Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hernia merupakan penyakit yang mulai berkembang dan semakin dikenal di
masyarakat, baik pada Negara maju maupun berkembang. Hernia merupakan
salah satu kasus dibagian bedah yang pada umumnya sering menimbulkan
masalah kesehatan dan pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Dari hasil
penelitian pada populasi hernia ditemukan sekitar 10% yang menimbulkan
masalah kesehatan dan pada umumnya pada pria. Hernia adalah pembukaan atau
kelemahan dalam struktur otot dinding perut. Penyakit ini menyebabkan
penonjolan dari dinding perut. Hal ini lebih terlihat ketika otot-otot perut
dikencangkan, sehingga meningkatkan tekanan dalam perut. Setiap kegiatan yang
meningkatkan tekanan intra-abdomen dapat memperburuk penyakit hernia; contoh
kegiatan tersebut mengangkat, batuk, atau bahkan berusaha untuk buang air besar.
Hernia dapat terjadi akibat kelainnan kongenital maupun didapat. Pada anakanak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Pada
orang dewasa adanya faktor pencetus terjadinya hernia antara lain kegemukan,
beban berat, batuk- batuk kronik, asites, riwayat keluarga, dan lain-lain.Lokasi
yang paling umum untuk penyakit hernia adalah lipat paha (inguinal) sehingga
ada jenis penyakit hernia yang disebut dengan hernia inguinal.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu tindakan konservatif dan operatif.
Peengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan
pemakaian penyanggah atau penunjang untuk memepertahankan isi hernia yang
telah direposisi. Sedangkan prinsip dasar operasi hernia pada anak adalah
herniotomi.
I.2
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
I.4
MANFAAT
I.4.1
I.4.2
No. RM
PKM Wajak
Nama KK
: Tn. D
: Tn. D
Alamat lengkap
Bentuk Keluarga
Nama
Status
L/P
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pasien
Ket
PKM
1
Tn. D
Suami
47 Th
SMP
(KK)
2
Ny. R
Istri
Hernia
Mebel
P
42 Th
SD
Ibu Rumah
Tangga
An. A
Anak ke
3Th
Belum
sekolah
BAB II
STATUS PASIEN
1.1 PENDAHULUAN
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita
hernia, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 47 tahun. Mengingat kasus hernia
masih sering terjadi di masyarakat, beserta permasalahannya seperti masih
kurangnya pengetahuan tentang penanganan yang tepat sehingga dapat
menyebabkan komplikasi. Oleh karena itu, penting kiranya bagi penulis untuk
memperhatikan dan mencermatinya dan kemudian bisa menjadikannya sebagai
pengalaman di lapangan.
1.2 ANAMNESIS
1.2.1 Identitas Pasien
Nama
: Tn. D
Umur
: 47 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Alamat
Status Perkawinan
: Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal Periksa
: 22 Oktober 2014
1.2.2
1.2.3
sudah tidak dapat masuk kembali. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah,
dan tidak terasa tegang. Pasien tidak mengeluhkan adanya perubahan
dalam BAB, BAB tidak berdarah dan tidak pernah keluar benjolan dari
dubur. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan BAK, pada saat BAK
pasien selalu merasa tuntas dan tidak merasa nyeri. Pasien juga tidak
mengeluhkan adanya mual dan muntah.
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
Riwayat batuk
: disangkal
: disangkal
Riwayat diabetes
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat kebiasaan
Riwayat olahraga
: disangkal
: istirahat drumah
Riwayat lainnya
: Merokok
bekerja sebagai sopir dan kuli mebel. Keluarga Tn.D memiliki hubungan
sosial dengan tetangga yang cukup bagus.
Pasien adalah seorang Laki-laki berusia 47 tahun, seorang suami dengan
seorang anak dari hasil pernikahannya. Pasien bekerja sebagai sopir dan kuli
mebel. Saat ini pasien tinggal di rumah dengan istri dan analnya yaitu An.A.
Saat ini kebutuhan sehari-hari penderita ditanggung oleh dia seorang.
Hubungan Tn.D dan istri nampak saling mendukung, karena istri pasien
tampak menemani selama pasien dirawat di IGD puseksmas wajak.
Hubungan Tn.D dengan tetangga nampak akrab, karena saat kunjungan di
rumah,tampak tetangga sedang menjenguknya, pasien juga mengenal beberapa
Riwayat Gizi :
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali/hari. Berupa nasi sepiring, sayur,
dan lauk pauk. Terkadang dengan telur, tahu, tempe, ayam dan daging. jarang
makan buah-buahan seperti pepaya dan pisang. Minum air putih 8
gelas/hari.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: tampak sakit
Derajat kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit, regular, isi tegangan cukup
RR
: 18 x/ menit, kedalaman cukup, reguler
Suhu
: 36,4 0C peraksila
BB
: 80 kg
TB
: 160 cm
-
Kulit
Kulit sawo matang, ikterik (-), venektasi (-), spider nevi (-).
Kepala
Bentuk Normocephal, luka (-), makula (-), papula (-), nodul (-), bells palsy (-).
Mata
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor
(3mm/3mm)
Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-)
Mulut
bibir pucat (-), sianosis (-),
Telinga
Daun telinga bentuk normal, sekret (-/-)
Tenggorok
Uvula di tengah, faring hiperemis (-), tonsil T1 - T1.
Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar.
Thoraks
Bentuk
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Abdomen
Inspeksi
medusae (-)
Auskultasi : bising usus (+) N
Perkusi : pekak
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-)
-
Ekstremitas
Akral Dingin
-
Oedem
-
detik
dan kiri, testis kana terlihat lebih besar dari pada testis kiri. Ukuranya
sebesar biji kelapa, warna serupa dengan kulit, tidak ada tanda radang.
Palpasi
lunak, permukaan rata, mobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis
1.4 RESUME
Tn. D, umur 47 Th, datang ke IGD PKM Wajak dengan keluhan benjolan di
kantung buah zakar bagian kanan sejak 6 tahun yang lalu. Benjolan tersebut
sebesar buah kelapa namun tidak sakit. Benjolan tersebut muncul jika pasien
batuk-batuk, mengejan serta mengangkat beban yang berat. Awalnya benjolan
yang timbul tersebut bisa masuk kembali jika didorong dengan tangan pasien.
Namun, sejak 1 tahun yang lalu benjolan tersebut sudah tidak dapat masuk
kembali. Benjolan tidak terasa sakit, tidak merah, dan tidak terasa tegang. Pasien
tidak mengeluhkan adanya perubahan dalam BAB, BAB tidak berdarah dan tidak
pernah keluar benjolan dari dubur. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan
BAK, pada saat BAK pasien selalu merasa tuntas dan tidak merasa nyeri. Pasien
juga tidak mengeluhkan adanya mual dan muntah.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi: 110/70 mmHg, Nadi: 84 x/menit,
regular, isi tegangan cukup, RR: 18 x/ menit, kedalaman cukup, reguler, Suhu:
36,4 0C peraksila, BB: 80 kg. Status Lokalis: Regio Scrotalis Inspeksi: Tampak
adanya ketidakseimbangan antara testis kanan dan kiri, testis kana terlihat lebih
besar dari pada testis kiri. Ukuranya sebesar biji kelapa, warna serupa dengan
kulit, tidak ada tanda radang. Palpasi: teraba massa di scrotum ukuran 5x6 cm,
konsistensi lunak, permukaan rata, mobile, tidak nyeri tekan, terpisah dari testis.
Scrotalis
Inspeksi:
Tampak
adanya
ketidakseimbangan antara testis kanan dan kiri, testis kana terlihat lebih
besar dari pada testis kiri. Ukuranya sebesar biji kelapa, warna serupa
dengan kulit, tidak ada tanda radang. Palpasi: teraba massa di scrotum
ukuran 5x6 cm, konsistensi lunak, permukaan rata, mobile, tidak nyeri
tekan, terpisah dari testis.
1.6 DIAGNOSIS HOLISTIK
Tn. D, 47 Th, dengan keluhan benjolan di kantung buah zakar bagian kanan,
dengan keluarga yang saling memperhatikan, serta saling mendukung.
1.6.1
Diagnosis Biologis
Hernia Scrotalis Dextra
1.6.2
Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari istri, dan
1.7.2
1.8 PROGNOSIS
ad Bonam
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
2.1 FUNGSI HOLISTIK
2.1.1 Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari suami (Tn.D, 47 tahun), istri (Ny.R, 42 tahun),
anak (An.A, 3 tahun).
2.1.2
Fungsi Psikologis
Penderita tinggal bersama istri dan seorang anaknya di rumah. Tn.D
adalah seorang suami yang bekerja sebagai sopir dan kuli mebel. Hubungan
Tn.D dan keluarga cukup terjalin dengan baik dan saling memperhatikan,
walaupun Tn.D kesehariannya sibuk bekerja, tetapi selalu bertemu setiap
10
hari saat sore ataupun malam hari. Hal ini terbukti pada saat pasien dirawat
di IGD, baik istri dan anak pasien menemani pasien.
2.1.3
Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Tn.D hanya sebagai anggota
sopir dan kuli mebel, istri pasien adalah ibu rumah tangga yang mengelola rumah
tangga dan menjaga anak mereka. Untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan,
minum, atau iuran membayar listrik mengandalkan uang yang ada dari gaji suami
saja.
Kesimpulan :
Dari poin satu sampai empat dari fungsi holistik keluarga kesimpulannya
adalah Keluarga Tn.D umur 47 tahun dengan Hernia Scrotalis Dextra, fungsi
psikologis dan fungsi sosial ekonomi cukup baik.
Adaptasi
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga
yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2.
Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3.
Growth
11
Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5.
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Terdapat tiga kategori penilaian yaitu: nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup
dan 8-10 adalah baik.
Sering/
Selalu
Kadangkadang
Jarang/
Tidak
12
Score : 1
Affection : Tn.D jarang mengekspresikan perhatian terhadap keluarga secara
langsung.
Score : 1
Resolve : Waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga kurang.
Score : 1
Tabel 4. APGAR score Ny.R. =
APGAR Ny.R Terhadap Keluarga
Sering/
Selalu
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
Kadang
-kadang
Jarang
/tidak
13
PATOLOGIS
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, dapat dilihat
pada pergaulan mereka yang masih menggunakan bahasa Jawa
sebagai bahasa sehari-hari.
Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam
ketaatannya dalam beribadah.
Penghasilan keluarga yang relatif stabil
Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup, namun
kurang memperhatikan masalah kesehatan
KET
-
Ny. R
Tn. D
14
An.A
Kesimpulan:
Riwayat hernia tidak ditemukan pada anggota keluarga lainnya, dan bukan
merupakan penyakit yang ditularkan dari anggota keluarga yang lain..
Tn. D, 47th
An. A, 3 th
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan tidak baik
Kesimpulan
15
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
3.1 Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
3.1.1 Faktor Perilaku Keluarga
Tn.D adalah seorang laki-laki mengeluh benjolan di kantung buah zakar
bagian kanan sejak 1 tahun yang lalu. Tn.D tinggal serumah dengan istri dan
seorang anaknya, komunikasi antar anggota keluarga cukup baik. Istri dan
anaknya belum banyak memiliki pengetahuan tentang kesehatan khususnya
bahaya yang ditimbulkan oleh hernia.
Saat sakit keluarga Tn.D cukup memperhatikan penderita bahkan peduli dan
mengantarkan untuk berobat ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
3.1.2
16
Pengetahuan :
Keluarga kurang
mengetahui penyakit
pasien
Sikap:
Komunikasi
baik.Keluarga cukup
memperhatikan
Keluarga Tn.D
Tindakan:
Keluarga
mengantarkan Tn.D
untuk periksa ke
dokter
Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit Tn.D merasa
parah dan mengkhawatirkan
saja berobat ke praktek
dokter swasta
Keturunan :
Tidak ada factor
keturunan
: Faktor Perilaku
: Faktor Non Perilaku
3.2 Identifikasi Lingkungan Rumah
3.2.1 Lingkungan Luar Rumah
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah yang berdempetan dengan rumah
tetangganya. Tidak memiliki pekarangan rumah dan pagar pembatas. Terdiri
dari ruang tamu, satu kamar tidur, satu dapur,dan memiliki fasilitas jamban
keluarga. Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan rumah dan di
belakang. Jendela kaca ada. Lantai rumah sebagian sudah memakai ubin,
sebagian berbahan tanah. Ventilasi dan penerangan rumah cukup. Perabotan
rumah tangga cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah sudah cukup.
3.2.2
Denah Rumah
17
6,5 m
Dapur
Kmr
Mandi
B
Ruang
Makan
R. Makan
9m
Kamar tidur
R tamu
Halaman teras
Bagian Depan
BAB V
DAFTAR MASALAH
4.1 MASALAH MEDIS :
1. Hernia Scrotalis Dextra
18
pengetahuan
keluarga
Tn.D
tentang
kesehatan kurang.
2.
Tn.D 47 th
Tingkat pengetahuan
keluarga Tn.D tentang
kesehatan kurang
Daftar Masalah
Tingkat
pengetahuan
I
S
T
SB
Mn
4
R
Mo Ma
3
Jumlah
IxTxR
9.600
berobat
7200
ke
jika
merasa
parah
atau
mengkhawatirkan
Keterangan :
I
19
: tidak penting
: agak penting
: cukup penting
: penting
: sangat penting
20
EKONOMI KELUARGA
Kondisi perekonomian keluarga Tn.D termasuk cukup sederhana. Tn.D saat
ini tinggal bertiga dengan istri dan seorang anaknya. Untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dilakukan dari uang gaji bulanan. Untuk pemenuhan kesehatan
keluarga Tn.D tidak memiliki kartu jaminan kesehatan, karena kondisi ekonomi
penderita
yg
cukup
sederhana
dan
tidak
mempunyai
karti
jaminan
tidaklah terlalu besar walaupun pengetahuan pasien kurang, namun apabila pasien
ada masalah pasien dapat mengakses pusat kesehatan terdekat, baik karena
kondisi ekonomi dan dekatnya pusat kesehatan yg ada.
Tuntutan besar Tn.D sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai sumber
ekonomi satu satunya di keluarga, penyakit ini menimbulkan kekhawatiran yang
mendalam terhadap pasien dan keluarga.
Pengambilan keputusan dirujuk untuk tindakan operasi membutuhkan
perhitungan dan pengambilan keputusan yang berat karena keluarga Tn.D hanya
mengandalkan gaji bulanan.
Atas dasar pertimbangan pencegahan komplikasi lebih lanjut maka tindakan
rujuk untuk dilakukan operasi diambil secara mufakat oleh keluarga Tn.D.
Baik faktor kebiasaan, kepercayaan, sikap, dan juga nilai tidak terlalu
bepengaruh pada penanganan Hernia scrotalis.
21
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
5.1 Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
5.2 Anatomi Dinding Perut
Anatomi dari dinding perut dari luar ke dalam terdiri dari :
1. Kutis
2. lemak subkutis
3. fasia skarpa
4. muskulus obligus eksterna
5. muskulus obligus abdominis interna
6. muskulus abdominis tranversal
7. fasia transversalis
8. lemak peritoneal
9. peritoneum.
22
b. Regio inguinalis
b.1. Kanalis inguinalis
Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus
yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis. Di medial
bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus inguinalis
eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m. Obligus eksternus. Atapnya ialah
aponeurosis m.oblikus eksternus dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinale.
Kanal berisi tali sperma pada lelaki, ligamentum rotundum pada perempuan.
24
Leher hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong
hernia.
5.3 Klasifikasi Hernia Berdasarkan Arah Herniasi
Klasifikasi Hernia
Secara umum hernia diklasifikasikan menjadi:
1. Hernia eksterna, yaitu jenis hernia dimana kantong hernia menonjol secara
keseluruhan (komplit) melewati dinding abdomen seperti hernia inguinal
(direk dan indirek), hernia umbilicus, hernia femoral dan hernia
epigastrika.
2. Hernia intraparietal, yaitu kantong hernia berada didalam dinding
abdomen.
3. Hernia interna adalah hernia yang kantongnya berada didalam rongga
abdomen seperti hernia diafragma baik yang kongenital maupun yang
didapat.
4. Hernia reponibel (reducible hernia), yaitu apabila isi hernia dapat keluar
masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala
obstruksi usus.
5. Hernia ireponibel (inkarserata), yaitu apabila kantong hernia tidak dapat
kembali ke abdomen. Ini biasanya disebabkan oleh perlengkatan isi
kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta,
merupakan jenis hernia ireponibel yang sudah mengalami obstruksi tetapi
belum ada gangguan vaskularisasi.
6. Hernia strangulasi adalah hernia yang sudah mengalami gangguan
vaskularisasi.
Hernia Eksterna
Penonjolannya dapat dilihat dari luar :
a. Hernia Inguinalis Medialis dan Lateralis
b. Hernia Femoralis
c. Hernia Umbilicus
25
d. Hernia Epigastrica
e. Hernia Lumbalis
f. Hernia Obturatoria
g. Hernia Semilunaris
h. Hernia Perinealis
i. Hernia Ischiadica
Hernia Interna
Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum thorax, cavum
abdomen :
a. Hernia Epiploici Winslowi : Herniasi viscera abdomen melalui foramen
omentale
b. Hernia Bursa Omentalis
c. Hernia Mesenterica
d. Hernia Retroperitonealis
e. Hernia Diafragmatica
(medialis), di mana isi hernia masuk melalui titik yang lemah pada dinding
belakang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada pria
daripada wanita, sementara hernia femoralis lebih sering terjadi pada wanita.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah prosesus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding
perut karena usia. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti
batuk
kronik,
hipertrofi
prostat,
konstipasi
dan
asites
sering
disertai
hernia inguinalis.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis antara
lain:
1. Kelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis,
2. Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat,
3. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi, dan asites,
4. Kelemahan otot dinding perut karena usia,
5. Defisiensi otot,
6. Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau
penyakit sistemik.
Pada neonatus kurang lebih 90 % prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangka
pada bayi umur satu tahun sekitar 30 % prosesus vaginalis belum tertutup. Akan
tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen. tidak sampai 10 %
anak dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada lebih dari separuh
populasi anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral, tetapi
insiden hernia tidak melebihi 20 %. Umumnya disimpulkan adanya prosesus
vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi
diperlukan faktor lain, seperti anulus inguinalis yang cukup besar.
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan
kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya bila otot dinding perut
berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis
27
Testis
yang
teraba
dapat
dipakai
sebagai
pegangan
untuk
membedakannya.
Gambaran Klinis dan Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha
yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang
setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan di
daerah epigastrium atau periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
28
Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi inkaserata karena ileus
atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat
inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul
sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial
bawah. Kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus
sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua
permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi pada
umumnya tanda ini susah ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ,
tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum maupun ovarium.
Dengan jari telunjuk atau dengan jari kelingking, pada anak dapat dicoba
mendorong isi hernia dengan cara mendorong isi hernia dengan menekan kulit
skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah hernia ini
dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari
masuk berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari
menyentu hernia berarti hernia inguinalis lateralis, dan bagian sisi jari yang
menyentuhnya adalah hernia inguinalis medial.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika
tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial
dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.
29
30
4. Hernia epigastrika
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba di antara umbilikus dan
prosesus xipoideus. Isi hernia berupa penonjolan jaringan lemak preperitoneal
dengan atau tanpa kantong peritoneum.
5. Hernia lumbalis
Di daerah lumbal antara iga XII dan krista iliaka, ada dua buah trigonum masingmasing trigonum kostolumbal superiorn (Grinfelt) berbentuk segitiga terbalik dan
trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis (Petit) berbentuk
segitiga. Trigonum Grijfelt di batasi di kranial oleh iga XII, di anterior oleh tepi
bebas m. Obligus internus abdominis, sedangkan tutupnya m. Latisimussdorsi.
Trigonum petit dibatasi di kaudal oleh krista iliaka, di anterior oleh tepi bebas
m.obligus eksternus abdominis, dan posterior oleh tepi bebas m. Latisimuss dorsi.
Dasar segitiga ini adalah m. Oblikus internus abdominis dan tutupnya adalah fasia
superfisialis. Hernia pada kedua trigonum ini jarang dijumpai. Pada pemeriksaan
fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang di tepi bawah tulang rusuk XII atau
di tepi kranial panggul dorsal. Diagnosis di tegakkan dengan memeriksa pintu
hernia. Diagnosis banding adalah hematoma, abses dingin atau tumor jaringan
lunak. Pengelolaan terdiri dari atas herniotomi dan hernioplasti. Pada hernioplasti
dilakukan juga penutupan defek.
6. Hernia Littre
Hernia yang sangat jarang dijumpai ini merupakan hernia yang
mengandung divertikulum meckel. Hernia Littre dianggap sebagai hernia sebagian
dinding usus.
7. Hernia Speighel
Hernia Spieghel adalah hernia interstial dengan atau tanpa isinya melalui
fasia Spieghel. Hernia ini sangat jarang dijumpai. Biasanya dijumpai pada usia
40-70 tahun, tanpa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya
terjadi dikanan dan jarang bilateral. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukan
benjolan di sebelah Mc burney bagian kanan maupun sebelah kiri pada tepi lateral
m. Rektus Abdominis. Isi hernia dapat terdiri dari usus, omentum atau ovarium.
Sebagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan ultrasonografi. Pengelolaan
terdiri atas herniotomi dan hernioplastik dengan menutup defek pada m.tranversus
31
Dalam
keadaan
ragu-ragu
dapat
dilakukan
pemeriksaan
32
33
berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia itu dapat direduksi dengan
tekanan yang lembut dan terus-menerus pada massa itu. Jika pemeriksaan hernia
dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak akan menimbulkan nyeri.
Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari
telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka
memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk
kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara
mana yang anda rasakan lebih nyaman.
Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu
hernia inguinal indirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat
dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum, suatu tanda
yang berguna untuk menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek.
Transluminasi Massa Skrotum
Jika anda menemukan massa skrotum, lakukanlah transluminasi. Di dalam
suatu ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum.
Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembus
sinar. Transmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang
mengandung cairan serosa, seperti hidrokel atau spermatokel.
5.5 Komplikasi
Komplikasi hernia tergatung kepada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isihernia dapat bertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponibel, ini dapat
terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ
ekstraperitoneal, disini tidak ada keluhan kecuali ada benjolan. Dapat pula isi
hernia terjepit oleh cincin hernia yang akan menimbulkan hernia strangulata.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur
didalam hernia dan terjadi transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem
akan menambah jepitan pada cincin hernia sehingga perfusi jaringan makin
terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan terisi transudat
yang bersifat serosanguinis. Kalau isi hernia terdiri dari usus maka akan terjadi
perforasi yang akhirnya akan menimbulkan abses lokal, fistel dan peritonitis jika
ada hubungan dengan rongga perut.
34
35
Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan,
konsultasikan dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang sesuai.
-
dan gandum baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan serat
yang dapat mencegah konstipasi.
-
mengangkat benda berat. Jika harus mengangkat benda berat, biasakan untuk
selalu menekuk lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu pada pinggang.
- Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit
serius seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan
batuk kronik yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.
36
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Diagnosis Holistik :
Tn.D 47 tahun, dengan Hernia Scrotalis Dextra dengan hubungan antar
anggota keluarga cukup baik. Dapat dilihat dari istri dan anak pasien yang
sangat memperhatikan kesehatan pasien.
1. Segi Biologis
Hernia Scrotalis Dextra
2. Segi Psikologis
Penderita tinggal bersama suami dan seorang anaknya di rumah. Tn.D
adalah seorang suami yang bekerja sebagai sopir dan kuli mebel.
Hubungan Tn.D dan keluarga cukup terjalin dengan baik dan saling
memperhatikan, walaupun Tn.D kesehariannya sibuk bekerja, tetapi
selalu bertemu setiap hari saat sore atau malam hari. Hal ini terbukti
pada saat pasien dirawat di IGD, baik istri dan anak pasien menemani
pasien.
3. Segi Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Status ekonomi mencukupi kebutuhan
b. Penyakit Tn.D mengganggu aktifitas sehari-hari.
c.Kondisi lingkungan dan rumah yang cukup memenuhi standar kesehatan.
d. Cukup berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
6.2 SARAN
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien mengenai pentingnya berobat
secara teratur untuk mencegah penyakit Tn.D agar dapat ditangani secepat
mungkin penyakit yang diderita, serta edukasi kepada keluarga perilaku hidup
bersih sehat.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta :
EGC, 2004. pp. 519-37
2. Mulyana S. Hernia inguinalis. http://medlinux.blogspot.com . Diakses
tanggal 21 September 2007
3. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P,
Maulany R.F, Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8
4. Ompusunggu M dr.SpB, Agus D dr.SpB. Pedoman Diagnosa Terapi RSUD
AW Syahrani Ed.V. SMF Penyakit Bedah.2001
5. Grace A Pierce and Neil R Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi ketiga. EMS: Jakarta
38