DEFINISI
BBLR adalahbayi yang mempuyai berat badan lahir kurang dari 2500
2. Term Infant
menahun
ibu,hipertensi,jantung,gangguan
pembuluh
darah,perokok,gangguan narkotik.
f. Pekerjaan yang terlalu berat.
2. Faktor kehamilan.
a. Penyakit yang berhubungan dengan kehamilan misalnya toxemia
gravidarum,perdarahan antepartum,trauma fisik dan psikologis
b. Hamil ganda
c. Hamil dengan hidromion
3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
c. Gangguan metabolisme dalam rahim
d. Kelainan kromosom
e. Syphilis termasuk infeksi kronis
4. Faktor-faktor yang lain
a. Radiasi
b. Bahan-bahan keratogen atau karsinogen
c. Tempat tinggal didataran tinggi
(Sacharin, 1994 :172)
Sistem Sirkulasi
a. Kerja jantung lemah lembut dan lambat
b. Sirkulasi perifer seringkali buruk dan dinding pembuluh darah juga
lemah
c. Tekanan darah lebih rendah(sistolik 45-60mmHg,diastolic 3045mmHg)
d. Nadi bervariasi antara 100 dan 160/menit
e. Cenderung ditemukan aritmia
3.
Pengendalian suhu.,
a.
pengatur
panas
belum
berfungsi
dengan
4.
Sistem Pencernaan
a.
b.
5.
Sistem Urinarius
a.
b.
Urin sedikit
c.
6.
Sistem Persarafan
a. Tangisan lemah
b. Pusat pengendalian fungsi vital kurang berkembang
c. Lebih sulit untuk dibangunkan
7.
Sistem Genetalia
a.
Genital kecil
b.
c.
Pada wanita labia minor tidak ditutupi oleh labia mayor hingga
aterm.
8.
Gambaran umum
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
a.
Biodata
1)
Identitas bayi
2)
b.
c.
Apgarscore,kemampuan
bayi
saat
pengkajian:fisik,kesadaran,tingkatan
Pemeriksaan Penunjang
1) Penurunan Hb/Hct
2) Serum glukosa menurun
3) Elektrolit(Na,K,Cl)
4) BGA,asidosis
5) Trombositopenia
6) Serum kalsium menurun.
(Depkes RI, 1989 : 20).
2.
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh yang
belum sempurna.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kurangnya suplay
oksigen menurun.
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imaturitas paru.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan absorpsi.
e. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan hipoksia jaringan.
Intervensi
a. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh
yang belum sempurna.
Tujuan
10) Pantau pemeriksaan lab sesuai indikasi, PH serum, GDA, dan HT.
11) Berikan O2 hangat dan lembab, berikan vertilasi bantuan sesuai
indikasi.
12) Lakukan suction.
13) Hindari pelaksanaan suction yang terlalu sering.
14) Observasi dan kaji respon bayi terhadap terapi oksigen.
c. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubugan dengan imaturitas
paru
1) Perhatikan adanya ponsitemia.
2) Kaji warna kulit terhadap kemerahan atau pucat. Perhatikan
hipotermi distress pernafasan, hipertensi atau hipotensi, takikardi,
penurunan nadi, oliguri, perubahan temuan neurologis.
3) Pantau suhu, masukan dan keluaran, BJ urin, perhatikan turgor
kulit, kondisi membran mukosa, fontanel.
Kolaborasi
4) Pantau bilirubin, kirimkan darah untuk penggolongan, pencocokan
silang Rh.
5) Buat akses intravaskuler.
6) Siapkan transfusi tukar bila perlu.
d.
.Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
2)
Monitor
adanya
tanda-tanda
intoleransi
dari
terapi
parenteral.
3)
4)
5)
6)
e.
.Perhatikan
penonjolan
atau
ketegangan
petekie
atau
memar,perubahan
pada
4)
Pantau
tanda-tanda
vital.Perhatikan
KOLABORASI
6)
7)
8)
9)
Golongan
darah,pencocokan
silang,dan
factor Rh
10)
11)
Berikan
sumpemen
oksigen,tekanan
13)
14)
15)
REFERENSI :
1. Doenges, M. E. 2000. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC.
2. Klaus dan Fanaroff. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Resiko tInggi Edisi 4.
Jakarta : EGC.
3. Sacharin, Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
4. ______. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak Edisi 1. Jakarta : Depkes RI.
10