BAB II
KAJIAN PUSTAKA
10
11
suatu obyek, sedang yang menjadi obyek persepsi dalam penelitian ini
adalah mata pelajaran matematika kelas VI Sekolah Dasar.
Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua
macam, yaitu :
a. Penerimaan.
Proses penerimaan merupakan indikator terjadinya persepsi dalam tahap
fisiologis, yaitu berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.
b. Evaluasi
Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian
dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu
menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan.
Tetapi individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai
sesuatu yang bagus dan menyenangkan.
Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam, yaitu
1. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui
indera, masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Di s itu terjadi proses
analisis, diklasifikasi dan diorganisir dengan pengalaman -pengalaman
individu yang telah dimiliki sebelumnya. Karena itu penyerapan itu
bersifat individual berbeda satu sama lain meskipun stimulus yang
diserap sama.
2. Mengerti atau memahami, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil
proses klasifikasi dan organisasi. Tahap ini terjadi dalam proses psikis.
12
gambaran
(diklasifikasi),
tersebut
diorganisir,
dibandingkan,
diinterpretasi,
digolong -golongkan
sehingg a
terbentuk
13
: 1. Penerimaan / penyerapan.
2. Evaluasi
Menurut Hamka
: 1. Menyerap
2. Mengerti / memahami
14
(humor aques
15
misalnya
pengalaman-pengalaman
ketajaman
tiap
dan
normalitasnya.
Kecuali
itu
individu
berbeda -beda,
maka
akan
16
17
18
Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 87), menyatakan bahwa tes atau alat ukur
yang terdiri dari banyak butir lebih valid dibandingkan dengan yang hanya terdiri
dari beberapa butir soal. Karena itu penjabaran indikator persepsi dan apa yang
dipersepsikan (matematika) harus teliti, nyata, terukur, kemudian disajikan da lam
bentuk kisi-kisi atau tabel spesifikasi. Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 185 203), kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu terdiri dari baris dan kolom, baris berisi
indikator yang akan diukur (persepsi), sedang kolom berisi aspek -aspek atau
bagian-bagian, sasaran, atau objek yang akan diukur, dalam hal ini objek persepsi
yaitu mata pelajaran matematika. Alasan dikonstruksi menurut teori atau konsep
tersebut tidak lain untuk meningkatkan kualitas butir alat ukur dari segi validitas
dan reliabilitas. Kecuali proses pembuatannya harus menurut teori, maih harus
diuji coba dan dilakukan analisis butir untuk menguji tingkat validitas dan
reliabilitas.
B. Minat Belajar Matematika
1. Pengertian Minat
Menurut Winkel (1983:30), minat adalah kecenderungan y ang relatif
menetap, di mana subjek tertarik pada suatu objek, dan merasa senang
berkecimpung di dalam bidang objek tersebut , dalam hal ini belajar
matematika. Pendapat Skinner yang dikutip oleh Hartomo (1990:47)
menyatakan bahwa: Minat sebagai motif menunjukkan arah perhatian
terhadap objek yang menarik dan menyenangkan, maka individu cenderung
berhubungan lebih aktif dengan objek tersebut.
19
Menurut Bimo Walgito (2004:38), bahwa minat sese orang adalah suatu
keadaan di mana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek
yang disertai dengan perasaan senang karena dipandang mempunyai
faedah.
Menurut peneliti, pengertian -pengertian minat dari beberapa ahli
tersebut tidak bertentangan satu sama lain, tetapi justru saling melengkapi.
Adapun perbedaan definisi itu wajar, karena perbedaan aksentuasi
(penekanan) dan gaya bahasa dari ahli tersebut. Peneliti menarik
kesimpulan bahwa: minat adalah suatu kecenderungan terhadap suatu
objek, karena individu tertarik perhatiannya, yang dihayati dengan perasaan
senang dan dipandang mempunyai faedah.
Adapun objek minat dalam penlitian ini adalah belajar matematika kelas
VI SD. Sedang belajar matematika kelas VI SD adalah usaha yang disengaja
(disadari) untuk mendapatkan perubahan -perubahan yang lebih maju, dalam
penguasaan materi-materi matematika kelas VI SD yang meliputi operasi
hitung bilangan bulat, pe cahan, debit, luas, skala, denah, koordinat,
pengolahan data serta tafsiran hasil pengolahan.
2. Indikator-indikator Minat Belajar Matematika.
Beberapa ahli berpendapat bahwa indikator-indikator minat belajar ada
empat macam. Perbedaannya terletak pada istilah yang dipergunakan.
Menurut Bimo Walgito (2004 : 38), indik ator minat belajar itu ada tiga
macam, yaitu :
20
21
22
23
24
25
g.
h.
i.
j.
26
Menurut Winkel (1993: 17), p restasi adalah suatu hasil yang nyata dapat
dicapai pada suatu saat. Prestasi adalah hasil dari suatu usaha atau
tindakan yang dilakukan oleh individu yang dapat diukur secara
langsung dengan menggunakan tes. Hasil tersebut dapat dilihat dengan
nyata dan dapat dicapai oleh ind ividu pada saat tertentu. Tes yang
digunakan adalah tes prestasi. Pada hakekatnya prestasi adalah bukti
usaha yang dapat dicapai.
Prestasi mengandung tiga unsur pengertian, yaitu:
1. Prestasi adalah hasil penilaian.
2. Prestasi adalah hasil usaha bekerja atau belajar.
3. Prestasi menunjukkan ukuran kemampuan atau kecakapan yang
dicapai.
b. Belajar
Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu apabila pada dir i seseorang
tersebut terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat
menggunakan kalkulator menjadi pandai menggunakan, dari tidak dapat
berbahasa Inggris menjadi pintar berbahasa Inggris ( Ngalim Purwanto,
1995 : 30).
Tetapi tidak semua perubahan yan g terjadi pada diri seseorang
tersebut karena telah melakukan belajar. Beberapa perilaku yang terjadi
pada bayi, yaitu pada mulanya bisa duduk kemudian dapat berdiri
kemudian berjalan atau pada mulanya belum bisa bicara kemudian dapat
berbicara dengan lancar. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena
27
28
pada hasil belajar. Anak burung akan bisa terbang bila telah tiba
waktunya (matang). Kematangan tunduk pada hukum perk embangan. (L.
Pasaribu, 1998:26).
Kematangan terjadi karena rangsangan klinis dalam badan manusia.
Di samping itu masih ada jenis perubahan yang lain yang tidak termasuk
sebagai perubahan yang terjadi karena belajar, yaitu perubahan yang
sangat singkat dan kemudian segera hilang lagi. Perubahan tersebut
dapat disebabkan karena lelah, obat -obatan, menderita suatu penyakit
yang bersifat sementara dan yang secara kebetulan.
Menurut Winkel (1993:40), belajar pada manusia merupakan suatu
proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan
lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan -perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan , nilai, sikap, yang bersifat konstan/ menetap.
Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera
nampak dalam perilaku berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah
pernah dipelajari. Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai
kesadaran dan intuisi, tetapi itu tidak mutlak perlu.
Ciri-ciri belajar adalah perbuatan -perbuatan yang menghasilkan
perubahan sesuatu yang lebih maju lagi, dan perubahan -perubahan itu
didapat atas dasar latihan-latihan yang disengaja. Oleh karena itu hasil
belajar tidak diketemukan hanya secara kebetulan saja.
29
30
31
32
33
34
yang berasal dari dalam diri siswa yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor
fisiologis dan psikologis.
Faktor fisiologis yaitu berfungsi organ -organ tubuh, seperti panca
indera, kesehatan jasmani, gizi, kelelahan, kesehatan. Sedang faktor
psikologis meliputi faktor -faktor persepsi, minat, motivasi, perhatian,
fantasi, sugesti, intelegensi, dorongan ingin tahu, per asaan, tanggapan,
sikap, bakat, assosiasi, kreatifitas, dan pengamatan.
Dua faktor intern tersebut yaitu persepsi dan minat dalam penelitian ini
merupakan dua variabel bebas, sedang vaiabel terikatnya prestasi belajar
matematika. Dari kajian pustaka ini dapat ditarik penalaran bahwa persepsi
terhadap mata pelajaran matematika dan minat belajar matematika
mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi hasi l belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan faktor yang berasal dari luar individu. Selanjutnya faktor -faktor
tersebut akan saling berinteraksi satu sama lain yang akan mempengaruhi
prestasi belajar matematika dan akan
35
36
37
Minat
Belajar
Matematika
dengan
Prestasi
Belajar
Matematika.
Dalam landasan teori dijelaskan bahwa minat terdiri dari 4 unsur atau 4
indikator, yaitu kecenderungan. Kecenderungan berarti berulang -ulang
untuk tertuju pada suatu subyek yaitu belajar matematika. Kalau
dilakukan pengulangan-pengulangan secara teratur akan meningkatkan
prestasi belajar matematika.
Unsur atau indikator kedua adalah ketertarikan, jika siswa tertarik belajar
matematika, hasilnya akan meningkatkan . Unsur atau indikator ketiga
adalah perasaan senang. Untuk dapat berhasil, siswa harus menyenangi
matematika. Jika tidak menyenangi pasti saja tidak baik prestasi belajar
matematikanya.
Sedang indikator keempat adalah faedah. Jika murid memandang bahwa
metematika berfaedah dalam hidup sehari-hari tentu akan lebih baik
prestasi belajarnya. Sebaiknya jika murid memandang tidak berfaedah
tentu prestasi belajar matemtika kurang baik atau menurun.
38
39
E. Paradigma Penelitian
X1
H1
H3
y
H2
X2
Keterangan:
X1= Variabel bebas 1: Persepsi terhadap mata pelajaran matematika.
X2= Variebel bebas 2: Minat belajar matematika.
Y2= Variabel terikat: Prestasi belajar matematika.
H1= Hipotesis 1: Ada korelasi positif signifikan antara persepsi terhadap
mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar matematika.
H2= Hipotesis 2: Ada Korelasi positif signifikan antara minat belajar
matematika dengan prestasi belajar matematika.
H3= Hipotesis 3: Ada korelasi positif signifikan secara bersama-sama
antara persepsi terhadap mata pelajaran matematika dan minat
belajar matematika dengan prestasi belajar matematika.
=
40
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka piki r hubungan persepsi mata pelajaran matematika,
minat belajar matematika peneliti menarik hipotesisi sebagai berikut :
1. Ada korelasi positif signifikan antara korelasi positif signifikan antara
persepsi terhadap mata pelajaran matematika dengan prestasi belajar
matematika.
2. Ada korelasi positif signifikan antara minat belajar matematika dengan
minat prestasi belajar matematika.
3. Ada korelasi positif signifikan antara persepsi mata pelajaran matematika
dan minat belajar matematika secara bersama -sama (simultan) dengan
prestasi belajar matematika.
G.