Anda di halaman 1dari 33

Ruang Lingkup Geografi Politik

Definisi geografi politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antara


kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam dan suatu negara, atau
dengan kata lain mempelajari the states and its natural environment. Selain itu,
geografi politik juga mempelajari negara sebagai sebuah politic region yang
mencakup baik internal geographical factors, maupun eksternal, yaitu hubungan
antarnegara. Robinson yang dikutip oleh Abdurachmat (1982) mengatakan bahwa
geografi politik adalah that the major objective of polltical geography is the
analysis of inter-state relationships and of internal adaptations to environmental
conditions. Objek dan geografi politik adalah analisa dan hubungan antarnegara
dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan di dalam negara tersebut. Dengan
demikian geografi politik dapat diartikan sebagai: ... is the geography of states and
provide a geographical interpretation of international reIations.
Berdasarkan pengertian di atas, ruang lingkup kajian geograli politik hanya
ada tiga yang pokok, yaitu mengkaji tentang Environmental Relationships, National
power dan Political Region. Environmental Relationships menekankan pada studi
perbedaan dan keanekaragaman wilayah negara dan penduduknya di muka bumi.
Konsep Environmental Relationships menekankan kepada hubungan antara
kehidupan manusia dan lingkungan alamnya akibat dorongan kehidupan dan
keanekaragaman wilayah negara. Alexander dalam Abdurachmat (1987) mengatakan
bahwa ada ..correlation between cultural differences on the one hand and
differences in physical phenomena. Such as climate, soils, and landforms on the
onter.Prinsip ini merupakan prinsip paling tua yang dimulai dan determinisme
lingkungan (environmental determinism) yang memandang kehidupan manusia,
masyarakat dan negara dipengaruhi dan ditentukan oieh keadaan alam sampai pada
aliran possibilisme sebagaimana telah dijelaskan di atas.
Lingkup kajian kedua adalah National Power, yaitu menekankan kepada
masalah power atau kekuasaan negara. Prinsip National Power dikembangkan oleh
Ratzel yang membahas secara sistematis tentang pengaruh lingkungan alam
terhadap ketahanan dan kekuatan nasional. Terdapat tujuh hukum perkembangan
(The Seven Laws of The Expansion af State) menurut Alexander dalam
Abdurachmat

(1987),

yaitu:

1. . The space of states grows with the growth of culture.


2. The growth of states follows otheraspects of development, such as commerce, ideas,
and missionary activity.
3. States grows through the amalgamation and absorption of smaller units.
4.

The frontier is the peripheral organ of the state and reflects the growth, the
strength and the changes in the state.

5. In the process of growth the state seeks to include politically valuable areas, such as
coastlines, river valleys, plain, and regions which are rich in resources.
6.

The first impetus for territorial growth comes to a primitive state from be borders,
from a higher civilization.

7.

The generaltrend toward amalgamation transmits the tendency forexpans state to


state and increase the tendency in the process of transmission ( words, the process
of amalgamation what the appetite for gre aterexpansi.
Hukum Perkembangan pertama menerangkan bahwa pertumbuhan keruangan
negara bersamaan dengan pertumbuhan kebudayaan. Hokum perkembangan kedua
menyebutkan pertumbuhan negara diikuti oleh perkembangan aspek lain seperti
perdagangan, ideologi dan aktivitas keagamaan. Hukum Perkembangan ketiga
menyebutkan bahwa negara tumbuh melalui penggabungan dan penyerapan unit
negara terkecil. Hukum Perkembangan keempat menyebutkan bahwa garis
perbatasan

adalah

organ

lingkungan

suatu

negara

yang

menggambarkan

pertumbuhan, kekuatan dan perubahan dalam suatu negara. Hukum Perkembangan


kelima dalam proses pertumbuhan suatu negara, negara akan mencari wilayah
politik yang berharga seperti garis pantai, lembah sungai, dataran dan daerah yang
kaya akan sumber daya alam. Hokum Perkembangan keenam menyebutkan bahwa
dorongan pertama untuk pertumbuhan teritorial datang dan sebuah negara yang
primitif di luar dari perbatasan, berasal dan peradaban yang lebih tinggi. Hukum
yang terakhir menyebutkan gejala umum terhadap penggabungan cenderung sebagai
ekspansi dan satu negara ke negara lain dan cenderung menambah proses

penyebaran, dengan kata lain hasrat proses penggabungan untuk ekspansi selalu
meningkat dan akan lebih besar.
Lingkup kajian ketiga adalah Political Region. Pada awal abad 20 para ahli geografi mulai
meninggalkan konsep National Power dalam membahas negara karena dinilai kurang
objektif. Konsep Political Region menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat teoritis seperti
dasar, tujuan dan ruang lingkup geografi politik serta pengorganisasian keruangan. Konsep
Political Region membahas tentang pembagian wilayah administrasi, batas negara dan
masalah yang berhubungan dengan pengawasan wilayah kekuasaan negara.
ARTIKEL TERKAIT : sejarah geografi politik, pendekatan geografi politik, objek kajian
geografi politik
Jika ingin lihat Artikel-artikel geografi lainnya silahkan kunjungi alamat ini;
http://ilhambirtaria.blogspot.com

Geografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklope


Peta Bumi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan
(variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu go ("Bumi") dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah
Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa
dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang
diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan
oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang
terjadi itu.

Daftar isi

1 Pengertian menurut para ahli


2 Konsep
3 Pendekatan Geografi
4 Prinsip dasar
5 Prinsip pemetaan
6 Sejarah
7 Metode
8 Cabang
o 8.1 Geografi fisik
o 8.2 Geografi manusia
o 8.3 Geografi manusia-lingkungan
o 8.4 Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
o 8.5 Ekologi budaya dan politik
o 8.6 Penelitian risiko-bencana
o 8.7 Geografi sejarah

9 Teknik geografis
o 9.1 Penginderaan Jauh
o 9.2 Kartografi
o 9.3 Sistem Informasi Geografis
o 9.4 Metode kuantitatif geografi
10 Bidang Terkait
o 10.1 Perencanaan Kota dan Wilayah
o 10.2 Ilmu wilayah
11 Pendidikan tinggi
12 Ahli geografi
13 Lihat pula
14 Referensi
15 Pranala luar

Pengertian menurut para ahli


Bagian ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa
diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Materi yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal Oktober 2013

Erastothenes (Abad ke-1)


Geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran
mengenai bentuk muka bumi
Claudius Ptolomaeus
Geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan
bumi
Ullman (1954)
Geografi adalah interaksi antar ruang.
Strabo (1970)
Geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakterisitik tertentu dan hubungan
antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut konsep Natural
Atrribut of Place
Ekblaw dan Mulkerne
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang
kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati
Paul Vidal de La Blance
Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan suatu
kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini
Prof. Bintarto (1981)
Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang
bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan, dan regional untuk
kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.
Hasil seminar dan lokakarya di Semarang (1988)
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kewilayahan dan kelingkungan dalam konteks keruangan.
Von Rithoffen

Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta
penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan
hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut.
Haris (2012)
Geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di
permukaan bumi dengan konsep spasial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada
dipermukaan bumi.
Bernhardus Varenius, Dalam karyanya yang berjudul GEOGRAPHIA GENERALIS, beliau
membagi geografi menjadi
1. Geografi absolute
2. Geografi relative
3. Geografi komparatif

4. eografi Politik
5.
6.

ANISA SUSILAWATI
7. Geografi Politik
8.

9.

Dosen: Yayan Rudianto, Drs., M.si

10.
11.
12. POKOK PEMBAHASAN I
13. Pengertian geografi politik:
14. Geografi Politik
15. Geografi Politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antara kehidupan
dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam suatu Negara. Aspekaspek yang terdapat dalam Geografi Politik dan Geografi itu sendiri antara
lain unsur geografis berupa luas, bentuk wilayah, iklim, sumber daya
dan penduduk.
16. a. Menurut Taylor 2000:783 :
17. Geografi Politik (political geography) yang menekankan bahwa teritorial
ditafsirkan sebagai hubungan mendasar antara kedaulatan negara dengan
tanah air nasional yang terletak di jantung legitimasi dan praktik negara
modern. Dimana hasilnya adalah analisis-analisis atas wilayah, kekuasaan
dengan
ruang
yang
terfokus
yang
berpusat
pada
negara
(http://baehaqiarif.files.wordpress.com/2009/12/geografi.pdf)
18. b. Menurut Friederich Ratzel :
19. Geografi Politik menekankan kepada hubungan antara faktor fisis
geografis dengan ras ras di masing masing negeri dan bentuk
pemerintahannya ditentukan oleh alam. Paham Fisis Determinis. (Hayati,
Sri & Yani, Ahmad. 2007. Geografi Politik. Bandung: PT Refika Aditama).
20. c. Menurut Otto Maul :

21. Geografi Politik adalah ajaran mengenai bentang alam sebagai ruang hidup
politik dimana kehidupan negara berlangsung.(Hermawan, Iwan. 2009.
Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing
22. Geo Politik
23. a. Menurut Richard Hennig :
24. GeoPolitik merupakan ajaran tentang kekuatan kekuatan politik di dalam
keterkaitan kepada bumi dan penerapannya dimasa mendatang sehubungan
dari hasil yang didapat dari studi yang dilakukan oleh Geografi
Politik.(Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung:
Private Publishing).
25.
26. Persamaan dan Perbedaan keduanya :
27. a. Persamaan :
28. 1. Geografi Politik dan Geopolitik sama mengkaji tata ruang di Bumi
pada
suatu
Negara.(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/01/geopolit
ik/).
29. 2. sebagai dasar perkembangan suatu negara dan hubungan kenegaraan
(http://imsyafii.wordpress.com/2008/04/13/geografi-lingkungan-dalamruang-lingkup-geografi/ ).
30. b. Perbedaan :
31. 1. Richard Hennig, seorang profesor di Berlin berpendapat, sesungguhnya
yang dipelajari oleh Geografi Politik adalah bentang alam di mana
kehidupan negara berlangsung, namun ilmu tersebut adalah statis.
Sehingga, menurutnya harus ada ilmu tentang bentang alam yang
sifatnya dinamis, yaitu Geopolitik. (Hermawan, Iwan. 2009. Geografi
Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing).
32. 2. Preston E. James, GeoPolitik lebih merujuk kepada suatu organisme
yang semakin berkembang. Artinya luas suatu negara dapat berkembang
dengan kekuatan suatu negara, dan sebaliknya apabila kekuatan politk
suatu negara tersebut lemah maka akan mudah direbut teritorinya oleh
negara lain. Sedangkan Geografi Politik hanya menekankan kepada studi
bentang alam. (http://fajargm.net/geopolitik-indonesia).
33.
34. POKOK PEMBAHASAN II
35. GEOGRAFI POLITIK DAN GEOPOLITIK
36. Geo-politik pada dasarnya merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
relatif baru, dimana pada awalnya dicurigai sebagai satu ilmu yang
memberikan pembenaran pada konsepsi Liebensraum (ruang hidup) di era
Hitler, sehingga menimbulkan semacam kecurigaan akan kemanfaatannya
secara ilmiah.

37. Lepas dari hal itu, satu hal yang sudah pasti yaitu bahwa para pakar
dibidang ilmu politik berpendapat bahwa geografi politik merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang melandasi lahirnya geo-politik
38. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta
kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka
mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik berupaya mencari
hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di
atas.
39. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun juga pendistribusian itu harus
ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak
yang tidak homogen di seluruh wilayah negara.
40. Inilah cirinya yang ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas
pendistribusian itu terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya,
yang disebabkan oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang
bervariasi di seluruh wilayah negara
41. Jika politik diartikan sebagai pendistribusian kekuasaan (power) serta
kewenangan (rights) dan tanggung jawab (responsibilities) dalam kerangka
mencapai tujuan politik (nasional), maka geografi politik berupaya mencari
hubungan antara konstelasi geografi dengan pendistribusian tersebut di
atas.
42. Hal ini disebabkan karena bagaimanapun pendistribusian itu harus
ditebarkan pada hamparan geografi yang memiliki ciri-ciri ataupun watak
yang tidak homogen di seluruh wilayah negara. Inilah cirinya yang
ditengarai sebagai sebab mengapa efek dan efektivitas pendistribusian itu
terhadap masyarakat juga tidaklah homogen sifatnya, yang disebabkan
oleh dampak dan intensitas pendistribusian yang bervariasi di seluruh
wilayah negara
43. Karena adanya perbedaan cara pandang terhadap penebaran yang
dimaksud di atas serta dampaknya terhadap masyarakat, maka terdapat
perbedaan dalam cara mendefinisikan geografi politik. Ada yang melihat
dari sudut pandang geografer sehingga geopolitik dianggap sebagai
dampak geografi atas proses politik.
44. Sebaliknya ada yang melihat dari kaca mata ahli politik sehingga
mendefinisikan geografi politik sebagai kajian tentang interaksi dinamis
proses politik dengan morfologi negara, misalnya saja dalam landreform.
Sedangkan sebaliknya pengaruh morfologi negara atas dinamika politik
misalnya saja terlihat dalam pembagian pemerintahan daerah maupun
dalam penentuan daerah pemilihan pada setiap pemilu.
45. Antara kedua sudut pandang tadi ada kesamaannya yaitu mempelajari
distribusi spasial serta interaksi yang terjadi sepanjang jalur spasial

tadi. Sudah barang tentu pengertian jalur spesial telah mencakup aspek
morfologi negara alias konfigurasi geografi negara.
46. Selanjutnya, apabila proses politik dianggap sebagai proses interaksi,
maka dapat dibayangkan bahwa secara morfologis proses politik
menimbulkan apa yang penulis sebut sebagai proses interaksi, maka
dapatlah dibayangkan bahwa secara morfologis proses politik menimbulkan
apa yang penulis sebut sebagai satu medan politik (medan interaksi
politik). Sehingga akhirnya dapat didefinisikan geografi politik merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi spasial berbagai kekuatan
atau kepentingan dalam medan politik nasional.
47. Tentang interaksi spasial ini kita dapat melihat pada fenomena alam yang
berupa medan magnit bumi. Menurut ilmu fisika, medan magnit bumi
secara plastis dapat dibayangkan terdiri dari rumpun garis gaya magnit
yang secara spasial terdistribusi dari kutub utara magnit bumi menuju ke
arah kutub selatan magnit bumi. Dalam perjalanan sepanjang jalur
spasial tiap garisnya dipengaruhi benda-benda atau kandungan-kandungan
mineral yang ada dipermukaan atau di bawah permukaan bumi sehingga
dampaknya merupakan terbeloknya jalur atau menjadi lemahnya garis gaya
magnit bumi.
48. Dengan mempelajari hambatan terhadap garis gaya magnit sepanjang
jalur utara-selatan dapat diketahui adanya kandungan mineral di darat
atau adanya kapal selam di bawah permukaan laut. Gejala demikian ini
dinamakan anomali magnetik, yang dapat dideteksi dengan menggunakan
detektor khusus MAD (?).
49. Sungguhpun disadari bahwa analogi medan politik dengan medan magnit
tidak terlalu pas, akan tetapi ia merupakan pijakan yang memadai dalam
rangka pemahaman distribusi spasial dari kekuatan (politik) maupun
kekuatan medan magnit pada ruang negara.
50. Setelah diperoleh gambaran tentang adanya interaksi antara medan politik
dengan morfologi negara maka para pemikir geo-politik berkesimpulan
bahwa untuk mencapai tujuan nasional (politik) haruslah diperhatikan
kenyataan-kenyataan geografis atau geo-morfologi negara agar
dimungkinkan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga pencapaian itu
optimal melalui strategi yang khas sesuai dengan geo-morfologi yang ada.
51. Strategi semacam itu disebut geo-strategi. Di kalangan ASEAN
ditengarai adanya perbedaan geo-strategi antara negara-negara anggota
yang berciri maritim (Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina) dengan
negara yang berciri kontinental. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan
geopolitik maritim dengan geopolitik kontinental. Dari pengalaman ASEAN
ini dapatlah dimengerti bahwa geopolitik mengalir dari geografi politik.
52.

53. POKOK PEMBAHASAN III


54. PEMIKIRAN DALAM GEOGRAFI POLITIK.
55. Pemikiran Kontinental
56. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama transportasi dan
komunikasi, telah mendorong munculnya kesadaran akan adanya
keterkaitan antara geografi dan dinamika politik dunia. Kesadaran
tersebut ditangkap oleh Friedrich Ratzel dan dirumuskan dalam bentuk
Antropho-geografi yang pada intinya mengulas sintesa antara
antropologi, geografi dan politik.
57. Tujuannya adalah mempelajari manusia, masyarakat, negara dan dunia
sebagai organisme hidup. Demikian juga Ratzel secara berulang-ulang
dalam karyanya menekankan bahwa pada akhirnya antropho-geografi harus
memusatkan pandangan dan kajiannya pada sisi organisme-nya, dan inilah
sesungguhnya awal dari bibit pemikiran mengenai geopolitik
58. Pengaruh pemikiran organismik dari Ratzel terlihat pada pengembangan
geografi politik, dimana hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam
sekitarnya lebih ditonjolkan. Ini berarti bahwa tidak hanya geo-morfologi
dan iklim saja yang mempengaruhi manusia akan tetapi juga jenis tanah,
budaya setempat dan luas tanah atau faktor ruang (Raumfactor).
59. Tidaklah mengherankan apabila dinamika manusia dan produktivitasnya
juga dikaitkan dengan ketersediaan ruang hidup atau Lebensraum.
Hubungan inilah yang kemudian dieksploitir oleh Haushofen bahwa
peningkatan tuntutan hidup dan kebutuhan pengembangan tata kehidupan
memerlukan perluasan dari Lebensraum yang sudah ada.
60. Lebih jauh Karl Ritter dan Ratzel secara terpisah mengidentifikasikan
bahwa tabiat, ambisi dan bahkan budaya manusia dibentuk oleh alam
sekitarnya serta menyimpulkan adanya keterkaitan anatara iklim dan
budaya. Itulah sebabnya Ritter kemudian mengkaitkan Zona Iklim dunia
dengan Zona Budaya
61. Penelitian lebih lanjut tentang kaitan antara manusia dengan alam
sekitarnya menuntun Ratzel pada kesimpulan bahwa ruang atau Raum
merupakan satu faktor penting dalam perjuangan manusia dalam memenuhi
kebutuhan. Atas dasar logika ini disimpulkan bahwa bangsa yang memiliki
kepadatan penduduk yang tinggi memiliki validitas klaim yang lebih untuk
mendapat ruang tambahan.
62. Dipandang dari kondisi politik dunia saat itu, kesimpulan Ratzel ini amat
berbahaya, karena dapat dijadikan pendorong bahkan legitimasi terhadap
kolonialisme dan ekspansionisme. Lebih tajam lagi adalah kesimpulannya
bahwa luas wilayah satu negara merupakan indikator terbaik dari kekuatan
politiknya (political power).

63. Apabila kesimpulan ini dikaitkan dengan rumusan Cline mengenai kekuatan
nasional satu bangsa bila dilihat/diamati dari luar, memang berbanding
lurus, antara lain dengan critical mass dari negara bersangkutan dimana
critical mass itu sendiri adalah gabungan dari critical mass penduduk serta
critical mass ruang negara. (Uraian lebih detail periksa buku Sunardi,
R.M. Teori Ketahanan Nasional, Lemhannas, 1999).
64. Menurut Cline, Australia tidak memiliki critical mass yang besar sebab
sebagian besar ruang negaranya tidak produktif dan ditambah lagi
penduduk hanya kecil ( 18 juta) walaupun kualitasnya sangat tinggi dan
maju. Demikian pula halnya dengan Singapura. Kedua negara ini sudah
barang tentu berbeda dengan negara seperti RRC yang memiliki critical
mass besar; dan oleh karena itu berpotensi menjadi negara besar.
65. Setiap bangsa yang menegara, menurut Ratzel, haruslah memiliki konsep
ruang; apabila tidak, bangsa bersangkutan akan terdesak menjadi bangsa
marginal dalam perpolitikan global. Kesimpulan semacam ini memang
terasa valid pada era sebelum Perang Dunia II, dimana hampir tiap
kawasan dunia, terutama di Eropa, persaingan untuk mendapatkan Power
Position utama tidak jarang menimbulkan konflik terbuka. Sesudah Perang
Dunia II, terutama sesudah perang dingin berakhir hampir tiap kawasan
cenderung membentuk regional grouping
66. Maraknya regionalisme telah mengakhiri tidak hanya perlombaan power
position saja, akan tetapi juga surutnya supremasi politik dan militer
sebagai faktor utama penentu kekuatan nasional satu bangsa, yang
kedudukannya digeser oleh faktor ekonomi
67. Dalam kaitan dengan konsep ruang, batas wilayah kedaulatan negara
(boundary) amatlah penting di dalam dinamika hubungan antara
negara/antarbangsa, karena batas antar negara atau delimitasi sering
menjadi penyebab konflik terbuka. Sungguhpun demikian penentuan
delimitasi telah diatur dalam berbagai konvensi internasional, akan tetapi
latar belakang sejarah setiap bangsa/negara dapat memberikan nuansa
politik tertentu yang mengakibatkan penyimpangan dalam menarik garis
boundary tadi, dan akhirnya bertabrakan dengan negara lain.
68. Kasus konflik teritorial diantara negara-negara berkembang adalah contoh
yang amat sangat nyata, sebab boundary yang ditetapkan oleh penguasa
kolonial tidaklah sejalan dengan sejarah bangsa dan dengan aspirasi politik
dari bangsa yang telah menjadi merdeka.
69. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa boundary tidak selamanya
ditaati oleh penduduk perbatasan (terutama didaerah terpencil) yang
dengan seenaknya mengadakan lintas batas untuk mengunjungi sanakkeluarga di seberang boundary, atau saling berdagang secara bebas
seolah-olah tidak ada boundary. Interaksi dinamis antar penduduk dua

negara, atau interaksi dinamis antara dua budaya dapat membentuk satu
batas semu atau frontier yang berbeda letaknya secara geografisnya
dengan boundary aslinya
70. terbentuknya frontier di dalam ruang negara yang disebabkan oleh
penetrasi pengaruh seberang boundary. Apa yang terjadi adalah daerah
asimilasi dimana penduduknya lebih melirik keseberang boundary
dibandingkan kepada pemerintah daerah atau pusatnya sendiri.
71. Berbagai kasus yang ada di dunia ini, frontier terbentuk karena dua hal,
yaitu, pertama, tidak cukup perhatian pemerintah pada daerah yang
menjadi daerah asimilasi; kedua, tidak ada sarana sirkulasi yang cukup.
72. Untuk sebab yang kedua, kelengkapan sarana sirkulasi (transportasi dan
komunikasi) biasanya terjadi di daerah yang sukar dicapai atau daerah
terpencil seperti daerah pengunungan, daerah hutan rimba, pulau
terpencil, yang kesemuanya berada di daerah sepanjang perbatasan
dengan negara lain sehingga mudah terkena penetrasi budaya, politik,
ekonomi dan sebagainya. Semakin lama daerah asimilasi tidak ditangani
atau diperhatikan oleh pemerintah maka ia bisa menjadi makin meluas;
oleh karena itu frontier sifatnya sangat dinamis.
73. Dilihat dari sisi politik, rakyat di daerah asilmilasi memiliki kecenderungan
untuk membelakangi pemerintah/sistem politik di negaranya dan tidak
jarang bermuara pada keinginan merdeka.
Banyak masyarakat
pengunungan yang mengalami hal seperti itu dan ingin merdeka, misalnya
suku Kurdi, suku Karem, suku Meo, dan bahkan sebagian masyarakat
Propinsi Xinjiang di RRC.
74. Kesemua masyarakat itu tinggal di wilayah pengunungan yang sukar
dicapai. Tidak itu saja, bagi negara yang wilayahnya luas sekali daerah
frontier bisa terjadi dipinggiran yang jauh dari pusat pemerintahan.
Untuk itu disentralisasi adalah jalan pemecahan yang terbaik. Dari sini
terlihat dengan jelas kaitan atau interaksi antara geografi dan politik.
75.
76. POKOK PEMBAHASAN IV
77. PEMIKIRAN DALAM GEOGRAFI POLITIK
78. Pemikiran Maritim
79. Perbedaan dengan para ahli geografi politik Jerman, seperti Ratzel, Ritter
dan sebagainya yang berorientasi kontinental, Alfred Thayer Mahan
merupakan pelopor orientasi maritim. Menurutnya kekuatan satu negara
tidak hanya tergantung pada faktor luas wilayah daratan dan seisinya,
akan tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut berikut
bentuk pantai dari wilayah negara.
80. Akses ke laut akan memudahkan perdagangan yang pada ujungnya
membawa kesejahteraan dan penguasaan perekonomian; sedangkan bentuk

pantai yang menguntungkan akan menarik masyarakat lebih berorientasi ke


arah laut. Tidaklah mengherankan apabila perhatian Mahan pertama-tama
ditujukan ke Laut Tengah yang selalu menjadi ajang perebutan dan
peperangan laut pada abad ke 16, 17 dan 18. Bentuk pantai kawasan
pinggiran Laut Tengah membuat masyarakatnya berorientasi pada laut dan
perdagangan.
81. Dalam pengamatan Mahan, negara-negara tepian Atlantik selain memiliki
akses ke laut secara luas, bentuk pantainya pun memudahkan
pengembangan pelabuhan-pelabuhan besar sehingga akan terbentuk satu
masyarakat maritim yang kosmopolitan. Selain itu, Mahan juga
berkesimpulan bahwa bentuk dan panjang pantai satu negara akan menjadi
salah satu indikator utama kekuatan laut (sea power) dari negara yang
bersangkutan.
82. Observasi dan kesimpulan demikian ini sering disebut sebagai satu
geographical determinist - bahwa geografi menentukan tata laku dan
karya manusia. Di sinilah kiranya Mahan, Ratzel, Ritter dan kawankawannya pada era itu dapat dikatakan sama-sama merupakan geographical
determinist. Bedanya adalah bahwa Ratzel dan Ritter menengok ke darat
dalam pengembangan kekuatan (power) satu negara, sedangkan Mahan
menengok ke laut.
83. Menurut Mahan ada empat faktor alamiah yang mempengaruhi
pembentukan kekuatan laut satu negara. Pertama, situasi geografi,
terutama mengenai Topo-morfologinya yang dikaitkan dengan ada tidaknya
akses ke laut serta penyebaran penduduknya. Kedua, kekayaan alam dan
zona iklim, karena faktor ini akan terkait dengan kemampuan industri
serta kemandirian dalam penyediaan pangan. Ketiga, konfigurasi wilayah
negara, yang menurut Mahan akan mempengaruhi karakter rakyat
terutama dilihat dari orientasinya. Keempat, jumlah penduduk.
84. Dari keempat faktor tersebut di atas dapat dicatat bahwa Mahan
menaruh perhatian pada konfigurasi wilayah negara serta pengaruhnya
pada karakter rakyat. Pengalaman dan sejarah umat manusia cukup
mendukung hal tersebut, misalnya karakter orang yang tinggal di
pengunungan akan berbeda dengan mereka yang tinggal di dataran rendah.
Demikian juga karakter rakyat kepulauan berbeda dengan rakyat yang
tinggal di kontinen.
85. Temuan Mahan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Ratzel yang
mengatakan bahwa agar negara menjadi kuat, maka harus memiliki akses
ke laut serta wilayah daratan yang luas. Dari kesimpulan ini maka para ahli
Jerman pada abad ke-20 mulai memikirkan perluasan wilayah negara
Jerman ke arah timur dengan istilah Drang nach Osten.
86.

87. POKOK PEMBAHASAN V


88. Dari Geografi Politik ke Geopolitik
89. Sampai dengan akhir abad ke-19, pemikiran geografi politik didominasi
oleh teori Ratzel, Ritter dan Mahan yang menganggap negara sebagi
organisme serta pengaruh alam terhadap tata laku manusia atau

geographical determinist.

90. Pada awal abad ke-20 muncul pemikiran dari para ahli Perancis seperti
Albert Demangeon, Louis Febure, Andre Siegfried dan Jacques Ancel,
yang beranggapan bahwa negara sebagai satu organisme hidup memiliki
moral dan spritual sehingga tidak dapat dipandang sebagai satu ruang
(space) yang hampa. Adanya nasionalisme, rasa kebangsaan, faham
kebangsaan, cinta tanah air membuktikan negara bukan sekadar ruang
kosong. Pemikiran demikian ini disebut geographical humanist.
91. Berdasarkan pada pemikiran para ahli Jerman dan para ahli Perancis maka
Rudolf Kjellen berkesimpulan bahwa geo-morfologi haruslah dimanfaatkan
dari segi politik, maka lahirlah the politics of geography yang kemudian
diberi nama oleh Kjellen sebagai geopolitik. Secara umum Kjellen
memberi definisi geopolitik sebagai satu Science of the state
92.
93.
94.
95. Menurut Kjellen sistem politik tentang negara (sistem geopolitik) adalah:
No.
TENTANG NEGARA
GEOPOLITIK
1.

a. Kedudukan Negara
b. Bentuk Negara
c. Keadaan Fisik Negara
96.
NO.
TENTANG EKONOMI
2.a. Pengaruh ekonomi
b. Kemandirian
c. Dinamika ekonomi
97.
NO. TENTANG RAKYAT

: Topopolitik
: Morphopolitik
Physiopolitik
:
EKOPOLITIK
:
:
:

3.a. Kebangsaan

Emporo Politik
Autharkhial Politik
Ekonopolitik
DEMOPOLITIK
:

Etnopolitik

b. Sejarah dan asal-usul

Plethopolitik

c. Psyche Bangsa

Psychopolitik

98.
NO.
TENTANG
BANGSA

MASYARAKAT

SOSIOPOLITIK

4.a. Bentuk dan Organisasi


b. Eksistensi
99.
NO.

TENTANG
PEMERINTAHAN

5. a. Bentuk Negara

Phylopolitik

Biopolitik

KRATOPOLITIK
:

Homopolitik

b. Eksistensi Negara
: Prexipolitik
c. Kekuasaan Negara
Archopolitik
100.
101.
Dari sistematika tentang politik negara tersebut di atas, maka
Kjellen beranggapan bahwa geopolitik hanya salah satu bagian saja.
Kjellen menekankan bahwa sebagai salah satu organisme hidup maka
negara yang diciptakan oleh Kjellen merupakan satu unit kekuatan dan
kekuasaan yang selalu mengikuti hukum pertumbuhan (ingat teori
Lebensraum dari Retzel).
102.
Model ini seakan-akan memahami adanya perluasan wilayah melalui
aneksasi, pendudukan maupun kolonisasi yang sangat marak pada awal abad
ke-20 itu.
103.
Sejak awal Kjellen sudah memperkirakan bahwa hukum pertumbuhan
akhirnya akan membawa kita pada satu keadaan dimana muncul beberapa
negara besar saja yang mampu mempengaruhi lainnya.
104.
Jika hal ini dikaitkan dengan jalur-jalur pelayaran niaga yang
penting waktu itu, maka pertumbuhan akan mengarahkan sepanjang jalur
pelayaran tadi. Bila diamati peta-peta dunia kala itu, maka dapatlah
segera dilihat bahwa koloni-koloni Inggris selalu berada pada tepian jalur
pelayaran dunia.
105.
Pertumbuhan melahirkan rivalitas dan permusuhan antara negaranegara besar saat itu. Hal ini tidak hanya menarik perhatian Kjellen akan
tetapi juga Mackinder dari Inggris. Mackinder melihat bahwa konflik
saat itu (awal abad ke-20) bukanlah sekadar konflik antar negara-negara
maritim untuk menguasai dunia. Atau dapat juga dikatakan sebagai konflik
antara kekuatan Euro-Asia (heartland) melawan kekuatan kepulauan dan
pinggiran (pheripheral).
106.
Mackinder berpendapat, saat itu, bahwa kekuatan Heartland
akhirnya akan lebih unggul dari kekuatan Pheripheral mengingat
keunggulannya di bidang politik, ekonomi dan militer. Bahkan sebelum PD I
meletus, Mackinder membuat kesimpulan geopolitik sebagai berikut:
107.
Who rules East Europe commands the Heartland,
108.
Who rules the Heartland commands the World Island,
109.
Who rules the World Island commands the World!

110.
Yang dimaksud dengan the World Island ialah Asia, Eropa dan
Afrika yang dalam pemikiran Mackinder merupakan satu continental
patah. Melalui pemikiran Kjellen dan Mackinder inilah geografi politik
diantarkan menjadi geopolitik.
111.
112.
113.
POKOK PEMBAHASAN VI
114.
GeoPolitik
115.
geopolitik merupakan pengembangan dari geografi politik, dimana
negara dipandang sebagai satu organisasi hidup yang berevolusi secara
spatial dalam kerangka memenuhi kebutuhan masyarakat bangsanya atau
tuntutan kebutuhan akan Lebensraum.
116.
Ditangan para pemikir Jerman saat itu, khususnya Haushofer,
geopolitik berkembang dengan pesat sebagai satu cabang ilmu
pengetahuan dimana kekuasaan (politik) dan ruang (raum) merupakan
anasir sentralnya. Sehingga kemudian Haushofer menamakan geopolitik
sebagai satu science of the state yang mencakup bidang-bidang politik,
geografi (ruang), ekonomi, sosiologi, antropologi, sejarah dan hukum dan
pertama kali diuraikan dalam bukunya yang terkenal Macht und Erde
(kekuasaan/power dan dunia).
117.
Kedekatan hubungan antara Haushofer dengan Hitler sejak awal
diperkirakan merupakan penyebab dari menyusupnya info gagasan dalam
Macht und Erde kedalam buku Meinkampf. Tidakkah mengherankan
apabila pada akhir perang dunia ke-2 geopolitik tidak lagi dikagumi, karena
dituduh sebagai biang keladi dari ekspansi Jerman.
118.
Pengaruh Haushofer juga terasa di Jepang karena dia pernah
ditugaskan disana antara tahun 1909-1911 untuk mempelajari sistem
militer Jepang serta mempererat hubungan militer antara kedua negara.
Sekembalinya di Jerman Haushofer menyusun konsep Lebensraum untuk
Jepang yang diterbitkan dalam bukunya yang berjudul Dai Nippon
(Greater Japan). Gagasan itu kemudian juga diperkirakan menjadi
landasan sari doktrin Fukoku Kyohei (Rich Country Strong Army) yang
melandasi dilakukannya pembangunan besar-besaran angkatan perang
kekaisaran Jepang menjelang perang dunia ke-2
119.
Kalau dilihat dari sudut pandang tataran pemikiran maka
sesungguhnya Lebensraum maupun Fukoku Kyohei merupakan satu
prasyarat dalam upaya mencapai cita-cita (baca Bab Pendahuluan)
nasional. Jadi geopolitik adalah pada hakekatnya prasyarat; dan karena
harus dipenuhi secara nasional maka dapat juga disebut sebagai doktrin

dasar negara

120.

Sebagai satu doktrin dasar ia mengandungempat unsur utama yaitu:

121.
1. Konsepsi ruang, yang merupakan pengejawantahan dari pemikiran
negara sebagai
organisasi hidup;
122.
2. Konsepsi frontier, yang merupakan konsekuensi dari kebutuhan
dan lingkungan;
123.
3. Politik kekuatan, yang menerangkan tentang kehidupan negara;
124.
4. Tentang keamanan negara dan bangsa, yang kemudian
melahirkan geostrategi.
125.
Konsepsi ruang
126.
Ruang merupakan inti dari geopolitik, sebab menurut Haushofer dan
pengikutnya ruang merupakan wadah dinamika politik dan militer. Dengan
demikian sesungguhnya geopolitik merupakan cabang ilmu pengetahuannya
yang mengaitkan ruang dengan kekuatan fisik, dimana pada kenyataannya
kekuatan politik selalu menginginkan penguasaan ruang dalam arti ruang
pengaruh, atau sebaliknya, penguasaaan ruang secara de facto dan de jure
merupakan legitimasi dari kekuasaan politik. Penguasaan ruang atau ruang
pengaruh demikian itu pada intinya (menurut geopolitik) sesungguhnya
merupakan satu fenomena spatial dari ruang itu sendiri.
127.
Jika ruang pengaruh diperluas maka akan ada yang diuntungkan dan
ada yang dirugikan; dan kerugian akan menjadi lebih besar lagi apabila hal
itu dicapai melalui perang.
128.
Pada era perang dingin dapat kita saksikan bagaimana kedua kutub
adi kuasa saling berusaha memperluas sphere of influence maupun ruang
hegemoninya masing-masing. Pada era itu negara-negara Dunia Ketiga
saling diperebutkan agar ditarik ke dalam sphere of influence atau
kedalam hegemoni, baik sebagai sekutu/allies ataupun sekadar
sahabat/friendly countries. Yang penting sekurang-kurangnya tidaklah
mesra dengan kubu lawan. Kita juga lihat bersama, disaat itu, tidak peduli
satu negara diperintah secara kejam atau tidak asalkan setia kepada
pemimpin kubunya.
129.
Tidaklah mengherankan apabila kepala pemerintahan semacam
Mobutu dirangkul, yang kemudian hari saat perang dingin selesai
dicampakkan begitu saja atas tuduhan pelanggaran hak azasi manusia.
Maka berturut-turutlah beberapa kepala pemerintahan dinegara-negara
Dunia Ketiga berguguran silih berganti setelah ruang yang mereka
kuasai tidak lagi memiliki nilai strategi lagi.
130.
Konsepsi strategi Indonesia yang mengatakan bahwa pendudukan
terhadap satu pulau dapat dianggap sebagai pendudukan seluruh negara
merupakan satu bukti lagi bahwa terdapat satu hubungan erat antara
ruang dengan kekuatan dan kepentingan. Kekuatan disini diartikan sebagai
kekuatan penangkalan yang harus siaga dalam menghadapi kemungkinan,

sekecil apapun, terjadinya pendudukan atas satu bagian kecil dari negara
ini.
131.
Keteguhan dan kesungguhan setiap negara atau bangsa
mempertaruhkan setiap jengkal ruang yang berada di dalam wilayah
kedaulatannya merupakan satu bukti juga adanya kaitan antara ruang
dengan sifat negara sebagai organisme hidup. Dalam hal ini berkurangnya
ruang negara oleh sebab apapun juga memberi dampak psikologis pada
penduduk akan berkurangnya ruang bernafas.
132.
Tidaklah mengherankan apabila negara-negara kecil seperti
Singapura atau Israel tidak dapat mentolerir berkurangnya ruang negara;
dan akan selalu bereaksi sangat keras terhadap ancaman dari luar yang
berpotensi untuk mampu mengurangi ruang negara mereka. Untuk itu
negara-negara semacam itu selalu mempersiapkan kekuatan militer yang
tangguh dan mampu melancarkan pre-emptive strike (bila perlu diluncurkan
dari luar negaranya).
133.
Bertambahnya ruang negara atau berkurangnya ruang negara oleh
berbagai jenis sebab, selalu dikaitkan dengan kehormatan dan kedaulatan
negara dan bangsa. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa tiap negara
mempertahankan kehormatan dan kedaulatannya dengan gigih dan
konsisten.
134.
Bahkan negara sebesar RRC harus berjuang mati-matian
mempertahankan haknya atas pulau-pulau karang kecil, yang walaupun
tenggelam pada saat air pasang, di kawasan Laut Cina Selatan. Sehingga
bila disimak benar-benar konflik territorial di Laut Cina Selatan
sesungguhnya merupakan satu taruhan kehormatan dari negara-negara
yang bertikai; dan ini memang amat sulit dicari titik temunya.
135.
Apa sebenarnya yang amat mengherankan adalah keputusan
Presiden Habibie yang begitu saja, kemungkinan besar hanya dilandasi oleh
emosi atau saran staf yang kurang matang, memberikan dua opsi kepada
rakyat Timor Timur. Dan setelah ternyata rakyat Timor Timur memilih
kemerdekaan, dengan entengnya pemerintahan menerimanya sebagai satu
kewajaran. Disini terlihat ketiadaan pertimbangan akan datang kenyataan
bahwa ruang negara, sekecil apapun, terkait dengan kehormatan bangsa
dan negara. Inilah satu contoh yang amat mengherankan sekaligus
menyedihkan.
136.
Konsepsi ruang amat bermakna apabila dikaitkan dengan penduduk
atau suku bangsa yang mendiaminya. Pada zaman dahulu ruang hidup (living
space atau Lebensraum) secara ideal harus dapat memenuhi atau
mendukung kehidupan bangsa; karena itu bila dirasakan tidak lagi bisa
mendukung kehidupan maka ada kecenderungan untuk menambahnya dan
inilah awal dari peperangan. Namun dalam zaman modern ini ruang hidup

tidak harus berfungsi demikian; contohnya Singapura. Hampir seluruh


kebutuhan hidup rakyat Singapura dibeli dari luar, yang kemudian
dibayar dari produk jasa dan industri. Dengan demikian nilai strategis
ruang menjadi bermakna apabila dikaitkan dengan produktivitas penduduk
yang pada gilirannya terkait secara langsung dengan faktor karakter,
pengetahuan, ekonomi, industri dan sebagainya.
137.
Apabila ahli geopolitik Jerman, seperti misalnya Erich Obst,
menekankan pentingnya luas ruang bagi kehidupan satu bangsa (dan
perkembangan dikemudian hari) maka Ray S. Clime lebih berorientasi pada
masa kritis dari ruang yang bersangkutan. Masa kritis disini merupakan
penjumlahan dari masa kritis penduduk, yaitu jumlah riil penduduk yang
produktivitasnya dapat diandalkan, ditambahkan dengan masa kritis
geografi ruang, yaitu luas riil dari ruang yang secara alami bisa mendukung
kehidupan rakyat dari segi produktivitasnya.
138.
Ruang negara boleh luas, seperti Australia, akan tetapi karena
sebagian besar berupa gurun pasir dan gurun tandus maka dari sudut
pandang Cline masa kritisnya rendah. Atau apabila disingkat akan didapat :
Mk (ruang) = MK (d) + Mk (g).
139.
Luas ruang negara menjadi amat bermakna apabila dilihat dari segi
strategis; sebab disitu akan berlaku strategi menukar waktu dengan
ruang, dimana makna harfiahnya adalah tersedianya / disediakannya
bagian ruang tertentu untuk diduduki sementara oleh musuh, sementara
itu kita mempersiapkan serangan balasan yang mematikan. Ini hanya bisa
dilakukan apabila ruang negara cukup luas.
140.
Karena itu, apabila ruang negara sempit maka hanya terbuka satu
opsi yaitu : Pre-emptive Strike atau serang sebelum musuh siap. Mengapa
demikian, karena tidak adanya cukup ruang untuk mempersiapkan dukungan
logistik (ruang atau daerah belakang), untuk digunakan persiapan tempur
(ruang atau daerah komunikasi), dan digunakan untuk manuver serta
memukul musuh (ruang atau daerah tempur).
141.
Juga apabila dilihat dari segi strategi, luas ruang negara
menentukan tingkatan rasa aman dari penduduknya (security feeling);
artinya bagaimana mereka sebagai satu bangsa bereaksi dan menyikapi
terhadap ancaman dari luar. Tidaklah mengherankan apabila luas ruang
dapat mempengaruhi atau bahkan menentukan karakter satu bangsa.
Bahkan menurut Morgenthau karakter bangsa merupakan salah satu
faktor yang menentukan kekuatan dan ketahanan bangsa.
142.
143.
POKOK PEMBAHASAN VII
144.
GEOPOLITIK sebagai DOKRIN DASAR NEGARA
145.
Konsepsi Frontier

146.
Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa frontier merupakan
batas imajiner dari pengaruh asing dari seberang boundary (batas negara
secara hukum) terhadap rakyat satu negara. Ia sangat dinamis, dalam arti
bisa bergeser-geser, dan berada di antara masyarakat bangsa. Atau
dengan perkataan lain, secara politis dapat dikatakan bahwa pengaruh
efektif dari pemerintah pusat tidak lagi mencakup seluruh wilayah
kedaulatan melainkan dikurangi dengan luas wilayah sampai dengan batas
frontier yang sudah dipengaruhi oleh kekuatan asing dari seberang

boundary.

147.
Pengaruh asing itu bisa berawal dari pengaruh budaya atau dari
pengaruh ekonomi, akan tetapi yang pasti adalah bahwa hal itu tidak
ditangani dengan segera oleh Pemerintah pusat maka akan berubah
menjadi pengaruh politik yang akan berujung pada pemisahan diri dari
wilayah sebatas frontier.
148.
Pengalaman membuktikan bahwa selama ini, sejak 1976, perbatasan
antara Timor-Timur dengan NTT adalah frontier bagi kita, sebab secara
budaya kita gagal menyerap masyarakat Timor Timur masih kedalam
budaya NTT. Padahal mereka merupakan satu suku bangsa. Contoh lain,
adalah suku Kurdi yang telah membuat frontier di dalam negeri Turki dan
Irak. Dalam halnya Turki, pemerintah secara militer membasmi suku
Kurdi yang berada dalam frontier dengan maksud untuk menghilangkan
sama sekali adanya frontier di dalam negara Turki.
149.
Adanya frontier memang mengurangi ruang efektif yang berada
dalam pengaruh pemerintah pusat, sehingga dampaknya hampir-hampir
mirip dengan kehilangan sejengkal tanah yang berada di bawah kedaulatan.
Atas dasar itu dapatlah difahami reaksi keras dari pemerintah Turki atas
suku Kurdi karena kehormatan dan kewibawaan negara dan bangsa Turki
menjadi taruhannya. Dengan demikian jelaslah bahwa masalah adanya
frontier merupakan masalah geopolitik yang menyangkut ruang.
150.
Dalam zaman sekarang ini frontier dapat juga terletak di luar
batas negara dikaitkan dengan kepentingan geopolitik yang memang harus
menjangkau keluar wilayah kedaulatan. Globalisasi telah membawa serta
munculnya transparansi masyarakat bangsa dari pengaruh luar, sedemikian
rupa sehingga Ketahanan Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin
keamanan dan rasa aman bangsa dan negara apabila tidak ditopang oleh
keamanan regional.
151.
Begitu juga kerjasama bilateral saja tidak cukup kuat apabila tidak
disertai dengan kerjasama regional dan internasional. Adanya kaitan
sevara sinergis berjenjang demikian itu membawa implikasi bahwa
geopolitik harus memiliki dimensi internasional. Karena itu frontier dalam

zaman sekarang ini harus pula diberi makna batas imajiner sejauh mana
kepentingan nasional terjamin pewujudannya atau pemenuhannya.
152.
Sesungguh hal semacam itu telah dimainkan oleh kekuatan-kekuatan
besar dunia sejak dahulu, hanya saja melalui wajah kekuatan militer. Dalam
era perang dingin ia berwajah hegemoni ataupun containment strategy.
Akan tetapi esensinya sama yaitu sphere of influence, yang batas luarnya
merupakan frontier dari negara besar yang menggelar sphere of influence
tadi.
153.
Apabila dahulu Sphere of influence selalu diciptakan dan ditegakkan
melalui mekanisme politik dan militer, dalam perkembangannya sekarang ini
ia dapat diciptakan melalui mekanisme ekonomi dan perdagangan. Lihat
saja sphere of influence dari yen Jepang yang kini hampir meliputi
kawasan Asia Pacific bagian Timur, setidak-tidaknya seluruh Asia
Tenggara berada di dalamnya.
154.
Singkatnya, frontier akan menjadi sphere of influence apabila ia
terletak di luar batas negara.Kenyataan sekarang telah memaksa negaranegara dalam satu sub-kawasan bekerja sama untuk menghadapi
persaingan global yang semakin ketat dengan cara meningkatkan
bargaining power.
155.
Dalam perdagangan global bargaining power tidak selama berupa
kelebihan dalam murahnya satu produk, akan tetapi juga kelebihan dalam
hanya conveniency dan security dalam arti yang luas. Jelaslah hal ini akan
lebih menguntungkan apabila ditawarkan oleh kerjasama regional, karena
conveniency maupun security akan lebih terjamin.
156.
Oleh sebab itu, frontier yang terbentuk melalui kerjasama regional
sesungguhnya merupakan satu frontier politik; dan apabila kerjasama
regional terbentuk atas dasar kesamaan budaya atau agama maka
dinamakan frontier budaya.
157.
Mengingat negara dapat dianggap sebagai satu organisme hidup,
maka frontier semacam di atas dinamakan frontier organik yaitu bahwa
adanya atau terbentuknya karena kebutuhan organisme yang bernama
negara.
158.
159.
POKOK PEMBAHASAN VIII
160.
GEOPOLITIK sebagai DOKRIN DASAR NEGARA
161.
Konsepsi Politik Kekuatan (Power)
162.
Politik kekuatan merupakan salah satu faktor dalam geopolitik
karena adanya kenyataan bahwa dinamika organisme negara di dalam
memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya maupun di dalam mewujudkan tujuan
dan cita-cita bangsa selalu dilandasi oleh kekuatan politik dan atau

ekonomi, dan atau militer, atau salah dua, bahkan ketiga-tiganya secara
paralel.
163.
Jepang saat ini memainkan geopolitiknya dilandasi oleh kekuatan
ekonomi dan sedikit faktor politik. Negara-negara besar Eropa
melandasinya dengan politik dan ekonomi; sedangkan Amerika Serikat
dengan ketiga-tiganya.
164.
Semakin menciutnya ruang dunia sebagai akibat perkembangan
teknologi, terutama teknologi telekomunikasi dan transportasi, disatu
pihak sedangkan kepentingan negara-negara di dunia, terutama negaranegara besar, semakin mendunia maka semakin besar pula kemungkinannya
terjadi persinggungan ataupun konflik kepentingan di berbagai tempat di
dunia.
165.
Disini nampak bahwa konflik terbuka atau perang pada dasarnya
merupakan dinamika ruang dan kekuatan. Tidaklah mengherankan apabila
Kjellen menyimpulkan bahwa negara besar dengan kekuatan besar selalu
cenderung ekspansif secara spasial. Kalau toh sekarang ini Amerika
Serikat terkesan malang-melintang sebagai polisi dunia hanyalah
disebabkan oleh anggapannya secara unilateral.
166.
Contoh kasus: Jepang saat ini memainkan geopolitiknya dilandasi
oleh kekuatan ekonomi dan sedikit faktor politik. Negara-negara besar
Eropa melandasinya dengan politik dan ekonomi; sedangkan Amerika
Serikat dengan ketiga-tiganya.
167.
bahwa ruang kepentingannya adalah dunia dan didukung oleh
kekuatan nyata (baik ekonomi,politik, dan militer) yang mampu digelar
setiap saat. Oleh sebab itu pameran kekuatan darat, laut dan udara adalah
salah satu alat geopolitik di dalam pembentukan frontier.
168.
Terasa menciutnya ruang dunia juga diikuti pula dengan meluasnya
hak berdaulat bagi negara-negara pantai sebagai akibat diakuinya ZEE di
dalam Konvensi Hukum Laut 1982. Sebagai akibatnya management laut
menjadi semakin rumit, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia,
disebabkan kepentingan negara-negara maritim dibatasi dengan
berkurangnya freedom of navigation.
169.
Padahal freedom of navigation bagi negara-negara besar merupakan
satu hal yang dikeramatkan sejajar dengan hak azasi manusia dan
demokrasi; maka tidaklah mengherankan makin seringnya terjadi tabrakan
kepentingan.
170.
Tabrakan kepentingan akan menjadi tidak berimbang apabila
kekuatan nyata tidak berimbang, seperti antara Indonesia dan Amerika
Serikat. Kita mengetahui bahwa freedom of navigation bagi negara-negara
besar sangat berkait dengan projection of power dan pembentukan sphere

of influence, karena itu tidaklah mengherankan bagaimana mereka


menyikapi keinginan Indonesia dalam penetapan archipelagie sea lanes.
171.
Pembicaraan dengan negara-negara besar memang telah dilakukan
sebelum rancangan archipelagic sealanes diserahkan kepada International
Maritime Organization (IMO) dan telah disetujui pada bulan Desember
1998.
172.
Untuk mewujudkan kepentingan nasional diperlukan kekuatan, yang
pada gilirannya kekuatan memerlukan ruang gerak baik itu berupa ruang
geografis maupun ruang politis. Misalkan saja kepentingan itu berupa
peningkatan kegiatan perekonomian, maka kepada para pelaku pasar harus
diberikan ruang gerak yang cukup agar lebih kompetitif dan produktif.
Ruang gerak yang cukup, artinya demokratisasi, agar kegiatan ekonomi
bisa berkembang bebas diseluruh ruang negara.
173.
Keperluan adanya demokratisasi ekonomi (tidak sekedar
Liberalisasi saja) memerlukan dukungan demokratisasi politik agar tidak
terjadi stagnasi. Dahulu, ketika Uni Sovyet mengadakan demokratisasi
politik secara luas yang tidak disertai dengan hal yang sama dibidang
ekonomi maka negara tersebut berantakan.
174.
Hal yang sama juga terjadi pada Rusia sekarang. Lain halnya dengan
RRC, dimana demokratisasi ekonomi jauh meninggalkan demokratisasi
politik maka ternyata mengakibatkan terjadinya hal-hal yang tidak
dikehendaki, antara lain peristiwa Tienanmen.
175.
Pelajaran yang dapat ditarik adalah bahwa perluasan ruang gerak
harus dilaksanakan secara serentak pada semua bidang, agar mereka bisa
saling menunjang.
176.
Saat ini telah muncul dua gejala makro dipandang dari segi strategi
yaitu bahwa dimensi ekonomi dari kekuatan telah semakin mengemuka, dan
adanya pergeseran gravitasi kepentingan ke arah maritim. Kedua-duanya
memiliki implikasi yang amat penting terhadap geopolitik, terutama bagi
negara-negara maritim seperti Indonesia.
177.
Semakin mengemukanya dimensi ekonomi dari kekuatan
menyebabkan antara lain : (a) faktor ekonomi telah dijadikan senjata
untuk memaksakan kehendak, (b) munculnya Lembaga Keuangan
Internasional sebagai kekuatan politik global; dan (c) berkembangnya
regionalisme ekonomi sebagai upaya untuk meningkatkan posisi power.
178.
Dilain pihak dengan adanya perdagangan yang mendunia, dimana
setiap pasar domestik terkait satu sama lain; maka soal akses menjadi
penting, baik akses terhadap pasar maupun akses terhadap sumbersumber input bagi industri.
179.
Sebagai konsekuensinya jalur-jalur pelayaran internasional (sea
lines of communication/SLOC) menjadi amat vital. Karena itulah

kepentingan bergeser kearah maritim; siapa menguasai SLOC akan dapat


menentukan pasar atau sebaliknya gangguan keamanan terhadap SLOC
akan mempengaruhi keadaan pasar.
180.
Tidaklah mengherankan apabila freedom of navigation dan
terjaminnya keamanan sepanjang SLOC sehingga komoditi perdagangan
mengalir secara lancar adalah pusat gravitasi kepentingan saat ini.
Dapatlah dimengerti bahwa dipandang dari sisi ini Indonesia adalah amat
rawan karena SLOC vital antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
semuanya melewati perairan Indonesia.
181.
Tiap perkembangan politik dan keamanan di Indonesia serta merta
menjadi perhatian negara-negara besar hanya karena SLOC itu. Bahkan
setiap pergantian pemerintah atau pemilihan presiden-presiden
mengundang berbagai bentuk intervensi.
182.
Konsepsi Keamanan Negara dan Bangsa
183.
Pada akhirnya geopolitik juga ditujukan untuk menciptakan
keamanan negara dan bangsa. Dari adanya kenyataan bahwa ketahanan
nasional saja tidak cukup untuk menjamin keamanan dalam negeri maka
kemudian diputuskan menggelar frontier diluar batas negeri. Dari situ
terwujudlah daerah penyangga (buffer zone) yang digunakan untuk
memperluas ruang yang dapat ditukar dengan waktu dalam menghadapi
ancaman fisik dari luar.
184.
Jika selama ini ruang diartikan sebagai sesuatu yang riil secara
geografi, maka sesungguhnya ruang bisa diartikan secara semu atau maya
dari segi keamanan yaitu antara lain berbentuk semangat kesatuan dan
atau semangat persatuan. Maknanya adalah bahwa kesatuan dan atau
persatuan merupakan penghambat atau memperlambat datangnya
ancaman/musuh sehingga seakan-akan dipertukarkan dengan waktu.
185.
Kesatuan dan atau persatuan yang dianjurkan oleh pemerintah
bukanlah satu retorika politik akan tetapi merupakan langkah geopolitik.
Dengan lain perkataan apabila satu negara kehilangan kesatuan dan atau
persatuan bangsa maka dampaknya akan sama dengan kehilangan ruang.
186.
Era kolonialisme dengan kekuatan senjata telah berlalu akan tetapi
politik dan strategi kolonial dalam bentuk devide-et-impera masih tetap
dijalankan oleh kekuatan -kekuatan besar dunia saat ini dengan cara
merontokkan persatuan dari dalam. Atau bahkan membuyarkan kesatuan
dengan taktik balkanisasi di dukung oleh lembaga-lembaga internasional
yang dimobilisir.
187.
Sehingga apabila keadaan dunia dipotret dengan kacamata negara
berkembang, maka keadaan dunia semuanya telah berubah karena
kemajuan teknologi akan tetapi hanya satu yang tetap yaitu politik
devide-et-impera negara-negara besar.

188.
Membangun keamanan negara dan bangsa melalui upaya peningkatan
dan pemantapan ketahanan nasional adalah langkah geopolitik, dimana
hasilnya berupa ruang semu/maya yang semakin luas dalam bentuk
kesatuan dan atau persatuan. Karena itulah konsepsi keamanan dan
pengamanan negara dan bangsa menjadi bahagian dari geopolitik.
189.
190.
Diposkan oleh Anisa Susilawati @anisasusila di 09.12
191.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Konsep

Konsep Lokasi

Konsep lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena
geosfer. Konsep lokasi dibagi atas:

1. Lokasi absolut : lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap. Contoh :
Indonesia terletak di antara 6LU-11LS dan di antara 95BT-141BT.
2. Lokasi relatif : lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya
berubah. Contoh: Indonesia terletak antara Benua Asia dan Australia.

Konsep Jarak

Dalam kehidupan sosial ekonomi, jarak memiliki arti penting. Dalam geografi jarak dapat
diukur dengan dua cara, yaitu jarak geometrik dinyatakan dalam satuan panjang kilometer
dan jarak waktu yang diukur dengan satuan waktu (jarak tempuh).

Konsep Keterjangkauan

Sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dapat dijangkau dipengaruhi oleh lokasi, jarak dan
kondisi tempat. Contoh: SurabayaJakarta bisa ditempuh dengan bus atau pesawat.

Konsep Pola

Pola merupakan tatanan geometris yang beraturan. Contoh, penerapan konsep pola adalah
pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai.

Konsep Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi. Ilmu geografi
tidak terlepas dari bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti pegunungan, perbukitan, lembah
dan dataran. Hal inilah yang menyebabkan permukaan bumi merupakan objek studi geografi.

Konsep Aglomerasi

Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan


aktivitas manusia. Misalnya pengelompokan kawasan industri, pusat perdagangan dan daerah
pemukiman.

Konsep Nilai Kegunaan

Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan
sama pada semua orang. Nilai kegunaan pun bersifat relatif. Misalnya pantai mempunyai
nilai kegunaan yang tinggi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota yang selalu hidup dalam
keramaian, kebisingan dan kesibukan.

Konsep Interaksi Interdependensi

Interaksi merupakan terjadinya hubungan yang saling mempengaruhi antara suatu gejala
dengan gejala lainnya. Contohnya adalah perbedaan kondisi antara daerah pedesaan dan
perkotaan yang kemudian dapat menimbulkan suatu kegiatan interaksi seperti halnya
penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi.

Konsep Diferensiasi Area

Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain. Contoh: Areal pedesaan
khas dan corak persawahan.

Konsep Keterkaitan Keruangan

Keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya merupakan suatu keterkaitan
keruangan. Misalnya hubungan antara kemiringan lereng di suatu wilayah dengan ketebalan
lapisan tanah serta hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air.

Pendekatan Geografi

Pendekatan Spasial (Keruangan)

Analisis keruangan merupakan pendekatan yang khas dalam geografi karena merupakan studi
tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah masing-masing aspek-aspek
keruangannya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam, dan
kondisi sosial budaya masyarakatnya. Dalam mengkaji aspek-aspek tersebut, seorang ahli
geografi sangat memperhatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta
interaksinya. Salah satu contoh pendekatan keruangan tersebut adalah sebidang tanah yang
harganya mahal karena tanahnya subur dan terletak di pinggir jalan. Pada contoh tersebut,
yang pertama adalah menilai tanah berdasarkan produktivitas pertanian, sedangkan yang
kedua menilai tanah berdasarkan nilai ruangnya yaitu letak yang strategis.

Pendekatan Ekologi (Lingkungan)

Pendekatan lingkungan didasarkan pada salah satu prinsip dalam disiplin ilmu biologi, yaitu
interelasi yang menonjol antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam analisis
lingkungan geografi menelaah gejala interaksi dan interelasi antara komponen fisikal
(alamiah) dengan nonfisik (sosial). Pendekatan ekologi melakukan analisis dengan melihat

perubahan komponen biotik dan abiotik dalam keseimbangan ekosistem suatu wilayah.
Misalnya, suatu padang rumput yang ditinggalkan oleh kawanan hewan pemakan rumput
akan menyebabkan terjadinya perubahan lahan dan kompetisi penghuninya.

Pendekatan Regional (Kompleks Wilayah)

Analisis kompleks wilayah membandingkan berbagai kawasan di muka bumi dengan


memperhatikan aspek-aspek keruangan dan lingkungan dari masing-masing wilayah secara
komprehensif. Contohnya, wilayah kutub tentu sangat berbeda karakteristik wilayahnya
dengan wilayah khatulistiwa.[1]

Prinsip dasar
Ada 4 prinsip utama dalam menganalisis gejala geosfer.

Prinsip persebaran, artinya persebaran bentang alam di permukaan bumi tidak merata
sehingga setiap wilayah akan berbeda dengan wilayah lain. Contohnya persebaran
jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, ada suatu wilayah yang jumlahnya
besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luas wilayahnya.
Prinsip interelasi, artinya fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan
fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dengan gejala yang lain.
Contohnya sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani karena
masih tersedianya lahan untuk digarap.
Prinsip deskripsi, artinya untuk menggambarkan fenomena geosfer memerlukan
deskripsi, melalui tulisan, tabel, gambar atau grafik. Contohnya peta persebaran
lempeng tektonik di dunia.
Prinsip korologi, artinya dengan menganalisis suatu wilayah berdasarkan ketiga
prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan mempunyai karakteristik tertentu.
Prinsip ini merupakan simbol dari geografi modern. Contohnya suhu udara di
perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena
banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunan-bangunan yang ada di
perkotaan.

Prinsip pemetaan

Peta dunia Ptolemy yang disusun kembali dari Geographia Ptolemeus (sekitar 150) di abad
ke-15, mengindikasikan "Sinae" (Cina) di ekstrem kanan, luar pulau "Taprobane" (Sri Lanka,
besar) dan "Aurea Chersonesus" (Asia Tenggara)

Ptolemeus juga merancang dan menyediakan petunjuk tentang cara membuat peta dunia yang
dihuni (oikoumen) dan provinsi Romawi. Pada bagian kedua dari buku Geographia ia
memberikan daftar topografi yang diperlukan, dan keterangan untuk peta. Oikoumen Nya
membentang 180 derajat garis bujur dari kepulauan Canary di Samudra Atlantik ke Cina, dan
sekitar 80 derajat lintang dari Arktik, India timur sampai jauh ke Afrika; Ptolemeus
menyadari bahwa ia mengetahui hanya seperempat dari seluruh dunia .

Sejarah
Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi sebagai
ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes,
Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi
memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi negeri dan
menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan
dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya
adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut Merah dan
Teluk Persi.
Pada Zaman Pertengahan, bangsa Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun
memelihara dan terus membangun warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan
Marco Polo, geografi menyebar ke seluruh Eropa. Selama zaman Renaissance dan pada abad
ke-16 dan 17 banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detail
yang lebih akurat. Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus
Mercator adalah contoh terbesar.
Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan menjadi
bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin), tetapi tidak di
Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya
besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom
Humboldt.
Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu banyak
ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi dengan geologi
dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.
Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme
lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan
budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan
adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya
adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan
"banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya
lebih cerdas".
Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori yang
berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai
landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa).

Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan


sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya
(seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli
geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu tempat,
juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah atau region. Basis
filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai ilmu (sains),
pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran Sputnik. Revolusioner
kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa kegunaan geografi adalah
untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka
mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika terutama statistika - sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan
landasan utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal yang penting dalam
geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang
pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme
dan fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran
manusia dan hubungannya dengan tempat.
Pengaruh lainnya adalah geografi marxis, yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan
pengikutnya pada geografi fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer
marxis yang terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan ide dari
feminisme pada konteks geografis. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi posmodernis, yang mengambil ide teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk menjelajahi
konstruksi sosial dari hubungan keruangan.

Metode
Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan peta
sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan pendekatan analisis
geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan:

Sistematis - Mengelompokkan pengetahuan geografis menjadi kategori yang


kemudian dibahas secara global
Regional - Mempelajari hubungan sistematis antara kategori untuk wilayah tertentu
atau lokasi di atas planet.
Deskriptif - Secara sederhana menjelaskan lokasi suatu masalah dan populasinya.
Analitis - Menjawab kenapa ditemukan suatu masalah dan populasi tersebut pada
wilayah geografis tertentu.

Cabang

Geografi fisik
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk
memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami
pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di
dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik terkait: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi - samudera laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi - biogeografi - garis waktu
geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.

Geografi manusia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial,
aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis
bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi
politik (termasuk geopolitik), geografi sosial (termasuk geografi kota), geografi feminisme
dan geografi militer.
Topik terkait: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian - perkumpulan
individu - provinsi - kabupaten - kota - kecamatan

Geografi manusia-lingkungan
Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan
keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. Walaupun
paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara
geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada
geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dan penelitian risiko-bencana.
Karakter manusia yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya, maka harus melakukan
penggunaan alam atau eksploitasi alam guna terpenuhinya kebutuhan hidup.

Perencanaan dan Pengembangan Wilayah


Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar tahun
1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat kerjasama Universitas
antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal Belanda ikut serta dalam program
pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah lahirnya program studi baru bernama
Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan
Program Studi Pembangunan Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang
memadukan Ilmu Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan
nama Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan bahwa
perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial terutama

terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, sehingga sangat bersinggungan
dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang ada.

Ekologi budaya dan politik


Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam
antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan
alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik
bangkit ketika beberapa geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat
hubungan kekuatan alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi
yang berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel disebabkan
oleh perubahan sistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil dari kolonialisme dan
menyebarnya praktek kapitalisme.

Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa
orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu, bidang ini berkembang
menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam (seperti gempa bumi) dan bencana
teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir). Geografer yang mempelajari bencana tertarik
pada dinamika bencana dan bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.

Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang
dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci
atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan
dan sekitarnya.
Ada apa dibalik nama? Geografi sejarah dan kampus Berkeley
"Geografi Sejarah" tentu saja merupakan akibat timbal-balik dari geografi dan sejarah. Tetapi
di Amerika Serikat, mempunyai arti yang yang lebih spesifik. Nama ini dikenalkan oleh Carl
Ortwin Sauer dari Universitas California, Berkeley dengan programnya mereorganisasi
geografi budaya (beberapa orang menyebutkan semua geografi) pada semua wilayah, dimulai
pada awal abad ke-20.
Bagi Sauer, muka bumi dan budaya di atasnya hanya bisa dipahami jika mempelajari semua
pengaruhnya (fisik, budaya, ekonomi, politik, lingkungan) menurut sejarah. Sauer
menekankan kajian wilayah sebagai satu-satunya cara untuk mendapatkan kekhususan pada
wilayah di atas bumi.
Filosofi Sauer merupakan pembentuk utama pemikiran geografi di Amerika pada
pertengahan abad ke-20. Sampai sekarang kajian wilayah masih menjadi bagian departemen
geografi di kampus-kampus di AS. Tetapi banyak geografer beranggapan ini akan
membahayakan ilmu geografi itu sendiri untuk jangka panjang: penyebabnya adalah terlalu
banyak pengumpulan data dan klasifikasi, sementara analisis dan penjelasannya terlalu
sedikit. Studi ini menjadi lebih spesifik pada wilayah sementara geografer angkatan
berikutnya berusaha mencari nama yang tepat untuk ini. Mungkin ini yang menyebabkan
krisis 1950-an pada geografi yang hampir menghancurkannya sebagai disiplin akademis.

Teknik geografis
Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah ilmu, teknologi
dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau fenomena di (dekat) permukaan
bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji, melainkan melalui
media perekam objek atau fenomena yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang
elektromagnetik dan mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian
'tanpa kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit berarti
bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya ketika data citra satelit
diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi temperatur permukaan pada saat
perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground
truth', yaitu pengumpulan sampel lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui
interpolasi dan ekstrapolasi pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih
tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi,
dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa penginderaan jauh
merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang mampu memberikan synoptic
overview --pandangan secara ringkas namun menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik
tolak kajian lebih lanjut. Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam
informasi keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian
geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh di Amerika
Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu (departemen, 'school'
atau fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau visual dan
metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual memanfaatkan citra tercetak
atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian scanner di pesawat udara maupun satelit)
melalui analisis dan interpretasi secara manual/visua]. Penginderaan jauh digital
menggunakan citra dalam format digital, misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil
pemindaian foto udara yang sudha tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan
menganalisisnya dengan bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital
menghasilkan peta dan laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta
tematik digital melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).
Metode manual kadangkala juga dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu melalui proses
interpretasi di layar monitor (on-screen digitisation), yang langsung menurunkan peta digital.
Metode analisis citra digital menurunkan peta tematik digital secara langsung. Peta-peta
digital tersebutd dapat di-'lay out' dan dicetak untuk menjadi produk kartografis (disebut basis
dat kartografis), namun dapat pula menjaid masukan (input) dalam suatu sistem informasi
geografis sebagai basis data geografis. Peta-peta itu untuk selanjutnya menjaid titik toak para
geografiwan dalam menjalankan kajian geografinya.

Kartografi
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan simbol abstrak.
Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan penyebab meluasnya kajian

geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa ketertarikan mereka pada geografi dimulai
ketika mereka terpesona oleh peta di masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi
lainnya masih bergantung pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu
sendiri masih terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah ilmu.
Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi untuk membuat
simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi yang bisa dimengerti orang
lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk memengaruhi pembaca memahami informasi
yang dibuatnya. Mereka juga harus belajar geodesi dan matematika yang tidak sederhana
untuk memahami bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari
proses proyeksi ke bidang datar.

Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang bumi dengan
cara otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi. Sebagai tambahan pada
subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus mengerti ilmu komputer dan sistem
database. SIG memacu revolusi kartografi sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta
dibuat dengan piranti lunak (software) SIG.

Metode kuantitatif geografi


Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling tidak yang
banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis keruangan, anda
mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan dan uji statistik nonparametris pada studi geografi.

Bidang Terkait
Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk membantu mempelajari
bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan menurut kriteria tertentu,
misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi, perlindungan cagar alam tau cagar
budaya, dsb. Perencanaan kota, baik kota kecil maupun kota besar, atau perencanaan
pedesaan mungkin bisa dianggap sebagai geografi terapan walau mungkin terlihat lebih
banyak seni dan pelajaran sejarah. Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah
di antaranya adalah eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart
Growth).

Ilmu wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard untuk
menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis pada masalah geografi, sebagai
tanggapan atas pendekatan kualitatif pada program geografi tradisional. Ilmu wilayah berisi
pengetahuan bagaimana dimensi keruangan menjadi peran penting, seperti ekonomi regional,
pengelolaan sumber daya, teori lokasi, perencanaan kota dan wilayah, transportasi dan

komunikasi, geografi manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan kualitas
lingkungan.

Pendidikan tinggi
Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai ilmu murni
hanya tiga perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Indonesia (UI), UGM (Universitas
Gadjah Mada), dan UM (Universitas Negeri Malang) dan satu perguruan tinggi swasta
(Universitas Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada
di 45 perguruan tinggi.
UGM, Geografi telah berkembang lebih jauh sehingga menjadi Fakultas tersendiri sejak
tahun 1963, yaitu Fakultas Geografi. Saat ini telah mempunyai jenjang pendidikan tinggi dari
D3 (diploma) Penginderaan Jauh dan SIG, S1, S2 dan S3. Fakultas Geografi UGM juga
mempelajari ilmu Perencanaan dan Pengembangan wilayah.
Di UI, Geografi menjadi jurusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(MIPA). Geografi dipelajari sebagai bagian terapan ilmu-ilmu murni sejajar dengan
Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.
Fakultas Geografi UMS didirikan oleh sejumlah alumni dan dosen Fakultas Geografi UGM.
Para Alumni Pendidikan Tinggi Geografi kemudian membentuk sebuah asosiasi profesi yang
disebut dengan Ikatan Geografiwan Indonesia (IGI). Disamping itu, dalam wadah yang lebih
sempit, para Geografiwan dari UGM juga mempunyai wadah Ikatan Geografiwan Universitas
Gadjah Mada (disingkat IGEGAMA).

Anda mungkin juga menyukai