Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika kita lebih mendalami akan pemahaman kita terhadap agama,
utamanya yang berkaitan dengan tindakan para mukallifin (orang-orang yang
terbebani hukum taklif), kata syariah, fikih, dan hukum islam merupakan
kata-kata yang begitu sering kita jumpai dalam setiap pembahasannya. Tidak
jarang kita menggunakan kata-kata tersebut dalam satu arti, tanpa
membedakannya, bahkan seringkali malah menyamakan antara satu dengan
yang lainnya. Hal ini tidak lain karena penilaian kita yang memganggap katakata tetsebut merupakan sinonim.
Melihat realita yang telah umum tersebut, kami (penulis) memiliki
keinginan untuk mengungkapkan bahwa, apa sebenarnya pengertian dari
masing-msing kata tersebut? Apakah memang benar kata-kata itu merupakan
sinonim, tanpa adanya perbedaan antara yang satu dengan yang lain?
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, pasti ada rasa ingin tahu, paling tidak ada
beberapa pertanyaan yang timbul dalam benak penulis, yaitu:
1.
2.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut :
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fikih, Syariah, dan Hukum Islam
Pengertian fikih atau ilmu fikih sangat berkaitan dengan syariah, karena
fikih itu pada hakikatnya adalah jabaran praktis dari syariah.1 Karenanya,
sebelum membahasa tentang arti fikih, terlebih dahulu perlu dibahas arti dan
hakikat syariah.
1.
Pengertian Syariah
Syariah menurut bahasa memiliki beberapa makna, antaranya
adalah ( al-warid) yang berarti jalan, ia bermakna pula
yaitu tempat keluarnya (mata) air.2 Al-Raghib menyatakan syariah adalah
metode atau jalan yang jelas dan terang misalnya ucapaan
(aku mensyariatkan padanya sebuah jalan). Manna' Khalil Al-Qathan
berkata Syariat pada asalnya menurut bahasa adalah sumber air yang
digunakan untuk minum, kemudian digunakan oleh orang-orang Arab
dengan arti jalan yang lurus (al-shirath al-mustaqim) yang demikian itu
karena
tempat
keluarnya
air
adalah
sumber
kehidupan
dan
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatusyariat
(peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim,
Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
Makna syariah yang serupa disebutkan dalam QS Al-Syura ayat 21
Allah taala berfirman :
beberapa
ayat
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kata syariah bermakna peraturan, agama dan tata cara ibadah. Pengertian
ini telah mengarah kepada makna secara istilah, karena khitab dari ayatayat tersebut adalah orang-orang yang beriman agar mereka dapat
merealisasikan syariat tersebut.
Secara istilah syariat adalah Seperangkat norma yang mengatur
masalah-masalah bagaimana tata cara beribadah kepada Allah SWT, serta
bermuamalah dengan sesama manusia. Al-Fairuz Abady menyebutkan
bahwa syariat adalah apa-apa yang disyariatkan Allah kepada para
hambaNya.4 Ibnu Mandzur menyatakan bahwa syariah adalah :
Segala sesuatu yang ditetapkan
intelektual
muslim
Indonesia
memberikan
definisi
5
berupa sabda, perbuatan, ataupuntaqrirnya.8 Sedangkan M. Ali Hasan
menyatakan bahwa syari'ah adalah : Hukum-hukum yang disyariatkan
oleh Allah bagi hamba-hambaNya (manusia) yang dibawa oleh para nabi,
baik
menyangkut
cara
mengerjakannya
yang
disebutfar'iyah
menyangkut
petunjuk
beri'tiqad yang
disebut ashliyah
Pengertian Fikih
10
.( )
Hasbi Ash-Shidieqy, Pengantar Hukum Islam, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra , 2001.
hal. 18.
9
M. Ali Hasan, Perbandingan Madzhab, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 1995, hal. 5.
10 Abdul hamid hakim, Al-Bayan. hal 3-4
11 Rachmat SyafeI, Ilmu Ushul Fikih. hal. 18
6
mengatakan fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syarI yang bersifat
amaliah yang digali dan ditemukan dengan dalil-dalil yang tafsili.12
Penggunaan kata syariah dalam definisi tersebut menjelaskan
bahwa fikih itu menyangkut ketentuan yang bersifat syarI, yaitu sesuatu
yang berasal dari kehendak Allah. Kata amaliah yang terdapat dalam
definisi diatas menjelaskan bahwa fikih itu hanya menyangkut tindak
tanduk manusia yang bersifat lahiriah. Dengan demikian hal-hal yang
bersifat bukan amaliah seperti masalah keimanan atau aqidah tidak
termasuk dalam lingkungan fikih dalam uraian ini. penggunaan kata
digali dan ditemukan mengandung arti bahwa fikih itu adalah hasil
penggalian, penemuan, penganalisisan, dan penentuan ketetapan tentang
hukum. Fikih itu adalah hasil penemuan mujtahid dalam hal yang tdak
dijelaskan oleh nash.
Dari penjelasan diata dapat kita tarik benang merah, bahwa fikih
dan syariah memiliki hubungan yang erat. Semua tindakan manusia di
dunia dalam mencapai kehidupan yang baik itu harus tunduk kepada
kehendak Allah dan Rasulullah. Kehendak Allah dan Rasul itu sebagian
terdapat secara tertulis dalam kitab-Nya yang disebut syariah. Untuk
mengetahui semua kehendak-Nya tentang amaliah manusia itu, harus ada
pemahaman yang mendalam tentang syariah, sehingga amaliah syariah
dapat diterapkan dalam kondisi dan situasi apapun dan bagaimanapun.
Hasilnya itu dituangkan dalam ketentuan yang terinci. Ketentuan yang
terinci
tentang
amaliah
manusia
mukalaf13
yang
diramu
dan
7
diformulasikan sebagai hasil pemahaman terhadap syariah itu disebut
fikih.14
3.
14
Mukallaf adalah muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi
larangan agama (pribadi muslim yang sudah dapat dikenai hukum). Seseorang berstatus mukallaf
bila ia telah dewasa dan tidak mengalami gangguan jiwa maupun akal. Sedangkan mujtahid adalah
ialah orang-orang yang berijtihad hanya pada beberapa masalah saja, jadi tidak dalam arti
keseluruhan, namun mereka tidak mengikuti satu madzhab. Misalnya, Hazairin berijtihad tentang
hukum kewarisan Islam, Mahmus Junus berijtihad tentang hukum perkawinan, A. Hasan Bangil
berijtihad tentang hukum kewarisan dan hukum lainnya, Prof. Dr. H. M. Rasyidi berijtihad tentang
filsafat Islam. Wikipedia, mukallaf. Mujtahid.
15
Amir Syarifuddin, Op. Cit, hal. 5
16
Fathurrahman Jamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999. hal. 11.
17
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, hal. 40.
8
makna ( al-salam) yaitu kesejahteraan, kedamaian serta sifat tunduk
patuh.18 Dalam Al-Qur'an akar kata (aslama) terdapat dalam QS AlHujuraat : 14
akan
mengurangi
sedikitpun
(pahala)
amalanmu;
Dan
kembalilah
kamu
kepada
Tuhanmu,
danberserah
34, Al-An'am 14, Al-Maidah 44, An-Nisaa 125, Ali Imran 83 dan 20 serta
Al-Baqarah ayat 131 dan 112.19
Akar kata aslama juga terdapat dalam sebuah hadits yang shahih
dari riwayat Abdullah bin Amr bin Al-'Ash, Rasulullah bersabda :
Seorang muslim itu adalah seseorang yang kaum muslimin lainnya
selamat dari ucapan lidah dan gangguan tangannya.20
Sedangkan pengertian Islam menurut istilah adalah:
Penyerahan diri kepada Allah SWT serta tunduk dengan penuh
ketaatan serta berlepas diri dari syirik dan para pelakunya."21
Secara umum dapat dikatakan bahwa Islam adalah Rangkaian
ibadah kepada Allah SWT dengan apa-apa yang disyariatkanNya, ia
berlaku sejak Nabi pertama di utus hingga hari kiamat, sebagaimana
disebutkan dalam QS Al-Baqarah ayat 128 :
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh
kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat
yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami
cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah
taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
19
Fadhlurrahman, Indeks Al-Quran, Bandung : Pustaka Hikmah, lLihat dalam software Holy
Qur'an.
20
HR Bukhari. Lihat Fath Al-Bary Juz 10 hal. 446. lihat pula Lisan Al-Arab Ibnu Mandzur hal.
345. dan Maktabah Syamilah.
21
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarh Ats-Tsalastah Al-Ushul, Mesir : Dar Ibn AlJauzy, 2004, hal. 50.
10
Allah
Wassalam bagi
SWT
kepada
seluruh
umat
Nabi
Muhammad Shalallahu
manusia.22 Pengertian
yang
Alaihi
lebih
diwahyukan
kepada
Nabi
Muhammad Shalallahu
Alaihi
4.
22
11
Perbedaan
selanjutnya
adalah
mengenai
sanksi
ketika
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA