Oleh :
Nama
: Kendis Nandya Salim
NRP
: 123020027
Kelompok
:B
No. Meja
: 4 (Empat)
Asisten
: Nurul Mawaddah Zogina Batubara
Tanggal Percobaan : 15 November 2014
I.
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) latar belakang percobaan, (2) tujuan
percobaan, dan (3) prinsip percobaan.
1.1 Latar Belakang Percobaan
Serealia adalah biji-bijian dari famili rumput-rumputan (gramine) yang
kaya akan karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, pakan
ternak dan industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis
biji-bijian yang mengandung minyak misalnya jagung merupakan bahan baku
industri minyak nabati. Biji-bijian yang tergolong dalam serealia antara lain padi
(Oryza sative), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sp), cantel (Sorghum sp),
dan yang jarang dijumpai di Indonesia adalah barley (Horgeum vulgare), rye
(Secale cereale), oat (Avena sative). Satu sama lain mempunyai struktur kimia
yang sangat mirip. Gandum dan barley dapat diolah menjadi produk penting yaitu
dari gandum dihasilkan tepung terigu yang banyak diolah di Indonesia menjadi
roti dan kue, sedangkan barley atau Malt sebagai bahan pembuat bir.
Kacang-kacangan ada yang memasukkan dalam serealia. Kacang-kacangan
termasuk famili leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu).
Berbagai kacang-kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedele
(Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogea), kacang hijau (Phaseoulus
radiatus), kacang gude (Cajanus cajan), dan sebagainya. Kacang-kacangan
merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat
luas.
mempunyai daya guna yang sangat luas. Pengertian biji-bijian yang lain
disamping padi-padian dan kacang-kacangan, meliputi juga hasil pertanian lain
yang dipanen atau diperdagangkan dalam bentuk biji seperti kopi, lada, biji kapuk
(randu) dan biji bunga matahari.
Karakteristik biji-bijian yang erat kaitannya dengan penyimpanan yaitu kadar
air, daya tumbuh, aktivitas respirasi, densitas, sudut curah, dan sifat-sifat fisik
lainnya.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik serealia dan
kacang kacangan adalah untuk mengetahui struktur dan sifat fisik yang
berbeda dari komoditi serealia dan kacang- kacangan.
Tujuan dari percobaan daya serap air tepung terigu adalah untuk
mengetahui besarnya daya serap air pada tepung terigu.
Tujuan dari percobaan daya serap air adalah untuk mengetahui besarnya
daya serap air pada tepung terigu.
Prinsip percobaan pengamatan struktur dan sifat fisik dari serealia dan
kacang
kacangan
berdasarkan
pengamatan
terhadap
warna
Warna
&
Bentuk
Berat
Kamba
Irisan
melintang
Irisan
membujur
2. Densitas Kamba
Bahan
50 ml
Keluarkan bahan
Timbang = ..gr/ml
4. Rasio Pengembangan
1 gram sampel
+ 10 ml air
T= 80 C, t = 20'
Air
T = 1'
Oven 100 C
Gluten kering
Timbang
b. Dengan Air
Simpan 1 jam
Oven 100 C
Gluten kering
Timbang
6. Uji Bleaching
14,17 gram tepung terigu
+ 50 ml petroleum eter
Biarkan mengendap
Hasil
2,9 gram
1,3 gram
3,24 gram
1,5 gram
3.2 pembahasan
3.2.1 Pembahasan Analisis Struktur Fisik Serealia Dan Kacang-Kacangan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap pengamatan
struktur dan sifat fisik serealia dan kacang kacangan
kacang kedelai yang diamati memiliki ukuran lebar 0,05 cm dan panjang 0,31
cm, densitas kamba 35,1 gram dan berat 0,2 gram. Memiliki warna kream pada
bagian luar kulit dan putih pada bagian dalamnya.
Serealia adalah biji-bijian dari famili rumput-rumputan (gramine) yang kaya
akan karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak dan
industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian
yang mengandung minyak misalnya jagung merupakan bahan baku industri
minyak nabati. Biji-bijian yang tergolong dalam serealia antara lain padi (Oryza
sative), jagung (Zea mays), gandum (Triticum sp), cantel (Sorghum sp), dan yang
jarang dijumpai di Indonesia adalah barley (Horgeum vulgare), rye (Secale
cereale), oat (Avena sative). Satu sama lain mempunyai struktur kimia yang
sangat mirip. Gandum dan barley dapat diolah menjadi produk penting yaitu dari
gandum dihasilkan tepung terigu yang banyak diolah di Indonesia menjadi roti
dan
kue,
sedangkan
barley
atau
Malt
sebagai
bahan
pembuat
bir
(Muchtadi, 1989).
Kacang-kacangan merupakan biji-bijian berlemak, mengandung energi yang
baik, yang berasal dari karbohidrat, lemak, sumber protein, mineral dan vitamin B
kompleks, sedikit besi atau vitamin A. Beragamnya tanaman sebagai sumber
karbohidrat memungkinkan dijadikan tepung yang penggunaanya lebih meluas
dibandingkan dengan penyajian langsung dari produk tanaman tersebut. Selain itu
juga dapat diperkaya dalam meningkatkan nilai gizi produk yang dihaslakan.
Dewasa ini memungkinkan untuk penggunaan tepung campuran (composite
flour). Dengan pertimbangan sebagai dapat mengurangi ketergantungan pangan
yang berupa terigu dari luar negeri, tepung merupakan bagian bahan pangan di
kota dan di desa, dan potensi bahan lain yang dapat dijadikan tepung banyak
terdapat di Indonesia misalnya : singkong, sukun, jail, jewawut, ubi jalar dan
sebagainya (Nurmala, 1998).
Kacang kacangan mempunyai struktur yang hampir sama dengan serealia.
Bagian bagian dari biji yaitu perikarp, embrio dan juga ada endosperm. Bagian
terluar dari kulit biji berupa epidermis yang tersusun oleh sel palisade, sedangkan
dibawahnya ada testa yang terdiri dari sel parenkim. Bagian terluar endosperm
adalah lapisan aleuron. Pada kacang tanah hanya ada satu aleuron yang berbeda
dibandingkan dengan jenis kacang kacangan yang lain (Muchtadi, 1989).
Kacang-kacangan ada yang memasukkan dalam serealia. Kacang-kacangan
termasuk famili leguminosa atau disebut juga polongan (berbunga kupu-kupu).
Berbagai kacang-kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedele
(Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogea), kacang hijau (Phaseoulus
radiatus), kacang gude (Cajanus cajan), dan sebagainya. Kacang-kacangan
merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat
luas (Muchtadi, 1989).
Karakteristik serealia dan kacang-kacangan seperti kadar air, daya tumbuh,
aktivitas respirasi, densitas kamba sudut curah dan sifat-sifat fisik lainnya sangat
yang dipanen atau diperdagangkan dalam bentuk biji seperti kopi, lada, biji kapuk
(randu) dan biji bunga matahari. Karakteristik biji-bijian yang erat kaitannya
dengan penyimpanan yaitu kadar air, daya tumbuh, aktivitas respirasi, densitas,
sudut curah, dan sifat-sifat fisik lainnya (Muchtadi, 1989).
Perbedaan serealian dan kacang-kacangan diantaranya adalah berbeda dan
famillinya, berbeda fungsi utama sumbernya, fisik dan strukturnya berbeda
(Nurmala, 1998).
Densitas kamba adalah perbandingan berat bahan dan volume yang
ditempatnya termasuk ruang kosong diantaranya larutan bahan. Selain densitas
kamba dikenal dengan volume yang hanya di tempati oleh larutan bahan, tidak
termasuk ruang kosong diantaranya (Nurmala, 1998).
Aplikasi densitas kamba yaitu untuk pencucian kentang menggunakan washer
dengan mengetahui densitas kamba sehingga dapat diketahui perbandingan
jumlah bahan dan air yang digunkan dalam mesin tersebut ,sehingga jumlah mesin
yang dibutuhkan dapat diketahui (Nurmala, 1998).
3.2.2 Pembahasan Penentuan Daya Serap Tepung Terigu dan Daya Serap
Air
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada penentuan daya serap
tepung terigu sebesar 72 % dan daya serap air sebesar 56,5 %.
Daya serap air adalah kemampuan suatu bahan menyerap air. Daya serap air
tepung perlu diketahui dalam penyusunan formula adonan penambahan air , pada
pembuatan roti disesuaikan dengan daya serap air dari terigu tersebut. Penentapan
daya serap air terigu dapat digunakan untuk menilai mutu tepung terigu. Daya
serap air sekitar 60% dianggap baik. Makin rendah daya serap air tepung terigu,
makin rendah mutu terigu tersebut.
Tepung merupakan salah satu pemanfaatan dari produksi beras. Tepung
beras terbuat dari beras yang ditumbuk atau digiling sampai halus dan dikeringkan
sehingga dapat tahan lama. Tepung beras dapat dimasak menjadi berbagai macam
maknan atau hidangan selingan. Tepung beras dapat piula diolah menjadi
makanan pokok yang dikenal dengan nama bihun (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
Tepung (bila dilihat dibawah mikroskop), akan terlihat zat tepung yang
terdiri atas butir-butir granula. Tiap tepung mempunyai bentuk granula yang
berbeda. Tepung ini diproses melalui beberapa tahap sampai menjadi tepung yang
kering. Tepung tidak larut dalam air sehingga tepung akan mengendap dalam air,
dan bila dipanaskan sambil diaduk-aduk akan mengembang dan mengental.
Proses ini disebut gelatinisasi (Tarwotjo, Soejati.C, 1998).
Tepung akan mulai mengental pada suhu 64-72C. Setelah melampaui suhu
109C, tepung akan betul-betul makin matang. Makin tinggi konsentrasi larutan
tepung, makin cepat mengental meskipun belum semua granula pecah. Jadi, masih
ada rasa mentah, berarti belum semua bagian matang. Bila membuat bubur tepung
kurang cukup cairan, dan pengadukannya kurang sempurna, butir-butir granula
menjadi keras dan liat, tidak rata atau menggumpal. Jika dimasak dengan air
tepung tapioka, tepung kentang dan tepung maizena serta tepung hungkue akan
menjadi bubur kental dan bening, lebih jernih daripada bubur dari tepung beras
atau juga pada tepung terigu (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
Di pasaran banyak beredar jenis tepung terigu yang masing-masing
memiliki karakteristik dan fungsi berlainan. Mari kita kenali lebih dekat:
a. Hard Wheat (Terigu Protein Tinggi)
Dipasaran lebih dikenal dengan terigu Cakra Kembar. Tepung ini diperoleh
dari gandum keras (hard wheat). Kandungan proteinnya 11-13%. Tingginya
protein terkandung menjadikan sifatnya mudah dicampur, difermentasikan, daya
serap airnya tinggi, elastis dan mudah digiling. Karakteristik ini menjadikan
tepung terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku roti, mie dan pasta
karena sifatnya elastis dan mudah difermentasikan (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
b. Medium Wheat ( Terigu Protein Sedang)
Jenis terigu medium wheat mengandung 10%-11%. Sebagian orang
mengenalnya dengan sebutan all-purpose flour atau tepung serba guna, di pasaran
lebih dikenal dengan sebutan tepung Segitiga Biru. Dibuat dari campuran tepung
terigu hard wheat dan soft wheat sehingga karakteristiknya diantara kedua jenis
tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan
tingkat pengembangan sedang, seperti donat, bakpau, bapel, panada atau aneka
cake dan muffin (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
c. Soft Wheat (Terigu Protein Rendah)
Tepung ini dibuat dari gandum lunak dengan kandungan protein gluten 8%9%. Sifatnya, memiliki daya serap air yang rendah sehingga akan menghasilkan
adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket dan daya pengembangannya
rendah. Cocok untuk membuat kue kering, biscuit, pastel dan kue-kue yang tidak
memerlukan proses fermentasi. Di pasaran tepung ini lebih dikenal dengan nama
terigu Cap Kunci (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
d. Self Raising Flour
Jenis tepung terigu yang sudah ditambahkan bahan pengembang dan garam.
Penambahan ini menjadikan sifat tepung lebih stabil dan tidak perlu
menambahkan pengembang lagi ke dalam adonan. Jika sukar didapat, tambahkan
satu sendok teh baking powder ke dalam sekilo tepung sebagai gantinya. Self
raising flour sangat cocok untuk membuat cake, muffin, dan kue kering
(Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
e. Enriched Flour
lebih
mahal.
Cocok
untuk
kue
kering
dan
bolu
Tepung ini biasanya dibuat dari biji gandum utuh termasuk dedak dan
lembaganya sehingga warna tepung lebih gelap/cream. Terigu whole meal sangat
cocok untuk makanan kesehatan dan menu diet karena kandungan serat (fiber) dan
proteinya sangat tinggi (Tarwotjo, Soejoeti.C, 1998).
Kerusakan serealia dan produk dari serealia selama penyimpanan itu
diakibatkan oleh bermacam-macam. Walaupun demikian, perubahan -perubahan
itu dapat diperlambat melalui pengendalian dua perubahan utama, yaitu kadar air
dan suhu meskipun kondisi penyimpanan yang bebas oksigen juga berguna dalam
hal ini (Nurmala, 1998).
Kadar air biji-bijian dan produk-produk penting karena empat hal, yaitu :
berat biji-bijian dilihat dari segipengangkutan dan penyimpanan, harga, karena
biji-bijian sering dijual karena beratnya, akibatnya pada sifat - sifat kekambaan
dan pemindahan dalam jumlah besar, dan akibatnya pada sifat-sifat penyimpanan
(Nurmala, 1998).
Hal yang terakhir ini penting sekali karena kadar air yang tinggi memudahkan
perubahan biokimia dan kimiawi dalam biji dan juga pertumbuhan pada
mikroorganisme, serangga, dan juga rayap selama penyimpanan. Suhu juga
merupakan faktor yang penting dalam penyimpanan biji-bijian karena sampai
batas-batas tertentu suhu tinggi menyebabkan perubahan-perubahan diatas lebih
banyak terjadi pada kadar air yang tinggi (Nurmala, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
: Ketan Putih
Ta1
: 6,5 cm
Ta2
: 6,2 cm
Tb1
: 2,1 cm
Tb2
: 3,2 cm
Rasio Pengembangan=
x 100%
x 100%
= 68,2 %
2. Daya Serap Air
Sampel: Ketan Putih
Berat Utuh
: 1 gr
Berat Awal
: 1 gr
x100%
x100%
=56,5 %
3. Daya Serap Air Tepung Terigu
Sampel
: Tepung Beras
Volume Air
: 18 ml
Berat Terigu
: 25 gram
x100%
= 72 %
x 100%