HEAT EXCHANGER
Oleh :
Iwan Wahyudi W
(2111030033)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul Heat Exchanger dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Ir.
Suhariyanto, MT yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga tugas
ini dapat selesai dengan lancar. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang membantu pembuatan tugas ini.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari tugas ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.
Akhir kata semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alat penukar kalor atau Heat Exchanger (HE)
Alat penukar kalor atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air
pendingin (cooling water). Penukar kalor dirancang sebisa mungkin agar perpindahan
panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact).
Terdapat 2 macam aliran pada Heat Exchanger yaitu aliran Laminar dan Turbulen.
Aliran laminar adalah aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan dengan gerakan yang
teratur. Aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan membentuk garisgaris alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut ditunjukkan oleh
percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar
sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai bilangan
Reynold lebih kecil dari 2300 (Cengel, 2002 :422).
Sedangkan aliran turbulen adalah aliran dimana partikel-partikel fluida bergerak
secara acak dengan kecepatan yang berubah-ubah. Pada aliran ini lapisan-lapisan
fluida tidak terlihat lagi sehingga aliran fluida dibayangkan sebagai bongkahanbongkahan fluida. Pergerakan dari bongkahan-bongkahan fluida tersebut terjadi
secara acak, sehingga proses perpindahan momentum dan massa terjadi secara
makroskopis. Untuk aliran turbulen, nilai bilangan Reynold adalah : Re > 4000
(Cengel, 2002: 422). Sebelum terjadi aliran turbulen, aliran akan mengalami proses
transisi dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Penukar kalor sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Selain itu
pemakaian spesifik alat tersebut dapat dilihat pada: mesin pendingin ruangan (evaporator
& kondensor), mesin refrigerasi (evaporator & kondensor), radiator mobil di mana cairan
pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar, instalasi pembangkit daya (boiler,
condensor, economizer, deaerator, air preheater, superheater) dan lain-lain.
Radiator mobil
Economizer
Air preheater
BAB II
JENIS JENIS HEAT EXCHANGER
Pada dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari
dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung.
1. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan
kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida.Transfer panas yang
terjadi yaitu melalui interfase / penghubung antara kedua fluida. Contoh : aliran
steam pada kontak langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat
bercampur), gas-liquid, dan partikel padat-kombinasi fluida.
2. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding
pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
2.1 Tipe Aliran Pada Heat Exchanger Berdasarkan Sirkulasi
1. Once Through System
Air pendingin mengalir melalui unit heat exchanger dan langsung dibuang.
Jumlah volume air yang dibutuhkan sangat besar sehingga kenaikan temperatur relatif
kecil sepanjang pipa unit heat exchanger dan kandungan mineral dalam air relatif
sama. Pada umumnya air pendingin untuk unit heat exchangerdiambil dari berbagai
sumber seperti sungai, danau, laut dan sumur.
lainnya, yang kemudian didinginkan melalui pendingin sekunder once through atau
open recirculating system. Volume makeup water yang ditambahkan relatif kecil,
karena kehilangan air akibat evaporasi relatif sedikit.
Kandungan mineral dalam air pendingin relatif konstan, akan tetapi produk
sampingan akibat korosi terakumulasi. Pada umumnya, closed recirculating
systemdigunakan pada sistem pendinginan mesin pembakar.
Gambar 2.4 Pesawat penukar kalor tipe pipa dobel: a) Aliran parallel b). Aliran
berlawanan arah
2. Cross Flow
Tipe tipe aliran silang (cross flow), juga ada dua macam yaitu tipe kedua fluida
tidak bercampur (both fluid unmixed) dan tipe satu fluida bercampur sedang yang
satunya tidak bercampur (one fluid mixed and the other unmixed).
b
Gambar 2.5 Pesawat penukar kalor : a) Kedua fluida tidak bercampur b). Satu fluida
bercampur yang lain tidak bercampur
Gambar 2.8 Pesawat penukar kalor tipe shell and tube: a). Satu shell dan dua laluan tube
b). Dua shell dan empat laluan tube
Kelebihan
Thermal performance lebih tinggi dari tipe penukar kalor jenis coil
Kekurangan :
Kinerja termal [thermal performance] lebih rendah dari tipe penukar kalor jenis
pelat
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger) terutama
Heat exchanger tipe shell & tube:
1. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar
panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas
meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,
efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin garis
las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang cukup untuk
menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan, menyediakan ruang untuk
cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan penampilan yang karakteristik bantal
membengkak terbentuk dari logam.
5. Dynamic Scraped Surface Heat Exchanger
Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan tinggi
viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling aplikasi. Kali berjalan
panjang yang dicapai karena terus menerus menggores permukaan, sehingga menghindari
pengotoran dan mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan selama proses
tersebut.
6. Phase-Change Heat Exchanger
Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar panas
dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih) atau
digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke cairan. Pada
pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk
menara distilasi sering penukar panas .
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk mengkondensasikan uap
distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga listrik yang memiliki uap yang
digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air menjadi
uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering
disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut
reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari sistem
(pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air dalam
proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir
menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan untuk
mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk digunakan kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan tanaman
lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer panas dari satu
aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti pendingin distilat
dan pakan reboiler pra-pemanasan.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang mengandung bahan dalam
struktur mereka yang memiliki perubahan fasa. Hal ini biasanya padat ke fase cair karena
perbedaan volume kecil antara negara-negara ini. Perubahan fase efektif bertindak
sebagai buffer karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih memungkinkan untuk
penukar panas untuk menerima panas tambahan. Salah satu contoh di mana ini telah
diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya tinggi.
tekanan tinggi,
8. Penukar Panas Plate and Frame ( Plate And Frame Heat Exchanger )
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak
(biasanya terbuat dari karet). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat
penekan yang pada setiap sudut pelat 10 (kebanyakan segi empat) terdapat lubang
pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi
yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi
sebelahnya karena ada sekat.
Kelebihan
Kekurangan
Ada banyak jenis exchanger plate yang permanen atau tipe close
3.
BAB
Tipe tipe shell and tube, pada tipe
ini III
satu fluida mengalir di dalam pipa-pipa
sedangkan
lainnya
mengalir pada shell
denganEXCHANGER
pola aliran menyerupai
RUMUSyang
DAN
PERHITUNGAN
HEAT
aliran silang.
3.1
EnergiTube
Kalor
Energiinlet
kalor
Shell
inlet
Buffle
acak dari suatu molekul atau suatu atom. Dalam hal ini, kalor berpindah dari permukaan
suatu sistem yang bersuhu tinggi ke sistem yang temperaturnya lebih rendah sehingga
tingkat energi kalor suatu benda diindikasikan dengan temperatur benda tersebut. Untuk
laju dari energi kalor sendiri dapat dinyatakan sebagai berikut:
Shell
outlet
Tube
outlet
Bilangan Reynold
Bilangan Reynold
Shell
inlet
Tube
inlet
Shell
merupakan
bilangan tak berdimensi yang menunjukkan
Tube
inlet
inlet
inersia terhadap
gaya viskos dari suatu fluida. Secara
Tube
outlet
Nre =
Dimana v
Shell
outlet
Tube
outlet
= kecepatan (m/s)
D Pesawat
= Diameter
pipa tipe
dimana
fluida
mengalir
(m)dan dua laluan tube. b). Dua shell
Gambar 2.8:
penukar kalor
shell and
tube:
a). Satu shell
dan empat laluan tube
3.3
panas gabungan yang meliputi seluruh koefisien yang ada mulai dari fluida dingin
sampai ke fluida panas, termasuk juga adanya faktor kerak (fouling factor) yang
mungkin terjadi sesudah pesawat digunakan.
Jika kedua fluida dipisahkan oleh dinding datar maka koefisien perpindahan panas
keseluruhan adalah:
hi
ho
k
1)
L
1
1
hi
k ho
ho
ro
k
ln
ro
ri
1
U i
hi
ri
k
ln
ro
ri
2)
ro 1
ri hi
3)
ri 1
ro ho
Dimana U i Ai U o Ao
ri
r
h
Jika memperhitungkan adanya fouling factor (kerak) persamaan menjadi:
1
U o
1
ho
ro
R f , o
ro
ri
ln
4)
R f , i
ro 1
ri hi
1
U i
1
hi
R f , i
ri
k
ln
ro
ri
5)
R f , o
ri 1
ro ho
Rf (m -K/W)
0.0001
0.0002
Fuel oil
0.0009
Refrigerating liquids
0.0002
0.0009
Kombinasi Fluida
U( W /m -K)
Air ke air
Air ke minyak
25 s/d 50
q h m c p, h h,(Ti
h, o
6)
)T
qc mp, cc c, o (Tc, i ) T
Th,i
73)
Th,o
A: luas permukaan
perindahan panas
q
Tc,i
Tc,o
dimana:Tm T h T c
7)
dA
Ch
Th+dTh
Th
Cc
Tc
T
A: luas permukaan
perindahan panas
Tc+dTc
dq
Th,i
dTh
Th,o
T1
T2
dq
Tc,o
dTc
Tc,i
2
Asumsi :
1. Perpindahan panas antara pesawat dengan lingkungan diabaikan
2. Konduksi arah aksial pada tube diabaikan
3. Perubahan energi kinetik dan potensial diabaukan
4. Kapasitas panas jenis fluida konstan
5. Koefisien perpindahan panas keseluruhan konstan
Balans energi pada masing-masing elemen tersebut diatas:
dq mh*c p, h dTh C h dTh
dTh
dq
Ch
8)
*
c cdT
c cC cdT
dq mc p,
dTc
dq
Cc
9)
dq UdAT ,
dimana:
T T h T c (beda temperatur lokal), jika dideferensiasi:
1 1
d (T ) dT h d T c dq
C h c
C
diintegralkan menjadi:
1
1
d
(T
)
2
2
,
T U Ch c
dA , menjadi :
1
1
C
1 1
T2 UA Ch c
ln
C
T1
substitusi
dq UdAT dan
10)
Substitusi Ch dan Cc :
ln
Th,i Th,o
UA
q
T1
T2
Tc,o Tc,i UA
q
q
T2 T1
ln T2
q UA
(Th,i
11)
atau q UATlm
T1
T2 T1
, disebut log mean temperature difference
2
T
ln
T1
Dimana:Tlm
12)
13)
T2Th,o Tc,o
14)
Th
Cc
Tc+dTc dq
T
A: luas permukaan
perindahan panas
Tc
Th,i
dTh
T1
T
Tc,o
Th,o
dq
T2
Tc,i
dTc
15)
T2Th,o Tc,i
16)
17)
Tlm,CF adalah log mean temperature difference untuk aliran berlawanan arah dan F
adalah faktor koreksi yang dapat dilihat pada gambar berikut:
T1 Ti to
T2 To ti
Gambar 3.4 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Satu Shell Dan Kelipatan 2 Laluan
Tube
T1 Ti to
T2 To ti
Gambar 3.5 Faktor Koreksi LMTD Untuk Shell And Tube Dengan Dua Shell Dan Kelipatan 2 Laluan
Tube
T1 Ti to
T2 To ti
Gambar 3.6 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Kedua Fluida Tidak Bercampur
T1 Ti to
T2 To ti
Gambar 4.7 Faktor Koreksi LMTD Untuk HX Aliran Silang Dengan Satu Fluida Bercampur , yang Lain
Tidak Bercampur
3.5
18)
Heat capasity:
Cc mc*C pc
*
Ch h phm C
Definisi qmax:
C min
19)
20)
21)
Dimana: HX effectiveness dapat dinyatakan sebagai berikut:
22)
Maka:
Tco C min
C max
23)
Cr Cmin
Cmax
DAFTAR PUSTAKA