Keterkaitan
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Transportasi
dengan
Pembangunan Wilayah
Transportasi dan infrastruktur merupakan komponen-komponen penting di
dalam pembentukan modal wilayah, yang dapat berperan penting di dalam
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
wilayahnya.
Namun,
pengalaman
dampak
langsung
kepada
peningkatan
produktivitas
ekonomi
beberapa
infrastruktur
dan
pengalaman
lain
transportasi
yang
juga
adanya
hanya
proses
mampu
pembangunan
memperlihatkan
cukup
penting
dari
perkembangan
teknologi
tersebut,
sehingga
lainnya,
dengan
investasi
yang
ditanamkan
kepada
pembangunan
infrastruktur dan transportasi di wilayahnya. Salah satu kunci yang diyakini agar
investasi
dapat memberikan
dampak
positif
adalah
pembangunan
kepada
pembangunan
infrastruktur
dan
wilayahnya
transportasi
tersebut
dapat
bagaimana
memberikan
Kedungsepur
sebagai
salah
satu
Kawasan
Andalan
di
dalam
Kedungsepur
adalah
suatu
kawasan
andalan,
dimana
aksesibilitasnya
wilayah
di
kepada
Kawasan
pasar
Kedungsepur
internasional.
juga
dinilai
Kegiatan
mampu
ketahanan
perekonomian
nasional,
dan
mempercepat
transportasi
yang
cukup
penting.
Secara
internal,
Kawasan
wilayah
kota
inti
dengan
kota-kota
main
di
wilayah
pinggirannya. Selain itu, kawasan ini pun juga memiliki ketersediaan jaringan rel
kereta beserta stasiunnya yang mampu menghubungkan kawasan kota inti
kepada beberapa wilayah di wilayah pinggirannya. Bahkan dengan akan
diselesaikannya rangkaian double-track pada sistem jaringan rel kereta di Jawa
khususnya di Kawasan Pantura Jawa, dan akan dihidupkannya kembali rangkaian
kereta yang menghubungkan Semarang dan Ambarawa, ketersediaan jaringan
rel kereta ini akan mampu menawarkan peningkatan integrasi internal antara
kawasan
kota
inti
dengan
kota-kota
kecil
dan
menengah
dan
jaringan
di
kawasan
pinggirannya.
Ketersambungan
jaringan
jalan
rel
dari
Kawasan
Kedungsepur kepada sistem jaringan jalan regional, baik jaringan regional dalam
wilayah di Jawa Tengah maupun
Oleh
karena
itu,
ketersediaan
jaringan
jalan
dan
prasarana
dan
fungsi
dari
setiap
wilayah
di
Kawasan
Kedungsepur
dalam
tahun ke tahun (lihat Tabel 1). Bahkan, apabila dilihat dan diperbandingkan nilai
PDRB per kapita dari seluruh wilayah kabupaten/kota di Kawasan Kedungsepur
ini, maka akan terlihat indikasi dari ketidak-setaraan proses pembangunan yang
terjadi di Kawasan Kedungsepur, dimana beberapa kawasan terutama Kota
Semarang memiliki tingkat pembangunan yang mampu memberikan nilai PDRB
per kapita yang jauh lebih besar daripada rata-rata nilai PDRB per kapita
Kawasan Kedungsepur, tetapi terdapat wilayah lain seperti Kabupaten Demak
dan Kabupaten Grobogan (lihat Tabel 2) yang memiliki tingkat PDRB per kapita
yang sangat rendah baik apabila dibandingkan dengan PDRB per kapita dari
Kawasan Kedungsepur maupun dari wilayah-wilayah lainnya.
Tabel 1.
Nilai PDRB Kawasan Kedungsepur dan persentase kontribusi dari tiap
wilayah, tahun 2003 - 2011
Tahun
PDRB
Kota
Kabupaten
Kawasan Semarang Salatiga Kendal Semarang Grobogan Demak
28 477
51,95
2,34
14,26
15,04
8,33
8,08
2003
29 452
52,30
2,35
14,15
14,76
8,36
8,08
2004
30 726
52,71
2,35
13,92
14,59
8,39
8,04
2005
32 210
53,15
2,33
13,77
14,44
8,33
7,98
2006
33 909
53,50
2,34
13,64
14,36
8,26
7,89
2007
35 627
53,77
2,34
13,53
14,26
8,28
7,83
2008
37 439
53,90
2,32
13,60
14,16
8,27
7,75
2009
39 508
54,08
2,31
13,65
14,08
8,23
7,65
2010
41 819
54,37
2,30
13,67
14,05
8,06
7,55
2011
Catatan : Nilai PDRB adalah dalam milyar rupiah, berdasarkan harga konstan
2000, dan nilai kontribusi tiap wilayah adalah dalam persentase.
Sumber : Dikompilasi dari laporan BPS tentang Produk Domestik Regional
Bruto setiap kabupaten/kota di Indonesia, tahun 2003 2011.
Tabel 2.
Nilai PDRB per Kapita Kabupaten dan Kota di Kawasan Kedungsepur
tahun 2010
Tahun
PDRB
Kota
Kabupaten
Kawasan Semarang Salatiga Kendal Semarang Grobogan Demak
6,67
13,73
5,36
5,99
5,97
2,49
2,86
2010
100
206
80
90
90
37
43
Rasio
Catatan : Nilai PDRB per kapita kabupaten/ kota adalah juta rupiah per kapita
di tahun tsb.
Sumber : Diolah dari data BPS tentang PDRB dan Kependudukan setiap
kabupaten/kota.
berfungsi
sebagai
kawasan
yang
mampu
memiliki
daya
dorong
satu
motor
penggerak
pertumbuhan
ekonomi
nasional
melalui
5 Jawa Timur
6 Banten
Jawa
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
278
525
230
003
135
790
295
271
242
884
143
051
312
827
257
499
150
683
332
971
274
180
159
110
353
723
291
206
168
034
371
469
303
405
176
673
395
622
322
224
186
993
16 146
16 911
17 536
18 292
19 212
20 064
21 044
242
229
256
443
271
249
288
404
305
539
320
861
342
281
54 880
58 107
61 342
75 350
79 701
83 454
88 552
957
574
1 012
666
1 071
136
1 148
307
1 217
416
1 275
927
13567
16
Masih rendahnya nilai PDRB Propinsi Jawa Tengah setiap tahunnya, apabila
dibandingkan dengan nilai PDRB dari beberapa propinsi besar lain di Pulau Jawa
(lihat Tabel 3), dapat dipandang sebagai salah satu indicator dari belum bisa
berfungsi penuhnya peran investasi dan pembangunan infrastruktur dan
transportasi di Propinsi Jawa Tengah dalam mendorong pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi wilayahnya. Selain itu, peran Kawasan Kedungsepur
sebagai elemen pendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi wilayah di
Propinsi Jawa Tengah pun masih dapat dipertanyakan.
Tabel 4.
Nilai PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Setiap Provinsi di
Jawa tahun 2010, Beserta Perbandingannya (dalam Juta Rupiah per
Kapita)
Provinsi
2010
Nilai
Rasio
1 DKI Jakarta
41,18
415
2 Jawa Barat
7,48
75
3 Jawa Tengah
5,77
58
4 DI.Yogyakarta
6,09
61
5 Jawa Timur
9,13
92
6 Banten
8,33
84
9,93
100
Jawa
Sumber :
Diolah dari data BPS tentang
PDRB dan Kependudukan setiap
kabupaten/kota.
Mengacu kepada indikasi-indikasi yang ditampilkan di dalam Tabel 3 dan
Tabel 4 di atas, analisis dan pendalaman pemahaman terhadap potensi
pengoptimalan peran pembangunan infrastruktur dan transportasi wilayah yang
ada serta potensi pengoptimalan peranan pembangunan
Kawasan Andalan
ekonomi
wilayah Propinsi Jawa Tengah merupakan hal-hal yang penting untuk dilakukan.
Dalam konteks ini, pertanyaan tentang peran pembangunan infrastruktur dan
transportasi wilayah yang ada di wilayah Propinsi Jawa Tengah, dan khususnya di
wilayah Kedungsepur, di dalam meningkatkan integrasi wilayah dan/atau
wilayah
Kawasan
Kedungsepur,
beserta
pembangunan
pembangunan
ekonomi
wilayah
kawasannya
secara
internal.
di dalam Kawasan
200
2
200
3
7,1
12,3
Kota Salatiga
1
23,7
Kabupaten Kendal
5
Kabupaten
17,5
Semarang
6
Kabupaten
24,1
Demak
4
Kabupaten
31,0
Grobogan
8
Provinsi Jawa
23,0
Tengah
6
6,61
11,5
9
22,8
4
14,0
4
24,4
3
29,1
9
21,7
8
Kabupaten / Kota
Kota Semarang
200
4
200
5
200
6
200
7
200 200
8
9 2010
6,
00 4,84 5,12
7,82 8,28
16,0 14,4
2
7
10,6
6 10,5
18,7
19,7
6
18,6 17,8
8
6
17,4 16,1
8
1
Sumber: Diolah dari data dan Informasi Kemiskinan Jawa Tengah 2002 - 2010,
BPS. 2012
Kota Semarang, yang berperan sebagai kota inti dan pusat pembangunan
ekonomi dan infrastruktur wilayah di kawasan ini tidak saja memiliki nilai PDRB
per kapita yang sangat tinggi, tetapi juga memiliki tingkat kemiskinan wilayah
yang paling rendah dan jauh lebih rendah dari tingkat kemiskinan wilayahwilayah lain di kawasan Kedungsepur. Sementara itu, Kabupaten Demak dan
Kabupaten Grobogan merupakan wilayah-wilayah yang tidak saja memiliki
tingkat perolehan PDRB per kapita yang paling rendah dan jauh lebih rendah
daripada nilai PDRB per kapita rata-rata Propinsi Jawa Tengah. Lebih daripada itu,
kedua kabupaten ini juga memiliki tingkat kemiskinan wilayah yang tinggi dan
bahkan mebih tinggi daripada tingkat kemiskinan wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Dengan
mengacu
kepada
kondisi-kondisi
ini,
maka
analisis
dan
maka
harapannya
dapat
dilakukan
peningkatan
potensi
dan
Usulan
Kegiatan
Keterpaduan
Workshop,
Pembangunan
Diskusi
dan
Infrastruktur
Seminar
dan
Peningkatan
Transportasi
dalam
pembangunan
wilayah
dan
dan
investasi
kota
di
transportasi,
Kawasan
infrastruktur
Kedungsepur,
baik
dan
untuk
workshop,
Pembangunan
diskusi
dan
seminar
Infrastruktur
Peningkatan
dan
Keterpaduan
Transportasi
dalam
bersama,
keterpaduan
serta
persoalan
pembangunan
dan
yang
dihadapi
investasi
di
dalam
transportasi
dan
Bappenas
Kementerian Perhubungan
Bidang
Penyedia
pelayanan
transportasi
dan
perhubungan
wilayah
Kedungsepur dan Jawa Tengah (PT KAI DaOps IV Jawa Tengah, Organda
Propinsi Jawa Tengah, dll).
o
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Transportasi
meningkatkan
pemahaman
bersama,
diantara
para
pemangku
Kawasan
yang mungkin
Kedungsepur
dilakukan
dan
Jawa
(possible
Tengah,
tentang
opportunities)
peluang-peluang
dalam
meningkatkan
untuk
meningkatkan
kinerja
dan
kesetaraan
pembangunan
di
kawasan-kawasan
ini
dapat
semakin
direduksi
dan
Bappenas
Kementerian Perhubungan
Penyedia
pelayanan
transportasi
dan
perhubungan
wilayah
Kedungsepur dan Jawa Tengah (PT KAI DaOps IV Jawa Tengah, Organda
Propinsi Jawa Tengah, dll).
o
Pembangunan
Infrastruktur
dan
Transportasi
dalam
dengan
pembangunan
ekonomi
dan
wilayah
di
Kawasan
dan
keterpaduan
pembangunan
persoalan
dilaksanakan
infrastruktur,
pembangunan,
serta
peluang-
trannsportasi
dan
pembangunan
wilayah dan kota di Kawasan Kedungsepur dan Jawa Tengah, tetapi juga akan
membahas
persoalan-persoalan
yang
dihadapi
beserta
contoh-contoh
pengalaman baik (best practices) yang dimiliki kawasan-kawasan lain baik yang
berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Oleh karena itu, selain akan mengundang para peserta workshop dan
diskusi brainstorming yang telah dilakukan sebelumnya, seminar ini juga akan
mengundang kertas-kertas kerja (call of papers) yang terkait dalam bidang
peningkatan keterpaduan pembangunan infrastruktur dan transportasi dengan
pembangunan wilayah dan kota dari berbagai kalangan termasuk dari perguruan
tinggi dan instansi-instansi lainnya.