Mahasiswa dapat melakukan akuisisi data geofisika menggunakan metode seismik refraksi, geolistrik,
gaya berat, magnetik dan Ground Penetrating Radar (GPR).
Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data geofisika dari metode seismik refraksi, geolistrik, gaya
berat, magnetik dan Ground Penetrating Radar (GPR).
Mahasiswa dapat menganalisis kondisi yang tidak ideal dilapangan dan menjelaskan prosesnya.
Mahasiswa dapat menerapkan teori geofisika dan geologi di lapangan yang sebenernya.
1.3.1
Waktu Pelaksanaan
Kuliah Lapangan Karangsambung 2013 dilaksanakan mulai tanggal 28 Mei 2013 dan diakhiri
pada tanggal 09 Juni 2013. Dengan rangkaian kegiatan seperti dibawah ini :
28 Mei 2013
: Berangkat ke Karangsambung
29 Mei 2013
03 Juni 2013 08 Juni 2013 : Akuisisi dan Pengolahan Data Geofisika ( Metode Seismik
Refraksi, Metode GPR, Metode Geolistrik, Metode Gaya berat
dan Metode Magnetik )
1.3.2
09 Juni 2013
Tempat Pelaksanaan
Geologi
Geofisika
: Metode Seismik Refraksi, Metode Geolistrik dan Metode GPR di area Kampus
Bab I akan membahas mengenai latar belakang , maksud dan tujuan dari Kuliah Lapangan
Karangsambung 2013 ini, Waktu dan tempat penelitian, Metodologi penelitian, dan juga
sistematika penulisan.
Bab II akan membahas mengenai pengambilan akuisisi data geofisika berupa alat alat / instrument
yang digunakan, tata cara penggunaan alat dan langkah langkah dalam pengambilan data
Bab III akan membahas mengenai pemprosesan data geofisika dengan menggunakan metode
geofisika Seismik Refraksi, GPR, Geolistrik Tahanan Jenis yang akuisisi datanya dilakukan di
daeraah Karangsambung dalam area Kampus LIPI. Dan juga metode Gayaberat dan Metode
Magnetik yang akuisisi datanya dilakukan di daerah Totogan, Gunung Parang. Pada masing
masing metode akan ada subbab sendiri diantaranya : teori dasar, flow chart pengolahan data dan
pengolahan datanya serta analisis dari masing masing metode.
Bab IV akan membahas mengenai hasil interpretasi dari data yang telah diolah yang didapat di
masing masing daerah tempat akuisisi data.
Bab V merupakan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan interpretasi data
geofisika dari lapangan yang kemudian diakhiri dengan saran untuk perbaikan kuliah lapangan
selanjutnya.
Gambar 2.1.1 Dari kiri , GPS , Gravimeter La Coste & Romberg Model G
2. Stabilkan piringan
aluminium sedatar mungkin dan tidak mudah bergerak agar tidak salah dalam pengukuran.
3. Setelah dipastikan bahwa piringan sudah dalam posisi yang stabil, letakkan gravimeter secara
perlahan-lahan di atas pelat. Usahakan gravimeter dilakukan dengan hati hati agar pegas di
dalam gravimeter tidak terguncang dan rusak.
4. Kemudian lakukan leveling. Untuk mempermudah leveling, geser secara perlahan dan hati
hati gravimeter ke kanan kiri, atas dan bawah sampai kedua gelembung mengambang.
8. Setelah tepat berada pada posisi yang diinginkan, nilai bacaan diperoleh dari counter dan
Nulling Dial. Nilai bacaan paa Counter merupakan bacaan utama,
9. Ketika pengukuran telah selesai, matikan lampu dan kunci pegas ( searah dengan jarum jam )
sampai tidak dapat diputar kembali.
2.1.3 Langkah Langkah Pengambilan Data
Langkah pengambilan data gayaberat :
7
Spasi Pengukuran
: 100m
: 16 stasiun
Cuaca
Stasiun 2-3
Sepanjang stasiun ini terdapat aliran sungai dari Lok Ulo dan ditemukan singkapan batuan breksi
dengan fragmen batuan beku
Stasiun 7-8
Terdapat aliran sungai Lok Ulo dan ditemukan singkapan batuan metamorf, berwarna hijau pucat
dengan kilap mika dipermukaanya
Stasiun 9-12
Pengukuran dilakukan di sepanjang jalan beton pada permukiman warga, terdapat kesulitan dalam
menentukan posisi pengukuran alat, kendaraan motor yang melintasi rute pengukuran, dan kondisi
tanah yang tidak padat membuat piringan tempat meletakkan gravimeter sering bergerak sehingga
membuat kesulitan dalam pengukuran.
Base
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Base
X
353528
354739
354723
354666
354615
354518
354422
354303
354238
354161
354137
354173
354158
354132
354061
354020
353941
353528
Y
Z
9165621
9168243
9168347
9168432
9168522
9168563
9168544
9168583
9168658
9168718
9168623
9168531
9168427
9168328
9168248
9168155
9168088
9165621
76
90
92
98
107
109
107
102
100
101
113
122
133
143
160
176
179
76
Altimeter
-23
-15
-17
-11
-2
1
-2
-5
-4
-3
15
27
39
51
67
81
86
-8
10
11
12
Power ON / OFF, untuk menggaktifan dan menonaktifkan alat, kesalahan dapat menyebabkan
rusaknya dan hilangnya data
START / STOP, untuk mengawali dan mengakhiri pengukuran, saat dalam Operasi Notes dapat
digunakan sebagai backspace
SETUP, untuk pengaturan parameter pengukuran
LEFT/RIGHT, untuk memindahkan kursor
ENTER, membuka dan menutur pengaturan dan juga untuk mengatur signal rate
RECORDS, mengukur data dan meyimpan dalam memori internal
Screen Display
13
Pasangkan antena dengan Magnetic GSM 19 T dengan kabel antenna, letakan satu set alat
pada base dan set alat satu lagi pada seseorang yang membawa ransel antenna untuk
pengukuran
2. Nyalakan alat dengan menekan tombol power, lalu pilih mode survey dan mulai pengukuran
3. Hitung nilai anomaly pada base setiap sepuluh menit.
4. Bagi pengukur, hitung nilai anomaly juga pada base, lalu pergilah ke lokasi pengukuran
5. Mulai pengukuran pada lokasi dengan titik yang cukup jarak dengan noise magnetik seperti
logam, tiang listrik, rumah warga, dan benda-benda elektronik.
6. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap titik dengan galat yang rendah (dibawah 2
nT), lalu catat hasilnya
7. Lakukan pengukuran tiap 50 m sepanjang perjalanan dan catat hasil nya
8. Lakukan pengukuran minimal pada 30 titik agar data anomaly magnetik cukup representatif.
14
Spasi Pengukuran
: 50m
: 33 stasiun ( 1650m )
Cuaca
: Cerah berawan
Gangguan lintasan
Terdapat tiang listik dan kabel listrik pada stasiun 3,7,8,9,10,13,14,15,16,19,21,22,23, dan 26
yang berjarak sekitar 5-10 m dari titik pengukuran
Gambar 2.2.6 Banyaknya parabola di sekitar daerah pengukuran dikarenakan dekat rumah penduduk
15
16
GPS
X
353756
353874
353913
353917
353890
353943
353984
354020
354056
354094
354131
354127
354157
354170
354159
354178
354138
354137
354150
354201
354220
354266
354301
354360
354407
354457
354510
354563
354601
354646
354677
354673
354718
354716
354732
353756
Y
9165538
9167880
9167924
9167973
9168014
9168103
9168130
9168130
9168222
9168255
9168293
9168345
9168383
9168439
9168488
9168532
9168577
9168668
9168719
9168704
9168666
9168633
9168590
9168573
9168554
9168565
9168560
9168560
9168527
9168494
9168454
9168404
9168376
9168319
9168265
9165538
Keterangan
17
18
19
20
nya
13. Kemudian setelah pengukuran pertama selesai, geserlah nomer elektroda AB MN sesuai dengan
konfigurasi elektroda yang digunakan.
2.3.4 Kondisi & Lintasan Pengambilan Data
Lintasan Pengukuran
Lokasi Lintasan
21
Spasi Pengukuran
: 50cm
: 100m
Cuaca
Kondisi tanah
: Basah/berair
Gangguan lintasan
Akar pohon di beberapa titik antara P5-10 hingga P5-11 ; P5-11 hingga P5-12 ; P5-14 hingga P515; P5-16 dan P5-17
Lintasan miring sepanjang P5-9 hingga P5-17
Kebun antara titik P5-20 hingga P5-24
Tanah yang basah dan lembek akibat hujan pada P5-6 dan P5-8
2.3.5 Topografi Lintasan
Koordinat Elektroda
Nama/No
Elektroda
353778
9165614
100
7.5
353778
9165610
92
10
353776
9165609
98.765
12.5
353773
9165605
92
15
353775
9165605
99.83
17.5
353769
9165600
93
20
353773
9165600
98.64
22.5
353768
9165596
94
25
353769
9165596
97.5
27.5
353766
9165589
92
30
353768
9165589
95.95
32.5
353764
9165581
92
35
353765
9165585
92.185
37.5
353764
9165581
90
40
353764
9165583
92.84
42.5
353755
9165677
88
45
353761
9165579
92.57
23
353754
9165571
90
50
353761
9165569
93.85
52.5
353758
9165568
89
55
353760
9165566
92.85
57.5
353753
9165564
89
60
353754
9165562
93.06
62.5
353753
9165558
90
65
353755
9165559
94.1
67.5
353754
9165556
90
70
353749
9165553
92.305
72.5
353752
9165551
87
75
353748
9165550
93.315
77.5
353750
9165547
90
80
353747
916557
94.04
82.5
353746
9165541
89
85
353744
916543
93.13
87.5
353742
9165538
90
90
353740
9165538
92.97
92.5
353739
9165535
88
95
353739
9165533
92.27
97.5
353736
9165532
88
100
353737
9165530
91.18
Elevasi
Topografi Lintasan
125
120
115
110
105
100
95
90
85
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100105110115120125
Offset
24
25
Satu orang yang memegang PC eksternal dan sekaligus sebagai penginput data
Dua orang untuk memosisikan alat pada titik survey dan menjaga alat
Spasi Pengukuran
: 50cm
: 80m
Cuaca
: Cerah bearawan
Kondisi tanah
: Basah/berair
Gangguan lintasan
27
28
Akar pohon di beberapa titik antara P5-10 hingga P5-11 ; P5-11 hingga P5-12 ; P5-14 hingga P515; P5-16 dan P5-17
Lintasan miring sepanjang P5-9 hingga P5-17
Kebun antara titik P5-20 hingga P5-24
Tanah yang basah dan lembek akibat hujan pada P5-6 dan P5-8
2.2.5 Topografi Lintasan
Topografi lintasan untuk metode GPR Shielded 250MHz
STA
P5-1
P5-2
P5-3
P5-4
UTM X
353778
353776
353775
353773
UTM Y
9165614
9165609
9165605
9165600
Elevasi
100
99
100
99
29
353769
353768
9165596
9165589
98
97
353761
353761
353760
353754
353755
353749
353748
353747
353744
353740
353739
9165579
9165569
9165566
9165562
9165559
9165553
9165550
916557
916543
9165538
9165533
93
94
93
93
94
92
93
94
93
93
93
P5-20
353737
9165530
92
Elevasi
115
105
95
85
0
UTM X
353778
353776
353775
353773
353769
UTM Y
9165614
9165609
9165605
9165600
9165596
Elevasi
100
99
100
99
98
30
353768
9165589
97
353762
353764
353757
353755
353753
353752
353747
353747
353745
353743
353744
353742
916556
9165562
9165561
916557
916555
916551
9165543
916545
916538
9165534
9165535
9165539
104
103
103
103
104
103
104
98
97
98
98
97
Elevasi
115
105
95
85
0
31
6. Buka Software Vista dan pastikan sudah terhubung dengan DAQ LINK III , cek IP address dan
settingnya
7. Selanjutnya setiap trigger/shot yang dilakukan akan terekam pada software VISTA
8. Jangan lupa untuk menyimpan semua hasil rekaman pada tiap shot.
2.5.3 Langkah Langkah Pengambilan Data
Langkah pengambilan data metode Seismik Refraksi adalah sebagai berikut :
1. Tentukan line pengukuran sebagai berikut :
Gunakan 24 channel dengan offset 5 meter
Near shot berjarak 2.5 meter dari geophone 1
Far shot berjarak 2.5 meter dari geophone 24
Mid shot berada diantara geophone 12 dan 13 berjarak 2.5 meter dari masing masing
geophone
Phantom shot ( 2 kali ) berjarak setengah spread yaitu 57.5 dari geophone 1 dan geophone 24
Sketsa lintasan :
33
2. Lakukan pengukuran koordinat dan elevasi dari tiap geophone dengan GPS
3. Lakukan pengukuran elevasi dengan menggunakan waterpass untuk akurasi yang lebih akurat
34
5. Bentangkan kabel dan pasangkan pada geophone lalu hubungkan ke DAQ LINK III
35
Lokasi
Cuaca
: Cerah bearawan
Kondisi tanah
: Basah/berair
Jumlah Channel
: 24
:5m
Panjang lintasan
: 120 m
Gangguan lintasan
: Geophone 9-10
36
: Geophone 5
37
STA
UTM X
UTM Y
Elevasi
(m)
BA
BT= ( BA+BB
)/2
BB
Sta.
blkg
Sta. dpn
BA
BT= ( BA+BB
)/2
BB
Beda Tinggi
BT blkg - BT
dpn (mm)
Elevasi
Sebenarnya
100
P5-1
353778 9165614
100
0
1
P5-2
353776 9165609
99
2
P5-3
353775 9165605
100
3
P5-4
353773 9165600
99
4
P5-5
353769 9165596
98
5
P5-6
353768 9165589
97
6
P5-7
353765 9165585
94
7
P5-8
353764 9165583
94
740
665
580
960
900
845
1100
1070
1040
1445
1430
1420
1950
1930
1900
200
145
105
2035
1960
2900
960
900
845
1100
1070
1040
1445
1430
1420
1950
1930
0
2990
2945
2900
2035
1960
2900
3180
3120
3070
-235
98.765
99.83
10
98.64
15
97.5
20
95.95
25
92.185
30
92.84
35
-170
-360
-500
-1050
-1815
-1160
38
353761 9165579
93
9
P5-10
353761 9165569
94
10
P5-11
353760 9165566
93
11
P5-12
353754 9165562
93
12
P5-13
353755 9165559
94
13
P5-14
353749 9165553
92
14
P5-15
353748 9165550
93
15
P5-16
353747
916557
94
16
P5-17
353744
916543
93
17
P5-18
353740 9165538
93
1150
1060
975
1588
1490
1390
1700
1640
1570
1830
1790
1740
1750
1730
1710
1630
1610
1590
1335
1305
1275
1035
980
925
1025
940
865
910
810
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1588
1490
1390
1700
1640
1570
1830
1790
1740
1750
1730
1710
1630
1610
1590
1335
1305
1275
1035
980
925
1025
940
865
910
810
710
970
840
-430
92.57
40
93.85
45
92.85
50
93.06
55
94.1
60
92.305
65
93.315
70
94.04
75
93.13
80
92.97
85
-150
-150
60
100
305
315
40
130
-30
39
18
P5-19
353739 9165533
93
19
P5-20
353737 9165530
92
20
P5-21
353736 9165526
91
21
P5-22
353731 9165521
90
22
P5-23
353730 9165516
89
23
P5-24
353721 9165513
89
710
970
840
710
90
10
-70
855
830
795
1890
1870
1850
335
320
305
1550
1535
1520
19
20
21
22
23
24
710
1670
1570
1460
855
830
795
1890
1870
1850
2430
2390
2350
1550
1535
1520
2220
2180
2150
-730
92.27
90
91.18
95
89.96
100
89.48
105
87.785
110
88.355
115
-820
-1040
-520
-1215
-645
Tabel 2.5.1 Tabel data topografi lintasan Seismik Refraksi dengan GPS dan Waterpass
40
Topografi Lintasan
125
120
Elevasi
115
110
105
100
95
90
85
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100105110115120125
Offset
41
Dimana :
F
: Besar gaya gravitasi antara dua titik massa yang ada ( Newton )
Metode gayaberat memiliki koreksi dalam pengolahan data yang beragam, koreksi dalam metode gaya
berat adalah sebagai berikut :
42
Dimana
: Gravitasi terkoreksi Tidal
: Gravitasi pada permukaan alat
: Nilai koreksi pasang surut
( )
( )
Koreksi Lintang
Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna, tetapi pepat pada
daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada perbedaan nilai gravitasi
karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat ditulis
sebagai berikut :
( )
Dimana
( )
Dimana
: Gravitasi terkoreksi udara bebas
: Ketinggian permukaan dari datum (msl)
Koreksi Bouguer
Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat antara stasiun
pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis
sebagai berikut :
Dimana :
: Gravitasi terkoreksi Bouguer
: Densitas Batuan (
44
Time
Alt(m)
Time
(Minute)
8:02
8:12
-1
10
8:22
-3
20
8:32
-4
30
8:42
-3
40
8:52
-1
50
9:02
-2
60
9:12
70
9:22
-1
80
9:32
90
9:42
100
9:52
110
10:02
120
10:12
130
10:22
140
10:32
150
10:42
160
10:52
10
170
11:02
11
180
11:12
12
190
11:22
12
200
11:32
11
210
11:42
14
220
11:52
16
230
12:02
17
240
12:12
18
250
12:22
18
260
12:32
16
270
Dibawah ini grafik gravimeter harian di base dengan pendekatan polynomial orde ke-6,
45
Grafik altimeter diatas menunjukkan perubahan kurva altimeter yang awalnya menurun dan kemudian
menaik secara drastis sampai akhir pengukuran.
Data kedua adalah data yang diambil dari lapangan secara aktif dengan spasi antar stasiun 100 m, dengan
catatan stasiun 1 dengan base memiliki jarak yang tidak sama. Data yang diperoleh yaitu
Data stasiun
Koordinat berupa UTM X dan UTM Y atau berupa Latitude dan Longitude
Waktu pengukuran
Data terrain
46
Input Data
Perhitungan H
Tide Correction
Penentuan G
Observasi
Terrain
Correction
Perhitungan CBA
Analisis Densitas
Spectral Analysis
Pemodelan
Analisis Geologi
47
persamaan ini digunakan untuk mencari koreksi altimeter dengan input data Time (minute)
Berikut ini pengolahan data topografi pengukuran gaya berat di stasiun, Nilai dari ketinggian yang
benar didapatkan dengan cara mengurangkan data ketinggian lapangan dengan hasil dari koreksi drift
altimeter. Koreksi drift altimeter didapat dari persamaan:
48
109.6724
-7.54641
109.6834
-7.52273
109.6833
-7.52179
109.6828
-7.52102
109.6823
-7.5202
109.6814
-7.51983
109.6806
-7.52
109.6795
-7.51964
109.6789
-7.51896
109.6782
-7.51842
109.678
-7.51928
109.6783
-7.52011
109.6782
-7.52105
109.6779
-7.52195
109.6773
-7.52267
109.6769
-7.52351
109.6762
-7.52411
109.6724
-7.54641
-23
-15
-17
-11
-2
1
-2
-5
-4
-3
15
27
39
51
67
81
86
-8
Waktu
2. Tide Correction
Tide Correction adalah koreksi gravitasi karena adanya variasi harian. Perputaran bumi baik itu rotasi
dan revolusi dapat memengaruhi nilai gravitasi dari suatu daerah. Normalnya pengaruh tersebut dapat
diabaikan karena satuannya mGal, akan tetapi metode gayaberat justru sangat bergantung pada variasi
nilai gravitasi yang sangat kecil. Sehingga perubahan tersebut mutlak harus kita konsiderasikan.
Berikut ini table pengolahan data Tide Correction dengan software Tide.exe,
Data Tide dari Tide.exe
Time
TC(mgal)
Time(Minute)
7:59
-0,007
479
8:00
-0,006
480
8:01
-0,005
481
8:02
-0,004
482
8:03
-0,003
483
8:04
-0,002
484
8:05
-0,001
485
8:07
487
8:08
0,001
488
8:09
0,002
489
8:10
0,003
490
8:11
0,004
491
8:12
0,005
492
8:13
0,006
493
8:14
0,007
494
49
0,008
496
8:17
0,009
497
8:18
0,01
498
8:19
0,011
499
8:20
0,012
500
8:21
0,013
501
8:22
0,014
502
8:24
0,015
504
8:25
0,016
505
8:26
0,017
506
8:27
0,018
507
8:28
0,019
508
8:29
0,02
509
8:31
0,021
511
8:32
0,022
512
8:33
0,023
513
8:34
0,024
514
8:35
0,025
515
8:36
0,026
516
8:38
0,027
518
8:39
0,028
519
8:40
0,029
520
8:41
0,03
521
8:42
0,031
522
8:44
0,032
524
8:45
0,033
525
8:46
0,034
526
8:47
0,035
527
8:49
0,036
529
8:50
0,037
530
8:51
0,038
531
8:52
0,039
532
8:54
0,04
534
8:55
0,041
535
8:56
0,042
536
8:57
0,043
537
8:59
0,044
539
50
0,045
540
9:01
0,046
541
9:03
0,047
543
9:04
0,048
544
9:05
0,049
545
9:06
0,05
546
9:08
0,051
548
9:09
0,052
549
9:10
0,053
550
9:12
0,054
552
9:13
0,055
553
9:14
0,056
554
9:16
0,057
556
9:17
0,058
557
9:18
0,059
558
9:20
0,06
560
9:21
0,061
561
9:22
0,062
562
9:24
0,063
564
9:25
0,064
565
9:27
0,065
567
9:28
0,066
568
9:29
0,067
569
9:31
0,068
571
9:32
0,069
572
9:34
0,07
574
9:35
0,071
575
9:36
0,072
576
9:38
0,073
578
9:39
0,074
579
9:41
0,075
581
9:42
0,076
582
9:44
0,077
584
9:45
0,078
585
9:47
0,079
587
9:48
0,08
588
9:50
0,081
590
51
0,082
591
9:53
0,083
593
9:54
0,084
594
9:56
0,085
596
9:57
0,086
597
9:59
0,087
599
10:00
0,088
600
10:02
0,089
602
10:04
0,09
604
10:06
0,091
606
10:08
0,092
608
10:09
0,093
609
10:11
0,094
611
10:13
0,095
613
10:15
0,096
615
10:17
0,097
617
10:20
0,098
620
10:22
0,099
622
10:24
0,1
624
10:27
0,101
627
10:29
0,102
629
10:32
0,103
632
10:35
0,104
635
10:38
0,105
638
10:41
0,106
641
10:44
0,107
644
10:48
0,108
648
10:53
0,109
653
10:58
0,11
658
11:04
0,111
664
11:15
0,112
675
11:30
0,111
690
11:41
0,11
701
11:47
0,109
707
11:52
0,108
712
11:56
0,107
716
12:00
0,106
720
52
0,105
723
12:06
0,104
726
12:09
0,103
729
12:11
0,102
731
12:14
0,101
734
12:16
0,1
736
12:19
0,099
739
12:21
0,098
741
12:24
0,097
744
12:26
0,096
746
12:28
0,095
748
12:30
0,094
750
12:32
0,093
752
12:34
0,092
754
12:36
0,091
756
12:38
0,09
758
12:40
0,089
760
12:42
0,088
762
12:44
0,087
764
12:46
0,086
766
12:47
0,085
767
12:49
0,084
769
12:51
0,083
771
12:53
0,082
773
12:54
0,081
774
12:56
0,08
776
12:58
0,079
778
12:59
0,078
779
13:01
0,077
781
13:03
0,076
783
53
Stasiun
BASE
ST-01
8:48
528
0,036
ST-02
8:57
537
0,043
ST-03
9:08
548
0,051
ST-04
9:17
557
0,058
ST-05
9:24
564
0,063
ST-06
9:31
571
0,068
ST-07
9:39
579
0,074
ST-08
9:50
590
0,081
ST-09
10:09
609
0,093
ST-10
10:16
616
0,097
ST-11
10:27
627
0,101
ST-12
10:34
634
0,104
ST-13
10:42
642
0,106
ST-14
10:51
651
0,109
ST-15
10:57
657
0,11
ST-16
11:04
12:03
664
0,111
723
0,105
BASE
0,007
3. Penentuan G observasi
Perhitungan G Observasi melalui beberapa tahap yaitu:
1. Menghitung G konversi dengan cara:
((
5. Menghitung G
6. Menghitung G obs
-0.971
H True
150
100
50
0
978180.000 978185.000 978190.000 978195.000 978200.000 978205.000
G obs
4. Terrain Correction ( TC )
Berikut adalah table pengukuran terrain Correction pada pengukuran tiap stasiun
55
Nama Sts
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
20
Base
ST 1
ST 2
ST 3
ST 4
ST 5
ST 6
ST 7
ST 8
ST 9
ST 10
ST 11
ST 12
ST 13
ST 14
ST 15
ST 16
Base
-1
0
1
2
-2
-3
-2
-1
-3
-5
-2
-2
-4
-2
-4
-2
2
-1
-1.5
2
0.5
-1
3
4
4
1
1
2
0
2
2
3
3
2.5
-3
-1.5
0
2
3.5
-6
-2.5
4
0
1
-2
0.5
1.5
1
1
1
5
3
0
0
-1
1.5
1.5
6
2
-2.5
0
2
1
-1
4
2
-2
-1
-4
-3
2
-1
0.002421
0
0.002421
0.00847
0.00847
0.016351
0.00847
0.002421
0.016351
0.034159
0.00847
0.00847
0.025064
0.00847
0.025064
0.00847
0.00847
0.002421
0.005121
0.00847
0.000632
0.002421
0.016351
0.025064
0.025064
0.002421
0.002421
0.00847
0
0.00847
0.00847
0.016351
0.016351
0.012262
0.016351
0.005121
0
0.00847
0.02064
0.043426
0.012262
0.025064
0
0.002421
0.00847
0.000632
0.005121
0.002421
0.002421
0.002421
0.034159
0.016351
0
0
0.002421
0.005121
0.005121
0.043426
0.00847
0.012262
0
0.00847
0.002421
0.002421
0.025064
0.00847
0.00847
0.002421
0.025064
0.016351
0.00847
0.002421
0.027398
0.060669
0.079237
0.268796
0.125272
0.216537
0.092219
0.043267
0.081574
0.125626
0.106302
0.076538
0.12217
0.081574
0.276754
0.146943
0.091551
0.027398
Tabel 3.1.7 Proses pengukuran TC-Terrain Correction pada masing masing stasiun
Maka diperoleh
2.75
( )
3. BC
Nilai awalnya didapatkan dari perkiraan dengan berdasarkan geologi dan referensi.Nilai yang
sebenarnya akan didapatkan setelah kita mencari densitas menggunakan metode parasnis ataupun
nettleton.
4. CBA
56
BASE
ST -01
ST -02
ST -03
ST -04
ST -05
ST -06
ST -07
ST -08
ST -09
ST -10
ST -11
ST -12
ST -13
ST -14
ST -15
ST -16
ST -17
x (long)
y (lat)
h(m)
Gobs (mGal)
G() (mGal)
FAC
FAA
BC
TC total
CBA
109.6724
-7.54641
55.209
978201.635
-0.1317
978121.662
17.032
97.005
6.354
0.027398
90.679
109.6834
-7.52273
64.594
978200.736
-0.1313
978121.102
19.927
99.561
7.434
0.060669
92.188
109.6833
-7.52179
62.094
978201.921
-0.1313
978121.080
19.156
99.997
7.146
0.079237
92.930
109.6828
-7.52102
67.333
978201.321
-0.1313
978121.061
20.772
101.031
7.749
0.268796
93.551
109.6823
-7.5202
75.670
978200.024
-0.1313
978121.042
23.344
102.326
8.709
0.125272
93.743
109.6814
-7.51983
78.162
978200.061
-0.1312
978121.033
24.113
103.141
8.995
0.216537
94.362
109.6806
-7.52
74.672
978200.976
-0.1312
978121.037
23.036
102.975
8.594
0.092219
94.473
109.6795
-7.51964
71.140
978201.675
-0.1312
978121.029
21.947
102.592
8.187
0.043267
94.448
109.6789
-7.51896
71.456
978202.211
-0.1312
978121.013
22.044
103.243
8.224
0.081574
95.100
109.6782
-7.51842
71.329
978202.024
-0.1312
978121.000
22.005
103.028
8.209
0.125626
94.945
109.678
-7.51928
88.899
978199.211
-0.1312
978121.020
27.425
105.615
10.231
0.106302
95.491
109.6783
-7.52011
100.165
978196.468
-0.1313
978121.040
30.901
106.329
11.528
0.076538
94.877
109.6782
-7.52105
111.645
978193.992
-0.1313
978121.062
34.443
107.373
12.849
0.122170
94.646
109.6779
-7.52195
122.989
978191.568
-0.1313
978121.083
37.942
108.426
14.154
0.081574
94.354
109.6773
-7.52267
138.160
978188.028
-0.1313
978121.100
42.622
109.550
15.901
0.276754
93.926
109.6769
-7.52351
151.553
978181.153
-0.1313
978121.120
46.754
106.787
17.442
0.146943
89.492
109.6762
-7.52411
155.791
978184.757
-0.1313
978121.134
48.061
111.684
17.930
0.091551
93.846
109.6724
-7.54641
55.209
978201.635
-0.1317
978121.662
17.032
97.005
6.354
0.027398
90.679
Maka diperoleh,
Densitas Hasil Nettleton =
2.75
5. Penentuan Densitas
5.5.1
Metode Parasnis
57
h(m)
Gobs (mGal)
lat(rad)
G() (mGal)
FAC
FAA
BC/
TC/
BC/ - TC/
109.6723897 -7.546409797
55.209
978201.635
-0.1317
978121.662
17.032
97.005
2.3104967
0.009963
2.300533733
109.6834357 -7.522731413
64.594
978200.736
-0.1313
978121.102
19.927
99.561
2.7032634
0.022062
2.681201863
109.6832935 -7.521790472
62.094
978201.921
-0.1313
978121.080
19.156
99.997
2.5986304
0.028813
2.569817048
109.6827793 -7.521020238
67.333
978201.321
-0.1313
978121.061
20.772
101.031
2.817872
0.097744
2.720128108
109.6823196 -7.520204951
75.670
978200.024
-0.1313
978121.042
23.344
102.326
3.1668101
0.045553
3.121256686
109.6814418 -7.519831534
78.162
978200.061
-0.1312
978121.033
24.113
103.141
3.2710758
0.078741
3.19233514
109.6805713 -7.520000741
74.672
978200.976
-0.1312
978121.037
23.036
102.975
3.1250129
0.033534
3.091478651
109.679494 -7.519644806
71.140
978201.675
-0.1312
978121.029
21.947
102.592
2.9772163
0.015733
2.961482933
109.6789071 -7.518964785
71.456
978202.211
-0.1312
978121.013
22.044
103.243
2.9904285
0.029663
2.960765333
109.678211 -7.518420084
71.329
978202.024
-0.1312
978121.000
22.005
103.028
2.9851322
0.045682
2.939449879
88.899
978199.211
-0.1312
978121.020
27.425
105.615
3.7204111
0.038655
3.681755995
-7.52011151
100.165
978196.468
-0.1313
978121.040
30.901
106.329
4.1918945
0.027832
4.164062553
109.6781758 -7.521051604
111.645
978193.992
-0.1313
978121.062
34.443
107.373
4.6723531
0.044426
4.627927501
109.6779375 -7.521946181
122.989
978191.568
-0.1313
978121.083
37.942
108.426
5.1470768
0.029663
5.117413719
109.6772919 -7.522667705
138.160
978188.028
-0.1313
978121.100
42.622
109.550
5.7820072
0.100638
5.681369297
109.6769178
-7.52350761
151.553
978181.153
-0.1313
978121.120
46.754
106.787
6.3424947
0.053434
6.289060794
109.6762001
-7.52411135
155.791
978184.757
-0.1313
978121.134
48.061
111.684
6.5198481
0.033291
6.486556659
109.6723897 -7.546409797
55.209
978201.635
-0.1317
978121.662
17.032
97.005
2.3104967
0.009963
2.300533733
109.6779909 -7.519278543
109.6783146
Tabel 3.1.10 Perhitungan Terrain Correction (Inner Zone) melalui metode Parasnis
Berikut ini tabel radius dalam dan luar beserta perhitungan Terrain Correction,
rL=
100
rD=
5.5.2
Metode Nettleton
Berikut ini pengukuran CBA melalui metode Nettleton,
*terlampir
CBA
Base
1
2
3
353528
354739
354723
354666
9165621
9168243
9168347
9168432
90.67891
92.1877
92.9299
93.55107
58
354615
354518
354422
354303
354238
354161
354137
354173
354158
354132
354061
354020
353941
353528
9168522
9168563
9168544
9168583
9168658
9168718
9168623
9168531
9168427
9168328
9168248
9168155
9168088
9165621
93.74282
94.36189
94.47311
94.44831
95.10048
94.94499
95.49059
94.87747
94.64601
94.35353
93.92643
89.49222
93.84601
90.67891
2. Masukkan sumbu X adalah UTM X, sumbu Y adalah UTM Y, sumbu Z adalah nilai CBA.
59
60
Gambar 3.1.8 Penentuan lima line / slice pada peta kontur CBA
6. Ubah format .bln hasil digitize dengan cara Grid > Slicing lalu masukkan hasil digitize kita
sehingga kita memiliki outputnya berupa .dat
61
7. Dengan menggunakan Ms. Excel kita buka hasil slice berbentuk .dat tadi maka akan ditampilkan
nilai UTM X, UTM Y, spasi, dan nilai CBA
X
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
354005.8619
Y
9168708.665
9168668.048
9168618.097
9168568.145
9168518.194
9168468.242
9168418.29
9168368.339
9168318.387
9168268.435
9168218.484
9168168.532
9168118.581
9168068.629
9168018.677
9167968.726
9167918.774
9167868.823
9167818.871
9167768.919
9167718.968
Spasi
CBA
0
40.6168729
90.56848581
140.5200987
190.4717116
240.4233245
290.3749374
340.3265503
390.2781632
440.2297761
490.181389
540.1330019
590.0846148
640.0362277
689.9878406
739.9394535
789.8910665
839.8426794
889.7942923
939.7459052
989.6975181
95.25057131
95.2715928
95.25956551
95.18497075
95.06064665
94.90597011
94.72190717
94.48856502
94.15687139
93.59533601
92.35856895
90.78363224
91.1500949
92.07321783
92.41482616
92.52319119
92.54803721
92.5366928
92.50754325
92.46889989
92.42496667
62
CBA Interpol
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1050
95.250571
95.269334
95.245481
95.161376
95.031142
94.870682
94.676945
94.42433
94.047583
93.353432
92.048996
90.85602
91.333335
92.141358
92.436547
92.528195
92.545741
92.530765
92.499648
92.459881
92.41529
92.367984
Spasi Kumulatif adalah spasi yang sudah disamakan yaitu sebesar 50 m. CBA Interpol adalah
hasil interpolasi CBA yang menyesuaikan dengan pengaturan spasi.
9. Kemudian hasil yang sudah diatur tersebut kita save dalam format *.xy
63
10. Hasil berupa .SPK kita buka sehingga kita dapatkan hasil seperti di bawah ini. Kolom pertama
merupakan nilai real, kolom kedua merupakan nilai imajiner. Baris pertama pada kolom nilai real
adalah nilai interval frekuensi.
64
Imajiner
0.00E+00
-2.71E+01
-1.30E+01
-2.49E+00
-7.36E+00
-1.35E+00
-3.22E+00
-1.59E+00
-1.08E+00
Frekuensi
0
5.71E-04
0.001142857
1.71E-03
0.002285714
2.86E-03
0.003428571
4.00E-03
0.004571429
65
-1.29E+00
-2.86E-01
-7.98E-01
-3.84E-02
-3.31E-01
-8.94E-02
3.36E-02
-2.02E-01
5.14E-03
0.005714286
6.29E-03
0.006857143
7.43E-03
0.008
8.57E-03
0.009142857
11. Dari ketiga data tersebut kita bisa mencari nilai A, k, dan LN A. A atau Amplitudo bisa kita cari
menggunakan persamaan:
Dimana f adalah nilai dari frekuensi. LN A adalah hasil logaritma natural dari A. Berikut adalah
contoh pengolahannya:
Real
3.24E+03
8.09E+00
-1.32E+01
-3.09E+00
-6.08E+00
-6.37E+00
-4.44E+00
-6.28E+00
-4.57E+00
-5.41E+00
-4.77E+00
-4.74E+00
-4.79E+00
-4.29E+00
-4.66E+00
-4.13E+00
-4.43E+00
Imajiner
0.00E+00
-2.71E+01
-1.30E+01
-2.49E+00
-7.36E+00
-1.35E+00
-3.22E+00
-1.59E+00
-1.08E+00
-1.29E+00
-2.86E-01
-7.98E-01
-3.84E-02
-3.31E-01
-8.94E-02
3.36E-02
-2.02E-01
Frekuensi
0
5.71E-04
0.001142857
1.71E-03
0.002285714
2.86E-03
0.003428571
4.00E-03
0.004571429
5.14E-03
0.005714286
6.29E-03
0.006857143
7.43E-03
0.008
8.57E-03
0.009142857
A
3240.400225
28.30308482
18.50187714
3.966887038
9.543580892
6.51037076
5.481256316
6.480032733
4.694109889
5.558410285
4.777826364
4.805493131
4.786422058
4.304306488
4.665307098
4.126877973
4.435842582
k
0
0.003590392
0.007180783
0.010771175
0.014361566
0.017951958
0.02154235
0.025132741
0.028723133
0.032313524
0.035903916
0.039494308
0.043084699
0.046675091
0.050265482
0.053855874
0.057446266
Ln A
8.08345213
3.3429708
2.91787219
1.37798167
2.25586877
1.87339641
1.70133433
1.86872556
1.54630851
1.71531215
1.56398571
1.56975967
1.56578317
1.45961603
1.54015366
1.41752118
1.48971758
66
12. Selanjutnya kita plotting nilai k terhadap Ln A. Nilai k sebagai axis dan Ln A sebagai ordinat.
9
8
7
6
5
Series1
4
3
2
1
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
13. Setengah dari data tersebut akan kita gunakan untuk analisis regional dan residual sehingga bisa
didapatkan nilai window untuk pemetaan regional dan residual. Analisis dilakukan dengan cara
mencari dua trend linear yang saling berpotongan dan nantinya diambil nilai k perpotongannya yang
kita sebut k cut off.
Slice 1
9
8
7
6
Regional
Residual
4
y3= -1320.3x + 8.0835
Linear (Regional)
Linear (Residual)
2
1
y = -14.844x + 2.2127
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
67
Slice 2
9
8
7
y = -1106.5x + 7.7456
Regional
Residual
Linear (Regional)
y = -13.197x + 2.1749
Linear (Residual)
2
1
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
Slice 3
10
8
Residual
Regional
Noise
y = -1369.1x + 7.9687
4
Linear (Residual)
y = -4.1799x + 1.7908
Linear (Regional)
2
y = -53.531x + 2.9253
0
0
0.01
0.02
Linear (Noise)
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Slice 4
68
Residual
Regional
y = -2548.8x + 8.6501
noise
Linear (Residual)
Linear (Regional)
3
Linear (noise)
y = -68.263x + 3.1433
2
y = -5.4472x + 1.1602
1
0
0.00E+001.00E-022.00E-023.00E-024.00E-025.00E-026.00E-027.00E-02
Gambar 3.1.14 Grafik line 4 untuk analisis regional dan residual
Slice 5
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Residual
Regional
y = -2567.4x + 8.6468
Noise
Linear (Residual)
Linear (Noise)
y = -91.653x + 3.2641
y = -14.051x + 1.4999
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
Linear (Noise)
0.07
69
m1
m2
-1320
-14.84
-1106
-13.19
-1369
-53.53
-2548
-68.26
-2567
-91.65
m1-m2
1305.16
1092.81
1315.47
2479.74
2475.35
c1
c2
c2-c1
8.083
2.212
-5.871
0.004498299
13.96791
7.745
2.174
-5.571
0.005097867
12.32513
7.968
2.925
-5.043
0.003833611
16.38973
8.65
3.143
-5.507
0.002220797
28.29247
8.646
3.264
-5.382
0.002174238
28.89833
average
True Window
19.97472
21
Nilai rata-rata yang didapatkan adalah 19.97472, akan tetapi dalam penentuan window harga yang
tidak bulat harus dibulatkan ke atas dan diganjilkan. Sehingga nilai window sebenarnya yang akan
digunakan dalam pemisahan dan pemetaan residual dan regional adalah sebesar 21.
15. Proses pemisahan dan pemetaan regional dan residual menggunakan metode moving average yang
ada di software Surfer 9.
70
71
17. Hasil dari proses tadi adalah berupa peta anomali residual:
72
Penampang dilakukan dari poin A ke poin B dalam satu garis lurus yang memotong kontur. Pemilihan
posisi garis penampang didasarkan pada area survey sehingga tingkat kebenarannya lebih tinggi. Data
hasil slicing tersebut adalah:
Gambar 3.1.20 Data Penampang A-B model.dta . Kolom kiri adalah nilai anomali dan kolom kanan adalah besar
spasi.
Number of point 16
Spasi 50
Measure meters
73
Terdapat lima body batuan dan empat jenis batuan. Warna biru tua kehitam-hitaman (tengah model)
memiliki dua body, keduanya dipisahkan oleh struktur sesar. Batuan ini memiliki kontras densitas sebesar
+0.5890. Warna biru terang di bagian bawah gambar memiliki kontras densitas sebesar -1.326. Warna
biru gelap di bagian atas memiliki kontras densitas sebesar -1.060. Warna merah memiliki kontras
densitas sebesar +3.1887.
3.1.3 Analisis
Pada pemodelan di atas, kami menginterpretasikan berdasarkan literatur dan pengamatan geologi secara
kasar. Nilai densitas rata-rata menggunakan Metode Parasnis pada processing sebelumnya memberikan
nilai sebesar 2.75. Maka, untuk menentukan nilai densitas dari tubuh-tubuh batuan yang ada di model
adalah dengan menambahkannya dengan nilai kontras densitasnya.
74
Gambar 3.1.22 Tabel Densitas. Sumber: Telford et al., 2001. Applied Geophysics Second Edition.
Cambridge University Press.
Warna biru tua, kontras densitas +0.3046. Maka densitasnya sebesar 3.0546 gr/cc. Menurut literatur nilai
sebesar 3.0546 merupakan batuan beku atau batuan metamorf. Saat survey, ditemukan singkapan
otobreksia yang merupakan breksi berfragmen basalt serta singkapan batuan beku basalt. Singkapan ini
dapat ditemukan pada stasiun kedua dan ketiga sepanjang aliran sungai Lok Ulo. Asumsi ini juga
didukung dari pengamatan secara visual dalam survey magnetik bahwa adanya singkapan batuan beku
yang posisinya cukup dekat dengan lintasan survey. Sehingga, kami menyimpulkan bahwa warna biru tua
dengan kontras densitas sebesar +0.3046 merupakan tubuh batuan beku basalt.
Warna biru terang di bagian bawah model, kontras densitas -0.459. Maka densitasnya sebesar 2.291 gr/cc.
Menurut literatur, nilai densitas sebesar 2.291 merupakan tubuh batuan sedimen basah (wet sediment).
Apabila ditinjau dari kondisi regional Karangsambung, daerah Karangsambung pada umumnya terdiri
dari satuan lempung, basalt, batupasir, konglomerat, dan gamping (Asikin et al., 1992). Ketika survey,
ditemukan singkapan batulempung pada stasiun-stasiun akhir (dekat SD Totogan). Mengingat dominasi
75
76
Soi
Basal
t
Batulempung
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetic dengan komponen horizontal yang dihitung dari
utara menuju timur
77
Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari
bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal
Medan Magnetik Total (F), yaitu besar dari vector medang magnetik total
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan nilai-nilai medan utama
magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui setiap 5 tahun sekali.
Pengaksesan Data IGRF
IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field. Merupakan medan acuan
geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi
(H0). Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik
di permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei geomagnetik, sehingga perlu
dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil
pengukuran dilakukan karena nilai yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik
(Hr0).
Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik total dari hasil pengukuran
di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun nilai IGRF tidak menjadi target survei, namun
nilai ini bersama-sama dengan nilai sudut inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat
memasukkan pemodelan dan interpretasi.
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka dilakukan koreksi terhadap data
medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup
koreksi harian, IGRF dan topografi.
1. Koreksi Harian
Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan magnetik bumi akibat adanya
perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu
atau sesuai dengan waktu pengukuran data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran)
yang akan dikoreksi. Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara
menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang
akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara
78
79
Spasi pengukuran data sebesar 50 meter berdasarkan jarak yang ditunjukkan pada GPS. Data ketinggian
tidak ditampilkan akibat ketidakakuratan alat saat pengukuran. Berikut data lapangan yang diperoleh.
Stasiun
Waktu
GPS
Tobs
Keterangan
80
T1
T2
T3
8:16
353756
9165538
45,002,235
45002,27
45002,26
8:42
353874
9167880
45229,46
45229,82
45229,93
8:45
353913
9167924
45133,02
45132,96
45132,59
8:47
353917
9167973
45073,38
45073,18
45073,5
8:50
353890
9168014
45076,6
45076,92
45076,82
8:55
353943
9168103
45072,06
45072,26
45072,27
8:56
353984
9168130
45068,49
45069,03
45068,48
8:59
354020
9168130
45055,98
45056,07
45055,73
9:02
354056
9168222
45042,96
45043,19
45042,87
9:06
354094
9168255
45095,33
45094,51
45094,62
10
9:09
354131
9168293
45066,44
45066,58
45066,53
11
9:11
354127
9168345
45033,45
45034
45034,54
12
9:17
354157
9168383
45031,68
45031,85
45031,91
13
9:19
354170
9168439
45077,42
45077,52
45077,65
14
9:23
354159
9168488
45044,89
45046,12
45045,89
15
9:26
354178
9168532
45044,49
45045,35
45045,33
16
9:28
354138
9168577
45029,52
45029,38
45029,73
tiang listrik
17
9:32
354137
9168668
45371,89
45369,67
45399,74
18
9:36
354150
9168719
45044,18
45043,84
45043,2
19
9:39
354201
9168704
44998,71
44998,98
44999,91
20
9:43
354220
9168666
44913,69
44912,92
44913,03
21
9:45
354266
9168633
45089,05
45089,56
45089,07
22
9:53
354301
9168590
45024,39
45024,18
45023,58
23
9:56
354360
9168573
45021,16
45021,64
45022,18
24
10:01
354407
9168554
44919,82
44920,26
44919,97
25
10:03
354457
9168565
44998,7
44998,16
44998,18
26
10:07
354510
9168560
45020,27
45020,82
45021,81
27
10:10
354563
9168560
45039,08
45038,65
45040,06
28
10:13
354601
9168527
45012,79
45012,83
45012,25
29
10:16
354646
9168494
45047,33
45045,5
45046,06
30
10:19
354677
9168454
45109,5
45109,41
45108,91
31
10:22
354673
9168404
45124,88
45125,26
45124,01
32
10:25
354718
9168376
45336,5
45337,15
45336,63
Base
81
10:27
354716
9168319
45078,15
45079,94
45079,2
34
10:30
354732
9168265
44951,9
44952,65
44951,95
11:07
353756
9165538
44969,61
44969,55
44,969,584
Base
Data pada base yang diambil dari alat Scintrex berupa waktu dan pembacaan magnetik (T). Berikut data
pengukuran di base.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Waktu
8:16
8:26
8:36
8:46
8:56
9:06
9:16
9:26
9:36
9:46
9:56
10:06
10:16
10:26
10:36
10:46
10:56
11:06
11:16
11:26
11:36
T
44967,22
44965,40
44964,52
44966,09
44965,05
44963,18
44964,71
44963,42
44956,11
44953,43
44954,25
44953,74
44960,29
44953,93
44936,55
44955,93
44949,20
44946,09
44944,58
44942,96
44942,56
Tabel 3.2.2 Data nilai T pada base yang dihitung per 10 menit
Ubah waktu pengukuran kedalam menit, kurangkan dengan menit awal sehingga didapatkan
rentang waktu (dari 0 dan seterusnya).
82
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Waktu
8:16
8:26
8:36
8:46
8:56
9:06
9:16
9:26
9:36
9:46
9:56
10:06
10:16
10:26
10:36
10:46
10:56
11:06
11:16
11:26
11:36
Pengukuran di Base
Waktu (menit)
Waktu ke
16
0
26
10
36
20
46
30
56
40
66
50
76
60
86
70
96
80
106
90
116
100
126
110
136
120
146
130
156
140
166
150
176
160
186
170
196
180
206
190
216
200
T
44967,22
44965,40
44964,52
44966,09
44965,05
44963,18
44964,71
44963,42
44956,11
44953,43
44954,25
44953,74
44960,29
44953,93
44936,55
44955,93
44949,20
44946,09
44944,58
44942,96
44942,56
Tvh
11,54
9,72
8,84
10,41
9,37
7,50
9,03
7,74
0,43
-2,25
-1,43
-1,94
4,61
-1,75
-19,13
0,25
-6,48
-9,59
-11,10
-12,72
-13,12
Kemudian dibuat grafik scatter dengan sumbu x sebagai waktu dan sumbu y sebagai Tvh. Gunakan
trendline polinomial orde 6 untuk mendapatkan persamaan yang lebih mendekati. Grafik ditunjukkan
sebagai berikut.
83
Diurnal Correction
15.00
10.00
5.00
Tvh
0.00
-5.00 0
50
100
150
200
250
-10.00
-15.00
-20.00
-25.00
Gambar 3.2.2 Grafik hubungan antara waktu dengan Tvh ( Diurnall Correction)
Dari grafik didapatkan persamaan diurnal correction untuk mencari Tvh pada data lapangan, dengan
mengganti variabel x dengan waktu ke
b. Pengolahan Data Lapangan
Ubah waktu kedalam menit, kurangkan dengan menit awal hingga mendapatkan rentang
waktu pengukuran (dari 0 dan seterusnya)
Tvh didapatkan dengan memasukkan persamaan diurnal base dengan mengubah variabel x
dengan menit pada langkah di atas
Nilai T didapatkan dari nilai T rata-rata dikurangkan dengan Tigrf dan Tvh
84
X
353756
353874
353913
353917
353890
353943
353984
354020
354056
354094
354131
354127
354157
354170
354159
354178
354138
354137
354150
354201
354220
354266
354301
354360
354407
354457
354510
354563
354601
354646
354677
354673
354718
354716
354732
353756
Y
9165538
9167880
9167924
9167973
9168014
9168103
9168130
9168130
9168222
9168255
9168293
9168345
9168383
9168439
9168488
9168532
9168577
9168668
9168719
9168704
9168666
9168633
9168590
9168573
9168554
9168565
9168560
9168560
9168527
9168494
9168454
9168404
9168376
9168319
9168265
9165538
Time
8:17
8:42
8:45
8:47
8:50
8:55
8:56
8:59
9:02
9:06
9:09
9:11
9:17
9:19
9:23
9:26
9:28
9:32
9:36
9:39
9:43
9:45
9:53
9:56
10:01
10:03
10:07
10:10
10:13
10:16
10:19
10:22
10:25
10:27
10:30
11:07
hour
minute minute-ke
8
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11
17
42
45
47
50
55
56
59
2
9
9
11
17
19
23
26
28
32
36
39
43
45
53
56
1
3
7
10
13
16
19
22
25
27
30
7
0,000
25,000
28,000
30,000
33,000
38,000
39,000
42,000
45,000
52,000
52,000
54,000
60,000
62,000
66,000
69,000
71,000
75,000
79,000
82,000
86,000
88,000
96,000
99,000
104,000
106,000
110,000
113,000
116,000
119,000
122,000
125,000
128,000
130,000
133,000
170,000
T1
45002,24
45229,46
45133,02
45073,38
45076,6
45072,06
45068,49
45055,98
45042,96
45095,33
45066,44
45033,45
45031,68
45077,42
45044,89
45044,49
45029,52
45371,89
45044,18
44998,71
44913,69
45089,05
45024,39
45021,16
44919,82
44998,7
45020,27
45039,08
45012,79
45047,33
45109,5
45124,88
45336,5
45078,15
44951,9
44969,61
Tobs
T2
45002,27
45229,82
45132,96
45073,18
45076,92
45072,26
45069,03
45056,07
45043,19
45094,51
45066,58
45034
45031,85
45077,52
45046,12
45045,35
45029,38
45369,67
45043,84
44998,98
44912,92
45089,56
45024,18
45021,64
44920,26
44998,16
45020,82
45038,65
45012,83
45045,5
45109,41
45125,26
45337,15
45079,94
44952,65
44969,55
T3
45002,26
45229,93
45132,59
45073,5
45076,82
45072,27
45068,48
45055,73
45042,87
45094,62
45066,53
45034,54
45031,91
45077,65
45045,89
45045,33
45029,73
45399,74
45043,2
44999,91
44913,03
45089,07
45023,58
45022,18
44919,97
44998,18
45021,81
45040,06
45012,25
45046,06
45108,91
45124,01
45336,63
45079,2
44951,95
44969,58
T Average
Tvh
TIGRF
353756 9165538
T
46,0825
85
9167880
9167924
9167973
9168014
9168103
9168130
9168130
9168222
9168255
9168293
9168345
9168383
9168439
9168488
9168532
9168577
9168668
9168719
9168704
9168666
9168633
9168590
9168573
9168554
9168565
9168560
9168560
9168527
9168494
9168454
9168404
9168376
9168319
9168265
9165538
265,22
168,34
107,2667
110,6933
106,11
103,62
90,88
77,96
131,6433
103,34
70,82
67,10667
112,8233
80,92667
81,64
66,12667
417,0167
87,63333
43,09333
-42,8933
133,12
67,94333
67,41333
-34,23
44,1
67,23
85,52667
58,88667
86,01
148,9867
164,43
376,4733
123,17
-3,76
23,49467
Tabel 3.2.5 Tabel data koordinat dan nilai T untuk peta anomali
86
2. Gunakan metode Minimum Curvature karena dalam pengolahannya, metode ini menggunakan
Ratio Factor (faktor pembanding) untuk memberikan kontur pada daerah yang tidak terdapat data
di dalamnya. Nilai spasi default
Gambar 3.2.4 Jendela Grid Data yang menampilkan parameter peta anomali
3. Akan didapat hasil plot sebagai berikut. Tampilkan skala juga titik-titik stasiun pada peta
anomali.
87
88
6. Mendapatkan nilai magnetik tiap garis dengan menggunakan slice dan memberikan output berupa
*.dat
Grid >> Slice
89
90
91
b. Tekan Enter
92
f.
i.
j.
l.
94
b. Data tersebut akan diolah dengan menambahkan parameter Amplitudo, 1/, Amplitudo, K
dan LnA. Untuk mendapatkan data 1/, copy cell paling atas dari data, pindahkan ke kolom3
baris3 setelah cell diatasnya diisikan angka 0. Kemudian blok kedua data tersebut, dan drag
nilainya ke bawah.
Untuk amplitudo, digunakan rumus
Untuk K, digunakan rumus
95
10. Kemudian dibuat grafik scatter dengan K sebagai sumbu x dan LnA sebagai sumbu y. Tentukan
trendline regional dengan membagi data tersebut berdasarkan trend secara visual. Maka akan
didapatkan persamaan seperti pada gambar berikut.
lnA
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
96
lnA
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
K
Gambar 3.2.22 Grafik hubungan K dan lnA
8.4
8.2
y = -87.298x + 8.2488
8
7.8
Series1
7.6
Linear (Series1)
7.4
7.2
7
6.8
0
0.005
0.01
0.015
0.02
Kemudian dicari lebar jendela (window) yang sesuai (lihat file lampiran).
97
11. Lakukan langkah yang sama untuk slice-slice berikutnya (lihat file Tabel Real Imajiner
kel9.xlsx)
12. Selanjutnya Filtering 2-D dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Filter
Kemudian atur nilai M dan N berdasarkan lebar window serta beri nama outputnya *grd.
Output ini adalah peta anomali regional.
Gambar 3.2.25 Filter Moving Average untuk mendapatkan peta anomali regional
98
13. Anomali residual diperoleh dengan mengurangkan CBA dengan regional. Pilh menu Grid >>
Math ... Kemudian atur isian input (peta anomali awal) sebagai A, dan peta regional sebagai B
kemudian ubah fungsi menjadi A-B. Output proses ini adalah peta anomali residual.
Gambar 3.2.26 Jendela Grid Math untuk mendapatkan peta anomali residual
99
100
101
102
Dibuat penampang slice dan dibuat file .dta untuk kemudian pemodelan dengan MAG2DC
103
pada
tujuan
penyelidikan,
metode
resistivitas
dibedakan
menjadi
dua
yaitu mapping dan sounding. Metode geolistrik resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang
bertujuan mempelajari variasi rasistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu,
pada metode ini digunakan jarak spasi elektrode yang tetap untuk semua titik datum di permukaan bumi.
Sedangkan metode resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah
permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini pengukuran pada satu titik ukur dilakukan dengan cara
mengubah-ubah jarak elektrode. Pengubahan jarak elektrode tidak dilakukan secara sembarang, tetapi
mulai jarak elektrode kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektrode ini sebanding dengan
kedalaman lapisan yang terdeteksi.
Resistivitas Semu ( Apparent Resistivity )
Pada prinsipnya, pengukuran metode resistivitas dilakukan dengan mengalirkan arus melalui elektrode C1
dan C2 dan pengukuran beda potensial pada P1 dan P2. Jika diasumsikan bahwa bumi homogen isotropis,
maka tahanan jenis yang diperoleh adalah tahanan jenis yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi
elektrode. Namun, pada kenyataannya bumi tersusun atas lapisan-lapisan dengan resistivitas yang
berbeda-beda, sehingga potensial yang terukur merupakan pengaruh lapisan-lapisan tersebut. Harga
resistivitas yang diukur seolah-olah merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan saja. Sehingga
resistivitas yang terukur adalah resistivitas semu (
Dengan K adalah faktor geometri yang besarnya tergantung pada konfigurasi elektrode yang digunakan.
Nili K sendiri bisa dihitung dengan persamaan
{(
)}
Konfigurasi Elektroda
105
Sehingga berdasarkan gambar, maka factor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah
(
)(
)(
106
107
108
109
110
Prosesing Data
Flow Chart Pengolahan data geolistrik
Pengolahan data geolistrik ini menggunakan software Res2DINV, data yang kita perlukan adalah data
topografi dari hasil pembacaan GPS dan nilai rho Apparent (a) yang didapatkan dari pembacaan alat
pengukuran. Kemudian data lapangan dibuat dalam bentuk notepad dengan ekstensi * .dat dan buat
format sesuai dengan panduan
111
Setelah seluruh data nilai rho apparent setiap jarak diinput ke dalam format tersebut, kemudian
ditambahkan format untuk nilai topografi lintasan. Bentuk format sesuai dengan panduan berikut
112
Input Data
Mengimport data dengan langkah,
Klik File Read data Dataasli.dat
2.
Inversi
Proses Inversi menggunakan metoda Least Square Inversion , dimana kita mampu melakukan proses
inversi berkali-kali hingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan atau hingga
mendapatkan error RMS paling kecil
113
114
Pada model block ini, kita dapat mengetahui posisi titik mid point hasil injeksi listrik dalam bawah
permukaan.. Semakin posisi mid point berada di atas maka mid point tersebut adalah hasil injeksi dari
jarak elektroda yang kecil. Sebaliknya, semakin mid point berada di bawah, maka mid point tersebut
adalah mid point hasil injeksi dari elektroda dengan jarak yang besar. Oleh karena itu, Jarak akan
menentukan kedalaman hasil rekaman data pada metode resistivitas. Oleh karenanya juga, ada batasan
kedalaman pada metode ini yang susah untuk mencari nilai bawah permukaan yang dalam, karena
tentunya sulitnya pengambilan data dengan spasi yang sangat jauh.
115
116
Kurva topografi tersebut terdapat dua buah. Perbedaannya adalah pada gradient topografi-nya. Kurva
pertama merupakan kurva dari koordinat topografi dari letak elektroda dalam pengukuran, sehingga kurva
memiliki bentukan topografi dari lintasan pengukuran dengan gradient tertentu. Sedangkan yang kedua
adalah kurva topografi yang trendnya sudah dihilangkan, jadi kurva dengan gradient dari bentukan
topografi lintasan yang sudah dihilangkan.
117
Editing Data
118
Gambar 3.3.14 Data yang dibulat merah adalah data yang akan di edit
Kemudian setelah editing, data di proses ulang, hasil inversi setelah proses editing
119
Gambar 3.3.16 Hasil Inversi setelah melakukan Exterminate Bad Datum Points
Kemudian kembali menggunakan input Topografi dan hasil setelah melakukan input topografi adalah
120
Gambar 3.3.18 Hasil inversi, setelah melakukan Exterminate Bad Datum Points dan menggunakan data Topografi
Variasi nilai resistivitas dari hasil inversi setelah dilakukan exterminate bad datum points berkisar dari
nilai 0 30 ohm.m, meskipun terdapat perbedaan interval warna pada hasil inversi namun perbedaan
tersebut tidak menunjukkan nilai resistivitas yang berarti sehingga tidak menunjukkan perubahan jenis
lithologi. Berdasarkan nilai resisitivitas tersebut jenis lithologi tersebut menunjukkan lithologi clay. Dari
hasil inversi data ini tidak menunjukkan perubahan jenis lithologi pada kedalaman 20 m seperti hasil
inversi data lapangan sebelum dilakukan exterminate bad datum points.
Hasil Prosesing Data dengan menggunakan maksimal n=6
121
RMS = 9.8%
Hasil prosesing inversi dengan software RES2INV setelah dilakukan editing data pada beberapa titik
yang dianggap buruk
3.3.3.
Analisis Data
Hasil inversi di atas didapat setelah dilakukan editing data yang buruk, yaitu nilai-nilai resistivitas
yang mengalami fluktuasi nilai yang terlalu besar. Nilai-nilai resistivitas kisaran nilai 1000
ohm.m pada pengukuran dengan menggunakan nilai n= 10. Setelah dilakukan penghilangan
beberapa data dengan nilai resistivitas tersebut , nilai RMS berubah dari 117 % menjadi 93.4 %.
Hasil inversi tersebut menunjukkan perbedaan keberadaan perubahan jenis lithologi pada
kedalaman 14.7 m, ditandai dengan nilai resistivitas 100 200 ohm.m. Nilai resistivitas 0
5.55 ohm.m mampu menunjukkan indikasi jenis lithologi clay dan nilai resistivitas 100 -200
ohm.m mampu menunjukkan indikasi jenis lithologi gamping.
122
123
124
Static Correction
De-wow
Automatic Gain
Control
Bandpass
Frequency
Background Removal
Stack Trace
F-K Filter
Topography
Correction
Pengolahan data GPR memaik software REFLEXW. Adapun langkah langkah dalam mengolah data GPR
adalah
1. Buka program REFLEXW
125
2. Setelah muncul jendela tersebut pada layar, pilih Modules pada toolbar menu lalu pilih 2-D Data
Analysis pada submenu. Tampilan Jendela pada layar yang diinginkan sebagai berikut
126
4. Di jendela Data Import masukkan parameter-parameter data yang kita inginkan. Parameter
disesuaikan dengan parameter akusisi data yang dilakukan di lapangan. Parameter yang diubah oleh
kami sebagai berikut
Distance Dimension
: Meter
Data Type
: Constant Offset
Profile Direction
:X
Profile Constant
:Y
Format Data
: RAMAC
Output Format
File name specification: Sebatas nama, tidak akan mengganggu dalam pemrosesan jika penamaan
salah
5. Setelah parameter pada jendela impor sudah dilengkapi sesuai yang diinginkan, sebelum data
diimporkan untuk diolah perlu dilakukan setting parameter pada jendela Plot Option yang mana
dapat ditemukan di kanan paling bawah jendepa impor berupa sebuah gambar. Pada jendela Plot
Option terdapat beberapa pilihan yang perlu diubah
Plotmode
: Pointmode
127
Plotsuboption
7. Raw data yang ingin diolah berupa data dengan extension *.rd3. Tampilan di Radargram sebagai
berikut
8. Tampilan penampang line P5 lintasan 1 GPR tipe Shielded 100 MHz
128
De-Wow
Dewow merupakan langkah prosesing yang dilakukan untuk menghilangkan frekuensi yang sangat
rendah. Wow adalah nouse frekuensi rendah yang terekam oleh system radar. Dewow termasuk dalam
temporal filtering.
129
Pada proses Dewow ini kita menginput time window, nilai yang kita cari seharusnya agar spectrum
gelombang original dan yang filtered mempunya puncak dan amplitudo yang tidak berbeda jauh. Hal
ini untuk mencegah adanya frekuensi yang bukan merupakan data asli yang masuk ke dalam
prosesing.
Gain AGC
Gain agc dilakukan karena sinyal radar sangat cepat teratenuasi ketika menjalar kedalam permukaan
bumi. Sehingga sinyal semakin kedalam akan semakin rendah/lemah untuk menampilkan informasi pada
kedalaman ini. Adanya pelemahan energi pada saat sinyal melewati batuan atau perlapisan tanah dan agar
130
Bandpass Frequency
Bandpass frequency berguna untuk menghilakngkan frekuensi frekensi yang tidak diinginkan ( noise ),
dengan membatasi nilai jangkauan frekuensi sinyal pada radargam. Untuk menentukan berapa range
frekuensi yang tepat, selain dari berapa besar frekuensi sinyal yang ingin diloloskan yang telah kita
ketahui sebelumnya, dapat kita lihat juga dari bentuk filtered trace dan filtered spectrum-nya. Tentukanlah
131
132
FK Filter
133
Topography Correction
134
135
Static Correction
136
DeWow
137
Gain AGC
138
Bandpass Frequency
139
Background Removal
140
141
142
143
Static Correction
144
De-Wow
145
Gain AGC
146
Bandpass Frequency
147
Background Removal
148
F-K Filter
149
150
Static Correction
151
De-Wow
152
Gain AGC
153
154
Background Removal
155
F-K Filter
156
157
Static correction
158
De-Wow
159
160
Bandpass Frequency
161
Background Removal
162
F-K Filter
163
164
Static correction
165
De-Wow
166
Gain AGC
167
Bandpass Frequency
168
Background Removal
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
: Penjalaran gelombang dari suatu titik ke titik lainnya akan melewati lintasan
dengan waktu minimum
179
: Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan menjadi sumber gelombang
baru.
3. Prinsip Snellius
Didalam survey seismic refraksi, ada satu sumber gelombang dan sejumlah detector gelombang seismic (
geophone) seperti pada gambar. Sebelum sudut kritis terjadi pemantulan gelombang, dan setelah sudut
datang pada sudut kritis, maka terjadi pembiasan sempurna.
180
Pengolahan data pada seismik refraksi dibuat melalui tiga tahap dan juga tiga metode dan software yang
berbeda. Software yang digunakan pada pengolahan data seismik refraksi yang kami lakukan adalah Vista
7.0, SeisREFA, dan Microsoft Excel.
Pengolahan pertama adalah picking first break dari first arrival time. Dalam langkah pertama software
yang kita gunakan adalah Vista 7.0. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Buka Vista 7.0 2D/3D
181
3. Pada jendela project ini, kita memilih data sesuai dengan jenis survey ( 2D atau 3D ).
4. Setelah dipilih ( dalam kali ini 2D ) akan keluar tampilan seperti gambar dibawah ini
182
7. Agar pengaturan dari input data ini dengan menyesuaikannya dengan kegiatan survey. Kemudian OK.
Kemudian akan muncul tampilan gambar dibawah ini
8. Untuk melihat hasil trace yang telah di load, klik icon berbentuk trace. Maka akan muncul tampilan
seperti dibawah ini
183
Tujuannya antara lain untuk LMO Velocity, Trace Processing ( Reverse Data Polarity, Exponential
Gain, AGC, Ormsby Filter ), Scaling, dan lainnya. Langkah ini memerlukan analisa agar
mendapatkan penampang yang baik dan mudah untuk di pick.
10. Setelah melakukan proses seperti diatas, tampilan akan menunjukkan gambar seperti ini dan siap
untuk di pick
184
11. Klik First break picking untuk melakukan picking pada first break. Dalam picking first break ini,
dapat dilakukan secra manual ataupun otomatis
12. Berikut adalah hasil picking data
Mid shot
Near shot
185
Far shot
Phantom shot 1
186
Phantom shot 2
13. Setelah selesai mem-pick data, save hasil pick dalam format .ASCII dan klik icon Save. Lakukan
langkah ini untuk semua shot pengukuran.
14. Langkah berikutnya adalah mengubah format hasil data picking dalam bentuk .ASCII menjadi .TIM.
Tujuannya karena software SeisREFA tidak dapat membaca format .ASCII. Untuk mengubahnya kita
dapat menggunakan software Matlab.
15. Berikut adalah prosesing pada Matlab untuk merubah format .ASCII menjadi .TIM
187
16. Setelah mempunyai data dengan format .TIM , barulah kita beranjak ke SeisREFA, pindahkan
seluurh data yang telah diubah ke format .TIM ke folder SeisREFA
Buka DOSBox, kemudia ketik
mount cc:\dosbox-0.72\seisrefa
c:\
seisrefa.exe
Usahakan agar meletakkan DOSBox pada drive c: dan SeisREFA di dalam folder DOSBox untuk
memudahkan pengaksesan SeisREFA
17. Setelah masuk ke SeisREFA akan muncul tampilan seperti dibawah ini
188
19. Isi bagian yang kosong pada bagian atas jendela berupa Job Name, Survey Line Name, Acquisition
Date, dan Receiver Spacing. Begitu pula dengan kolom Shot. Isi Position dan Elevation dari Shot
dalam satuan meter. Isi pula posisi dan elevasi dari receiver dan First Arrival Time masing-masing
shot. Di bawah ini adalah contoh pengisiannya.
20. Klik Analysis untuk menganalisa First Arrival Time. Maka akan menghasilkan beberapa tampilan
antara lain, kurva T-X, Velocity Base Layer, Velocity Intermediete, Delay Time, Depth Section, dan
Raypath Calculation.
21. Interpretasi data hasil pengolahan tersebut. Jangan lupa untuk menghubungkannya dengan keadaan
geologi yang ada.
189
2. Depth Section
Raypath calculation
190
Position (m)
Elevation (m)
1
-57.5
104
Shot Point
3
-2.5
57.5
103
101
4
117.5
94
5
172.5
84
191
Elevation
(m)
100
98.76
99.83
98.64
97.5
95.95
92.18
92.84
92.57
93.85
92.85
93.06
94.1
92.3
93.31
94.04
93.13
92.97
92.27
91.18
89.96
89.48
87.78
88.35
34.25
38.25
39.25
42.75
46.5
49.5
53.25
58
65.5
70.75
75
76.5
79.25
84.75
89
90.25
98.5
99.25
101
103.75
104
106
107.75
109.75
106.25
104.25
101.75
101.5
101.25
99.75
90.5
90
88.5
86.25
85.75
84.75
83.5
81.75
78.75
77.5
73.5
69.5
66
61.75
57.75
54.75
46
42
192
100
Kurva X-T
90
Tap
y =20.6458x + 17.553
y = -1.0018x + 121.25
Tbp 1
y = -0.6103x + 84.82
80
70
60
Tbp 2
50
40
Linear
(Tap 1)
Linear
(Tap 2)
Linear
(Tbp 1)
30
20
10
0
0
20
40
Jarak 60
dari Stasiun
80A (m) 100
120
140
Kurva X-T
60
50
Tap'
40
30
Linear
(Tap')
20
Linear
(Tbp')
y = 0.5907x + 4.6949
10
0
Jarak dari Stasiun
0 A (m) 20
40
60
80
100
Penampang lapisan
193
120
Penampang Lapisan
100
80
60
40
Topografi
20
Boundary
0
2.5
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5
77.5
82.5
87.5
92.5
97.5
102.5
107.5
112.5
117.5
120
194
195
196
197
Secara umum, hemat kami daerah survey geofsika metode magnetic dan gravity terdiri dari batuan basalt
dan batulempung serta adanya tubuh batuan metamorf. Pendapat ini didukung oleh analisis gravity yang
menyatakan dominasi lempung dan basalt di daerah survey kami. Selain itu, berasarkan pengamatan
geologi sepanjang perjalanan yang mengindikasikan adanya singkapan basalt serta lempung memperkuat
hasil analisis kami.
198
199
5.2 Saran
Jarak shot ke receiver pada seismik refraksi harus lebih jauh dari 2.5 m agar pada saat picking di
near offshot dapat dilakukan dengan akurat.
Periksa alat sebelum dibawa ke lapangan. Periksa apakah alat berfungsi dengan baik dan tidak
mengalami masalah. Lakukan pengujian dengan engambil data sehingga tidak ada alat yang tidak
berfungsi dengan baik di lapangan
Lakukan pengisian daya pada baterai secara berkala dan bawa baterai cadangan sehingga
pengambilan data tidak terhenti akibat kekurangan daya.
Bawalah payung untuk melindungi alat dari panas matahari sehingga gravitymeter memiliki galat
yang minimum.
Bawalah tenda atau terpal untuk melindungi alat dari hujan atau panas.
Pengambilan data magnetik harus dilakukan ditempat yang jauh dari permukiman penduduk agar
noise peralatan elektronik dapat diminimalisir.
201
202