Anda di halaman 1dari 2

EKONOMI MAKRO

Nama: Verdi Andrian Manurung


NIM: 140810301144
1.
2.
3.
4.
5.

Kebijakan Moneter
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebiakan Moneter Konstraktif Reaksional

1. Kebijakan Moneter
a. Kredit selektif
Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit
b. Politik sanering
Ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13
Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2. Kebijakan Fiskal di Indonesia
a. Dalam rangka mengembangkan rasio ketenagalistrikan nasional, apabiladalam tahun
2009 sebesar 64,8 persen meliputi jumlah pelanggan sebesar 41,0 juta,diharapkan dalam
tahun 2014 dapat mencapai target sebesar 80,3 persen. Oleh karena itu,besarnya
pendanaan/investasi yang diperlukan sampai dengan tahun 2014 mencapai sekitarRp506
triliun. Jumlah tersebut diharapkan dapat dipenuhi oleh PT. PLN (Persero) dengansharing
Pemerintah sebesar Rp322 triliun, dan dari IPP/PPP Rp184 triliun.Mengingat
kemampuan pendanaan Pemerintah Pusat melalui APBN, maupun PT. PLN(Persero)
dalam rangka mengembangkan sektor ketenagalistrikan nasional sangat terbatas,sehingga
peran dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu mengatasi masalahpendanaan
ketenagalistrikan nasional tersebut.
b. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kamenkeu Bambang Brodjonegoro mengatakan,
anggaran Rp 170 Triliun masuk dalam belanja modal yang sebagian besarnya
dialokasikan untuk infrastruktur. Pemerintah sudah menganggarkan untuk tahun 2012 itu
sebesar Rp 170 Triliun dalam bentuk belanja modal dan tidak semuanya di buat
infrastruktur .
3. Kebijakan Fiskal Ekspansif
a. Proporsi belanja pemerintah yang tidak diserap kembali ke kas negara adalah subsidi.
Subsidi yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat pra sejahtera pada
hakikatnya bukan merupakan pembelanjaan pemerintah yang bertujuan untuk
peningkatan penerimaan kas negara. Seperti pemerintah menaikan subsidi terhadap
minya tanah .
b. Peningkatan belanja terutama belanja modal untuk mempercepat pengembangan
infrastruktur di Indonesia yang dapat menjadi daya tarik investasi dan pendorong

pertumbuhan ekonomi. Lembaga pemeringkat kredit internasional meningkatkan


peringkat kredit (credit rating) Indonesia menjadi negara layak investasi (investment
grade). Hal ini telah membuktikan bahwa pemerintah Indonesia telah sukses
menerapkan kebijakan fiskal yang berhati-hati dan cenderung konservatif serta fokus
menjaga pada disiplin fiskal.
4. Kebijakan Moneter Konstraktif
a. Bank sentral menaikan suku bunga diharapkan masyarakat tertarik untuk menyimpan
uang di bank dengan demikian jumlah uang yang beredar berkurang. Selain itu kenaikan
suku bunga tabungan akan meningkat suku bunga kredit, dengan naiknya suku bunga
kredit orang akan enggan untuk mengajukan kredit.
b. Bank sentral menjual surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) tujuannya
adalah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan menjual SBI uang
dari masyarakat akan tertarik masuk ke bank sehingga diharapkan jumlah uang
beredar berkurang. SBI hanya dijual oleh bank sentral.
5. Kebijakan Moneter Kontraktif Reaksioner
a. Periode kebijakan moneter yang kontraktif sebagai akibat deregulasi Oktober 1988
membuat penarikan dana serta pengembalian kredit juga menurun. Dengan sendirinya
perbankan dan konglomerat yang memiliki bank mencari utang ke luar untuk
memperbaiki keseimbangan dalam keuangannya. Tidak mengherankan group-group
besar seperti Bakri dan lain-lain memiliki utang yang cukup signifikan. Total utang luar
negerti pihak swasta saat ini berjumlah sekitar $70 triliun. Utang ini tentu saja harus
dibayar dan ini mendorong permintaan terhadap dolar meningkat.
.

Anda mungkin juga menyukai