Anda di halaman 1dari 19

WALK THROUGH SURVEY

PT. DOK DAN PERKAPALAN KODJA BAHARI GALANGAN I


Jakarta,14 Maret 2014

KELOMPOK 2

Disusun Oleh :
dr. Firliyona
dr. Ida Aisyah
dr. Indirasthi Dwi Astari
dr. Intan Juniarti
dr. Komang Ayu Silvia Budi Asih
dr. Lestari Puji Ayu
dr. Lorenzo Nakita Tigana
dr. Lucky Maulana Sujiwo
dr. Muhammad Azis Zaelani
dr. Nur Fitria Hayati

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


BAGI DOKTER PERUSAHAAN
Jakarta 2014

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai peranan penting

di

dalam

program pencegahan kecelakaan. Kecelakaan kerja tidak terjadi begitu saja,


tetapi ada faktor-faktor penyebab yaitu unsafe condition / keadaaan yang
tidak aman, unsafe action / tindakan yang tidak aman, atau kombinasi
keduanya.Dengan demikian bahwa usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kecelakaan diawali

dengan

mampu

menemukan

faktor

penyebab

diatas, dengan melakukan pengamatan atau identifikasi berbagai macam


hazard yang terdapat di tempat kerja. Adapun berbagai macam hazard atau
potensi bahaya di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari hampir sama
dengan di tempat kerja lain yaitu bahaya faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial dan ergonomi. Adapun metode yang digunakan dalam kunjungan
ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari yaitu dilakukannya walk through
survey untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kinerja tenaga kerja tersebut dalam hubungannya mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja. Pada laporan hasil kunjungan ini secara khusus akan
disampaikan hasil pengamatan dan evaluasi terhadap aspek ergonomis dan
kesehatan kerja.

I.2 Tujuan
I.2.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan dari walk through survey di PT. Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari secara umum adalah untuk mengetahui dan mengamati
aspek ergonomi dan kesehatan kerja di tempat tersebut.

I.2.2

Tujuan Khusus
Adapun tujuan dari walk through survey di PT. Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari secara khusus adalah :
1. Untuk mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
2. Untuk mengetahui program kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif

3. Untuk mengetahui upaya pencegahan HIV/AIDS dan narkoba


4. Untuk mengetahui upaya kesehatan pada pekerja meliputi
pemeriksaan kesehatan awal, berkala, dan khusus
5. Untuk mengetahui kesesuaian pekerja dengan alat dan lingkungan
kerja
6. Untuk mengetahui program pemenuhan gizi pekerja, adanya kantin
dan ruang makan
7. Untuk mengetahui 10 besar penyakit pada pelayanan kesehatan
8. Untuk mengetahui penyakit akibat kerja yang terjadi, sarana P3K,
dan personil kesehatan

I.3 Dasar Hukum


Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa dasar
hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun
1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :
Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja atau lebih
dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik

proses

atau

bahan

produksi

yang

dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran


lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100
orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari seratus
orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki

resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan


pencemaran radioaktif.

I.4 Profil Perusahaan


I.4.1

Sejarah
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) didirikan pada tahun
1990, merupakan hasil merger (pengabungan) dari 4 (empat) industri
galangan kapal yang terpadu untuk meningkatkan kinerja. 4 (empat)
industri galangan kapal tersebut adalah : PT Dok dan Perkapalan
Tanjung Priok (Persero) berdiri tahun 1891 dan PT Kodja (Persero),
PT Pelita Bahari (Persero) dan PT Dok & Galangan Kapal Nusantara
(Persero) yang ketiganya berdiri pada tahun 1964.
PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) berkantor pusat di
Jalan Sindang Laut No 101, Cilincing, Jakarta Utara memiliki 4
(empat) Galangan yang terletak di Jakarta yaitu Galangan I, II, III dan
Galangan Paliat serta 6 (enam) Cabang yang tersebar di luar Jakarta
yaitu Cabang Sabang, Cabang Batam, Cabang Palembang, Cabang
Cirebon, Cabang Semarang dan Cabang Banjarmasin serta memiliki
2 (dua) Anak Perusahaan yaitu PT. AIRIN yang bergerak dibidang
depo peti kemas dan pergudangan sedangkan PT. Kodja Terramarin
bergerak dibidang chemical product dan perdagangan umum.

I.4.2

Tujuan Perusahaan
Tujuan dari Perusahaan adalah menjalankan kegiatan usaha industri
perkapalan khususnya di bidang perencanaan, pembangunan,
perbaikan, pemeliharaan kapal, alat apung dan konstruksi bangunan
lepas pantai serta pekerjaan jasa penunjang terkait dengan
menerapkan

prinsip-prinsip

perseroan

antara

lain

mencari

keuntungan, meningkatkan nilai (value creation) bagi pemegang


saham, membayar pajak bagi negara, memberikan kesejahteraan
bagi karyawan, memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar,
berperan serta dalam pembangunan nasional pada umumnya.

I.4.3

Visi dan Misi


Visi
Menjadi perusahaan perkapalan dan sarana lepas pantai yang
terkemuka di pasar domestik dan bersaing di pasar regional.
Misi
Mengembangkan perusahaan industri perkapalan dan lepas pantai
yang kompetitif dan memberikan manfaat kepada stake holder.
1. Menguasai pangsa pasar domestik di sektor pemeliharaan &
perbaikan kapal dan pembangunan kapal baru sampai dengan
400.000 DWT, melalui keunggulan QCDS (Quality Cost Delivery
and Services).
2. Mengembangkan perusahaan agar unggul dalam persaingan di
pasar ASEAN di Sektor Pembangunan Kapal Baru, Pemeliharaan
& Perbaikan Kapal s/d 400.000 DWT dan Sarana Lepas Pantai
baik fabrikasi pemeliharaan & perbaikan untuk sarana pendukung
operasional kapal s/d 350.000 DWT (SBM, SPM, dll) melalui
keunggulan QCDS dan SHE (Quality, Cost, Delivery and Services
& Safety Health Environment).
3. Mendorong kemampuan penguasaan teknologi dan kemandirian
dalam mendukung peningkatan kemampuan industri pelayaran
nasional

dan

sistem

transportasi

laut

nasional

melalui

pengembangan sarana dan fasilitas produksi serta kualitas SDM.


4. Melaksanakan restrukturisasi secara bertahap guna mewujudkan
perusahaan yang sehat.
I.4.4

Management
Adapun 5 top management di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) adalah sebagai berikut :
1. Riry Syeried Jetta

( Direktur utama )

2. Bambang Wibisono

( Direktur harkan )

3. Nyoman Sudiana

( Direktur pembangunan dan kapal baru )

4. Anggiasari Hidratmo ( Direktur keuangan )


5. Tjahyadi Dermawan ( Direktur SDM umum )

I.4.5

Jumlah dan Status Pegawai


Jumlah seluruh pegawai PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
(Persero) adalah 1500 orang dengan status pegawai tetap. Adapun
setiap galangan kapal berbeda-beda jumlah pegawainya. Pada
bagian Galangan I yang dikunjungi saat walk through survey, jumlah
pegawai di tempat tersebut adalah 538 orang.

I.4.6

Jam Kerja
Jam kerja di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) sesuai
dengan UU No.13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan pasal 77-85
yaitu 5 hari kerja, 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. Jam kerja
dimulai Pkl.07.30-16.30 WIB dan istirahat makan pada Pkl 12.0013.00 WIB.

I.4.7

Asuransi Pegawai
Saat ini pegawai PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
dijamin oleh asuransi kesehatan BNI Life dan BPJS Ketenagakerjaan
untuk jaminan hari tua, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan
pensiun.

I.4.8

Sertifikasi Perusahaan
PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) saat ini telah
tersertifikasi oleh manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan untuk
manajemen K3 oleh OHSAS seri 18001.

I.5 Landasan Teori


I.5.1

Ergonomi

Ergonomi menurut Badan Buruh Internasional (ILO=International Labor


Organization) adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan
manusia secara optimum agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
Pada prosesnya dibutuhkan kerjasama antara lingkungan kerja (ahli
hiperkes), manusia (dokter dan paramedik) serta mesin perusahaan (ahli
tehnik). Kerjasama ini disebut segitiga ergonomi. Tujuan dari ergonomi
adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan produktivitas

dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah seluruh tenaga
kerja baik sektor formal, informal dan tradisional.
Pendekatan ergonomi mengacu pada konsep total manusia, mesin dan
lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat berjalan
secara efisien, selamat dan nyaman. Dengan demikian dalam penerapannya
harus memperhatikan beberapa hal yaitu: tempat kerja, posisi kerja, proses
kerja. Adapun tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban
kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja, dan
meningkatkan kepuasan kerja,
2) meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas
kerjasama sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan
menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja, 3) berkontribusi
di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi,
antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan
meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.
Adapun manfaat pelaksanaan ergonomi adalah

menurunnya angka

kesakitan akibat kerja, menurunnya kecelakaan kerja, biaya pengobatan dan


kompensasi

berkurang,

stress

akibat

membaik, alur kerja bertambah baik,

kerja

berkurang,

produktivitas

rasa aman karena bebas dari

gangguan cedera, kepuasan kerja meningkat.


Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya, antara lain meliputi :
1) Teknik
2) Fisik
3) Pengalaman psikis
4) Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian
5) Anthropometri
6) Sosiologi
7) Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen
uptake dan aktivitas tubuh
8) Desain
Aplikasi / penerapan ergonomi pada tenaga kerja :
1) Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.
Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat
badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2) ProsesKerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus
dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3) Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja
Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak
digunakan daripada kata-kata.
4) Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala,
bahu,

tangan,

punggung,

dll.

Beban

yang

terlalu

berat

dapat

menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian


akibat gerakan yang berlebihan.
Penyakit-penyakit di tempat kerja yang berkaitan dengan Ergonomi .
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
Supervisi medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1) Pemeriksaan sebelum bekerja : bertujuan untuk menyesuaikan dengan
beban kerjanya.
2) Pemeriksaan berkala : bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai
dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan.
I.5.2

Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban


kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya,
agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan 1992 Pasal
23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja
dan masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan. Aplikasi kesehatan
kerja berupa upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu


seseorang untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal,
yaitu terjadinya keseimbangan kesehatan fisik, emosi, spiritual dan
intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja adalah terciptanya
perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan
dari promosi kesehatan adalah:
1) Mengembangkan perilaku kerja sehat
2) Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
3) Menurunkan angka absensi sakit
4) Meningkatkan produktivitas kerja
5) Menurunnya biaya kesehatan
6) Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
yang disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar
lingkungan kerja ataupun penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit
pada saat melakukan pekerjaan yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya
preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal pekerja agar
didapat

kepuasan

antara pihak

pekerja

dan

perusahaan

sehingga

menimbulkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Aplikasi upaya preventif


diantaranya pemakaian alat pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi
pekerja.
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja
tambahan. Gizi kerja menjadi masalah disebabkan beberapa hal yaitu
rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian pengusaha,
kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang
makan, serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi
kerja yang kurang bagi pekerja adalah :
1) Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
2) Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
3) Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
4) Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
5) Reaksi pekerja yang lamban dan apatis

6) Pekerja tidak teliti


7) Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke,
penyakit degenerative, arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah
terserang infeksi akut seperti gangguan saluran nafas. Ketersediaan
makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan informasi gizi
makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan
meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi tingginya.
Upaya kuratif merupakan langkah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
bagi pekerja. Upaya penatalaksanaan penyakit yang timbul pada saat
bekerja merupakan langkah untuk meningkatkan kepuasan pekerja dalam
bekerja, sekaligus memberi motivasi untuk pekerja supaya memiliki
kesehatan yang optimal. Penyakit yang sering timbul dalam suatu lokasi
pekerjaan dapat menjadi tolak ukur dalam mengambil langkah promosi dan
pencegahan, sehingga tujuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
kerja optimal dilaksanakan.

I.6 Alur Produksi


Kegiatan yang ada di industri perkapalan PT Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari (Persero) meliputi konstruksi kapal baru dan repair kapal. Jenis kapal
yang ditangani adalah kapal tanker, kapal passenger, dan tug boat. Kegiatan
pembuatan kapal dilakukan oleh pegawai tetap PT Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari (Persero), sedangkan untuk awal desain kapal diberikan
kepada subkontraktor (out sourching). Alur produksi pada PT Dok dan
Perkapalan Kodja Bahari (Persero) adalah sebagai berikut :
1. Proses docking kapal
a. Dock plan
b. Gambar rencana garis
c. Tank plan
d. Bukaan kulit
e. Gambar potongan memanjang kapal/gambar konstruksi : midship
section dan repair list

2. Scrubbing
a. Pembersihan terhadap binatang laut dan tumbuhan laut
b. Pembersihan terhadap sisa-sisa cat peralatan
c. Pembersihan ruang muat, pengeringan serta pembebasan terhadap
gas-gas yang mudah terbakar dari dalam tanki
3. Pengukuran ketebalan plat
a. Penggantian plat
b. Pemasangan plat
4. Painting
a. Cat dasar
b. Anti korosi
c. Anti fouling
5. Rantai dan Gangkar
6. Kemudi dan tongkat kemudi
7. Propeller dan poros propeller

II.

PELAKSANAAN

II.1 Tanggal dan Waktu Pengamatan


Kegiatan walk through survey ini dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Maret
2013 Pkl 09.00 11.00 WIB
II.2 Tempat Pengamatan
Kegiatan ini dilaksanakan di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
Galangan I yang beralamatkan di Jl. Penambangan Pelabuhan I, Tanjung
Priok, Jakarta Utara.

III. HASIL PENGAMATAN


III.1 Ergonomi
1. Sikap Kerja
Hasil pengamatan mengenai sikap kerja dari tenaga kerja menunjukkan
belum sesuai dengan aspek ergonomis, terbukti dengan adanya:
a. Ditemukan sebagian tenaga kerja pemotongan besi di bengkel
reparasi tidak disertai meja atau landasan yang sesuai tinggi badan
untuk memudahkan proses pemotongan besi.
b. Ditemukan sebagian tenaga kerja yang melakukan pengelasan tanpa
menggunakan alat pelindung diri.
2. Cara Kerja
Cara kerja yang kami amati ada dua sisi yaitu : posisi kerja dan proses
kerja.
a. Posisi kerja bagian pemotongan besi sebagian besar belum sesuai
dengan aspek ergonomi.
b. Proses kerja pegawai

yang menggunakan alat bantu mesin

pemotongan besi, pengelasan secara keseluruhan belum sesuai


dengan ergonomi karena kebanyakan mereka pelakukan kegiatan
dengan memaksimalkan peralatan yang ada saja (minimal).
3. Beban Kerja
Aktivitas operasional PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero)
dilakukan setiap hari Senin Jumat adalah jam 07.30 - 16.30 WIB. Hasil
pengamatan beban kerja terhadap tenaga kerja PT. Dok dan Perkapalan
Kodja Bahari (Persero) dibagi menjadi 7 kelompok.

III.2 Kesehatan Kerja


1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pada PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) terdapat sebuah
poloklinik yang memiliki satu orang dokter yang bertugas satu kali
seminggu setiap hari kamis yang beroperasi dari jam 14.00 16.00,
terdapat satu paramedis dan satu asisten terlatih paramedis yang
bertugas setiap hari selama jam kerja pegawai. Poliklnik ini bekerja sama

dengan beberapa rumah sakit yang bekerjasama dengan asuransi BNI


life dan BPJS ketenagakerjaan sesuai dengan golongan perkerjaan.
2. Program Kesehatan
Dilakukan tindakan promotif seperti pemasangan poster di poliklinik dan
penyuluhan tentang pencegahan HIV/AIDS tetapi tindakan ini tidak rutin
dilakukan. Kegiatan preventif yang pernah dilakukan adalah fogging.
Tindakan kuratif belum maksimal hanya dilakukan tindakan P3K dan
peralatan medis yang tersedia tidak lengkap karena meraka hanya
melakukan petolongan pada cedera ringan, dan untuk kasus lebih dari itu
segera dirujuk. Setiap melakukan tindakan di poliklinik paramedis tidak
menggunakan alat pelindung diri dan alat-alat medis tidak pernah
disterilkan. Tindakan rehabilitatif tidak dilakukan.
3. Pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba
Pernah dilakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS dan narkoba tetapi tidak
berkala. Skrining narkoba hanya dilakukan pada pemeriksaan awal.
4. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap karyawan yang baru masuk dilakukan pemeriksaan MCU (Medical
Check Up) awal di PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero).
Kemudian minimal 1 tahun tenaga kerja yang sekali terdapat MCU
berkala. Jika selama MCU didapatkan penyakit yang membutuhkan
penanganan lanjutan, maka pekerja akan diobati hingga sembuh yang
biaya ditanggung oleh perusahaan. Setiap 1 tahun sekali dilakukan
pemeriksaan khusus bagi para pekerja sesuai dengan risiko kerja. Jika
terdapat

mengalami

penyakit

akibat

kerja

atau

penyakit

akibat

keselamatan kerja, maka akan mendapatkan tangguangan dari BPJS


ketenaga kerjaan.
5. Gizi dan Kantin
Hasil penemuan kami di lapangan menunjukkan bahwa pemenuhan gizi
pekerja sudah dilakukan dengan cukup baik oleh perusahaan, yaitu:.

Makan siang sebanyak satu kali sehari yang makanannya dikirim dari
katering yang sudah ditunjuk oleh perusahaan. Dengan lauk pauk
yang mencakup nasi, lauk, sayur dan buah serta air minum

Fasilitas air minum bagi pekerja lapangan biasanya diantar dengan


menggunakan drum-drum yang berisi air masak. Yang didistribusikan
hanya satu kali sehari yaitu pada jam makan dan pegawai mengambil
sendiri masing-masing air minum tersebut.

Tempat makan yang disesuaikan dengan tingkat jabatan para


pegawai yaitu ruang makan A, B, C dan D. Namun biasanya mereka
mengambil makanan sendiri yang sudah di bungkus, dan biasanya
mereka makan di tempat kerja.

Disediakan kursi maupun meja untuk makan khusus para pejabat


perusahaan.

Tempat sampah tanpa tutup yang disediakan untuk membuang


sampah makanan secara teratur dibuang oleh petugas cleaning
service ke tempat pembuangan limbah. Posisinya di sudut-sudut
ruangan.

Untuk mencuci tangan menggunakan washtafel yang ada di dekat


pintu masuk.

6. Penyakit Terbanyak
Pada sebagian besar pekerja lapangan terdapat klinik. Bila ada pekerja
yang sakit pihak manajemen telah menyediakan P3K. Obat yang
disediakan terbatas hanya obat umum yang dijual secara bebas. Bila
terjadi kecelakaan kerja, pegawai tersebut langsung dibawa ke Rumah
Sakit terdekat karena ditanggungkan pada Jamsostek. Untuk karyawan
tetap ada penggantian biaya perawatan untuk pegawai , istri dan 3 orang
anak.
Berikut ini daftar penyakit terbanyak yang ditemukan pada perusahaan
PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) bulan Januari 2014)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Infeksi saluran pernafasan akut (37 Orang)


Sakit kepala, migraine, pusing (25 Orang)
Panas dingin (20 Orang)
Luka lecet, bakar, memar, robek (18 Orang)
Hipertensi (16 Orang)
Rematik, asam urat (16 Orang)
Sakit mata kena gram, mata merah (16 Orang)
Pegal-pegal, sakit pinggang dan kolesterol (9 Orang)
Diabetes Mellitus (8 Orang)
Sakit gigi, gusi bengkak (5 Orang)

7. PAK Yang Terjadi, Sarana P3K, Personil Kesehatan


PAK yang tersering dialamai para pekerja PT. Dok dan Perkapalan Kodja
Bahari adalah dermatitis, Luka Lecet, Low back pain, Luka Terbuka,
matanya terkena gram. Sarana P3K terdapat disetiap bagian. Namun
kualitas dan kuantitasnya masih sangat terbatas dan tidak sesuai dengan
tingkat bahaya pekerjaan. Klinik yang terdapat diwilayah galangan 1
terdapat 1 buah. Personil yang terdapat di klinik terdiri dari 1 orang dokter,
1 orang mantri dan 1 orang asisten. Klinik buka setiap hari dari jam 07.30
16.30. Dokter hadir setiap hari kamis dari jam 13.00 16.00, namun
mantri dan asisten hadir setiap hari. Untuk pasien-pasien gawat segera di
rujuk ke rumah sakit terdekat.

III.3 Penanganan Masalah


No

Unit Kerja

Permasalahan
Pada pemotongan besi

Cara Kerja

atau pengelasan alatalat dan proses kerja


tidak ergonomis

Penanganan
Menyedikan

Saran
Diberi kursi

alas meja dan

dan lampu

bangku kecil

untuk

untuk

kenyamanan

memotong.
Sesuai karena

pekerja

hanya pada

Beban Kerja

Sudah sesuai

Klinik

disediakan klinik di lokasi

jam perhari
Memberikan

Sebaiknya

PT. Dok dan Perkapalan

jadwal

dokter dan

Kodja Bahari (Persero)

keberadaan

paramedis

dokter dan

proaktif dalam

paramedic

memantau

serta peralatan

kesehatan

dan obat-obatn

para pegawai.

serta

Obat-obatan

kebersihan

dan perlatan

klinik

serta

hari kerja dan 8

kebersihan

lebih
diperhatikan
denan jadwal
piket
kebersihan.
Penyuluhan
4

Gizi

Gizi perorangan tidak

gizi kerja,

terpantau

mengukur gizi
pekerja

IV. HASIL PENGAMATAN

IV.1 Penanganan Masalah

Penyediaan
Catering
Sehat

No

Unit Kerja

Permasalahan

Penanganan

Cara Kerja

Pada pemotongan besi


atau pengelasan alatalat dan proses kerja
tidak ergonomis

Menyedikan
alas meja dan
bangku
kecil
untuk
memotong.

Beban Kerja

Klinik

Gizi

Saran

Diberi
kursi
dan
lampu
untuk
kenyamanan
pekerja.
Berikan masker
untuk
pengelasan
Sudah sesuai
Sesuai karena hanya
pada
hari kerja dan 8
jam perhari
disediakan
klinik
di Memberikan
Sebaiknya
lokas iPT. DOK KODJA jadwal
dokter
dan
BAHARI GALANAN 1
keberadaan
paramedis
dokter
dan proaktif dalam
paramedis
memantau
serta peralatan kesehatan para
dan obat-obatn pegawai.
yang lengkap Sarankan
serta
menggunakan
kebersihan
jasa paramedik
klinik.
yang
berserifikat.
Obat-obatan
dan
perlatan
serta
kebersihan
harus selalu di
jaga.
Alat
bedah
minor
disediakan.
Gizi perorangan tidak Penyuluhan
Penyediaan
terpantau
gizi
kerja, Catering Sehat
mengukur gizi
pekerja
V.

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Kesimpulan mengenai aspek ergonomis dan kesehatan kerja di PT. Dok
dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) adalah:

1. Aspek ergonomi belum terpenuhi dengan baik karena para pekerja belum
mengetahui dan belum menyadari mengenai aspek ergonomi di bidang
pekerjaannya masing-masing dan belum adanya standar mengenai sikap
kerja, cara kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja.
2. Aspek kesehatan kerja belum terpenuhi karena belum dioptimalkannya
pemeriksaan kesehatan secara berkala (pemeriksaan kesehatan masih
terbatas), tidak tersedianya dokter jaga klinik yang selalu stand by di
klinik, serta klinik yang kurang layak bagi pekerja.
3. Gizi pekerja belum terkontrol dengan baik karena pihak perusahaan
menyediakan catering dari luar namun tidak dilakukan penghitungan
kalori yang dibutuhkan secara spesifik untuk setiap bagian pekerjaan.
V.2 Saran
1. Bagi pekerja yang berada di lapangan sebaiknya di berikan alat-alat
yang menunjang pekerjaan agar lebih ergonomis guna mencegah
munculnya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.
2. Sebaiknya dilakukan pengadaan klinik yang lebih baik dimana terdapat
dokter dan paramedis yang stand-by di klinik, dan meningkatkan status
kemampuan klinik bukan hanya P3K.
3. Perusahaan sebaiknya menyediakan tempat makan bagi para pekerja
lapangan serta penyediaan air minum yang lebih layak dan lebih sering
pendistribusiannya karena lokasi kerja yang panas agar mencegah
dehidrasi serta menyediakan tempat sampah berpenutup yang lebih
banyak.
Jakarta, Maret 2014
Yang membuat laporan pemprosesan
Kunjungan perusahaan,
Tatiek Wahmawati,SE

Anda mungkin juga menyukai