Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH EKSTRAKSI LOGAM NIKEL

( TUGAS MINERALOGI )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

1.
2.
3.
4.
5.

Santri Nabilah
Aviana Fadeline S
Sri Ayu Wulandari
Winny Nur Hidayati
Dina Adelima

( 125090200111036 )
( 125090200111045 )
( 125090201111008 )
( 125090201111015 )
( 120902011110017 )

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAGUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ekstraksi metalurgi adalah praktek menghapus logam berharga dari sebuah bijih
dan pemurnian logam mentah yang diekstrak ke dalam bentuk murni. Metalurgi adalah
seni dan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan logam dari bijihnya dan pembuatan
logam menjadi berbagai produk. Ruang lingkup metalurgi terbagi menjadi dua bagian
yaitu mineral processing dan metal processing. Mineral processing yaitu perlakuan bijih
untuk mendapatkan logam atau konsentrat mineral. Sedangkan metal processing yaitu
pembuatan produk dari logam. Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi /
ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah pyrometalurgy (proses ekstraksi yang
dilakukan padatemperatur tinggi), hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan
pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan), dan
electrometalurgy (proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia,
baik pada temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi). Salah satu bahan galian
yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu Nickel yang merupakan baja nirkarat
yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dalam tugas ini akan dibahas beberapa masalah, diantaranya :
a. Apa pengertian dari logam nikel ?
b.

Bagaimana penggolongan senyawa logam nikel ?

c. Bagaimana cara ekstraksi logam nikel ?


d.
1.3. MANFAAT
Penulisan makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami penggolongan
logam nikel dan mengetahui cara ekstraksi logam nikel.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN LOGAM NIKEL


Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel memiliki unsur kimia
metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel adalah
logam yang berwarna putih keperakan, kuat dan keras. Seperti besi dan kobalt, logam ini
bersifat sangat magnetik. Nikel tidak teroksidasi oleh udara dan tahap tertahap larutan basa.
Larutan asam encer melarutkan nikel secara perlahan menghasilkan gas hidrogen. Nikel akan
menjadi pasif bila kontak dengan asam nitrat perkat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat
lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja
tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat
(stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan
memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
Nikel terdapat dalam kombinasi dengan arsen, antimon, dan sulfur seperti dalam
millerite(NIS) dan dalam garnierite, suatu silikat magnesium nikel dalam berbagai komposisi.
Nikel juga ditemukan beraliasi dengan besi dalam batuan meteor dan lapisan kulit bumi. Bila
bijih nikel di panggang diudara akan dihasilkan NiO, yang dapat tereduksi oleh C
menghasilkan Logam Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi, sedang nikel
yang tinggi kemurniannya dibuat dengan proses karbonil.

2.2. PERSENYAWAAN NIKEL


Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri oktahedron,
hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar. Ion heksaakuanikel (II)
berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion biru heksaaminanikel (II) menurut
persamaan reaksi :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
Hijau
Biru
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel (II) menghasilkan endapan
gelatin hijau nikel (II) hidroksida menurut persamaan reaksi;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH- [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt (II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri tertrahedron yaitu
halida, misalnya ion tertrakloronikelat (II) yang berwarna biru. Senyawa kompleks ini
terbentuk dari penambahan HCl pekat ke dalam larutan garam nikel (II) dalam air menurut
persamaan reaksi ;

[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq) [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)


Hijau
Biru
Senyawa kompleks nikel (II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion tetrasianonikelat (II).
[NiCl4]2-, yang berwarna kuning, dan bis (dimetilglioksimato) nikel (II), [Ni(C4N2O2H7)2]
yang berwarna merah pink. Warna yang karakteristik pada kompleks yang di kedua ini
merupakan reaksi penguji terhadap ion nikel (II) ; senyawa kompleks ini dapat diperoleh dari
penambahan larutan dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan nikel (II) yang
dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan reaksi ;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH[Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l)
2.3. EKSTRAKSI LOGAM NIKEL
Bijih
sufida
dari
nikel
biasanya
telah
diolah/
diekstraksi
menggunakan pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi) untuk
menghasilkan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap berikutnya. Untuk
memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy (proses ekstraksi
yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media
cairan).
Adapun proses pyrometalurgy untuk menghasilkan liquid matte yang akan digunakan
pada pemurnian tahap berikutnya meliputi:
1. Komunisi
Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral bisa terlepas dari
bijjhnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap komunisi nikel ini hanya
dibutuhkan ukuran maksimal 30mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak
dibutuhkan grinder.
2. Drying
Dryring atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadarmoisture dalam
bjih. Bisanya kadar moisture dalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam
proses ini dengan rotary dryer menjadi 23%. Dalam rotary dryer ini, pengeringan
dilakukan dengan cara mengalirkan gas panasa yang dihasilkan dari
pembakaran pulverizedcoal dan marine fuel dalam Hot Air Generator (HAG)
secara Co-Current (searah) pada temperatur sampai 200o C.
3. Calcining
Tujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam
bijih, air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine 3MgO.2SiO2.2H2O dan

goethite (Fe2O3.H2O). Proses dekomposisi dilakukan dalam Rotary Kiln dengan


temperatur sampai 850o C meggunakan pulverized coal secara Counter Current.
Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya didesain sudah
terjadi reaksi reduksi dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologiKrupp rent, semua reduksi
dilakukan dalam rotaru kiln dan dihasilkanluppen. Sedangkan dalan teknologi Electric
Furnace, hanya sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung dalam rotary kiln
menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO sedangkan sisanya dilakukan dalamelectric
furnace. Produk dari rotary kiln ini disebut dengan calcined ore dengan
kandungan moisture sekitar 2% dan siap lebur dalamelectric furnace.
4. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalan rangkaian
proses ini. Reaksi reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung
pada temperature sampai 1650o C.
5. Refining
Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/ memperkecil
kandungan Sulfur dalan crude Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya
proses ini berkaitan dengan kebutuhan proses lanjutan yang digunakannya Fe-Ni
sebagai umpan untuk pembuatan baja dimana baja yang bagus harus mengandung
Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan Sulfur pada Crude Fe-Ni masih
sekitar 0.3% sehingga jika kandungan Sulfur tidak diturunkan maka pada proses
pembuatan baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kadar.
Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang kemudian direduksi
dengan C menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi namun
dalam nikel yang tinggi kemurniannya tetap dibuat dengan proses karbonil. CO
bereaksi dengan Ni yang tidak murni pada suhu 50C dan tekanan biasa atau dengan
anyaman nikel tembaga dalam keadaan yang lebih kuat menghasilkan Ni(CO)4 yang
mudah menguap, di mana logam dengan kemurnian 99,90-99,99 % diperoleh pada
komposisi termal 200 C.
Nikel diekstrak dari ore nya dengan proses pemanggangan menghasilkan
logam yang kemurniannya >80%. Pemurnian akhir dari pemurnian nikel oksida
menggunakan proses Mond, yang dapat meningkatkan kemurnian nikel hingga 99%.
Proses modern dipatenkan oleh L. Mond.
Proses ini memanfaatkan fakta bahwa ikatan kompleks antara karbon
monoksida dengan nikel mudah dan reversibel untuk memberikan karbonil nikel.
Proses ini memiliki tiga langkah :
a) Nikel oksida direaksikan dengan Syngas pada 200 C untuk menghilangkan
oksigen, meninggalkan nikel murni. Kotoran termasuk besi dan kobalt.

NiO (s) + H2 (g) Ni (s) + H2O (g)


b) Nikel murni direaksikan dengan karbon monoksida berlebih pada 50-60 C
untuk membentuk karbonil nikel.
Ni (s) + 4 CO (g) Ni (CO)4 (g)
c) Campuran karbon monoksida berlebih dan nikel karbonil dipanaskan hingga
220-250 C. Pada pemanasan, tetracarbonyl nikel nikel terurai untuk
memberikan:
Ni (CO) 4 (g) Ni (s) + 4 CO (g)
Selanjutnya
untuk
memproses Nickel
matte menggunakan
ekstraksi
logam hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan). Proses Pyrometallurgy Reduksi yang terjadi
pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat diikat menjadi terak, dan sebagian
besar masih dalam bentuk ferro-nikelalloy.Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel
pada reaksi peleburan tersebut ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang
(Gypsum atau Pyrite). Karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen dan
belerang, sehingga proses ini didapatkan metal yaitu paduan Ni3S2 dan FeS.
Metal yang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjutnya
metal yang masih dalam keadaan cair terus diproses lagi dalam konvertor. Proses-proses
konvertor diberikan bahan tambah silikon untuk mengerakkan oksida besi. Gerak hasil
konvertor ini masih mengandung nikel yang cukup tinggi, sehingga gerak ini biasanya di
proses ulang pada peleburan (Resmelting). Proses selanjutnya metal di panggang untuk
memisahkan belerang.
Nikel oxide yang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan
tambah arang (charcoal), sehingga didapat logam nikel.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.2001.Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.
Brady, James E. 2002. Kimia Universitas Asas dan Strukutur. jilid 2. Tangerang :Binarupa
Aksara.
Cotton, F. Albert dan Geofrey Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Handoyo, Kristian, dkk. 2001. Buku Materi Pokok Kimia Anorganik 2. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Rahayu, Sri. 2007. Sains Kimia 3 SMA/MA Kelas XII.Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai