Disusun oleh :
2.
5.
7.
8.
9.
1. AYU DEWI N
DINA HIEDANA
3. ANINDHITA HAYU C
4. IKA HANNA P
EKO SAPUTRI
6. DIANA RISKA
M. SUGIANTO
ATIKA PRATIWI
DINAR ULNARIANA P
010710399B
010710400B
010710401B
010710403B
010710404B
010710405B
010710406B
010710410B
010710411B
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ ..2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.3.1
Tujuan Umum.......................................................................... 2
1.3.2
Tujuan Khusus......................................................................... 2
1.4 Manfaat...................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Lansia..................................................................................................4
2.2 Konsep Dasar Rheumatoid Artritis...............................................................11
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian. 19
3.2 Analisa Data ..26
3.3 Intervensi Keperawatan 29
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..40
4.2 Saran 40
Daftar pustaka 42
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan
dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan
hingga
tubuh.Keadaan
usia
demikian
muskuloskeletal
dan
lanjut
pada
semua
itu
tampak
pula
jaringan
lain
yang
organ
pada
ada
dan
jaringan
semua
sistem
kaitannya
dengan
artritis
bukan
merupakan
suatu
penyakit,
tapi
berbagai
muskuloskeletal
kardiovaskuler
masalah
menempati
dalam
pola
kesehatan
urutan
kedua
penyakit
itu
ternyata
14,5%
masyarakat
gangguan
setelah
usia
penyakit
>55
tahun
Manfaat Penulisan
1. Bagi profesi keperawatan
Dapat membantu perawat
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
Konsep Lansia
tersebar
memperhitungkan
luas
dewasa
bahwa
ini.
kelompok
Pandangan
lanjut
usia
ini
tidak
bukanlah
yang
berkisar
antara
kepasrahan
yang
pasif
dan
Namun
demikian
masih
terdapat
perbedaan
dalam
Proses aging
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa
10
dan masa tua (Nugroho, 2000). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis
maupun psikologis. Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan
perubahan yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus
menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil
maka timbullah berbagai masalah.Berikut perubahan-perubahan yang terjadi pada
lansia :
a. Perubahan-perubahan Fisiologis (Watson Roger, 2003)
1. Keadaan Umum
Penurunan secara progresif proses fisiologis akibat keseimbangan yang
mudah rusak dan gangguan mempertahankan homeostatis. Adanya stressor
fisik dan emosi menyebabkan lansia mudah terserang penyakit karena
penurunan fungsi fisiologis. Lansia lebih banyak menggunakan istirahat
daripada beraktifitas.
2. Integumen
a. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b.Permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses
keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis.
c. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
d. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
e. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya cairan dan vaskularisasi.
f. Pertumbuhan kuku lebih lambat.
g. Kuku jari menjadi keras dan rapuh, pudar dan kurang bercahaya.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
3. Muskuloskletal
a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh.
b. Kifosis
c. Pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas.
d. Persendiaan membesar dan menjadi kaku.
e. Tendon mengerut dan mengalami skelerosis.
f. Atrofi serabut otot ( otot-otot serabut mengecil ).Otot-otot serabut
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram
dan menjadi tremor.
g. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh
4. Neurologik
Lensa kehilangan elastisitas, gerak mata menurun, pendegaran menurun,
perubahan keseimbangan dan ekulibrum, penurunan sensasi rasa,
penurunan persepsi bau, jumlah nerves ending menurun.
11
5. Kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini menyebabakan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi,. Perubahan posisi dari tidur ke duduk
atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun,
mengakibatkan pusing mendadak.
e. Tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
6. Gastrointestinal.
a. Kehilangan gigi akibat Periodontal disease, kesehatan gigi yang buruk
dan gizi yang buruk.
b. Indera pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf pengecapm di
lidah terhadap rasa manis, asin, asam, dan pahit.
c. Eosephagus melebar.
d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
e. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Daya absorbsi melemah
7. Respirasi
a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunnya aktivitas dari silia.
c. Paru-paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
d. Alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
e. Kemampuan untuk batuk berkurang.
f. Kemampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan
pertambahan usia.
8. Reproduksi.
a. Menciutnya ovari dan uterus.
b. Atrofi payudara.
c. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
d. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia asal
kondisi kesehatan baik.
e. Selaput lendir vagina menurun.
9. Perkemihan.
12
IQ (Inteligentia Quantion).
Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor, terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor
waktu.
c. Perubahan Psikososial ( Nugroho, 2000)
a. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas
dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna
tugas), ia akan mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
Kehilangan finansial (income berkurang).
Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi,
13
biaya pengobatan.
Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
14
15
pada saat yang bersamaan, oleh karena penyakit ini memiliki gambaran
klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam.
2. Poliarthritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendisendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi
interfalangs distal.
3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat
generalisasi tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Hal ini berbeda
dengan
kekakuan
pada
osteoartritis,
yang
biasanya
hanya
berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
4. Arthritis erosif, peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi
ditepi tulang.
5. Deformitas,kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan
perjalanan penyakit. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput
metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
6. Nodul-nodul rheumatoid, biasanya pada sendi siku atau disepanjang
permukaan ekstensor dari lengan. Adanya nodula-nodula ini
biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih
berat.
7. Manifestasi ekstra artikular, rheumatoid juga menyerang jantung,
paru-paru, mata dan pembuluh darah dapat rusak. (Price & wilson,
1995)
Manifestasi Ekstra-artikular dari Rheumatoid Arthritis
Kulit
Nodula subkutan
Vaskulitis, menyebabkan bercak-bercak coklat
Jantung
Lesi-lesi ekimotik
Perikarditis
Tamponade perkardium (jarang)
Paru-paru
16
Mata
Sistem saraf
Skleritis
Neuropati perifer
Sindrom kompresi perifer, termasuk sindrom terowongan
karpal, neuropati saraf ulnaris, paralisis peronealis, dan
Sistemik
17
b.
Definitif
18
c.
Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2.
Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan
ankilosis
3.
Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan
dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
19
(http://pastakyu.wordpress.com/2010/01/22/asuhan-keperawatangerontik-dengan-rhematoid-arthitis/)
2.2.7. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri,
mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan
fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001).
Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara
lain :
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk
mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi
inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat
destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses
autoimun.
2 . Pengaturan aktivitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal
penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang
terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu
dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus
diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot
dan pergerakan sendi.
3 . Kompres panas dan dingin
Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek
analgesic dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efekti f
daripada kompres dingin.
4 . Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur
dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat
dalam minyak ikan.
5 . Pembedahan
20
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.
Pengkajian
A. Anamnesa
a. Identitas
b. Keluhan utama : terdapat kekakuan yang biasanya terjadi pada pagi hari.
c. Riwayat penyakit sekarang
:-
21
f. Pola nutrisi
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran
Temp=
RR=
Tensi=
8. Genetalia
Pada
umumnya
tidak
akan
tampak
perubahan
9. Sistem Reproduksi
Kesemutan
hilangnya
pada
sensasi
tangan
pada
dan
jari
kaki,
tangan.
22
C. Status Kognitif/Afektif/Sosial
1. Short Porteble Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
2. Mini-Mental State Exam (MMSE)
3. Inventaris Depresi Beck
4. APGAR Keluarga
INDEKS KATZ
(Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari)
========================================================
Nama Klien
: .
Tanggal
Agama
: .
Tahun Pendidikan
Alamat
Skore
: tahun
TB / BB:
Cm /
Kg
Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
23
tambahan.
Lain-Lain
Skore
+
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Hari
2.
Tgl
Th.
24
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Keterangan :
1. Kesalahan 0 2
2. Kesalahan 3 4
3. Kesalahan 5 7
4. Kesalahan 8 10
25
Maksimum
Pasien
Pertanyaan
Orientasi
5
Registrasi
3
Perhatian dan
Kalkulasi
5
Mengingat
3
Bahasa
9
26
Nilai Total
Composmentis
Apatis
Sumnolen
Suporus
Coma
Keterangan :
Nilai maksimal 30, Nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut
APGAR KELUARGA
Alat Skrining Singkat Yang Dapat Digunakan Untuk Mengkaji Fungsi Sosial
No
Uraian
Fungsi
1.
2.
sesuatu
dengan
saya
dan
Adaptation
Partnership
Growth
Skore
27
4.
5.
Affection
Resolve
Penilaian :
Pertanyaan pertanyaan yang dijawab ;
Selalu
: skore 2
Total
3.2
No
1
1.
ANALISA DATA
Data
Interprestasi
Masalah
( Sign / Symptom )
2
Keluhan
( Etologi )
( Problem )
nyeri,ketidaknyamanan,
kelelahan
3
Agen pencedera (virus,
bakteri)
Menginfeksi sendi
Inflamasi sendi
4
Nyeri Akut atau Kronis
28
Nyeri
Resiko cidera
2.
Kesulitan
dalam
malakukan pergerakan
Kelemahan otot
Resiko cedera
Gangguan
3.
Keengganan
untuk
mencoba
bergerak/
ketidakmampuan
untuk
Deformitas skeletal
Membrane sinovium
hipertropi
koordinasi,
penurunan
fungsi
Fisik
ketidakseimbangan
mobilitas
Kekakuan sendi
dari
fokus
pada
Ketidakmampuan
untuk
Kerusakan musculoskeletal
Ketidakmampuan mengatur
ADL
diri
29
Keterbatasan pemenuhan
ADL
Perubahan
hidup/
pada
kemapuan
gaya
Perubahan kemampuan
atau
fisik
Penampilan Peran
pekerjaan,
ketergantungan
orang
pada
terdekat.
Perubahan
pada
Perubahan peran
6.
Perubahan
Pengetahuan
Pertanyaan/
Mengenai
Penyakit,
informasi,
pernyataan
Prognosis,
Dan
kesalahan
Tidak
tepat
instruksi/
komplikasi
penyakit
terjadinya
yang
dapat
Kebutuhan
Pengobatan.
Kurang pengetahuan
dicegah.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut atau Kronis b.d agen pencedera; distensi jaringan oleh
30
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
umum,
peningkatan
interpretasi informasi.
3.3.
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut/ Kronis b.d agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan atau proses inflamasi, destruksi sendi.
Tujuan : Individu mengatakan intensitas nyeri berkurang
Kriteria hasil :
-
pemeliharaan
kesejajaran
tubuh
yang
tepat,
31
32
i. Intervensi : Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk.
Rasional : Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot atau spasme,
memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
j. Intervensi : Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil
salisilat)
Rasional :
k. Intervensi :
Rasional
Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan resiko
cidera
- Mengungkapkan keinginan untuk melakukan tindakan
pengamanan untuk mencegah cidera.
- Meningkatkan aktivitas harian bila memungkinkan
Intervensi dan Rasional :
a. Intervensi : Observasi keadaan klien setiap 30 menit
cidera.
33
Kriteria hasil
:
-
34
Rasional
penyakit
yang
penting
untuk
mencegah
kelelahan
mempertahankan kekuatan
c. Intervensi : Bantu dengan rentang gerak aktif atau pasif, demikian juga latihan
resistif dan isometris jika memungkinkan
Rasional : Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot
dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan
kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat
merusak sendi
d. Intervensi : Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan atau bantu tehnik pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas, mis, trapeze
Rasional :
Rasional
f. Intervensi
Rasional
g. Intervensi :
Rasional
35
Rasional
j. Intervensi
Rasional
k. Intervensi
Rasional
Kriteria hasil
:
-
Klien
dapat
mendemonstrasikan
kemampuan
Rasional
Mungkin
dapat
melanjutkan
aktivitas
umum
dengan
36
c. Intervensi
Rasional
akan
Rasional
e. Intervensi
Rasional
f. Intervensi
Rasional
Kriteria hasil
:
- Klien mengatakan puas akan penampilan dirinya yang
sekarang
- Klien terlihat percaya diri dengan kondisi atau
penampilannya
Rasional
37
b. Intervensi : Diskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau
orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi
pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk
aspek-aspek seksual.
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan
terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut
c. Intervensi
Rasional
d. Intervensi
Rasional
f. Intervensi
Rasional
g. Intervensi
Rasional
38
Rasional
j. Intervensi
Rasional
k. Intervensi
Rasional
interpretasi informasi.
Tujuan
Kriteria hasil :
b. Intervensi
Rasional
39
c. Intervensi
Rasional
e. Intervensi
Rasional
Membatasi
irigasi
gaster,
pengurangan
nyeri
akan
Rasional
g. Intervensi
Rasional
h. Intervensi
Rasional
i. Intervensi
Rasional
j. Intervensi
40
Rasional
k. Intervensi
Rasional
l. Intervensi
bebat
untuk
periode
menempatkan
tangan
dekat
pada
yang
pusat
ditentukan,
tubuh
selama
m. Intervensi
Rasional
n. Intervensi
Rasional
o. Intervensi
Rasional
p. Intervensi
41
Rasional
BAB 4
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Penyakit Reumathoid Artritis adalah kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Penyebab pasti
reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari
faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi.
Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Secara klinis ditandai
dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi
sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Kelainan sistem
pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang
merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas
dan mortalitas utama pada
arthritis
reumatoid.
Pada pemeriksaan
proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara
makroskopik. Penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :
pemberian terapi, pengaturan aktivitas dan istirahat, kompres panas dan
42
43
DAFTAR PUSTAKA
Boedhi Darmojo & Hadi Martono. 1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Darmojo, Boedhi,et al.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hardywinoto, dkk. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek
(Menjaga Keseimbangan Kwalitas Hidup pada Lanjut Usia). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Ismayadi.2007. Proses Menua( Aging Process).Medan : FKUSU
Kalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
Lemone & Burke, 2001. Medical Surgical Nursing; Critical Thinking in Client
Care, hal.1248
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita
FKUI:Jakarta.
Selekta
Kedokteran.
Media
Aesculaapius
44