KELOMPOK 6 KROMOSOM
TEMUNINGSIH
(4401412102)
(4401412089)
ARNI PURWANINGTYAS
(4401412123)
A. JUDUL PRKTIKUM
Judul praktikum pada tanggal 13 Oktober 2014 adalah: Pewarisan Sifat yang
ditentukan oleh Alel Ganda.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:
1. Apa sajakah macam sifat-sifat genetic pada manusia yang ditentukan oleh seri alel
ganda, dan alel apakah yang paling banyak dalam populasi kelas?
2. Berapakah frekuensi distribusi golongan darah system ABO pada populasi dalam
kelas, dan sudahkan sesuai dengan frekuensi pada umumnya?
3. Berapakah frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis (ruas jari tangan) kedua
pada populasi kelas?
4. Bagaimanakah kemungkinan genotip yang terjadi pada peristiwa tumbuhnya rambut
pada segmen digitalis kedua jari?
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda ini
adalah :
1) Mengenal beberapa sifat genetic pada manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda.
2) Mengetahui distribusi golongan darah sistem ABO pada populasi kelas Biologi.
3) Mengetahui frekuensi sifat rambut pada segmen digitalis ( ruas jari tangan ) kedua
pada populasi kelas.
D. LANDASAN TEORI
Alel dapat menunjukkan derajat dominansi dan keresesifan yang berbeda-beda satu
sama lain. Dalam persilangan ercis Mendel, keturunan F1 selalu terlihat seperti salah satu
dari kedua varietas induk sebab salah satu alel dalam satu alel tersebut menunjukkan
dominani sempurna terhadap alel yang satu lagi. Dalam situasi semacam itu, fenotip
heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan (Campbell, dkk., 2010).
Variasi lain pada hubungan dominansi diantara alel-alel disebut kodominansi. Dalam
variasi ini, kedua alel sama-sama mempengaruhi fenotip dengan cara terpisah dan dapat
dibedakan. Misalnya golongan darah MN manusia ditentukan oleh alel-alel kodominan untuk
dua molekul spesifik yang terletak pada permukaan sel darah merah, molekul M dan N. satu
lokus tunggal, yang bisa mengandung dua variasi alel, menentukan fenotipe golongan darah
ini. Pada orang yang homozigot untuk alel N (NN) memiliki sel darah merah yang hanya
mengandung molekul N. akan tetapi molekul M maupun N terdapat pada sel-sel darah
merah orang yang heterozigot untuk alel M dan N (MN). Perhatikan bahwa fenotipe MN
bukan pertengahan antara fenotipe M dan N, yang membedakan kodominansi dan
ditetapkan berdasarkan
macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Orang yang mampu membentuk
antigen-A memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu membentuk antigen-B memiliki
alel IB, yang memiliki alel IA dan IBdapat membentuk antigen-A dan antigen-B, sedangkan
yang tidak mampu membentuk antigen sama sekali memiliki alel resesif I. interaksi antara
alel-alel IA, IB dan I menyebabkan terjadinya 4 fenotip golongan darah A, B, AB, dan O
(Suryo, 1984)
Lokus ABO mengatur tipe glikolipid pada permukaan eritrosit dengan cara
memberikan spesifikasi jenis enzim yang mengatalisis pembentukan polisakarida di dalam
eritrosit tersebut. Glikolipid yang dihasilkan akan menjadi penentu karakteristik reaksi
antigenik tehadap antibodi yang terdapat di dalam serum darah. Antibodi adalah zat
penangkal terhadap berbagai zat asing (antigen) dan zat-zat yang tidak diinginkan lainnya
yang masukkedalam tubuh. Dalam tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi antara
antigen dan antibodi yang dimilikinya sendiri. Karl Landsteener dalam penelitiannya
menemukan adanya dua antibodi ialamiah disalam darah dan dua antigen pada permukaan
eritrosit.Inilah penyebab terjadinya penggumpalan (aglutinasi) sel-sel darah merah (eritrosit)
dari beberapa individu apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang. Antigen dan
antibody dalam golongan darah tersebut adalah (Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Golongan darah
Antigen dalam
Antibodi dalam
(fenotip)
Eritrosit
Serum
Anti-B
Anti-A
AB
A dan B
orang tua
Ortu I
Ortu II
AB
AB
AB
anti-Rh,
AB
AB
AB
alangkah
yaitu
dengan
baiknya
jalan
kecuali
transfusi
memeriksa
Fenotipe golongan darah Rh diatur oleh tiga pasang gen, yang diberi kode C/c, D/d,
dan E/e. Gen yang berperan adalah kode D/d. Hanya genotipe d/d yang memberikan
fenotipe Rh negatif, sedangkan genotipe D/D dan D/d memberikan fenotipe Rh positif. Faktor
Rh juga diturunkan lewat persilangan genetik Mendel.Dua orang tua dengan Rh positif
heterozigot mungkin memiliki anak dengan Rh negatif.Sedangkan wanita Rh negatif dapat
memiliki anak Rh positif dengan pria Rh positif homozigot (Siti, 2011).
Memang golongan darah ABO, baik itu Rh (+) maupun Rh (-), umumnya terdistribusi
dengan golongan darah O paling dominan, diikuti golongan darah A, B, dan terakhir
golongan darah AB paling tidak umum. Namun distribusi ini bervariasi jika ditinjau
antarbangsa.Di kalangan orang Asia dan Afrika golongan arah Rh (-) sangat tidak umum
(kurang dari 1%), sedangkan pada bangsa Basque (di Spanyol dan Prancis) populasi
dengan Rh (-) mencapai 35%.Bangsa Eropa lain rata-rata memiliki populasi Rh (-) 15%. Di
Turki dan Norwegia golongan darah A lebih banyak daripada O (Siti, 2011).
F. LANGKAH KEGIATAN
Cara kerja yang digunakan dalam praktikum pewarisan sifat yang ditentukan oleh
alel ganda ini adalah:
Menguji
setiap
golongan
darah
mahasiswa
table pengamatan
NAMA MAHASISWA
GOLONGAN DARAH
Amalina Indratun
Farida Hidayah
Ana Fatonah
Arista Novihana
AB
Dewi Masitoh
Nur Rohmiatun
10
Ulfa Damayanti
11
12
Agus Setiowati
13
14
15
Eramona Dahiya
16
17
Temuningsih
18
Arni Purwaningtyas
19
Afifudin
20
Septa Ariani
21
22
Rizky Amaliyah
23
24
25
26
Soimatun Febriyani
27
Joko Purwanto
27
Idha Meyasa
29
Wafak Bunaya
30
b. Segmen digitalis
ALEL GANDA
HASIL
Arni P.
Putri Wahyu S.
Temuningsih
H3
H4
H5
2. Alanisis Data
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan, maka didapatkan dua hasil
prcobaan, yaitu percobaan mengetahui golongan darah dan percobaan mengamati
tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari tangan.
Pada percobaan golongan darah dapat diketahui bahawa jumlah mahasiswa Rombel
4 Pendidikan Biologi yang mempunyai golongan darah A sebanyak 8 mahasiswa, jumlah
mahasiswa bergolongan darah B sebanyak 11 mahasiswa, mahasiswa bergolongan darah O
adalah 10 mahasiswa dan yang bergolongan darah AB adalah 1 orang. Sedangkan pada
percobaan dalam mengetahui tumbuhnya rambut pada segmen digitalis pada jari-jari tangan
didapakan hasil baha semu anggota kelompok 6 (Kromosom) mempuntai tipe Aleh H1.
3. Presentase dan Grafik Distribusi Golongan Darah
Perhitunagn presentase golongan darah.
Jumlah seluruh populasi= 30 mahasiswa
Jumlah golongan darah A= 8 mahasiswa
Jumlah golongan darah B= 11 mahasiswa
Jumlah golongan darah O= 10 mahasiswa
Jumlah golongan darah AB= 1 mahasiswa
Presentase golongan darah A
Presentase golongan darah B
Golongan Darah B
Golongan Darah 0
Golongan Darah AB
I. PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas mengenai pewarisan sifat yang ditentukan oleh alel ganda
(golongan darah dan pengamatan rambut pada segmen digitalis) dan gen yang terangkai
seks, yaitu buta warna.
1. Golongan Darah
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alel ganda dan
golongan darah seseorang dapat mempunyai airti penting dalam kegidupan. Alel ganda
merupakan faktor yang memiliki lebih dari dua macam alel, meskipun tidak ada satupun
makhluk hidup diploid yang mempunyai lebih dari dua macam alel untuk tiap faktor. Sebeb
timbulnya alel ganda adalah peristiwa mutasi gen.
Pada percobaan ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah, yaitu dengan
melakukan uji darah probandus dengan menetesi darah dengan zat anti. Zat anti yang
digunakan pada percobaan ini ada tiga macam, yaitu zat anti A, zat anti B dan zat anti AB.
Tangan probandus yang akan diambili darahnya terlebih dahulu dibersihkan dengan alkohol
70%. Fungsi alkohol ini adalah untuk mensterilkan tangan agar tidak ada mikroba, kuman
atau bakteri, sehingga tidak terjadi infeksi setelah penusukan. Dengan menggunakan jarum
lancet, darah diambil dari jari manis probandus, setelah itu meneteskan darah di atas gelas
objek pada tiga titik berbeda. Jarum lancet yang diguakan, selanjutnya diletakkan dalam
keadaan terbalik. Kemudian meneteskan zat anti A, B dan AB pada masing-masing tetesan
darah dan mengaduknya dengan tusuk gigi. Zat anti ini berfungsi untuk menentukan
golongan darah yang ditandai dengan ada tidaknya aglutinasi.
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan pada uji
golongan darah pada probandus (Putri), perlakukan pada gelas benda setelah ditetesi zat
anti B, darah tidak mengalami penggumpalan dan setelah ditetesi zat anti A dan AB darah
mengalami penggumpalan. Sehingga dapat disimpulakan bahwa sampel darah yang
terdapat pada probandus adalah A, begitu pula pada Maya, Yesy, Arni, Afif, Rizky, dan Vetta
(No 13, 14, 16, 18, 19, 22, 25).
Pada uji golongan darah Nila, didapatkan golongan darah O. Hal ini terjadi karena
setelah darah ditetesi zat anti A, B dan AB darah tidak menggumpal. Begitu pula pada Dewi,
Elen, Filda, Ningsih, Febry, Idha dan Safi (No 6, 8, 15, 17, 20, 21, 26, 29, 30).
Pada uji golongan darah Farida, diketahui bahwa golongan darahnya adalah B. Hal
ini terjadai karena darah pada saat ditetesi zat anti A tidak menggumpal, tetapi pada saat
ditetesi zat anti B dan AB darah mengalami penggumpalan. Begtu pula pada Amalina,
Anwar, Ana, Debbie, Rohmi, Ulfa, Alifian, Joko, dan Wafak (No 1, 3, 4, 7, 9, 10, 12, 23, 27,
28). Dari 30 populasi kelas hanya ada satu orang yang mempunyai golongan darah AB yaitu
Arista. Pada golongan darah AB, terjadi penggumpalan pada darahnya setelah ditetesi zat
anti A, B, dan AB.
Aglutinogen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam
produksi antibodi. Anti gen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi juga dapat
berupa molekul lainnya termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Zat
anti gen ada tiga macam, yaitu zat anti A, B dan AB. Dimana zat anti A hanya terdapat dan
dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan zat anti B hanya
terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut
sebagai antibodi atau aglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang
disebut dengan ati serum adalah zat anti atau aglutinin yang tidak dihasilan seseorang di
dalam sel darahnya.
Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur dengan
serum alfa (anti A) dan zat anti AB, darah tersebut mengalami aglutinasi. Aglutinasi terjadai
dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen A, dan serum darahnya
membuat aglutinin anti-B. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah
dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi yang terdapat
antigen B dalam serum darahnya.
Dikatakan golongan darah B, karena setelah darah dicampur dengan serum Beta
(anti B) dan zat anti AB, darah tersebut mengalami agutinasi. Aglutinasi terjadi dikarenakan
di dalam sel darah tersebut mengandung aglutinogen B, dan serum darahnya dapat
membuat aglutinin anti-A. Individu dengan golongan darah memiliki sel darah merah dengan
antigen B pada permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi yang terdapat
antigen A dalam serum darahnya.
Dikatakan golongan darah O, karena darah tidak mengalami aglutinasi setelah darah
dicampur dengan serum Afa (anti A), serum Beta (anti B) dan zat anti AB. Hal ini
dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen dan serum darahnya
dapat membuat aglutinin anti-A dan aglutinin-B. Individu dengan golongan darah O memiliki
sel darah merah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B di permukaan membran selnya dan dalam serum darahnya tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B.
Penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen (protein yang larut dalam plasma
darah) diubah menjadi fibrin yang berupa jaring-jaring. Perubahan tersebut disebabkan oleh
trombin yang terdapat dalam darah sebagai proptrombin. Pembentukan trombin dari
protrombin tergantung pada adanya tromboplastin dan ion Ca 2+.
Pada percobaan yang dilakukan pada populasi kelas Rombel 4 Pendidikan Bologi,
didapatkan hasil bahwa golongan darah B paling banyak dimiliki yaitu sekitar (36, 67%), dan
berbeda satu angka dengan golongan darah O (33,33%) kemudian disusul oleh golongan
darah A (26, 67%) dan yang terakhir adalah golongan darah AB (3, 33%).
2. Pengamatan Tumbuhnya Rambut pada Segemen Digitalis Kedua Jari
Peristiwa lain dari alel ganda adalah tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua
jari. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tiga anggota kelompok VI,
didapatkan hasil bahawa semua anggota kelompok memiliki tipe H1, dimana semua jari
tangannya terdapat rambut yang tumbuh. Sehingga angka presentasenya adalah 100%
anggota kelompok VI memiliki tipe H1.
Tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua jari disebabkan karena adana alel
ganda. Alel ganda ini ditimbulkan karena adanya peristiwa mutasi gen. Dimana gen dapat
dapat berubah menjadi bentuk-bentuk alternatif oleh proses mutasi. Bedasarkan teori,
penentuan dominasi pada rambut digitalis kedua jari tangan adalah sebagai berikut.
H1>H2>H3>H4>H5.
Dimana:
H1= rambut terdapat pada semua jari
H2= rambut terdapat pada jari kelingking
H3= rambut hanya terdapat pada jari manis dan jari tengah
H4= rambut hanya terdapat pada jari manis saja
H5= tidak ada rambut pada keempat jari.
Artinya menunjukkan bahwa H1 dominan terhadap H2, H3, H4 dan H5. Sedangkan H2
dominan terhadap H3, H4 dan H5. Kemudian H4 dominan terhadap H5. Sehingga dengan
diketahui kedudukannya, maka dapat disimpulakan bahwa genotip yang dimiliki oleh orang
yang terdapat tumbuhnya rambut pada semua jari kecuali ibu jari adalah H1H1, H1H2, H1H3,
H1H4, H1H5. Bagi orang yang memiliki rambut yang tumbuh pada hari kelingking, maka
memiliki genotip, H2H2, H2H3, H2H4, H2H5. Orang yang mempunyai rambut hanya terdapat
pada jari manis dan jari tengah, maka memiliki genotip H3H3, H3H4, H3H5 dan bagi orang
yang rambut hanya terdapat pada jari manis saja, maka genotipnya H4H4, H4H5 dan yang
terakhir adalah orang yang tidak mempunyai rambut pada keempat jari, maka genotipnya
adalah H5H5.
J. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahawa:
1. Sifat genetik manusia yang ditentukan oleh seri alel ganda antara lain golongan
darah sistem ABO dan tumbuhnya rambut pada segmen digitalis.
2. Golongan darah berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam
darahnya dibagi menjadi 4 bagian, yaitu golongan darah A, B, O, dan AB.
3. Genotip yang dimiliki oleh masing-masing golongan darah yaitu golongan darah A: IA
IA dan IA IO, golongan darah B: IB IB dan IB IO, golongan darah O: IO IO. Golongan
darah AB: IA IB
4. Apabila darah dicampur dngan zat anti A dan AB mengalami penggumpalan dan
darah dicampur dengan zat anti B tidak menggumpal, maka golongan darah tersebut
adalah A.
5. Apabila darah dicampur dngan zat anti B dan AB mengalami penggumpalan dan
darah dicampur dengan zat anti A tidak menggumpal, maka golongan darah tersebut
adalah B.
6. Apabila darah dicampur dngan zat anti A, B dan AB tidak mengalami penggumpalan,
maka golongan darah tersebut adalah O.
7. Apabila darah dicampur dngan zat anti A, B, dan AB mengalami penggumpalan,
maka golongan darah tersebut adalah AB.
8. Distribusi frekuensi golongan darah ABO pada populasi kelas adalah A= 26,67%, B=
36,67%, O= 33,33%, AB=.3,33%.
9. Hasil yang diperoleh dari pengamatan pada tumbuhnya rambut pada segmen digitais
kedua tangan adalah H1= 3, H2= 0 , H3= 0 , H4= 0, H5= 0.
10. H1 dominan terhadap H2, H3, H4 dan H5. Sedangkan H2 dominan terhadap H3, H4 dan
H5. Kemudian H3 dominan terhadap H4 dan H5, dan H4 dominan terhadap H5.
K. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.
Kimball, J.W., Tjitrosomo, S.S., Sugiri, N., 1983.Biologi Jilid 1 Edisi Kelima.Erlangga.
Jakarta.
Suryo, H. 1984.Genetika Manusia. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.
Siti,
Annisa,
2011. Faktor
penentu
penggolongan
Golongan darah A
Golongan darah B
Golongan darah O
Golongan darah AB