Selanjutnya negara Prancis tidak lagi melakukan percobaan sejenis dan bila ingkar janji,
negara lain dapat menuduh, memprotes dan mengadakan tuntutan.
E. Asas-asas Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-asas
hukum internasional :
1. Asas Teritorial
2. Asas Kebangsaan
3. Asas Kepentingan Umum
Asas lain sebagai berikut :
1. Pacta sunt servanda
2. Egality rights
3. Reciprositas
4. Courtesy
5. Right sig stantibus
F. Sumber hukum internasional
Mochtar kusumaatmadja, membedakan sumber hukum dalam arti material dan sumber
hukum dalam arti formal.
Dalam arti material :
Adalah sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara.
Dalam arti formal :
Adalah sumber dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum
internasional.
Sumber-sumber hukum internasional sesuai Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38,
sebagai berikut :
1. Perjanjian Internasional (Traktat = Treaty),
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional yang terbukti dalam praktek umum dan diterima sbg
hukum,
3. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab,
4. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional dari berbagai
negara sebagai alat tambahan untuk menentukan hukum, dan
5. Pendapat-pendapat para ahli hukum terkemuka.
G. Subjek Hukum Internasional
1. Negara
2. Tahta Suci
3. Palang Merah Internasional
4. Organisasi Internasional
5. Orang Perseorangan
6. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
2.2 Hubungan Internasional
A Faktor Penyebab Hubungan Internasional
Salah satu faktor penyebab terjadinya hubungan internasional adalah kekayaan alam
dan perkembangan industri yang tidak merata. Hal tersebut mendorong kerjasamaantar
negara dan antar individu yang tunduk pada hukum yang dianut negaranya masing-masing.
B Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan internasional merupakan hubungan antar negara atau antarindividu dari
negara yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, ataupun hankam.
Hubungan internasional menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI
(RENSTRA) adalah hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh
suatu negara tersebut.
Hubungan internasional dapat dipandang sebagai fenomena sosial maupun sebagai
disiplin ilmu atau bidang studi. Sebagai fenomena sosial, hubungan internasional mencakup
aspek yang sangat luas, yaitu kehidupan sosial umat manusia yang bersifat internasional dan
kompleks. Seperti yang dikatakan oleh John Houston (1972), bahwa fenomena hubungan
internasional dapat menyangkut konferensi-konferensi internasional, kedatangan dan
kepergian para diplomat, penandatanganan perjanjian-perjanjian, pengembangan kekuatan
militer, dan arus perdagangan internasional.
Menurut Coulumbis dan Wolfe (1981), fenomena-fenomena yang merupakan ruang
lingkup hubungan internasional diantaranya perang, konferensi internasional, diplomasi,
spionase, olimpiade, perdagangan, bantuan luar negeri, imigrasi, pariwisata, pembajakan,
penyakit menular, revolusi kekerasan. Sebagai fenomena sosial, ruang lingkup hubungan
internasional sangat jamak, alias tidak berurusan dengan masalah-masalah politik saja.
Namun seiring perkembangan zaman ruang lingkup hubungan internasional juga berkembang
yaitu menyangkut masalah-masalah lingkungan hidup, hak asasi manusia, alih teknologi,
kebudayaan, kerja sama keamanan dan kejahatan internasional.
Hubungan internasional sebagai disiplin ilmu atau bidang studi, diantaranya meliputi
berbagai spesialisasi seperti politik internasional, politik luar negeri, ekonomi internasional,
ekonomi politik internasional, organisasi internasional, hukum internasional, komunikasi
internasional, administrasi internasional, kriminologi internasional, sejarah diplomasi, studi
wilayah, military science, manajemen internasional, kebudayaan antar bangsa, dan lain
sebagainya.
C Pentingnya Hubungan Internasional Bagi Suatu Negara
Secara kodrati, manusia adalah sebagai makhluk individu, sosial, dan ciptaan Tuhan.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan dan membentuk berbagai persekutuan
hidup untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sifat alamiah manusia adalah hidup
berkelompok, saling menghormati, bergantung, dan saling bekerja sama. Seperti halnya
dalam hubungan antarbangsa, suatu bangsa satu dengan lainnya wajib saling menghormati,
bekerja sama secara adil dan damai untuk mewujudkan kerukunan hidup antarbangsa.
Hubungan antarbangsa di sini disebut sebagai hubungan internasional.
Bangsa Indonesia dalam membina hubungan internasional menerapkan prinsip-prinsip
politik luar negeri yang bebas dan aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional, terutama
untuk kepentingan pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Prinsip bebas artinya
Indonesia bebas menentukan sikap dan pandangannya terhadap masalah-masalah
internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara ideologis
bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya). Adapun prinsip aktif
berarti Indonesia aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif memperjuangkan
ketertiban dunia dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.
Dalam membina hubungan internasional indonesia mempunyai tujuan untuk
meningkatkan persahabatan, dan kerjasama bilateral, regional, dan multilateral melalui
berbagai macam forum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan nasional. Untuk
menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera, negara kita harus tetap
melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif.
D Sarana-sarana Hubungan Internasional
Suatu hubungan antar bangsa dan negara (internasional) akan dapat berlangsung
dengan baik, manakala terdapat pedoman-pedoman yang dijadikan sebagai landasan berpijak.
ditentukan lain. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing
negaranya.
3. Pengesahan (Retification).
Suatu negara mengikat diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh
badan yang berwenang di negaranya.Penandatanganan atas perjanjian hanya bersifat
sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Ini dinamakan
ratifikasi.
Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24 menyebutkan bahwa mulai berlakunya
sebuah Perjanjian Internasional adalah sebagai berikut:
1. Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah perjanjian tersebut.
2. Pada saat peserta perjanjian mengikat diri pada perjanjian itu bila dalam naskah tidak disebut
saat berlakunya.
Persetujuan untuk mengikat diri tersebut dapat diberikan dengan berbagai cara, tergantung
pada persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatanganan, ratifikasi, pernyataan turut
serta (accesion), ataupun pernyataan menerima (acceptence) dan dapat juga dengan cara
pertukaran naskah yang sudah ditandatangani.
Hal-hal penting dalam proses pembuatan perjanjian internasional, unsur-unsur
yang penting dalam persyaratan adalah:
1. Harus dinyatakan secara formal/ resmi, dan
2. Bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dari ketentuanketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Perjanjian Bilateral
Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang
menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat
tertutup. Artinya tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian
tersebut.
Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkrit dari perjanjian
bilateral.
Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republika Rakyat Cina) pada tahun 1955
tentang penyelesaian dwikewarganegaraan.
Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang Garis Batas Laut Andaman di
sebalah utara Selat Malaka pada tahun 1971.
Perjanjian ekstradisi antara Republik Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan
wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995.
2. Perjanjian Multilateral
Perjanjian ini sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur hal-hal
yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka. Perjanjian multilateral tidak
saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga kepentingan
negara lain yang turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral tersebut.
Untuk lebih jelasnya ada beberapa contoh tentang perjanjian multilateral seperti berikut.
Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang.
Konvensi Wina, tahun 1961, tentang Hubungan Diplomatik.
Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang Laut Teritorial, Zona Bersebelahan,
Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua.
b. Penyelesaian Sengketa Internasional di Mahkamah Internasional
Sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antarnegara baik
yang berupa masalah :
Wilayah,
Warganegara,
Hak Asasi Manusia,
Terorisme, dll.
Faktor politis atau perbatasan wilayah, mrp faktor potensial timbulnya ketegangan dan
sengketa internasional yg dapat memicu terjadi perang terbuka.
Adjudikasi berbeda dari arbitrase, karena adjudikasi mencakup proses kelembagaan yang
dilakukan oleh lembaga peradilan tetap, sementara arbitrase dilakukan melalui prosedur ad
hoc.
Beberapa istilah penting yang berhubungan dengan upaya-upaya penyelesaian
Internasional.
Advisory Opinion, suatu opini hukum yang dibuat oleh pengadilan dalam melarasi
permasalahan yang diajukan oleh lembaga berwenang.
Compromis, suatu kesepakatan awal di anatara pihak yang bersengketa yang menetapkan
ketentuan ihwal persengketaan yang akan diselesaikan, melalui :
Penetapan ihwal persengketaan,
Menetapkan prinsip untuk memandu peradilan, dan
Membuat aturan prosedur yang harus diikuti dalam menentukan kasus.
Suatu putusan dapat bersifat nihil bila peradilan melampaui otoritasnya seperti yang
ditentukan oleh pihak yang bersangkutan dalam compromis.
Ex Aequo Et Bono, asas untuk menetapkan keputusan oleh pengadilan internasional atas dasar
keadilan dan keterbukaan.
Beberapa hal terkait dengan prosedur penyelesaian sengketa Internasional
melalui Mahkamah Internasional.
Wewenang Mahkamah, yaitu dapat mengambil tindakan sementara dalam
bentuk ordonasi(melindungi hak-hak dan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa sambil
menunggu keputusan dasar atau penyelesaian lainnya secara defenitif.
Penolakan Hadir di Mahkamah, bahwa sikap salah satu pihak tidak muncul di mahkamah atau
tidak mempertahankan perkaranya, pihak lain dapat meminta mahkamah mengambil
keputusan untuk mendukung tuntutannya. Jika negara bersengketa tidak hadir di mahkamah,
tidak menghalangi organ tersebut untuk mengambil keputusan.
Beberapa hal terkait dengan prosedur penyelesaian sengketa Internasional
melalui Mahkamah Internasional.
Wewenang Mahkamah, yaitu dapat mengambil tindakan sementara dalam
bentuk ordonasi(melindungi hak-hak dan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa sambil
menunggu keputusan dasar atau penyelesaian lainnya secara defenitif.
Penolakan Hadir di Mahkamah, bahwa sikap salah satu pihak tidak muncul di mahkamah atau
tidak mempertahankan perkaranya, pihak lain dapat meminta mahkamah mengambil
keputusan untuk mendukung tuntutannya. Jika negara bersengketa tidak hadir di mahkamah,
tidak menghalangi organ tersebut untuk mengambil keputusan.
Keputusan Mahkamah Internasional diambil dengan suara mayoritas dari
hakim-hakim yang hadir. Jika suara seimbang, suara ketua atau wakilnya yg
menentukan. Terdiri dari 3 bagian :
Pertama berisikan komposisi mahkamah, informasi mengenai pihak-pihak yang bersengketa,
serta wakil-wakilnya, analisis mengenai fakta-fakta, dan argumentasi hukum pihak-pihak
yang bersengketa.
Kedua berisikan penjelasan mengenai motivasi mahkamah yang merupakan suatu keharusan
karena penyelesaian yuridiksional sering merupakan salah satu unsur dari penyelesaian yang
lebih luas dari sengketa dan karena itu, perlu dijaga sensibilitas pihak-pihak yang
bersengketa.
Ketiga berisi dispositif, yaitu berisikan keputusan mahkamah yang mengikat negara-negara
yang bersengketa.
c. Peranan Hukum dalam Menjaga Perdamaian Dunia
Permasalahan yang terjadi antara satu negara dengan negara yang lain atau satu negara
dengan dan banyak negara akan dapat menimbulkan konflik dan pertentangan, baik dalam
kaitannya dengan hak suatu negara atau banyak negara, maupun dengan kebiasaan seorang
kepala negara, diploatik atau duta besar.
Semua subjek ini mempunyai hak dan kewajiban masing-masing, yang dalam
pelaksanaannya harus mengikuti permainanan internasionaldan mengikuti aturan yang telah
disepakati secara bersamaatau secara internasional. Suatu negara yang telah membina
hubungan kerja dengan negara lain, haruslah mempunyaikorps diplomatik pada negara yang
bersangkutan. Seorang diplomat harus tunduk pada hukum diplomatik yang telah ditentukan
secara internasional.
Berikut ini adalah contoh mengenai peranan hukum internasional (berdasarkan sumbersumbernya dalam menjaga perdamaian dunia:
1. Perjanjian pemamfaatan benua Antartika secara damai (Antartic Treaty) pada tahun 1959.
2. Perjanjian pemanfaatan nuklir untuk kepentingan perdamaian (Non-Proliferation Treaty)
pada tahun 1968.
3. Perjanjian damai Dayton (Ohio-AS) pada tahun 1995 yang mengharuskan pihak serbia,
Muslim Bosnia, dan Kroasia mematuhinya. Untuk mengatasi perjanjian tersebut. NATO
menempatkan pasukannya guna menegakan hukum internasional yang telah disepakati.