Disusun oleh:
Risa Hanifa
P17335113035
2014
INJEKSI Na Cefuroxime
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui formulasi Injeksi Cefuroxime 5%
2. Mengetahui cara pembuatan injeksi Cefuroxime 5%
3. Mengetahui evaluasi pembuatan injeksi Cefuroxime 5%
II.
PENDAHULUAN
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. ( Syamsuni, 2007)
Injeksi merupakan sediaan steril yang dalam pembuatannya diperlukan
pengetahuan yang mendalam mengenai sterilitas serta sifat fisika dan kimia bahan
aktif maupun bahan tambahan. Bahan tambahan yang digunakan sebisa mungkin
menambah stabilitas maupun efektivitas obat saat digunakan. Salah satu factor
penting dalam pembuatan sediaan injeksi adalah tonisitas sediaan. Dimana
tonisitas sediaan harus isotonis dengan tekanan osmosis cairan tubuh atau lebih
baik hipertonis disbanding hipotonis, krena hipotonis dapat menyebabkan
hemolisi.
Na Cefuroxime adalah bahan aktif yang dapat larut dalam air namun tidak stabil
dalam larutan saat penyimpanan. Sehingga diperlukan bentuk lain yang dapat
menambah kestabilan Na cefuroxime untuk dibuat menjadi sediaan injeksi. Injeksi
serbuk kering dibuat untuk bahan aktif yang dapat larut dalam air namun tidak
stabil dalam bentuk larutan.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir. ( Syamsuni, 2007)
Sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongkan menjadi 5 jenis yang
berbeda, yaitu :
1. Obat atau larutan atau emulsi yang digunakan untuk injeksi, ditandai dengan
nama, Injeksi ..
2. Sediaan padat kering atau cairan pekat tidak mengandung dapar, pengencer,
atau bahan tambahan lain, dan larutan yang diperoleh setelah penambahan
pelarut yang sesuai dan memenuhi persyaratan injeksi, ditandai dengan nama
bentuknya Steril.
3. Sediaan seperti tertera pada nomor 2, tetapi mengandung satu atau lebih dapar,
pengencer, atau bahan tambahan lain, dan dapat dibedakan dari nama
bentuknya .. untuk Injeksi.
4. Sediaan berupa suspense serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikkan secara intravena atau kedalam saluran spinal, ditandai dengan
nama Suspensi .
5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai membentuk larutan
yang memenuhi persyaratan untuk suspense steril setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai, ditandai dengan nama .. Steril untuk suspensi.
(Depkes RI, 1995)
Susunan isi (komponen) obat suntik
1. Bahan aktif atau berkhasiat
2. Zat pembawa atau pelarut
Dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Zat pembawa berair
Menurut FI IV, zat pembawa yang mengandung air atau menggunakan air
untuk injeksi, harus memenuhi persyaratan uji pirogen dan uji endotoksin
bakteri.
b. Zat pembawa tidak berair
Umumnya digunakan minyak untuk injeksi misalnya, oleum sesame.
3. Zat tambahan
Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud :
a. Untuk mendapatkan pH yang optimal.
b. Untuk mendapatkan larutan yang isotonis.
c. Untuk mendapatkan larutan yang isoioni.
d. Sebagai zat bakterisida.
e. Sebagai pemati rasa setempat (anestesi local).
hidrolisis oleh beta-laktamase dari sefamandol, dan oleh karena itu mungkin lebih
aktif terhadap bakteri yang memproduksi beta-laktamase, misalnya, Haemophilus
influenzae dan Neisseria gonorrhoeae.
IV.
FORMULASI
1. Cefuroxime Na
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Cahaya
pH
5,0 7,5
[USP 3.0]
2. Natrium Klorida
Pemerian
Kelarutan
Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan
dalam lebih kurang 10 bagian gliserol, sukar larut dalam etanol
95%.
[Farmakope Indonesia Ed III p. 403]
Stabilitas
Panas
Hidrolisis
Stabil di udara.
[Farmakope Indonesia Ed IV p. 584]
Cahaya
Kegunaan
Pengisotonis
3. Benzalkonium Klorida
Pemerian
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam eter, sangat mudah larut dalam aseton,
etanol 95%, methanol, propanol, dan air.
[Handbook of Pharmaceutical Excpients p. 57]
Stabilitas
Panas
Cahaya
Kegunaan
4. Na2HPO4
Pemerian
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol.
[Handbook of Pharmaceutical Excipients p. 656]
Stabilitas
Panas
Kegunaan
Dapar
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Kegunaan
Dapar
6. Natrium Hidroksida
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Kegunaan
Adjust pH
Kelarutan
Stabilitas
HCl harus disimpan dalam wadah tertutup baik dari gelas atau
Panas
Kegunaan
Adjust pH
V.
PENYELESAIAN
garamnya,
yaitu
Na
Cefuroxime.
sediaan
injeksi
serbuk
rekonstitusi.
pH sediaan harus disesuaikan dengan Diberikan NaOH atau HCl untuk adjust
pH darah dan atau dalam rentang pH pH.
injeksi bahan aktif.
Sediaan
digunakan
untuk
multiple Ditambahkan
doses.
pengawet
yaitu
benzalkonium chloride.
aktif
dan
pengawet
VI.
PENDEKATAN FORMULA
No.
Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
Cefuroxime Na
5,775%
Bahan aktif
NaCl
0,0382%
Pengisotonis
Benzalkonium Klorida
0,01%
Na2HPO4
0,1%
Dapar
NaH2PO4
0,1344%
Dapar
NaOH
q.s
Adjust pH
HCl
q.s
Adjust pH
Ad 100%
Pembawa
VII.
Target pH
7,0
Kapasitas dapar
0,01
Perhitungan :
Garam = Na2HPO4 ; Mr = 142
Asam = NaH2PO4 ; Mr = 120
pKa = 7,2
Volume = 50 ml
b. Perhitungan Tonisitas
1 gram Cefuroxime = 1,05 gram Na Cefuroxime
No.
1
2
3
Nama Zat
Na Cefuroxime
Benzalkonium Cl
NaH2PO4
Na2HPO4
Jumlah
5,775%
0,01%
0,1344%
0,1%
Jumlah
E
0,13
0,18
mEq/l
0,751
0,0018
0,065
0,44
0,044
0,8618
VIII. PENIMBANGAN
Penimbangan
Dibuat 3 vial (@ 10,5 ml)
Dilebihkan 10%
Nama Zat
Jumlah
Jumlah x 10,5 ml
Na Cefuroxime
5,775%
0,61 gram
NaCl
0,0382%
0,004 gram
Na2HPO4
0,1%
0,011 gram
NaH2PO4
0,1344%
0,0141 gram
Jumlah
0,6391 gram/vial
IX.
No.
Nama Bahan
Na Cefuroxime
NaCl
Benzalkonium Cl
Na2HPO4
0,0672 gram
NaH2PO4
0,050 gram
NaOH
q.s
HCl
q.s
Ad 50 ml
STERILISASI
a. Alat
Nama Alat
Cara Sterilisasi
Waktu Sterilisasi
Jumlah
Mortir
Oven, 170C
1 jam
Stamper
Oven, 170C
1 jam
Ayakan
Oven, 170C
1 jam
Spatel
Autoklaf, 121C
15 menit
Kertas perkamen
Oven, 170C
1 jam
10
Beaker glass
Autoklaf, 121C
15 menit
Pipet tetes
Autoklaf, 121C
15 menit
Batang pengaduk
Autoklaf, 121C
15 menit
Gelas Ukur
Autoklaf, 121C
15 menit
24 jam
1 jam
Karet Pipet
Desinfeksi, Alkohol
70%
Oven, 170C
Cawan
b. Wadah
No.
Nama alat
Jumlah
Cara sterilisasi
Vial
Tutup vial
c. Bahan
No.
X.
Nama bahan
Jumlah
Cara sterilisasi
Na Cefuroxime
5,775%
Aseptik
NaCl
Benzalkonium Cl
0,01%
Na2HPO4
0,1%
NaH2PO4
HCl
Qs
NaOH
Qs
50 ml
PROSEDUR PEMBUATAN
RUANG
Ruang
Sterilisasi
PROSEDUR
1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-masing.
2. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke dalam
white area.
1. Bahan yang dibutuhkan ditimbang, yaitu :
Ruang
HCl q.s
Penimbangan
NaOH q.s
Ruang Grade
A
Background
B
Grade C
Ruang
Evaluasi
alumunium cap.
XI.
Jenis
Prinsip evaluasi
evaluasi
Jumlah
Hasil
sampel
pengamatan
Syarat
pH sesuai
dengan
1.
rentang pH
Dicelupakan pH
pH
indicator universal
kedalam sediaan.
bahan aktif
atau
sediaan
dalam
literature
Sediaan
Kejernihan
Jernih
injeksi
harus
jernih.
Injeksi
Bahan
Disinari kemudian
partikulat
diberi background
injeksi
Terdapat
harus
partikel
bebas
putih
partikel
asing
Wadah dibalikkan
Uji
4
kebocoran
Uji
rekonstitusi
injeksi.
Volume
Sediaan dimasukkan
terpindahkan
Tidak ada
terdapat
kebocoran
kebocoran
pada
wadah
wadah.
Serbuk dapat
Serbuk direkonstitusi
menggunakan aqua pro
Tidak
direkonstitus
i dalam
waktu 15 s.
10,2 ml
Serbuk
dapat
direkonstit
usi kurang
dari 30 s.
Volume
yang
tertera
tertera.
dalam elas
ukur tidak
kurang dari
volume
yang
tertera
pada etiket.
Identifikasi
Kadar
Mereaksikan sediaan
dengan reagen spesifik.
Dengan
spektrofotometer
Sediaan dinokulasi
Sterilitas
10
Uji
Endotoksin
11
12
XII.
Uji Pirogen
Uji antibiotik
LAL test
Diinjeksikan ke hewan
percobaan.
Dengan menggunakan
cakram antibiotic.
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan injeksi ini, digunakan bahan aktif cefuroxime,
cefuroxime yang biasa digunakan untuk pembuatan injeksi adalah menggunakan
garam dari cefuroxime, yaitu Na Cefuroxime. Injeksi Cefuroxime ini dibuat
serbuk injeksi rekonstitusi, karena Na cefuroxime tidak stabil dalam bentuk
larutan saat penyimpanan. Serbuk injeksi cefuroxime disterilisasi dan dibuat
dengan cara aseptic. Adapun prosedur kerja pembuatan injeksi cefuroxime ini
adalah, pertama, semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara yang sesuai
kemudian dimasukkan kedalam white area, setelah itu dilakukan penimbangan,
untuk penimbangan Na cefuroxime harus dikonversi terlebih dahulu dari
Evaluasi yang dilakukan adalah uji kejernihan, uji kebocoran, uji bahan partikulat
dalam injeksi, uji volume terpindahkan, dan uji rekonstitusi. Uji yang pertma
dilakukan adalah uji rekonstitusi, uji rekonstitusi ini dilakukan dengan cara
memasukkan aqua pro injeksi kedalam vial serbuk, kemudian vial dikocok hingga
seluruh serbuk terlarut sempurna. Hasil uji rekonstitusi ini, serbuk injeksi Na
Cefuroxime dapat larut sempurna dalam waktu 15 detik. Yang dikatakan lulus uji
adalah apabila serbuk dapat direkonstitusi kurang dari 30 detik. kemudian uji yang
dilakukan selanjutnya adalah uji kejernihan, uji kejernihan dilakukan dengan
melihat kejernihan larutan injeksi, hasil dari uji ini adalah larutan injeksi terlihat
jernih. Kemudian dilakukan uji bahan partikulat dalam injeksi, uji ini dilakukan
dengan cara menyinari larutan dengan sinar dan diberi background putih untuk
melihat partikel hitam dan diberi background hitam untuk melihat partikel putih.
Hasil uji ini adalah terdapat partikel putih seperti benang saat diberi background
berwarna hitam. Selanjutnya adalah uji kebocoran, uji kebocoran dilakukan
dengan cara membalikkan posisi tutup berada di bawah dan dialaskan dengan
kertas saring, apabila kertas saring basah, maka terdapat kebocoran pada wadah.
Hasil uji ini adalah tidak terdapat kebocoran pada wadah. Yang terakhir adalah uji
volume terpidahkan, uji ini dilakukan dengan cara menuangkan larutan injeksi
yang telah direkonstitusi ke dalam gelas ukur yang berukuran 100 ml, kemudian
dilihat volume yang tertera. Hasil uji ini adalah volume yang tertera pada gelas
ukur adalah 10,2 ml. Dapat diambil kesimpulan bahwa sediaan lulus uji karena
volume tidak kurang dari yang tertera pada etiket.
XIII. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril injeksi/ infus adalah sebagai berikut.
No. Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
Na Cefuroxime
5,775%
Bahan aktif
NaCl
0,0382%
Pengisotonis
Benzalkonium Chlorida
0,01%
Pengawet
Na2HPO4
0,1%
Dapar
NaH2PO4
0,1344%
Dapar
NaOH
qs
Adjust pH
HCl
qs
Adjust pH
Ad 50 ml
Pelarut
Jenis sterilisasi yang digunakan dalam pembuatan injeksi adalah teknik aseptik
Dari evaluasi didapatkan bahwa sediaan injeksi yang dibuat adalah jernih, tidak
terdapat kebocoran, volume sesuai dengan yang tertera pada etiket, namun
terdapat partikel asing berwarna putih.
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale 36th Edition The Complate Drug Reference.
London: Pharmaceutical Press
Rowe, Raymond C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th Editon.
London: Pharmaceutical Press
USP 31
XV.
Lampiran
a. Kemasan
b. Etiket
c. Brosur