Puji syukur kami panjakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikam kami
menyelesaikan makalah yang sangat sederhana ini yang berjudul Transpirasi dan tak lupa
kami haturkan selawat serta salam atas junjungan alam Nabi Besar Muhammad S.A.W, yang
telah membawa ummat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
Kami mengucapkan trimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberi Tugas untuk
membuat makalah walaupun jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan keritik dan saran
yang sifatnya membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya lebih baik dan trima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
2.
3.
4.
5.
perbedaan Transpirasi !
BAB II
PEMBAHASAN
Air sangat diperlukan oleh sebagian besar tumbuhan darat untuk pertumbuhan dan
metabolismenya, sebagian besar air yang di serap oleh akar tidak di simpan dalam tumbuhan
atau digunakan dalam berbagai proses metabolisme, tetapi hilang ke udara melalui evaporasi.
Proses evaporasi dari tumbuhan diberi nama khusus, yaitu transpirasi , tetapi janganlah
diartikan bahwa transpirasi secara mendasar berbeda dengan evaporasi dari permukaan
benda-benda tidak hidup. Meskipun transpirasi terjadi pada setiap bagian tumbuhan (biarpun
hanya sedikit), pada umumnya kehilangan terbesar berlangsung melalui daun-daun
Kita kenal transpirasi melalui kutikula, stoma dan melalui lentisel. Sebenarnya
seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi biasanya yang kita bicarakan
hanyalah transpirasi lewat daun, karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh tanaman
itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal ini disebabkan karena luasnya permukaan daun dan
juga karena daun-daun itu lebih kena udara dari pada bagian-bagian lain dari suatu tanaman.
Mengenai penguapan yang terjadi di daun kita kenal penguapan melalui kutikula dan
penguapan melalui stoma.
Dikenal ada dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan transpirasi kutikula.
Sebagian dari air terlepas melalui stomata, kehilangan air melalui kutikula hanya mencapai 5
sampai 10 persen dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang
Dalam bukunya, Loveless (1991) juga menyatakan ada dua tipe transpirasi yaitu :
1) Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun
secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula
hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata.
2) Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air
menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian
berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam
kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata
terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi kecualibila atmosfer itu sendiri sama-sama
lembap.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor, baik faktor faktor dalam maupun
faktor-faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam ialah besar-kecilnya daun,
tebal-tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak-sedikitnya bulu
pada permukaan daun, banyaksedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata ; hal-hal ini
semua mempengaruhi kegiatan transpirasi. Disamping itu kita kenal faktor-faktor luar seperti
radiasi, temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin, keadaan air dalam tanah
1.
Sinar matahari
Temperatur
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang
demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar
daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada
udara di luar daun, jadi molekul-molekul air.berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun)
ke konsentrasi yang rendah (diluar daun). Kesimpulannya ialah, udara yang basah
menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi
4.
Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma.Dengan demikian, maka uap
yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar.
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan
laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi,
di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian
terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap
penyingkiran
uap
air
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di
sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak
jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dar lapisan udara jenuh tersebut ke
udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti
karena lapisan udara jenuh
bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar
permukaan daun.
Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang
harus
ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar.
Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan
yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang
berdampingan
dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang
stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang.
Namun, pengaruh angin sebenarnya
lebih kompleks daripada uraian tadi karena
kecendrungannya untuk meningkatkan
laju transpirasi sampai tahap tertentu
dikacaukan oleh kecendrungan untuk
mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi
laju transpirasi. Tetapi efek angin
secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi
5.
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akartanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu
tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat,
penurunan
laju
transpirasi
akan
segera
tampak.
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel
menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula
menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka (Pandey dan
Sinha, 1983).
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak
menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan
besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang
berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar
ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara,
kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang
membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang
berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi
pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk
mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon
dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman
tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke
bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman
ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi.
Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan
menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada
lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan
xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian
dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus
menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh
itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan
selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air
akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan
tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari.
Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui
proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu
tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air
yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus
terjamin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Proses proses transpirasi terjadi melalui 2 tahapan, yaitu:
1) Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun. Proses ini akan
terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan air
ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah
air yang diserap oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2) Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula ataupun lentisel.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun luar. Faktor dalam
antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya permukaan
daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan
letak
stomata
(Salisbury&Ross.1992)
dan
faktor
luar
antara
lain:
Kelembaban,Suhu,Cahaya,Angin,Kandungan air tanah.
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang
besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke
rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari
xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang
menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel
tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang
keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar
transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila
stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.
Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa manfaat, antara lain :
1) Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang.
2) Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3) Mengurangi air yang terserap secara berlebihan.
4) Mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.
5) Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.
Daftar Pustaka
NAMA KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
FAKULTAS PETANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2014