ANATOMI FISIOLOGI
PENGUKURAN TANDA TANDA VITAL
DOSEN PEMBIMBING :Dr. Sri Lestari
Disusunoleh :
Gella Aprilia
IndraKurniaSandy
NurainiaPuspita Sari
EndahKusumaNingrum
Diana Wahyuni
Indah Liananta
Anindya Merita Agustin
Yaviza Pungkiman
( G42141333)
( G42141342)
( G42141346)
( G42141367)
( G42141377)
( G42141383)
( G42141443 )
( G42141448)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan tanda-tanda vital manusia merupakan pemeriksaan yang sangat
mendasar bagi seorang tenaga kesehatan. Oleh karena itu para tenaga kesehatan tidak
bisa memperkirakan hasil pemeriksaan seperti pemeriksaan tanda-tanda vital tanpa
melakukan tindakan secara teliti.
Tanda-tanda vital merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada pasien dengan
meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu tubuh, dan respirasi. Dimana dari
pemeriksaan tanda-tanda vital ini adalah ilmu yang mendasar yang harus dimiliki oleh
mahasiswa kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya, tanda-tanda vital akan dilakukan
pada saat pasien dating dengan berbagai keluhan sehingga tenaga kesehatan akan
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai masalah dan kebutuhan yang dihadapi oleh
pasien tersebut.
1.2
TUJUAN
Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas individu yang di
berikan oleh dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi dan untuk menambah wawasan
mengenai pemeriksaan sebagian besar fungsi dasar tubuh.
BAB II
DASAR TEORI
Pemeriksaan tanda vital merupakan merupakan suatu cara mendeteksi perubahan system
tubuh. Pemeriksaan ini secara rutin dilakukan oleh tenaga medis professional dan penyedia
perawatan sebelum merawat seorang penderita/pasien. Tanda-tanda vital utama meliputi empat
tanda utam, yaitu tekanan darah, denyut nadi (kecepatan, irama, kualitas), perrnafasan
(kecepatan, kedalaman, dan irama), suhu tubuh dan berat badan serta tinggi badan.
1. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang diterima per satuan luas dinding pembuluh darah yang
memberikan oleh cairan darah. Ada dua macam pengukuran tekanan darah, yaitu:
a. Langsung
Menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan kedalam pembuluh darah
untuk dihubungkan dengan manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan yang
menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan.
b. Tak Langsung
Menggunakan alat manometer. Ada banyak macam manometer seperti tensimeter
air raksa, Sphygomanometer / tensimeter pegas, tensimeter elektrik.
Tensimeter terdiri atas manset hawa, pompa karet, skrup, klep dan manometer air
raksa, manometer anaeroid. Cara pengukuran tak langsung juga dapat dilakukan dengan
menggunakan tensimeter elektronik. Tensimeter elekronik dapat mengukur tekanan
systole dan diastole serta kontraksi jantung atau denyut nadi.berbada dengan tensimeter
air raksa dan pegas yang hanya dapat mengukur tekanan systole dan diastole saja.
Pengukuran tekanan darah umumnya dilakukan pada lengan atas atau pada
tungkai atas. Panjang manset disyaratkan 2-3 lingkar bagian tersebut. teknik pengukuran
manometer ada dua cara, yaitu:
Palpasi, yang hanya dapat menentukan tekanan systole. Dan yang kedua Auskultasi
dengan bantuan stetoskop, dengan cara ini dapat diukur tekanan systole maupun diastole.
Tekanan systole dihasilkan oleh dinding pembuluh darah setiap kali jantung kita
kontraksi dan memompanya kedalam pembuluh darah. Tekanan diastole adalah tekanan
paling rendah ketika jantung istirahat dan sedang terjadi pengisian darah.
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori
Sistole
Diastole
Hipotensi
< 90 mmHg
< 60 mmHg
Optimal
< 80 mmHg
Normal
< 85 mmHg
Normal Tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
90-99 mmHg
160-170 mmHg
100-109 mmHg
180-209 mmHg
110-119 mmHg
>210 mmHg
>120 mmHg
(Hipertensi Ringan)
Stadium 2
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3
(Hipertensi Berat)
Stadium 4
(Hipertensi Ringan)
Sumber : WHO-international, European & British Hypertensi Society 2014
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah (Perry dan Potter, 1993)
a.
Umur
Tekanan darah akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
dikaitkan dengan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri, dinsing arteri semakin kaku
sehingga tahanan pada arteri semakin basar dan meningkatkan tekanan darah.
b.
Waktu Pengukuran
Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah
pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan
puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya
sama.
c.
serta peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga mengakibatkan vasokonstriksi
arteri.
e.
gravitasi bumi. Pada saat berbaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena
arah peredaran tersebut horizontal, sehingga jantung tidak terlalu memompa dan tidak terlalu
melawan gaya gravitasi. Pada saat duduk maupun berdiri, kerja jantung dalam memompa
darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi bumi, sehingga kecepatan denyut
jantung meningkat. Posisi berbaring tekanan darah lebih rendah daripada duduk atau berdiri
f.
Obat-obatan
analgetik yang dapat menurunkan tekanan arah.
2. Denyut Nadi
Denyut nadi adalah jumlah kontraksi jantung per menit. Pemeriksaan denyut nadi
meliputi kekuatan kontraksi dan iramanya. Denyut nadi pada orang dewasa normal adalah
60-100 kali per menit. Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan di arteri temporalis dan arteri
frontalis pada kepala, arteri karotis pada leher, arteri brachialis pada lengan atas/siku bagian
dalam, arteri radialis dan ulnris pada pergelangan tangan, arteri poplitea pada belakang lutut,
dan arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki.Frekuensi denyut nadi sangat
bervariasi, tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Demikian juga halnya waktu
berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau waktu emosi.
Pengukuran TB dan BB dapat juga untuk mengetahui IMT (Indeks Masa Tubuh), yang
dapat digunakan untuk memprediksi kesehatan penderita.
IMT=
Klasifikasi IMT (Classification of Overweight and Obesity by BMI, Waist Circusference, and
Associated Risk, WHO, 1997):
BB sangat kurus (kurus beresiko)
BB kurang (kurus)
BB normal
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
L/P
TB
BB
IMT/BM
I
Sebelum Latihan
RR /
Nadi
menit
1.
151
39
(Diana)
2.
17,1
Sesudah Latihan
TD
D
RR/
Nadi
menit
TD
D
21
95
69
101
36
124
70
125
24
100
90
156
40
164
111
157
32
88
65
111
40
123
87
150
(kurus)
167
80
(Anin)
28,6
(agak
gemuk)
3.
158
54
(Sandi)
21,6
(normal)
4.2 PEMBAHASAN
Pengukuran tanda-tanda vital dilakukan untuk mengetahui tanda utama, diantaranya 1)
tekanan darah, 2) denyut nadi meliputi kecepatan, irama dan kualitas, pernafasan meliputi
kecepatan, kedalaman, dan irama, 3) Suhu tubuh, 4) berat badan serta tinggi badan. Sebelum
melakukan pengukuran yang meliputi tekanan darah, denyut nadi serta respirasi diperlukan
informasi tambahan yang menegakkan diagnosis yaitu pengukuran berat dan tinggi badan.
Pengukuran ini juga diperlukan untuk mengetahui indeks masa tubuh atau IMT dengan rumus
yang telah diketahui untuk memprediksi kesehatan seseorang. Setelah melakukan percobaan
diperoleh hasil, orang pertama memiliki tinggi badan sebesar 151 cm dan berat badan sebesar
39 kg dengan IMT 17,1 yang berarti kurus. Orang kedua memiliki tinggi badan sebesar 167
cm dan berat badan sebesar 80 kg dengan IMT 28,6 yang berarti agak gemuk. Orang ketiga
memiliki tinggi badan sebesar 158 cm dan berat badan 54 kg dengan IMT 21,6 yang berarti
normal.
Pengukuran tekanan darah atau gaya yang diterima per satuan luas dinding
pembuluh darah yang diberikan oleh cairan darah dalam praktikum ini menggunakan cara tak
langsung, yaitu menggunakan alat tensimeter digital yang dipasang pada tubuh bagian lengan
atas. Pada percobaan sebelum latihan diperoleh hasil tekanan darah dengan konversi nilai atas
adalah tekanan sistole dan nilai yang bawah adalah tekanan diastole. Orang pertama tekanan
sarahnya sebesar 101/69 mmHg, orang kedua 156/90 mmHg dan orang ketiga sebesar 111/65
mmHg. Setelah melakukan latihan diperoleh hasil pada orang pertama 125/70 mmHg, orang
kedua 157/111 mmHg, da orang ketiga 150/87 mmHg. Sedangkan tekanan darah normal
dewasa muda pada umumnya sebesar 120/80 mmHg yang dapat berubah sesuai dengan
perjalanan usia.
Denyut nadi merupakan jumlah kontraksi jantung per menit yang meliputi irama dan
kekuatan kontraksinya. Dalam praktikum diketahui denyut nadi orang pertama sebelum
latihan sebesar 95 kali per menit, orang kedua sebesar 100 kali per menit, dan orang ketiga
sebesar 88 kali per menit. Sedangkan setelah melakukan latihan orang pertama memiliki
denyut nadi sebesar 124 kali per menit, orang kedua 164 kali per menit, dan orang ketiga
sebesar 123 kali per menit. Pada umumnya denyut nadi seseorang yang normal sebesar 60
100 kali per menit. Perbedaan ini karena denyut nadi seseorang akan semakin meningkat saat
olah raga, sakit, trauma, dan emosi. Perempuan berumur 12 tahun keatas memiliki denyut
jantung lebih cepat dibandingkan laki-laki.
Pada pengukuran respirasi atau pernafasan per menit dalam praktikum ini dilakukan
dengan menghitung berapa kali jumlah nafas saat ekspirasi dan inspirasi dengan
menggunakan tisu. Sebelum latihan orang pertama memiliki respirasi sebesar 21 kali per
menit, orang kedua sebesar 24 kali per menit, dan orang ketiga sebesar 32 kali per menit.
Setelah melakukan latihan, respirasi orang pertama meningkat sebesar 36 kali per menit,
orang kedua dan ketiga sebesar 40 kali per menit. Sedangkan pada orang dewasa pada
umumnya respirasi sebesar 15 sampai 20 kali per menit. Kecepatan respirasi akan meningkat
saat seseorang dalam kondisi demam, sakit, atau kondisi kesehatan lainnya. Pada umumnya
semua tanda-tanda vital yang dimiliki seseorang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
faktor usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan serta kondisi tubuh yang dimiliki.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui sebagian besar fungsi dasar
tubuh, dapat diketahui bahwa setiap individu memiliki fungsi dasar tubuh yang berbeda-beda
yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, berat badan, serta tinggi
badan. Hal ini disebabkan karena faktor genetik atau keturunan, umur, jenis kelamin,
kegiatan yang dilakukan serta kondisi tubuh itu sendiri.
5.2 SARAN
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai fungsi dasar tubuh sehingga mendapatkan
hasil yang akurat. Serta perlu kelengkapan dari alat-alat praktikum yang digunakan agar
praktikan dapat menghasilkan percobaan yang baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Ulliyah, Musrifatul. Alimul Hidayat. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : Kedokteran Gigi (EGC)
Lembar panduan praktek anatomi fisiologi pengukuran tanda-tanda vital. Dr. Sri Lestari. 2014