Dari singkatannya, sudah jelas, PLTG adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas.
Banyak orang mengira PLTG adalah Pembangkit Listrik yang bahan bakarnya
adalah gas. Bahkan beberapa teman yang nyata-nyata berasal dari Teknik Mesin
dan Elektro juga berpendapat demikian . Tentu saja gas disini maksudnya
merujuk pada gas alam. Benarkah?
Tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Disini perlu dijelaskan
bahwa salah besar jika menyebut jenis sebuah pembangkit listrik berdasarkan
pada bahan bakarnya. Pada pembangkit, dua komponen yang paling utama
dalam menghasilkan listrik adalah dua, mesin penggerak (biasanya berupa
turbin atau motor pada pembangkit diesel) dan generator. Di semua jenis
pembangkit listrik mulai dari PLTU, PLTA, PLTG, PLTP, PLT Angin, PLT Matahari,
dll mempunyai turbin dan generator. Generator adalah penghasil listrik.
Generator menghasilkan listrik karena berputar sehingga menghasilkan beda
potensial pada medan magnetnya. Generator berputar karena Turbin berputar.
Turbin dan generator adalah dua benda dengan satu poros yang sama, jadi jika
turbin berputar otomatis generator berputar. Pertanyaan paling akhir, Apa yang
membuat turbin berputar? Nah itu tergantung jenis pembangkit. Kalau PLTU ya
berarti yang memutar turbin adalah uap. Kalau PLTA ya berarti air. Kalau PLT
Angin ya berarti angin. Nah kalau PLTG ya berarti gas.
Lho berarti jawaban tadi mutlak betul dong. Kan jelas-jelas yang menggerakkan
turbin PLTG adalah gas.
Oke, ini penjelasannya. Gas yang dimaksud disini, yang memutar turbin PLTG
bukanlah murni gas alam, melainkan gas hasil sebuah proses pembakaran. Perlu
diketahui, bahan bakar PLTG tidak hanya gas alam saja, tetapi bisa menggunakan
BBM misalnya HSD (High Speed Diesel) ataupun MFO (Marine Fuel Oil). Lho kok
bisa? Penjelasan lebih lengkap ada pada siklus PLTG dibawah ini.
Siklus kerja awal sama seperti PLTG. Udara masuk melalui compressor. Tekanan
dan suhunya dinaikkan, lalu dibakar bersama bahan bakar. Gas hasil
pembakaran ini digunakan untuk memutar turbin. Setelah memutar turbin, gas
buang ini masuk pada sebuah unit yang disebut HRSG (Heat Recovery Steam
Generator). Pada PLTU, fungsi HRSG ini hampir sama dengan boiler. Hanya saja
jika boiler terjadi proses pembakaran secara langsung, sedangkan pada HRSG
yang terjadi hanya proses perpindahan panas memanfaatkan gas buang. Dari
HRSG dihasilkan uap kering yang akan memutar turbin uap. Setelah memutar
turbin, uap air diembunkan oleh kondensor dan masuk kembali ke hotwell.
Siklus kerja PLTGU seperti diatas sering juga disebut Combined Cycle. Dengan
PLTGU maka biaya produksi listrik menjadi efisien. Tanpa perlu mengeluarkan
biaya bahan bakar lagi, unit ini sanggup untuk menghasilkan listrik lagi. Nilai
produksinya pun cukup besar. Daya maksimal yang bisa dihasilkan dari
pemanfaatan gas buang ini bisa mencapai 60 % dari daya yang dihasilkan oleh
turbin gas. Jadi permisalan, jika gas turbin menghasilkan listrik 100 MW, maka
gas buang yang dimanfaatkan tadi bisa memproduksi listrik tambahan melalui
turbin uap sebanyak 60 MW. Sungguh sangat efisien bukan?
PLTGU Muara Karang sendiri mengoperasikan PLTGU 1 blok yang terdiri dari 3
PLTG, 3 HRSG dan 1 Turbin Uap dengan kapasitas terpasang sekitar 500 MW.
Masing-masing 108 MW untuk tiap-tiap PLTG (jadi total 324 MW) dan 180 MW
untuk PLTU.
Ya mungkin cukup sekian dulu sesuatu yang bisa aku sharing tentang siklus
PLTGU. Semoga artikel ini bermanfaat, menarik dan penjelasannya mudah untuk
dipahami. Kebutuhan akan energi listrik yang semakin meningkat di masa
mendatang membuat harga listrik pasti akan semakin tinggi. Apalagi bbm, bbg
maupun batubara harganya juga terus melonjak. Semoga dengan adanya artikelartikel tentang energi listrik bisa memberikan inspirasi untuk berhemat maupun
pemanfaatan energi alternatif.
Sumber : http://wongkentir.blogspot.com/2008/03/siklus-pltg.html