Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH


a.

DEFINISI
BBLR adalahbayi yang mempuyai berat badan lahir kurang dari 2500

gram.BBLR ada 3 macam yaitu


1. Bayi dengan usia kehamilan aterm (37-42 minggu) maupn posterm(kurang
42 minggu)dengan BB <2,5kg,kecil untuk masa kehamilan.
2. Bayidengan preterm(28-37 minggu)BB<2,5kg,Bbbayi sesuai dengan umur
kehamilan .Disebut juga premature murni.
3. Bayi Preterm usia (28-37 minggu) BB<dari umur kehamilan.
Menurut WHO(1961) BBLR adalahsemua bayi baru lahir yang Bbnya
kurang atau sama dengan2500.
Kongres European Perinatal Medicine II diLondon diusulkan definisi
sebagai berikut:
1. Pre Term Infant

: masa gestasi<259hari (37minggu)

2. Term Infant

: masa gestasi259-293 hari (37-41minggu)

3. Post Term Infant

: masa gestasi 294 hari atau lebih (42 minggu atau


lebih)

Dengan pengertian seperti dapa yang telah diterangkan diatas,maka bayi


BBLR dibagi menjadi dua golongan ,yaitu:
1. Prematuritas Murni

: Masa gestasi kurang dari 37minggu dan Bbnya

sesuai dengan Bbmasa gestasi ini.


2. Dismamatur

: Kalau Bbbayi tersebut kurang dari Bbseharusnya

untuk masa-masa gestasi.


(Depkes RI,1989:20)
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR adalah
1. Faktor ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang dan antenatalcare yang kurang
b. Umur yang kurang dari 20tahun atau lebih dari 35tahun
c. Jarak kehamilan dan bersalin yamg telalu dekat

d. Ibu pendek dengan tinggi badan kurang dari 150cm


e. Penyakit

menahun

ibu,hipertensi,jantung,gangguan

pembuluh

darah,perokok,gangguan narkotik.
f. Pekerjaan yang terlalu berat.
2. Faktor kehamilan.
a. Penyakit yang berhubungan dengan kehamilan misalnya toxemia
gravidarum,perdarahan antepartum,trauma fisik dan psikologis
b. Hamil ganda
c. Hamil dengan hidromion
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
c. Gangguan metabolisme dalam rahim
d. Kelainan kromosom
e. Syphilis termasuk infeksi kronis
4. Faktor-faktor yang lain
a. Radiasi
b. Bahan-bahan keratogen atau karsinogen
c. Tempat tinggal didataran tinggi
(Sacharin, 1994 :172)

D. TANDA DAN GEJALA


Menurut Sacharin (1994 : 172), tanda dan gejalanya sebagai berikut :
1. Sistem Pernafasan
a. Apnea
b. Ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak teratur
c. Timbul sianosis
d. Kecepatan pernafasan dapat 60-80.
2.

Sistem Sirkulasi
a. Kerja jantung lemah lembut dan lambat
b. Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah juga
lemah
c. Tekanan darah lebih rendah(sistolik 45-60mmHg,diastolic 3045mmHg)
d. Nadi bervariasi antara 100 dan 160/menit
e. Cenderung ditemukan aritmia

3.

Pengendalian suhu.,
a.

Cenderung memiliki suhu tubuh yang subnormal yang disebabkan


karena produksi panas yang buruk dan peningkatan kehilangan
panas,pusat

pengatur

panas

belum

berfungsi

dengan

sempurna,kurangnya lemak dalam jaringan akibatnya mempercepat


perubahan suhu tubuh,kurangnya pergerakan sehingga produksi panas
juga berkurang,permukaan tubuhlebih luas sehingga pengeluaran
panas melalui tubuh lebih besar.
b.

Kegagalan untuk mempertahankan suhu adekuat disebabkan karena


tidak adanya jaringan adipose coklat(yang mempuyai aktivitas
metabolic yang tinggi).Pernafasn yang lemah dengan pembakaran
oksigen yang buruk.Aktivitas otot yang buruk dan pemasukan
makanan yang rendah.

4.

Sistem Pencernaan
a.

Reflek menghisap dan menelan lemah

b.

Sering terjadi regurgitasi karena mekanisme penutupan spinter


jantung yang kurang berkembang dan spinter pylorus yang relatif kuat.

5.

Sistem Urinarius
a.

GFR(Glomerolus Filtrasi Rate)menurun

b.

Urin sedikit

c.

Sering terjadi gangguan keseimbangan keseimbangan air dan


elektrolit

6.

Sistem Persarafan
a. Tangisan lemah
b. Pusat pengendalian fungsi vital kurang berkembang
c. Lebih sulit untuk dibangunkan

7.

Sistem Genetalia
a.

Genital kecil

b.

Pada laki-laki,testis terdapat dalam abdomen,kanalis ingualis atau


skrotum.

c.

Pada wanita labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor hingga
aterm.

8.

Gambaran umum
a.

Bbkurang dari 2500gr

b.

TB kurang dari 45cm

c.

Lingkar dada kurang dari 30cm

d.

Lingkar kepala kurang dari 33cm

e.

Kulit biasanya tipis,merah,dan berkerut.

f.

Ditemukan sedikit lemak subkutan.

g.

Kuku lembut dan lanugo mencolok tetapi terdapatsedikit atau tidak


ditemukan verniks caseosa.

h.

Rambut pendek dan jarang.

i.

Alis mata sering kalli tidak ada.

E. ASUHAN KEPERAWATAN
1.

Pengkajian
a.

Biodata
1)

Identitas bayi

2)

Identitas orang tua,

b.

Pemeriksaan Biologis Ibu


1) Riwayat kehamilan,umur kehamilan dan lain-lain
2) Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan
3) Keadaan fisik ibu saat pengkajian
4) Riwayat penyakit ibu

c.

Pemeriksaan Fisik Bayi


1) Keadaan bayi saat dilahirkan:warna kulit,rambut,tebal lemah
subkutan,gerakan,hasil

Apgarscore,kemampuan

bernafas,temperatur dan lain-lain.


2) Keadan

bayi

saat

pengkajian:fisik,kesadaran,tingkatan

sakit,kemampuan bernafas,temperatur dan lain-lain.


3) Pengkajian proses pertolongan dan penanganan selanjutnya.
d.

Pemeriksaan Penunjang
1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit(Na,K,Cl)
4) BGA,asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.
(Depkes RI, 1989 : 20).

2.

Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang
belum sempurna.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya suplay
oksigen menurun.
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imaturitas paru.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan absorpsi.
e. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan hipoksia jaringan.

(Doenges, 2000 : 672).


3.

Intervensi
a. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
yang belum sempurna.
Tujuan

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi


infeksi pada bayi.

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.


2) Pastikan bahwa peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih
dan steril.
3) Hindarkan bayi kontak dengan orang yang menderita ISPA.
4) Tempatkan bayi yang terinfeksi di ruangan sendiri.
5) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik yang sesuai advis dokter
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai oksigen
menurun.
1) Kaji ulang terhadap pola pertumbuhan prenatal dan atau penurunan
jumlah cairan amnion seperti yang dideteksi oleh ultrasonografi.
2) Perhatikan jenis kelahiran dan kejadian intra partum yang
menandakan hipoksia.
3) Perhatikan waktu dan skor Apgar, observasi pola pernafasan.
4) Kaji frekuensi pernafasan, kedalaman, upaya, observasi dan
laporkan tanda dan gejala distress pernafasan, bedakan dari gejala
yang berhubungan dengan polisitemia.
5) Auskultasi bunyi nafas secara teratur.
6) Hisap selang nasofaring sesuai kebutuhan, setelah pemberian
suplemen oksigen pertama.
7) Auskultasi nadi apikal, perhatikan adanya sianosis.
8) Cegah komplikasi latrogenik berkenaan dengan distress dingin,
ketidakseimbangan metabolik dan ketidakcukupan kalori.
Kolaborasi
9) Pantau pembacaan oksimeter nadi.

10) Pantau pemeriksaan lab sesuai indikasi, PH serum, GDA, dan HT.
11) Berikan O2 hangat dan lembab, berikan vertilasi bantuan sesuai
indikasi.
12) Lakukan suction.
13) Hindari pelaksanaan suction yang terlalu sering.
14) Observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi oksigen.
c. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubugan dengan imaturitas
paru
1) Perhatikan adanya ponsitemia.
2) Kaji warna kulit terhadap kemerahan atau pucat. Perhatikan
hipotermi distress pernafasan, hipertensi atau hipotensi, takikardi,
penurunan nadi, oliguri, perubahan temuan neurologis.
3) Pantau suhu, masukan dan keluaran, BJ urin, perhatikan turgor
kulit, kondisi membran mukosa, fontanel.
Kolaborasi
4) Pantau bilirubin, kirimkan darah untuk penggolongan, pencocokan
silang Rh.
5) Buat akses intravaskuler.
6) Siapkan transfusi tukar bila perlu.
d.

.Perubahan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan absorpsi.


1)

Pertahankan pemberian cairan perenteral sesuai kebutuhan.

2)

Monitor

adanya

tanda-tanda

intoleransi

dari

terapi

parenteral.
3)

Kaji kesiapan makan melalui puting susu, terutama


kemampuan koordinasi menelan dan bernafas.

4)

Beri makan bayi melalui ASI, jika refleks menghisap dan


menelan kuat.

5)

Ikuti petunjuk untuk penambahan volume dan konsentrasi


makanan.

6)

Gunakan makanan melalui orofering jika bayi lelah dalam


menghisap.

e.

Resiko tiunggi terhadap cidera berhubungan dengan


hipoksia jaringan.
1)

Kaji semua bayi LGA untuk cedera


kelahiran

.Perhatikan

penonjolan

atau

ketegangan

fontakel,spastisitas otot,kedutan,atau flaksiditas,menangis dengan


nada tinggi,lemah,kostan,tremor atauaktivitas kejang,perubahan
ukuran atau reaksi pupil atau gerakan dada asimetris
2)

Pantau tanda perdarahan pada lokasi


invasive,dalam urin atau feses,drainase nasogastrikdan sekresi
pulmunal.Perhatikan

petekie

atau

memar,perubahan

pada

responsivitas atau tingkat aktivitas tonus otot,nistagmus,postur


opistonik,atau kejang.
3)

Ukur lingkar frontal oksipital sesuai


indikasi.

4)

Pantau

tanda-tanda

vital.Perhatikan

pengisian kapiler perifer dan warna serta suhu kulit.


5)

Pantau tanda dan gejala infeksi.

KOLABORASI
6)

Pantau pemeriksaan laboratorium

7)

JDL dengan diferensial.

8)

Pemeriksaan koagulasi : PPT/APTT, PT,


kadar fibrinogen, FSP, trombosit

9)

Golongan

darah,pencocokan

silang,dan

factor Rh
10)

Kultur bakteri dan viral dan sensitivitas

11)

Berikan

sumpemen

oksigen,tekanan

positih kostan jalan nafas,dan ventilasi mekanisme sesuai indikasi.


12)

Berikan antibiotik sesuai indikasi.Pantau


kadar obat secara rutin.Ulangi kultur dan sensitivitas sesuai
indikasi.

13)

Berikan anti konvulsan (mis,fenobarbital)


sesuai dengan indikasi

14)

Bantu dengan pemeriksaan diasnostik


sesuai dengan indikasi

15)

Perhatikan adanya kondisiyang mungkin


mempunyai gejala sisa lama,seperti cedera kelahiran yang
mengakibatkan kejang atau perubahan respon reflek.
(Doenges, 2000 : 672).

REFERENSI :
1. Doenges, M. E. 2000. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC.
2. Klaus dan Fanaroff. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Resiko tInggi Edisi 4.
Jakarta : EGC.
3. Sacharin, Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
4. ______. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak Edisi 1. Jakarta : Depkes RI.

10

Anda mungkin juga menyukai