Dosen
: Dr. dr. Syamsiar S. Russeng, MS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karuniaNyalah sehingga penulisan makalah yang berjudul Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Pertanian dan Perkebunan dapat terselesaikan dengan baik
tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi penyempurnaannya.
Harapan saya, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisi Kualitas Kesehatan Kerja Petani ..............................................
11
12
16
17
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
25
B. Saran .......................................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Petani merupakan kelompok kerja terbesar di Indonesia. Meski ada
B.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas melalui makalah ini yakni :
1. Bagaimana kondisi kualitas kesehatan kerja petani dalam sektor pertanian
dan perkebunan sekarang ini?
2. Apa faktor risiko kesehatan kerja petani?
3. Apa jenis racun yang ada petani dalam pekerjaannya?
4. Apa aspek Kesehatan Kerja Yang Berhubungan Dengan Penggunaan
Agrokimia?
5. Bagaimana pelaksanaan K3 di sektor pertanian dan perkebunan?
6. Apa upaya preventif yang bisa dilakukan dalam sektor pertanian dan
perkebunan?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Mengacu pada teori kesehatan kerja maka resiko kesehatan petani yang
ditemui di tempat kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Mikroba : faktor resiko yang memberikan konstribusi terhadap kejadian
penyakit
infeksi,
Penyakit
atau
diare
kronik.
Apalagi
TBC.
Untuk
meningkatkan
Selain itu, penyakit akibat kerja yang dapat kapan saja menyerang
para pekerja sektor pertanian dan perkebunan adalah :
1. Tabakosis. Tabakosis ini adalah penyakit sebagai akibat pengaruh debu
tembakau kepada para pekerja. Debu tersebut dihirup oleh pekerja, ketika
dilakukan pengolahan daun tembakau yang kering terutama pada
pekerjaan perajangan. Daun tembakau yang telah lama disimpan lama dan
perhatian ialah kecelakaan pada kegiatan pengambilan kayu hasil hutan dari
penebangan hingga pengangkutannya sampai ke tempat tujuan. Cara
penebangan kayu harus disertai upaya sungguh-sungguh ke tempat tujuan.
Penempatan kayu dilokasi penebangan atau tempat-tempat sementara harus
dilakukan dengan cara yang memenuhi persyaratan keselamatan. Demikian
pula pengangkutannya harus mengikuti standar prosedur yang menjamin
keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan. Sedangkan pekerja
diwajibkan memakai pakaian kerja dan alat pelindung diri yang cukup, antara
lain; topi keselamatan, sepatu keselamatan, sarung tangan dan lainlain.perlatan dan perkakas kerja harus selalu berada dalam kondisi baik dan
aman untuk digunakan. Gergaji listrik yang digunakan untuk penebangan dan
pemotongan kayu sangat rawan bagi timbulnya kecelakaan. Hanya pekerja
yang kompeten yang diperbolehkan menggunakannya.
Pekerjaan pertanian dan perkebunan dibeberapa daerah menghadapi
resiko gigitan kalajengking atau ular. Racun dari hewan berbisa itu dapat
digolongkan menjadi racun :
1. Hemotoksis, yang meracuni darah dengan menghancurkan butir sel darah
merah dan pembuluh darah
2. Nerotoksis, yang meracuni saraf.
memakai
pisau
steril
atau
bersih.
Ikatan
pencegah
menyebarnya racun paling lama 30 menit, dan selalu dibuka untuk jangka
waktu selama 1 menit, bila tidak, jaringan bagian bawah ikatan atau rusak oleh
karena terganggu peredaran darahnya. Di kota besar, atau klinik khusus sering
tersedia antivenom, ialah obat untuk menetralisasi bisa hewan. Pakaian
10
pelindung dan alat pelindung diri sangat berguna untuk pencegahan antara lain
memakai celana panjang dan sepatu bot. (Sumamur: 2009)
toksisitasnya
diperhitungkan
terhadap
active
ingredient.
11
Racun serangga disebut insektisida, yang terdiri atas tiga golongan ialah
golongan halogen hidrokarbon, golongan esterfosfat, dan golongan racun
serangga lainnya. Racun tikus disebut rodentisida, yakni bahan kimia yang
dapat membunuh tikus. Fungisida adalah nama lain untuk racun jamur.
12
Racun tanaman atau disebut pula herbisida antara lain di pergunakan untuk
membasmi
alang-alang.
Pestisida
sangat
penting
dalam
buruk
dari
hama,sehingga
dapat
di
peroleh
hasil
Benzan heksaklorida
tidak di tetapkan
DDT
Dieldrin
Endrin
Klordan
heksaklorida)
Toksafen
Metoksiklor
13
Malation
OMPA
Paration
Sistoks
DDVD (dimetil-diklorovinil-fosfat)
TEPP
Formaldehid
Pentaklorfenol (PCP)
Natrium dikromat
14
4.
5.
Persenyawaan 1080
Strikhnin
Tallium Sulfat
Warfarin
yang
Pentaklorfenol (PCP)
15
asetat)
(Sumamur: 2009)
terdapat
beberapa
cara
strategis
yang
menyangkut
16
17
18
5. Istirahat
Istirahatlah sejenak setelah bekerja 2 jam terusmenerus. Gunanya
untuk memulihkan tenaga dan menjaga kesehatan.
6. Bekerja sewaktu matahari bersinar terik
Lakukan pekerjaan ringan sewaktu matahari bersinar terik sekitar
tengah hari. Misalnya mencabut rumput, mengasah pisau, pacul, atau
parang.
7. Bekerja dengan benda tajam.
Bekerja dengan benda tajam perlu hati-hati. Jika pacul, parang atau
pisau sedang tidak digunakan, letakan ditempat yang aman.
8. Mengangkat dan mengangkut beban.
a) Mengangkat dan mengangkut beban seperti pupuk, benih atau hasil
pertanian harus disesuaikan dengan kemampuan, jangan paksakan diri.
b) Mengangkat barang harus dengan cara yang benar agar tidak
mencederai otot dan tulang.
c) Cara terbaik mengangkut barang yang beratnya lebih dari 25 kg adalah
dengan membagi dua beban,dan mengangkutnya dengan pemikul.
Perhatikan cara memanggulnya.
9. Hal mengenai kesehatan
a) Menjaga kebersihan
Mandi setelah bekerja dapat mencegah timbulnya penyakit pada
keluarga. Mandi juga akan membuat badan terasa segar.
b) Penyakit
Penyakit yang sering dialami adalah ISPA, Malaria, Cacing
1. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) seperti batuk,pilek,
demam. Bila sedang pilek atau masuk angin, hindari pekerjaan
berat. Batuk, pilek dan demam yang ringan dapat diobati sendiri.
Untuk menurunkan demam atau panas dan menghilangkan rasa
sakit minumlah obat penurun panas.
2. Penyakit Malaria. Penyakit ini menyebabkan demam dan kurang
darah. Malaria ditularkan oleh nyamuk. Karena itu pakailah
19
cacing
gelang dan
20
b) Pakaian kerja dan alat pelindung diri kaca mata dan sarung tangan
yang terbuat dari neopren harus dipakai, jika pekerjaan dimaksudkan
untuk mencampur pestisida dengan minyak atau pelarut organis.
Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci sempurna sebelum
makan;
c) Respirator, kaca mata, baju pelindung, dan sarung tangan harus dipakai
selama menyiapkan dan menggunakan semprotan kabut atau erosol,
jika kulit mungkin kontak dengan racun ham a dan panl mungkin
menghirup bahan tersebut. Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet,
apabila yang dikerjakan klorhidrokarbon dan dari neopren atau bahan
yang tahan gemuk/minyak, apabila digunakan pelarut organ,is. Ester
fosfat dan derivat indan sangat beracun.
3. Upaya pencegahan lainnya
a) Menyemprot
harus
ke
arah
bertiupnya
angin
yang
tidak
22
23
13. Harus dipenuhi ketentuan tentang wadah pestisida yang telah kosong atau
hampir kosong, yaitu:
a) Wadah harus dikembalikan ke gudang selanjutnya dibakar atau dirusak dan kemudian dikubur;
b) Wadah dapat pula didekontaminasikan dengan memenuhi persyaratan
tertentu;
14. Sedapat mungkin diupayakan, agar terhadap tenaga kerja pertanian yang
bersangkutan dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala; terhadap yang
mempergunakan pestisida organofosfat dilakukan setiap bulan sekali
pemeriksaan kesehatan berkala. (Sumamur: 2009)
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pekerjaan di sektor pertanian dan perkebunan biasanya berlokasi dan
beroperasi di daerah rural (pedesaan), sehingga higiene dan kesehatan
pedesaan langsung mempengaruhi keadaan higiene dan kesehatan masyarakat
petani dan pekebun.
Masalah pokok pedesaan adalah kesehatan lingkungan seperti halnya
yang dihadapi dari waktu ke waktu oleh petani pada umumnya. Disamping itu
tenaga kerja di bidang pertanian dan perkebunan juga menghadapi berbagai
penyakit akibat dari pekerjaannya, antara lain keracunan oleh zat kimia
pembasmi hama atau racun kimia lain yang digunakan, gangguan kulit akibat
sinar ultraviolet dan gangguan agrokimia.
Untuk mencegah timbulnya bahaya di tempat kerja pertanian dan
perkebunan, maka perlu diadakan program kesehatan meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, baik terhadap penyakit yang biasa terdapat
dalam masyarakat pada umumnya, maupun terhadap kecelakaan kerja,
ataupun penyakit akibat kerja.
Pengukuran dan evaluasi meliputi pemeriksaan kesehatan petani,
utamanya yang terpapar dengan agrikimia atau pestisida dan memeriksa
apakah terjadi perubahan anatomi tubuh akibat dari factor ergonomic kerja
yang tidak diperhatikan.
Adapun Upaya Kesehatan Kerja (UKK) memberikan penyuluhan
seperti
bagaimana
menggunakan
pestisida
secara
aman,
bagaimana
25
B. Saran
Masih diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat, khususnya
pekerja dan ketegasan serta penegakan hukum yang kuat dari pemerintah
dalam penerapan K3 di lapangan kerja. Kemampuan pemerintah dalam
mengelolah tenaga kerja khususnya petani perlu melibatkan kemampuan
profesionalisme tenaga ahli seperti dokter, perawat, dan petugas kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan dan pemahaman terhadap masalah
kesehatan sebagai modal awal maupun kesehatan yang berkenaan dengan
pekerjaan harus dikelola secara tepat.
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Analisis
Kasus
Kecelakaan
Kerja
Di
Perkebunan.
http://www.kpsmedan.org/index.php?view=article&catid=49%3Aartikelumum&id=159%3Aanalisis-kasus-kecelakaan-kerja-diperkebunan&format=pdf&option=com_content&Itemid=58&lang=en
Depkes RI. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk Petani (Perkebunan Inti
Rakyat). http://www.depkes.go.id/downloads/KesKerPetani.PDF. (diakses
3 November 2014)
Faridwin.2011. K3 Pertanian.
http://faridwin.wordpress.com/2011/02/13/k3-
Rafika,
Husni.
2013.
K3
Sektor
Pertanian.
http://husnirafikha.blogspot.com/2013/11/k3-di-sektor-pertanian.html.
(diakses tanggal 3 November 2014)
27