Auditing II Kelas C
Bab 14 Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pertemuan 2
untuk
Drs. Wartono, Msi., Akt., CPA, CA
Oleh
Dany Adi Saputra
F0312038
Setiap transaksi (kecuali penjualan tunai) dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan
dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan
untuk pitang tak tertagih.
Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan
konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.
Delapan fungsi bisnis untuk siklus penjualan dan penagihan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko
pengendalian.
4. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan. Untuk setiap pengendalian
kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus dirancang untuk memverifikasi
keefektifannya.
5. Merancang pengujian substantif pengendalian untuk penjualan. Menentukan prosedur
pengujian substantif atas transaksi penjualan yang tepat relatif sulit karena sangat
bervariasi tergantung pada situasinya. Untuk mencatat penjualan yang terjadi, auditor
harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
a. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah
dilakukan.
b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali.
c. Pengiriman dilakukan pada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Retur dan Pengurangan Penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
materialitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material
sehingga auditor dapat mengabaikannya.
Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur dan
pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang
tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang
ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian danPengujian Substantif atas
Transaksi Penerimaan Kas
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian, pengujian substansif atas transaksi penerimaan
kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk
penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas. Berdasarkan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini :
1. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan resiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi
setiap tujuan.
Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat jurnal
penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan ini bisa
dicegah dengan cara pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang
menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.