Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Teori Dasar
1.1.1 Reaksi Kesetimbangan Kimia
Keadaan Kesetimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi
mengalami perubahan, sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan
kecepatan yang sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan kesetimbangan tidak
mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat diamati atau diukur).
Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase
yang sama ada dalam bentuk gas, larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat
yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas,
padat-larutan.
Faktor faktor yang mempengaruhi Kesetimbangan:

Pengaruh konsentrasi

Pengaruh tekanan

Pengaruh suhu

Katalis

Konstanta Kesetimbangan
Perhitungan konstanta kesetimbangan dilakukan pada saat kesetimbangan reaksi bolakbalik. Konstanta kesetimbangan merupakan jumlah hasil reaksi yang dapat diperoleh dari suatu
reaksi secara kuantitatif.
Macam-macam konstanta kesetimbangan :

, dan

Sifat-sifat konstanta kesetimbangan


1. Dari berbagai tetapan yang ada,

merupakan tetapan yang sering digunakan karena hanya

bergantung pada suhu dan tidak bergantung pada tekanan maupun volume.

dan

merupakan tetapan pada sistem ideal.


2. Konstanta kesetimbangan menyatakan secara kuantitatif pengaruh konsentrasi perekasi dan
hasil reaksi terhadap tingkat selesainya reaksi. Besarnya

menentukan sampai seberapa jauh

reaksi berlangsung.
1

Kesetimbangan Homogen
Istilah kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada
fasa yang sama.
Kesetimbangan Heterogen
Reaksi reversible yang melibatkan reaktan dan produk yang fasanya berbeda menghasilkan
kesetimbangan heterogen.
Prinsip Le Chateller Braun
Bila pada sistem yang ada dalam kesetimbangan diberikan aksi, maka dalam sistem akan
terdapat reaksi yang berusaha memperkecil aksi tadi
Contoh :
( )

( )

( )

Bila Tekanan (P) dinaikkan maka dalam sistem timbul reaksi yang memperkecil P, dan reaksi
bergeser ke kanan.Bila Temperatur (T) dinaikkan, maka dalam sistem timbul reaksi yang
memperkecil kenaikan temperatur, reaksi bergeser ke kiri
Hubungan tetapan kesetimbangan (K) dengan Tekanan (P) dan Temperatur (T)

Nilai K tidak bergantung pada tekanan. Bila P naik, maka nilai K tetap.

Nilai K bergantung pada temperatur. Nilai K pada bermacam-macam temperatur,


berbeda-beda.

Hubungan Konstanta Kesetimbangan dengan Derajat Disosiasi

Hubungan Derajat Disosiasi dengan Berat Molekul Campuran

1.1.2 Laju Reaksi


Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu yang bersifat kuantitatif positif.
Contoh penulisan laju reaksi pada persaman umum reaksi dibawah
aA+bBcC+dD
laju reaksnya adalah
[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

Jika dikonversi kedalam persamaan gas ideal, maka laju reaksi menjadi

Factor yang mempengaruhi laju reaksi


Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi, maka semakin besar laju reaksinya (reaksi semakin cepat).
Luas permukaan bidang sentuh
Semakin luas permukaan bidang sentuhnya, maka semakin besar laju reaksinya (reaksi
semakin cepat). Semakin kecil ukuran zat atau partikelnya, maka semakin besar luas
bidang sentuhnya.
Temperature
Semakin tinggi temperatur, maka semakin besar laju reaksinya (reaksi semakin cepat).
Katalis
Katalis dapat menurunkan energy aktivasi. Jika energy aktivasi rendah, maka akan banyak
tumbukan yang terjadi dan reaksi berlangsung cepat.
Konstanta reaksi
Adalah konstanta kesebandingan antara laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Persamaan umum
reaksi
aA+ bB cC + dD
persamaan laju reaksinya menjadi
[ ] [ ]

Konstanta laju reaksi juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga didapatkan persamaan

Orde Reaksi
Orde reaksi adalah nilai dalam konsentrasi reaktan yang dapat menaikkan laju reaksi, sedangkan
orde reaksi keseluruhan adalah jumlah dari pangkat-pangkat setiap konsentrasi reaktan yang ada
dalam hukum laju. Persamaan v = k [A] [B] menunjukkan bahwa A memiliki orde pertama dan
B juga memiliki orde pertama, sehingga orde reaksi keseluruhan adalah 2. Orde reaksi tidak
perlu memiliki angka yang bulat, contohnya v = k [A]1/2 [B]. Untuk persamaan v = k[A]0[B], A
memiliki orde reaksi nol, sehingga laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasi A.
Energi aktivasi
Energi aktivasi adalah jumlah energi minimum yang mengawali reaksi kimia.
Hubungan konstanta laju reaksi dengan suhu (Persamaan Arrhenius)
Ketergantungan konstanta laju reaksi terhadap suhu dapat dinyatakan dengan persamaan
Arrhenius: k = Ae-Ea/RT dimana Ea adalah energi aktiviasi dari reaksi (dalam kilojoule per mol),
R adalah konstanta gas (8.314 J/M mol), T adalah suhu mutlak, dan e adalah basis dari skala
logaritma natural.
Hubungan konstanta kesetimbangan dengan suhu (Persamaan Vant Hoff)
Persamaan Vant Hoff menunjukkan bahwa ketika H bernilai negatif (reaksi eksotermik), K
akan berkurang dengan temperatur, sedangkan ketika H bernilai positif (reaksi endotermik), K
akan meningkat dengan temperatur.

BAB II
ISI
Jawaban Pertanyaan
Kesetimbangan Kimia
1. Reaksi pembentukan NO dari komponen-komponennya hanya dapat terjadi pada suhu
tinggi. Jika dalam wadah 1,0 dm3 yang mengandung 5,0 g nitrogen dan 2,0 g oksigen
dipanaskan sampai suhu 2300 K, nilai konstanta kesetimbangan dari reaksi N2(g) + O2(g)
2NO(g) adalah 1,69 x 10-3.

a. Reaksi pembentukan NO, berdasarkan persamaan reaksi di atas, merupakan reaksi


kesetimbangan. Berikanlah penjelasan tentang perbedaan reaksi kesetimbangan
dengan reaksi bentuk lain.
Jawab :
Reaksi kesetimbangan merupakan reaksi reversibel, dimana reaksi pembentukan
produk dan reaksi pembentukan reaktan kembali oleh produk terus berlangsung.
Namun, dalam reaksi kesetimbangan laju pembentukan produk dan reaktan sama
sehingga tidak ada perbedaan lagi dalam sistem tersebut. Reaksi irreversibel
merupakan reaksi yang berjalan 1 arah yaitu reaktan bereaksi membentuk produk,
reaksi ini berbeda dengan reaksi kesetimbangan dimana dalam reaksi kesetimbangan
reaksi berlangsung dalam 2 arah.
Dalam reaksi seri (consecutive reaction), reaksi untuk menghasilkan produk
melalui beberapa tahap dan membentuk produk intermediate. Contohnya reaksi
AC, reaksi ini terdiri dari 2 tahapan reaksi yaitu A B C. Reaksi seri ini juga
dapat dikombinasikan dengan reaksi reversibel contohnya A B C.
Dalam reaksi paralel, pada reaktan yang sama dapat terjadi dua atau lebih reaksi
yang menghasilkan produk yang berbeda. Reaksi paralel ini dapat juga merupakan
reaksi kesetimbangan. Contohnya:
BC

BC

E
5

Sehingga reaksi totalnya menjadi 2A + 2B 2C + D + E


Reaksi rantai adalah reaksi yang berlangsung dalam suatu rangkaian reaksi yang
berurutan yang diinisiasi oleh proses primer yang sesuai. Dalam reaksi rantai,
senyawa intermediet reaktif (sering juga disebut chain carrier) dikonsumsi, reaktan
dikonversi menjadi produk, dan kemudian senyawa intermediet reaktif diregenerasi
kembali. Regenerasi dari senyawa intermediet reaktif yang kemudian mengijinkan
siklus ini terjadi berulang-ulang. Kebanyakan dari reaksi pembakaran, peledakan, dan
adisi polimerisasi adalah reaksi rantai dan biasanya melibatkan radikal bebas sebagai
senyawa intermediet. Dalam reaksinya melalui 4 tahap yaitu Inisiasi, Propagasi,
Inhibisi, danTerminasi.

b. Ketika menjelaskan tentang reaksi kesetimbangan, kita selalu melibatkan suatu


konstanta yang dikenal dengan konstanta kesetimbangan. Berikanlah penjelasan
mengenai suatu konstanta kesetimbagan tersebut, persamaan yang menghubungkan
antara berbagai jenis konstanta kesetimbangan dan hubungannya dengan energi bebas
Gibbs.
Jawab:
Perhitungan konstanta kesetimbangan dilakukan pada saat kesetimbangan
reaksi bolak-balik. Konstanta kesetimbangan merupakan jumlah hasil reaksi yang
dapat diperoleh dari suatu reaksi secara kuantitatif.
Macam-macam konstanta kesetimbangan
1.

(Konstanta Kesetimbanagan Termodinamika)


Konstanta kesetimbangan ini berdasarkan perubahan energi bebas Gibbs
secara termodinamika.

[
[

], pada saat kesetimbangan


]

, karena

konstan maka

Dengan
a

= aktivitas
= Perubahan energi bebas standar (cal/mol)
= Perubahan energi bebas (cal/mol)
= 1,987 cal/mol
= Suhu Kelvin

2.
Hukum fugasitas Lewis menyatakan bahwa aktivitas gas dalam campuran
sebanding dengan tekanan parsial dikalikan dengan koefisien aktivitas dari gas
murni dari tekanan total pada campuran.

Dengan
= aktivitas gas i
= koefisien aktifitas gas i
= fraksi mol dari gas i
= tekanan parsial gas i
= tekanan total dari campuran gas
[

Diketahui
(
(

) (
) (

]
)
)

)(

)(

tergantung pada gas yang terlibat dan tekanan serta sebanding dengan
satuan yang digunakan. Untuk gas ideal atau gas nyata pada tekanan mendekati 0,
nilai

. Selain kondisi tersebut

, dan

3.

][

][

Dengan
= Konstanta kesetimbangan fugisitas
= Koefisien fugisitas (

4.

merupakan kosntanta kesetimbangan konsentrasi karena banyaknya zat


dinyatakan dalam konsentrasi. Konsentrasi untukzat berfasa liquid dan solid adalah
1.
[ ] [ ]
[ ] [ ]

5.
Telah diketahui bahwa campuran beberapa gas dalam wadah yang sama
bergantung pada volume, tekanan, dan suhu yang sama, maka jumlah partikel
masing-masing komponen setara dengan jumlah molnya. Karena tekanan parsial
komponen gas setara dengan jumlah molnya maka kesetimbangan gas dikenal
dengan kesetimbangan tekanan (

Hubungan
(

dengan

dapat diketahui dari persamaan berikut.

Dengan
= (c+d) (a+b)
Jika

maka

c. Dengan memanfaatkan nilai konsatanta kesetimbagan, kita dapat menentukan


komposisi atau fraksi dari dari spesi reaksi. Dari persamaan pembentukan NO di atas,
turunkanlah suatu persaman yang menghubungkan antara konstanta kesetimbangan
dengan

fraksi

spesi

reaktan

maupun

produk.

Berikanlah

langkah-langkah

penyelesaiannya.
Jawab :
( )

( )

= 5,0 gram

= 2,0 gram

= 2300 K

= 1,69x10-3

( )

Ditanyakan : fraksi reaktan dan produk ?


Penyelesaian :
Perhitungan mol

( )

( )

( )

m
r
s

Banyaknya zat yang bereaksi dimisalkan x karena tidak diketahui apakah


perekasi pembatas bereaksi semua atau tidak.
Pada saat kesetimbangan terdapat

Fraksi mol dapat dicari dengan

Tekanan total dapat dicari dari persamaan gas ideal dengan mol total saat
kesetimbangan (diasumsikan sebagai gas ideal karena hanya pada suhu tinggi
sedangkan tekanan belum diketahui).

)(

)(

Sistem merupakan reaksi homogen fasa gas sehingga konstanta


kesetimbangan yang dimaksud (K) adalah

)(

(
(

)(
(

)(

)
)

10

Dipilih nilai

karena secara teoritis yang menjadi pereaksi pembatas

adalah oksigen sehingga nilai x maksimal sama dengan mol oksigen (0,06)

Nilai x disubtituskan dalam persamaan awal yaitu

2. Untuk mengurangi konsentrasi NO2 dapat dilakukan reaksi dekomposisi terhadap NO2
mengikuti persamaan reaksi berikut.
( )

( )

( )

Jika reaksi dilakukan pada tekanan 1 atm, maka persentasi NO2 yang terdekomposisi
adalah :
a. Dari bacaan sebelumnya diketahui bahwa NO2 dapat terbentuk dari reaksi NO dengan
oksigen. Berikanlah penjelasan hubungan antara nilai konstanta kesetimbangan reaksi
pembentukan NO2 dari NO dan penguraian NO2 kembali menjadi NO seperti reaksi
di atas, dan bagaimanakah nilai konstanta kesetimbangan jika reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut
( )

( )

( )

Jawab :
Konstanta kesetimbangan bergantung pada bentuk reaksi, sehingga konstanta
kesetimbangan tetap jika reaksi berbentuk tetap
Jika reaksi penguraian NO2 seperti berikut
( )
( )
( )
Maka

11

) (

(
)
Sehingga reaksi pembentukan NO2 mempunyai

b. Derajat disosiasi dari suatu reaksi disosiasi dapat ditentukan dengan memanfaatkan
nilai konstanta kesetimbangan pada suhu tertentu atau sebaliknya. Turunkanlah
persamaan yang menghubungkan derajat disosiasi dengan konstanta kesetimbangan,
dan berikanlah langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan nilai konstanta
kesetimbangan dari reaksi penguraian NO2, pada setiap suhu yang diberikan.
Jawab :
( )

( )

T=00

T=T0

n-n mol

n total =

( )

n mol

n mol

n-n + n + n = n(1+ ) mol


(
(

(
(

) (
(

)
)

)
)

) (
(

)
)

12

Pada suhu 457 K


(

) ( )
(
)

) ( )
(
)

) ( )
(
)

) ( )
(
)

Pada suhu 552 K

Pada suhu 767 K

Pada suhu 903 K

c. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa suhu berpengaruh terhadap derajat


disosiasi NO2. Penjelasan tentang hal ini sudah dijelaskan oleh Le Chateller-Braun
yang mengatakan bahwa whenever stress is placed on any system in a state of
equilibrium, the system will always react in a direction which will teng to counteract
the applied stress. Berikanlah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip Le ChatellerBraun tersebut. Bagaimanakah hubungan nya dengan nilai konstanta kesetimbangan
untuk setiap pengaruh yang diberikan.
Jawab :
Prinsip Le Chateller Braun
Bila pada sistem yang ada dalam kesetimbangan diberikan aksi, maka dalam
sistem akan terdapat reaksi yang berusaha memperkecil aksi tadi
Contoh :
( )

( )

( )

13

Bila Tekanan (P) dinaikkan maka dalam sistem timbul reaksi yang memperkecil P,
dan reaksi bergeser ke kanan
Bila Temperatur (T) dinaikkan, maka dalam sistem timbul reaksi yang memperkecil
kenaikan temperatur, reaksi bergeser ke kiri
Hubungan tetapan kesetimbangan (K) dengan Tekanan (P) dan Temperatur (T)

Nilai K tidak bergantung pada tekanan. Bila P naik, maka nilai K tetap.

Nilai K bergantung pada temperatur. Nilai K pada bermacam-macam temperatur,


berbeda-beda.

d. Persamaan yang menggambarkan hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan


perubahan suhu adalah persamaan Gibbs-Helmholtz. Turunkanlah persamaan tersebut
menjadi persamaan yang lebih sederhana jika kita asumsikan bahwa perubahan
entalpi reaksi adalah tetap dan bagaimana bentuk penurunannya jika perubahan
entalpi reaksi juga dipengaruhi oleh perubahan suhu?
Jawab:
Persamaan Gibbs-Helmholtz (perubahan entalpi reaksi dipengaruhi oleh
perubahan suhu)
Hubungan Ka dengan

][

Untuk gas,

14

[ ]
[

Persamaan Gibbs-Helmholtz (perubahan entalpi reaksi tetap)


Bila

tetap terhadap T :

Dapat pula integrasi:

Secara grafik :

Grafik log Kp terhadap 1/T berupa garis lurus dengan

dari ini dapat

ditentukan:
Untuk Kc :

Untuk larutan :

hingga:

3. Bentuk NO2 bisa berdisosiasi dengan N2O4 dan bentuk ini bergantung pada suhu.
Disosiasi yang terjadi adalah N2O4(g) NO2 (g). Jika pada 25oC dan tekanan 0,597 bar,
diketahui densitas dari gas adalah 1,477 g/dm3.
15

a. Turunkanlah persamaan yang menghubungkan antara konstanta kesetimbangan


dengan densitas gas, dan kemudian tentukan derajat disosiasi untuk reaksi disosiasi
N2O4.
Jawab :
Asumsikan mol N2O4 adalah X dan mol NO2 adalah Y pada reaksi tersebut
Dengan persamaan gas ideal, maka didapatkan
PV = nRT
0,597 = (X+Y).0,0831.298,15/1
X+Y = 0,02408 ......... (1)

= massa N2O4 + massa NO2/ volume


= 92,02X + 46,01Y/ 1
2X + Y = 0,03210 (2)
Dengan mensubstitusikan persamaan 1 dan 2, maka didapatkan
X = 0,00802
Y = 0,0161

PN2O4 = 0,00802/0,02408 x 0,597 = 0,1988 bar


PNO2 = 0,0161/0,02408 x 0,597 = 0,3992 bar
Kp = PNO2/ PN2O4
Kp = 0,4979
N2O4(g) NO2 (g)
M

na

na

n-na

na

Kp = na.P/n-na.P
0,4979 = a/1-a
a = 0,332
16

b. Penambahan gas inert ke dalam sistem reaksi dapat mempengaruhi kondisi


kesetimbangan. Berikanlah penjelasan mengenai pengaruh tersebut, dan bagaimana
dengan derajat disosiasi dari reaksi diatas.
Jawab:
Penambahan gas inert pada suatu reaksi, akan menyebabkan tekanan total dari reaksi
tersebut bertambah. Sesuai dengan azas Le-Chatelier, jika tekanan ditambah, maka
kesetimbangan akan bergeser kearah mol yang lebih kecil. Akan tetapi, selama gas
tersebut diasumsikan sebagai gas ideal, penambahan gas lain tidak akan mengalami
perubahan pada tekanan parsialnya. Tekanan parsial dari gas ideal adalah tekanan
yang akan digunakan jika dia hanya sendiri di dalam suatu sistem sehingga gas lain
tidak berpengaruh, oleh karena itu kesetimbangannya juga tidak juga mengalami
perubahan. Maka untuk kasus reaksi ini, penambahan gas inert hanya akan
menambah tekanan totalnya karena ada tambahan dari tekanan parsial gas inert, tetapi
kesetimbangannya tidak akan berubah.
4. Reaksi yang melibatkan NOx di atas merupakan reaksi kesetimbangan dari reaksi
homogen dalam fasa gas. Seperti yang kita ketahui, reaksi kesetimbangan homogen bisa
saja terjadi dalam fasa cair, seperti reaksi berikut ini.
Fruktosa-1,6-disfosfat gliseraldehid-3-fosfat +diheidroksiaseton fosfat
Atau dalam bentuk reaksi kesetimbagan heterogen seperti di bawah ini
( )
( )
( )
Bagaimana bentuk persamaan konstanta kesetimbangan dari dua reaksi tersebut? Jelaskan
perbedaannya dengan reaksi kesetimbangan dalam fasa gas.
Jawab:
Bentuk persamaan konstanta kesetimbangan dari reaksi homogen pada fasa cair di bawah ini
adalah :
fruktosa-1,6-difosfat

gliseraldehid-3-fosfat + dihidroksiaseton fosfat

17

Dalam bentuk rumus molekulnya adalah :

C6H10O6P2 (aq)

C3H5O3P1 (aq) + C3H5O3P1 (aq)

Sehingga persamaan Konstanta Kesetimbangan Berdasarkan Konsentr asi(Kc):


[

][
[

]
]

Pada reaksi di atas merupakan reaksi kesetimbangan homogen pada fasa cair, sehingga
tidak memiliki konstanta kesetimbangan berdasarkan tekanan (Kp) karena Kp hanya
berlaku pada reaksi kimia yang memiliki fasa gas.
Bentuk persamaan konstanta kesetimbangan dari reaksi heterogen pada penguraian
CaCO3 di bawah ini adalah :
( )

( )

( )

Konstanta Kesetimbanga n Berdasarkan Konsentrasi (Kc), yaitu :


Kc = CO2
Konstanta Kesetimbanga n Berdasarkan Tekanan (Kp), yaitu :
Kp = Kc RT n
Kp = [CO2] (RT1)
Kp = PCO2
Perbedaan dengan Reaksi Kesetimbangan Fasa Gas

Reaksi kesetimbangan homogen fasa cair adalah reaksi kesetimbangan dimana


reaksi tersebut hanya memiliki satu fasa yang sama, yaitu fasa cair (aq). Sedangkan
pada reaksi kesetimbangan homogen fasa cair memiliki satu fasa yang sama, yaitu fasa
gas.

Pada reaksi kesetimbangan homogen fasa cair pada penguraian senyawa

fruktosa-1,6 difosfat menjadi gliseraldehid-3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat, hanya


memiliki konstanta kesetimbangan yang berdasarkan pada konsentrasi (Kc).
Sedangkan reaksi penguraian tersebut tidak memiliki konstanta kesetimbangan yang
berdasarkan pada tekanan (Kp), karena Kp hanya berlaku pada reaksi kimia yang
memiliki fasa gas sehingga komponen atau senyawa selain fasa gas tidak dapat
diikutsertakan dalam perhitungan untuk mencari besar Kp. Dalam reaksi
kesetimbangan homogen fasa gas semua senyawa atau unsur yang terlibat dalam
18

reaksi tersebut dapat diikutsertakan dalam perhitungan untuk mencari besar nilai Kc
dan Kp.

5. KINETIKA REAKSI KIMIA ( tambahan)


a. Jika dalam reaksi kesetimbangan kita mengenal istilah konstanta kesetimbangan,
maka dalam kinetika reaksi kimia dikenal istilah konstanta laju reaksi. Berikanlah
penjelasan mengenai hubungan antara konstanta tersebut, dan turunkanlah bentuk
persamaan laju reksi untuk reaksi pembentukan NO? Bagaimanakah bentuk
persamaan laju reaksi untuk jenis reaksi lain, seperti yang anda jelaskan sebelumnya?
Jawab :
Konstanta kesetimbangan dalam reaksi kesetimbangan bergantung pada koefisien
stoikiometrinya, sedangkan pada konstanta laju reaksi tidak bergantung pada
koefisien stoikiometrinya. Namun pada reaksi kesetimbangan dengan tahap
elementer, dimana laju reaksi pembentukannya akan sama dengan laju reaksi
penguraiannya, sehingga untuk tahap elementer, orde reaksinya sama dengan
koefisien stoikiometrinya.
Persamaan reaksi pembentukan NO
N2(g) + O2( ) NO(g)
Jika kita tinjau bahwa mekanisme reaksi pembentukan menggunakan tahap elementer
dimana Untuk reaksi elementer orde reaksi = koefisien, maka persamaan laju
reaksinya adalah
[

Atau dengan menggunakan persamaan umum laju reaksi


aA(aq) + b

dD(aq)

[ ]

[ ]

[ ]

[ ]

Sehingga persamaan laju reaksinya adalah


[

Jika dihubungkan dengan persamaan gas ideal, maka laju reaksiny menjadi

19

b. Ada beberapa metoda yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan laju
reaksi, yaitu menentukan konstanta laju reaksi dan orde reaksi. Berikanlah penjelasan
mengenai metoda yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan laju reaksi.
Jika pada reaksi dekomposisi C2H4O menjadi CH4 dan CO dlam fasa gas, data yang
dikumpulkan dari hasil percobaan adalah data perubahan tekanan setiap waktu seperti
di bawah ini:
t, menit
0
5
7
9
12
18
P, mm
116.51
122.56
125.72
128.74
133.23
141.37
Jelaskan langkah-langkah yang anda gunakan untuk menentukan konstanta laju reaksi
dan orde reaksinya.
Jawab :
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan persamaan laju reaksi adalah
metode isolasi. Jika suatu reaksi hanya memiliki satu reagen, persamaan laju reaksi
dapat ditentukan dengan fungsi konsentrasi. Jika reagen konsentrasinya dilipat
duakan dan laju reaksinya menjadi dua kalinya, maka dapat diasumsikan bahwa
reaksi yang terjadi adalah orde 1. Dan jika reagen konsentrasinya dilipat duakan dan
lajunya menjadi empat kalinya, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi orde 2. Jika
suatu reaksi memiliki lebih dari dua reagen, maka cara pengukurannya adalah dengan
mengkonstankan konsentrasi dari reagen lain selain yang ingin diuji. Kemudian dicari
hubungannya dengan konsentrasi, lakukan berulang dan orde reaksi tiap reagen dapat
ditentukan. Maka dari soal tersebut, yang diketahui adalah tekanan awal dari C2H4O,
dan karena wujud dari reagen adalah gas. Maka perbandingan mol akan sama dengan
perbandingan tekanan (hukum gas ideal).
Untuk orde nol
[ ]

Untuk orde satu


[ ]
[ ]
[ ]

Untuk orde dua


[ ]
20

[ ]
[ ]
[ ] [ ]
dengan memasukan data percobaan pada orde nol, orde satu dan orde dua, kita bisa
mendatapatkan ploting grafik dengan 3 bentuk persamaan linearnya. Dari ketiga
grafik yang mendekati kemiringan garisnya satu adalah pada grafik orde nol.
c. Jika nilai konstanta kesetimbangan sangan dipengaruhi oleh suhu, begitu juga dengan
nilai konstanta laju reaksi. Hubungan antara konstanta laju reaksi dengan suhu

digambarkan oleh vant Hoff dan Arrhenius dalam bentuk


.
Berdasarkan persamaan tersebut, jelaskan bagaimana anda bisa menentukan energy
aktivasi dari suatu reaksi, dan berikan satu contoh.
Jawab :

Dengan

Contoh soal
Konstanta laju suatu reaksi orde pertama ialah 3.46 x 10-2 /detik, pada 298 K. Berapa
konstanta laju reaksi pada 350 K, jika energy aktivasi reaksi tersebut sebesar 50.2
kJ/mol?
Penyelesaian :
T1 = 298 K
k1 = 3.46 x 10-2 /detik
T2 = 350 K
k2 = ?
Dengan menggunakan persamaan
(

)
(

21

d. Salah satu manfaat mempelajari kinetika adalah kita dapat menurunkan satu
persamaan laju untuk beberapa tahap reaksi, yang biasa dikenal dengan reaksi rantai.
Contohnya dalah reaksi pembentukan HBr dari H2 dan Br2. Berikanlah langkahlangkah yang jelas untuk dapat menurunkan persamaan laju reaksi dari reaksi
tersebut.
Jawab
Reaksi yang terjadi untuk pembentukan HBr terdiri dari 5 reaksi, yaitu:
1) Br2 2Br
2) Br- + H2 HBr + H+
3) H+ + Br2HBr + Br4) H+ + HBr H2 + Br5) 2 Br- Br2
Berdasarkan mekanisme tersebut, maka HBr terbentuk pada reaksi 2 dan 3,
dantereaksi pada reaksi 4. Maka laju pembentukan HBr adalah
[
]
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][
]
Dan dengan asumsi bahwa laju pembentukan H dan Br dalam steady state maka,
[ ]
[ ][ ]
[ ][ ]
[ ][
]
[

][

[ ][

[ ][

Setelah disubtitusi diperoleh persamaan sebagai berikut:


[ ]
[ ]
[

])

Subtitusi konsentrasi Br pada persamaan H didapat :


2[ ][ 2] = [ ]( 3[ 2] + 4[
])
[

[ ]

])

[ ]
[
]
Setelah itu, disubtitusi pada persamaan laju pembentukan HBr sehingga
persamaannya menjadi :
[

])

[ ]
[
]
Bentuk sederhana ( Komponen penyebut dan pembilang di bagi dengan 3[

2]

22

](

])

[
]
[ ]
Dan jika nilai k semuanya disederhanakan sesuai dengan persamaan dibawah ini
(

Maka persamaan menjadi laju reaksinya menjadi


[

][

]
[
[

]
]

23

BAB III
KESIMPULAN
1. Reaksi kesetimbangan dapat terjadi reaksi dua arah (bolak balik ) yaitu reversible.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi Kesetimbangan: Pengaruh konsentrasi, Pengaruh tekanan,
Pengaruh suhu dan Katalis
3. Turunan NOx adalah NO,NO2,N2O3 dan N2O5
4. Laju reaksi merupakan perubahan konsentrasi terhadap waktu yang dapat ditulis dengan
persamaan dc/dt.
5. Untuk orde reaksi nol, persamaan laju reaksi dc/dt = k0,
6. Untuk orde reaksi satu, persamaan laju reaksi dc/dt = k1.C,
7. Untuk orde reaksi dua, persamaan laju reaksi dc/dt = k2.C2
8. Dari persamaan laju reaksi masing-masing orde dapat diketahui konsentrasinya dengan metode
integral.
9. Pada laju reaksi diikuti dengan reaksi peluruhan konsentrasi awal dan menghasilkan reaksi
pembentukan pada produk.
10. Jenis-jenis reaksi yang terjadi yaitu reaksi searah (irreversibel), reaksi bolak-balik (reversibel), reaksi
beruntun (konsekutif), reaksi parallel dan reaksi rantai.

24

REFERENSI

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Chang, Raymond. 2007. Basic Chemistry Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Irwin, J. 2007. Astrophysics: Decoding the Cosmos. John Wiley and Sons.
Spitzer Jr., L., Physical Processes in the Interstellar Medium, John Wiley & Sons, NewYork, 1978

Clark, Jim 2002. Equilibrium Constants and Le Chateliers Principle. Tersedia di:
www.chemguide.co.uk/physical/equilibria/change.html#top. Diakses pada tanggal 4
Oktober 2014.
Maron, Samuel H. Lando, Jerome B. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. New York:
Macmillan Publisihing Co. Inc.
Sukardjo. (2013). Kimia Fisika. Jakarta: Rineka Cipta.

25

26

Anda mungkin juga menyukai