, Pernoll Martin L, 2009, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi,
EGC, Jakarta
Manuaba .I.G.B, dkk, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, EGC, Jakarta
Marmi, dkk, 2014, Asuhan Kebidanan Patologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Prawiroharjo, 2011, Ilmu Kandungan, Bina Pustaka, Jakarta
Rukiyah Ai Yeyeh, Yulianti Lia, 2010, Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Kebidanan), Trans Info Media, Jakarta
35