M G1P0A0
UMUR 20 TAHUN DENGAN INDUKSI PADA KEHAMILAN
SEROTINUS DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2012
Disusun Oleh :
DIAN WIDYASARI
B09 074
2012
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADAIBU BERSALIN NY. M G,PoA,, UMUR 20
TAHUN DENGANINDUKSI PADA KEHAMILAN SEROTINUS
DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
DIAN WIDYASARI
NIM B09 074
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal: Juli2012
PENGUJI I
PENGUJI II
S.SiT)
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah
Ny. M
iv
Surakarta,
Penulis
Juli 2012
vi
MOTTO
Semua yang ada di langit dan di bumi hanyalah milik allah. Allah akan selalu
mengawasi semua yang ada ( QS. An-Nissa : 126 )
Jadikanlah dirimu bagaikan sebilas pedang perang yang tajam, yang siap
melibas lawan di medan perang yang menghambat perjalanan menuju titik
kesuksesanmu ( G. B. U )
Kebahagiaan kita lebih disebabkan oleh yang kita kerjakan, daripada oleh
yang kita miliki ( Mario Teguh )
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa bersyukur dan rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis
persembahkan :
Untuk kedua orang tuaku papah dan mamah tercinta yang tidak hentihentinya mendoakan, menyayangi, member support baik materi dan
mental pada putrimu ini, terimakasih papah Dodo, mama Ifah
Adik-adik ku ( Arda, Arif, Anisa ) yang kadang nyebelin tapi karena
mereka aku mempunyai tanggung jawab menjadi seorang kakak
Untuk Mas Anjar yang tak pernah berhenti member support, perhatian,
kasih sayang, motivasi untukku, dan sesuai dengan kata-kata yang kau
buat your love my spirit
Untuk Ibu dan dek Deka terimakasih perhatian kalian juga membuat ku
semangat
Teman-teman seperjuangan yang selalu saling support ( Ambar, Tyas,
Risma, Lia ) dan untuk semua teman kelas 3B, akhirnya kita BISA teman.
Tetap cemunguud ^.^
Almamater tercinta
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
ii
iii
iv
INTI SARI
vi
vii
viii
CURICULUM VITAE
DAFTAR ISI.................................................................................................
ix
xii
DAFTAR TABEL
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis............................. ............................................
a.
c.
e.
f.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Alat
Tinjauan Kasus
Pembahasan
BAB V PENUTUP
A
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Informed consent
Lampiran 8.
Lembar Konsultasi
Lampiran 9.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Bagi institusi
a. Rumah sakit
Dapat digunakan sebagai acuan dan meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan pada ibu bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus.
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk studi lebih lanjut
tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
induksi pada kehamilan serotinus.
E. Keaslian Studi Kasus
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan serotinus, pernah dilakukan oleh:
1.
bu bersalin dengan
induksi pada kehamilan serotinus di rumah sakit umum daerah Pandan
10, perdarahan
infus dextrose 5%, 500 ml + oxytosin 5 unit dengan kecepatan 8 tetes per
menit. Pantau his tiap 15 menit dan denyut jantung janin 30 menit. Maka :
bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, berat badan 3.300 gram,
panjang badan 50 cm. apgar score 8
V secara
berurutan meliputi:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini disusun untuk memberikan gambaran tentang isi karya tulis
secara keseluruhan yang terdiri dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus,
keaslian studi kasus sehingga pembaca dapat memperoleh
informasi ringkas dari isi karya tulis ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan teori medis yaitu persalinan normal, persalinan
serotinus dan induksi persalinan. Teori manajemen kebidanan
menurut tujuh langkah varney yaitu pengkajian, interprestasi data,
diagonsa kebidanan, diagnosa potensial, rencana tindakan,
pelaksanaan, evaluasi. landasan hukum yang melandasi praktek
kebidanan Kepmenkes RI Nomer 900/MENKES/SK/VII/2002.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menyajikan metodologi yang berisi jenis studi, lokasi studi
kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus,
teknik pengumpulan data, dan alat-alat yang dibutuhkan
BAB IV
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Persalinan normal
a. Pengertian persalinan normal
1) Partus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,
2007).
2) Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan
sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam
penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga
memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan
fasilitas yang memadai (Bagus,I,G,M.2008).
b. Macam-macam persalinan
Menurut Bagus, I.G.M (2008) macam- macam persalinan, yaitu :
1) Persalinan biasa ( normal / spontan ) : bila persalinan seluruhnya
berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2) Persalinan buatan : bila persalinan dengan ransangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan.
3) Persalinan anjuran : persalinan yang memerlukan bantuan dan
mempunyai trauma perssalinan sehingga kualitas persalinan tidak
terjamin.
8
c. Macam-macam persalinan
Macam-macam
persalinan
sesuai
umur
kehamilan
menurut
10
11
12
13
3) Fleksi
Dagu dibawah lebih dekat kearah dada janin dan diameter sub
occipito bregmatika ( 9,5 ) menggatikan diameter occipito Frontal
( 11 cm ).
4) Putaran paksi dalam / rotasi dalam
Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala bentuk
jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan Pintu Bawah
Panggul selalu bersamaan dengan masuknya kepala dan tidak
terjadi kepala ke Hodge III kadang
14
2. Serotinus
a. Pengertian
1) Serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari
42 minggu, keadaan ini sering juga disebut sebagai postterm atau
kehamilan lewat waktu (Wiknjosastro, 2007).
2) Kehamilan post date atau kehamilan lewat waktu ialah kehamilan
yang umurnya lebih dari 42 minggu (Sujiyatini, 2009).
b. Etiologi
Menurut Winjaksosatro (2008) penyebab pasti kehamilan lewat
waktu sampai saat ini belum diketahui. Beberapa teori yang diajukan
pada umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan serotinus
sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan.
Beberapa teori diajukan antara lain :
1) Penurunan progesteron dalam kehamilan dipercaya merupakan
kejadian perubahan endokrin yang penting dalam memacu pada
persalinan dan meningkatka sensivitas uterus terhadap oksitosin.
2) Pemakaian oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan
postterm memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara
fisiologis memegang peranan penting dalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan oksitosin dari neurohipofisi ibu hamil
yang kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu
penyebab.
15
16
17
plasenta
akibatnya:
Pertumbuhan janin
terhambat
(2) Oligohidroamnion ; terjadi kompresi tali pusat
(3) keluar mekonium yang kental, berakibat terjadinya aspirasi
mekonium pada janin
e. Penanganan persalinan serotinus
Menurut Manuaba (2010), kehamilan lewat waktu dapat
membahayakan janin karena sensitif terhadap rangsangan kontraksi,
18
19
b) Amnioskopi
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin
keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan
mengandung mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
4) Tatalaksana persalinan
Tatalaksana
pada
ibu
bersalin
dengan
serotinus
menurut
2
3 4
60
70%
3
>5
80%
-1
+1 /
+2
lunak
Ke arah
depan
b) Jika skor lebih dari atau sama dengan 6 maka induksi dilakukan
cukup oxytosin. Jika kurang atau sama dengan 5, matangkan
dahulu servik dengan prostaglandin atau kateter folley
20
3. Induksi persalinan
a. Pengertian induksi persalinan
1) Induksi persalinan ialah usaha agar persalinan mulai berlangsung
sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan cara
merangsang timbulnya his (Prawirohardjo, 2007).
2) Induksi persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang
aterm dalam keadaan belum terdapat tanda-tanda persalinan,
dengan kemungkinan janin dapat hidup diluar kandungan umur
kehamilan di atas 28 minggu (Manuaba, 2010).
b. Indikasi
Indikasi yang terpenting ialah postmaturitas dan hipertensi, apapun
sebabnya, pada kehamilan lebih dari 37 minggu. Selain itu induksi
dapat dilakukan pada rhesus-antagonismus, diabetes melitus, ketuban
pecah dini tanpa timbunya his, dan pada beberapa kelainan-kelainan
lain ( Prawirohardjo, 2007).
c. Kontra indikasi
Menurut Manuaba (2010), kontra indikasi induksi persalinan yaitu:
1) Terdapat distosia persalinan
a) Panggul sempit atau disproporsi sefalopelvik
b) Kelainan posisi kepala janin
c) Kelainan letak janin dalam rahim
2) Over distansia uteri
a) Hidramion
b) Hamil gammeli
21
rendah
kedudukan
terendah
janin,
kemungkinan
22
e. Komplikasi
Induksi persalinan dengan pemberian oksitosin dalam infus
intravena dengan jika perlu memecah ketuban, cukup aman bagi ibu
bila syarat-syarat seperti disebut di atas terpenuhi. Kematian perinatal
agak lebih tinggi daripada persalinan spontan, akan tetapi hal ini
mungkin dipengaruhi pula oleh keadaan yang menjadi indikasi untuk
melakukan induksi persalinan (Wiknjosastro, 2007)
f. Metode induksi
Metode yang digunakan untuk induksi persalinan menurut
Manuaba (2010), adalah:
1) Metode Steinsche
Metode ini merupakan metode lama, tetapi masih perlu
diketahui. Pasien diharapkan tenang pada malam harinya. Pada
pagi hari diberi enema dengan caster oil atau sabun panas.
Diberikan pil kinine sebesar 0,2 g setiap jam sampai mencapai
dosis 1,2 g.
2) Metode infus oksitosin
Metode infus oksitosin adalah metode yang paling umum
dilakukan sebab induksi persalinan dengan oksitosin murah dan
efektif. Oleh karena itu perlu diketahui dengan baik. Tindakan
dengan metode drip oksitosin, yaitu:
a) Di pasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin
b) Tetesan pertama antara 8-12 per menit
23
mahal
sehingga
tidak
terjangkau
untuk
pelayanan
24
dilakukan
pada
janin
yang
telah
meninggal.
manajemen kebidanan
yang
diselenggarakan untuk
25
(2) Umur
(3) Agama
dalam
pelaksanaan
26
tingkat
pendidikannya
agar
(7) Alamat
b) Keluhan utama :
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan (Varney, 2004).
Pada pasien dengan kasus persalinan serotinus dapat
ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara
subyektif kurang dari 7 kali/20 menit (Sujiyatini, 2009).
Ibu
menjadi
cemas
bilamana
kehamilan
terus
yang
dirasakan
saat
menstruasi
dan
27
(2) Persalinan
tempat
melahirkan
(Wiknjosastro, 2007).
Pada
persalinan
dengan
serotinus
28
serotinus
perdarahan, akibat
kontraksi
saat
bisa
terjadi
terlalu kuat
persalinan
nya
(Manuaba,
2010).
(4) Laktasi
29
30
asam
folat
Sulistyawati,
2012).
(2) Eliminasi
kelelahan
berdampak
dan
dapat
pada
kembangan
janin
perFarrer,
2002).
(4) Personal hygiene
berapa
kali
pasien
Wiknjosastro,
2007).
(5) Pola seksual
satu
atau
berhubungan
.
2007)
minggu,
ada
tidak
saat
(Wiknjosastro,
31
pasien
bagaimana
perasaannya
terhadap
kehamilannya.
(2) Respon ayah terhadap kehamilan ini
Data mengenai respon ayah ini sangat penting karena dapat
dijadikan sebagai satu acuan mengenai bagaimana pola kita
dalam memberikan asuhan kepada pasien.
(3) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan masa hamil
Hal penting yang biasanya mereka anut berkaitan dengan
masa hamil yaitu pantangan makan yang berasal dari
telur,daging, ikan karena dipercaya akan menyebabkan
kelainan janin. Adat ini akan sangat merugikan pasien dan
janin karena hal tersebut justru akan membuat pertumbuhan
janin tidak optimal.
32
2) Data obyektif
Setelah data subyektif kita dapatkan, untuk melengkapi data
kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukan
pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi (Sulistyawati, 2012).
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan (Wiknjosastro, 2007). Pada
ibu bersalin dengan serotinus keadaan umumnya baik
(Manuaba, 2010).
b) Kesadaran
Menurut Sulistyawati (2012), untuk mendapatkan gambaran
tentang kesadaran pasien seperti:
(1) Composmentis : sadar penuh
(2) Apatis
(3) Somnolen
(4) Derilium
: penurunan
abnormal,
disertai
: keadaan
tidak
sadarkan
diri
yang
33
c) Tanda vital
(1) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor risiko hipertensi,
normalnya 100/80
(b) Muka
: untuk
mengetahui
keadaan
muka,
(d) Mata
34
(e) Hidung
(g) Leher
: untuk
mengetahui
apakah
ada
(j) Ekstermitas
(k) Genital
: apakah
odenma
atau
tidak,
35
(2) Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indra peraba tangan dan
jari (Nursalam, 2009).
Abdomen
Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
(3) Auskultasi
Digunakan untuk menetukan detak jantung janin, denyut
jantung normal 120
160 x/menit.
36
persalinan
dengan
serotinus
dilakukan
37
Data dasar
a) Data subyektif
Mengetahui data subyektif dari pasien meliputi :
(1)
(2) Ibu mengatakan ini
(3) Ibu mengatakan belum merasa kenceng-kenceng
(4) Ibu mengatakan gerakan janinnya berkurang
b) Data obyektif
Menurut Prawirohardjo (2007), pada kasus ibu bersalin dengan
kehamilan serotinus didapat data :
(1) KU
: Pada
kasus
ibu
bersalin
dengan
(3) Palpasi
38
fundus,
bahkan
mengalami
penurunan.
(4) Auskultasi
: pada
kasus
kehamilan
ibu
bersalin
serotinus,
dengan
janin
bisa
pada
kasus
kehamilan
ibu
serotinus
bersalin
dengan
belum
terjadi
39
40
harus
berdasarkan
pertimbangan
yang
tepat,
meliputi
41
42
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dalan suatu identifikasi :
1. Diagnosa atau masalah
2. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial
3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau
kolaborasi
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assement.
C. Landasan hukum
Bidan dalam menjalankan prakteknya berlandaskan pada Kepmenkes
RI Nomer 900/MENKES/SK/VII/2002 pasal 16 yaitu pertolongan pada
kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus, hiperemesis
gravidarum tingkat I, serotinus, anemia ringan. Pre eklamsi dan eklamsi
adalah salah satu komplikasi dari persalinan serotinus, sehingga seorang bidan
boleh memberikan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin dengan serotinus
berupa memberikan dukungan moral dan spiritual kepada ibu, dalam proses
persalinan, berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan induksi (IBI,
2002).
43
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi
Karya tulis ilmiah ini merupakan laporan studi kasus dengan metode
deskriptif, menurut Arikunto deskriptif adalah kondisi atau hal-hal yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian
(Arikunto, 2010).
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu
permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal. Meskipun
didalam studi kasus ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal namun
dianalisis secara mendalam (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Pengambilan studi kasus
dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi.
C. Subyek studi kasus
Subyek studi kasus adalah sesuatu yang dijadikan kasus sebagai bahan
penelitian yang dapat diambil datanya (Budiarto, 2003). Subyek dari studi
kasus ini adalah Ny. M bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus di
RSUD Dr. Moewardi.
43
44
kasus
45
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan dengan
menggunakan indra penglihatan, pendengaran dan penciuman
(Nursalam, 2009).
Pada kasus ibu bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus
pemeriksaan mulai dari kepala, leher, dada, mammae, axilla,
abdomen, kulit, ekstermitas, genetalia dan anus.
2) Palpasi
Teknik yang menggunakan indra peraba. Tangan dan jari-jari
adalah satu istrumen yang sensitif dan digunakan untuk
mengumpulkan data (Nursalam, 2009).
Pada kasus persalinan dengan serotinus dilakukan pemeriksaan
palpasi abdomen mulai leopold I, leopold II, leopold III, leopold
IV.
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk-ngetukkan jari ke
bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian
yang kiri dengan bagian yang kanan.
Pada kasus ibu bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus
dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan dan kiri negatif atau
positif (Wiknjosastro, 2007).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
46
47
b. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen (Notoadmodjo, 2002). Pada kasus ibu
bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus diambil dari data
observasi, data perkembangan dan dokumentasi yang menjadikan
informasi tentang berbagai hal yang diperoleh di RSUD Dr. Moewardi.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara
lain :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data antara lain
a. Format pengkajian pada ibu bersalin
b. Buku tulis
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
observasi :
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Tensimeter
d. Termometer
e. Jam tangan
f. Stetoskop Monocular
g. Mettlin
h. Refleks hammer
48
i. Partus set, terdiri dari : 2 buah klem kelly atau kocher, gunting tali
pusat, pengikat tali pusat DTT, kateter, nelaton, gunting episiotomi,
klem kocher atau kelly, 2 buah sarung tangan DTT, kanan 1 dan kiri
1, kain kassa DTT, alat suntik sekali pakai 2 ml berisi oxytosin 10
U, kateter penghisap lendir deelee (Saifuddin, 2002).
j. Infus set, terdiri dari : selang, abocath, plester, gunting, flaboth, kassa
betadine
k. syntocinon 5 U
l. RL
3. Alat dan bahan dalam pendokumentasian
a. Status atau catatan medik pasien
b. Dokumen yang ada
c. Alat tulis
49
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang
: Ponex
: 01134320
Pengkajian
Tanggal 16 Juni 2012 pukul: 00.30 WIB
A. Identitas pasien
Nama
: Ny. M
Nama
: Tn. E
Umur
: 20 th
Umur
: 22 th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
50
2. Tanda-tanda persalinan
a. Kontraksi sejak tanggal 15 Juni 2012 pukul 17.00 WIB
Frekuensi 2x setiap 10 menit, lamanya 15 detik
3. Riwayat menstruasi
a.
Menarche
b.
Siklus
c.
Banyaknya
d.
e.
Lamanya
f.
Sifat darah
g.
4. Riwayat perkawinan
a. Status perkawinan: syah,kawin : 1 kali.
b. Kawin : umur 20tahun dengan suami umur 22 tahun,
Lamanya 1 tahun.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tgl/th
partus
sekarang
Tempat
Partus
Umur Jenis
hamil partus
Penolong
JK
anak
BB PB
nifas
kead laktasi
Keadaan
Anak
sekarang
51
: 22 Agustus 2011
b. HPL
: 29 Mei 2012
c. Keluhan-keluhan pada
Trimester I
Trimester II
Trimester III
d. ANC
Trimester I
Trimester II
Trimester III
: 2x
: ibu mengatakan saat akan menikah
52
Jantung
2)
Ginjal
3)
4)
Hepatitis
5)
DM
6)
Hipertensi
7) Epilepsi
53
b. Pola eliminasi
1) selama hamil:
- BAB : ibu mengatakan BAB 1 kali perhari, konsistensi
lunak, warna kecoklatan.
- BAK : ibu mengatakan BAK 6-7 kali perhari, warna
jernih kekuningan
2) BAB/BAK terakhir: BAB : ibu mengatakan BAB dan BAK
terakhir tanggal 15 Juni pukul 21.00 WIB
54
c. Aktivitas
Selama hamil : pekerjaan rumah dikerjakan sendiri, misal :
menyapu, mencuci
Sekarang: ibu mengatakan tiduran dan kadang jalan-jalan
d. Pola istirahat / Tidur
Selama hamil :ibu mengatakan tidur malam 8 jam dan tidur
siang 2 jam
Istirahat terakhir: ibu mengatakan tadi siang tidur 1 jam
e. Personal hygiene
Sebelum hamil
55
ibu
mengatakan
hanya
: baik
b. Kesadaran
: composmentis
c. TTV
: TD
: 110/ 80 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
Suhu
: 36, 5 C
Respirasi
: 20 x/ menit
56
d. TB
: 155 cm
e. BB Sebelum hamil
: 48 kg
f. BB Sekarang
: 58 kg
g. LILA
: 24,5 cm
h. Umur kehamilan
: 42 minggu 4 hari
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala dan Muka
1) Rambut
2) Muka
3) Mata
a) Oedema
: tidak oedema
b) Conjungtiva
: merah muda
c) Sklera
: putih
4) Hidung
5) Telinga
b. Leher
1) Kelenjar gondok thyroid
2) Tumor
57
: normal
b) Tumor
c) Simetris
d) Areola
: mengalami hiperpigmentasi
e) Putting susu
: menonjol, kotor
f) Kolostrum
dan kiri
3) Axilla
a) Benjolan
b) Nyeri
b) Letak
: memanjang
e) Kelainan lain
: tidak ada
58
f) Pergerakan janin
2) Palpasi
a) Kontraksi : 2x dalam 10 menit lama 15 detik
b) Leopold I : TFU 3 jari dibawah proxecus xifoideus
Bagian fundus teraba bulat, lunak, dan tidak melenting
(bokong)
c)
Leopold II
d) Leopold III
e) Leopold IV
: 145x/ menit
Teratur/ tidak
: teratur
59
b. Pemeriksaan panggul
1) Kesan panggul
:tidak dilakukan
2) Distansia spinarum
:tidak dilakukan
3) Distansia kristarum
:tidak dilakukan
4) Conjugate eksterna
:tidak dilakukan
5) Lingkar panggul
:tidak dilakukan
c. Anogenital
1) Vulva vagina
a) Varices
b) Luka
c) Kemerahan
: tidak kemerahan
d) Nyeri
: tidak dilakukan
b) Portio
: tidak dilakukan
60
a) Vulva/uretra
: tenang
b) Portio
: tebal, lunak
c) Pembukaan
: 2 cm
d) Ketuban
e) Presentasi
: kepala
f) Posisi UUK
:jam 13.00
g) Penurunan
4. Pemeriksaan laboratorium
a.
b.
: 29 Mei 2012
- Presentasi
- TBJ
: kepala
: 3200
- Plasenta
: terjadi pengapuran
INTERPRETASI DATA
Tanggal 16 juni 2012, pukul : 00.45
A. Diagnosa kebidanan
Ny. M G1P0A0, umur 20 tahun, hamil 42 minggu 4 hari, janin
tunggal, hidup, intrauteri, letak memanjang, presetasi kepala,
punggung kanan, inpartu kala I fase laten dengan kehamilan serotinus
61
Data Dasar
DS :
a. ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah
keguguran
b. ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 22 Agustus 2011
c. ibu mengatakan mulas dan sakit pada perut bagian bawah
d. ibu mengatakan gerakan janinnya berkurang
e. Ibu mengatakan hari perkiraan lahirnya tanggal 29 Mei 2012
DO :
a. KU : baik
TD
: 120/ 80 mmHg
Suhu : 36, 5 C
Nadi
: 80 x/ menit
Resp
: 24 x/ menit
TB
: 155 cm
BB
: 58 kg
UK
: 42 minggu 4 hari
b. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah proxecus xifoideus. Bagian fundus
teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Kanan : teraba keras, panjang, datar seperti papan
(punggung)
Kiri
Leopold III : bagian terendah ibu teraba bulat dan tidak melenting
(kepala)
Leopold IV : bagian terendah sudah masuk panggul 3/5 bagian
62
DJJ
TBJ
: ( TFU
c. VT :
Vulva
: tenang
Portio
: tebal, lunak
Pembukaan
: 2 cm
Ketuban
Presentasi
: kepala
Posisi UUK
: jam 13.00
Penurunan
B. Masalah
Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi proses persalinan ini,
karena umur kehamilannya sudah lewat dari perkiraan lahir, dan
gerakan janinnya berkurang
C. Kebutuhan
a. Memberi informasi tentang keadaan ibu dan janinnya
b. Memberi support mental pada ibu
III.
DIAGNOSA POTENSIAL
a. Pada ibu :
Partus lama, perdarahan pasca persalinan
b. Pada janin :
Fetal distress, Asfiksia, kematian dalam Rahim
63
IV.
TINDAKAN SEGERA
1. Kolaborasi dengan dr. SPOG untuk pemberian terapi :
a. Infuse RL 20 tpm
b. Induksi Syntocinondrip 5 IU
V.
RENCANA TINDAKAN
Tanggal 16 Juni 2012 pukul : 00.50
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Observasi kemajuan persalinan, meliputi his, DJJ, nadi setiap 30
menit, tekanan darah dan pembukaan servik setiap 4 jam sekali
3. Anjurkan pada ibu untuk tarik nafas panjang apabila merasa kenceng
4. Anjurkan pada keluarga dan ibu supaya ibu tetap mendapat asupan
nutrisi
5. berikan terapi sesuai advis dokter, yaitu :
pasang infuse RL 500 ml 20 tpm
skin test injeksi cefotaxcim 1 gram IC
induksi Syntocinon per drip 5 IU mulai dari 8 tetes
6. siapkan partus set
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal 16 Juni 2012 pukul : 00.55
1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
a. Menjelaskan kondisi ibu saat ini
b. Menjelaskan kemajuan persalinan
64
VII.
EVALUASI
Tanggal 16 Juni 2012 pukul: 04.30
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisinya saat ini
2. Telah dilakukan observasi kemajuan persalinan, yaitu :
Ku : baik
65
TD : 120/80 mmHg
S: 36,7C
R: 20x/menit
: 80 x/ menit
: lunak, tipis
Pembukaan
: 6 cm
Ketuban
Presentasi
: kepala
Posisi UUK
: jam 13.00
Penurunan
66
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 16 Juni 2012
pukul : 04.30
Data Subyektif
a. Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering
b. Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya dan janinnya
Data Objektif
a. KU ibu baik
b. TTV : TD
N
: 120/80 mmHg
S: 36,7C
: 80 x/menit
R: 20 x/menit
: membuka
Portio
: lunak, tipis
Pembukaan
: 6cm
Ketuban
Presentasi
: kepala
Posisi UUK
: jam 07.00
Penurunan
67
Assesment
Ny. M G1P0A0 umur 20 tahun hamil 42 minggu 4 hari inpartu kala I
fase aktif dengan induksi pada kehamilan serotinus
Planning
Tanggal 16 Juni 2012
pukul : 04.40
pukul : 07.10
a. KU : baik
b. HIS : teratur 5x /10 menit lama 45 detik, DJJ 138x/ menit
c. Ketuban pecah jam 07.10 warna jernih
d. VT :
Vulva/uretra : tenang
Portio
: tidak teraba
Pembukaan
: 10 cm (lengkap)
Ketuban
Presentasi
: kepala
Posisi UUK
: jam 13.00
68
Penurunan
pukul : 07.10
Data subyektif
a. Ibu mengatakan kenceng- kencengnya semakin sering dan merasa
ingin BAB
b. Ibu mengatakan merasa mengeluarkan cairan dari jalan lahirnya
c. Ibu mengatakan ingin mengejan
Data Objektif
a. Anus dan vulva membuka, perineum menonjol
b. Ku : sedang
c. TTV : TD : 120/80 mmHg
S: 36,9C
N: 82x/menit R: 24x/menit
d. HIS : 5x dalam 10 menit lama 45 detik
e. DJJ : 138 x/menit
f. VT :
Vulva
: tenang
Portio
: tidak teraba
Pembukaan
: 10 cm (lengkap)
Ketuban
69
Presentasi
: kepala
Posisi UUK
: jam 13.00
Penurunan
pukul : 07.15
Jongkok
Menungging
Tidur miring
Setengah duduk
70
Evaluasi
Tanggal 16 Juni 2012
pukul : 07.45
71
pukul: 07.45
Data subyektif
a. Ibu mengatakan perutnya mules
b. Ibu merasa lega dan senang atas kelahiran putrinya
Data Objektif
a. Bayi lahir spontan tanggal 16 Juni 2012 pukul 07.45
b. TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S: 36,7C
R: 20x/menit
72
Assesment
Ny. M G1P0A0 umur 20 tahun inpartu kala III
Planning
c. Melakukan Penegangan Tali pusat Terkendali
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas sifisis
pubis.Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan
gerakan dorso cranial untuk melahirkan plasenta
g. Memeriksa kelengkapan plasenta
h. Memastikan uterus berkontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
i. Mengajarkan ibu untuk memassase uterus dengan cara memijat
uterus dengan gerakan sirkuler searah jarum jam
j. Memeriksa ada laserasi jalan lahir atau tidak
Evaluasi
Tanggal 16 Juni 2012
pukul : 07.55
pukul : 07.55
73
Data subyektif
a. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran putrinya
b. Ibu mengatakan perutnya masih mulas
Data Objektif
a. Ku
TTV
: baik
: TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S: 36,7C
R: 20x/menit
74
3x1
10 tablet
Asam mefenamat
2x1
10 tablet
Metil ergo
3x1
10 tablet
pukul: 10.15
a. Ku : baik
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S: 36,7C
R: 20x/menit
75
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan antara kasus yang
diteliti dengan teoti-teori. Teori yang disajikan dapat mendukung atau
bertentangan dengan kasus di lahan .sehingga dari hal itu penulis dapat
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan
atau
kesenjangan
tersebut
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara mengumpulkan data subyektif yaitu
data yang diperoleh dari pasien dan keluarga pasien. Dan data objektif
diperoleh dari hasil pemeriksaan pada pasien. Data subyektif yang didapat
yaitu ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, belum pernah
keguguran. Ibu mengatakan merasa kenceng- kenceng dari pukul 17.00,
ibu mengatakan menstruasi terakhirnya tanggal 22 agustus 2011 dan ibu
merasa cemas karena kehamilannya sudah melewati hari perkiraan lahir
dan ibu mengatakan gerakan janinnya berkurang. Data objektif yang
diperoleh dari pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu baik, TD : 110/80
mmHg, N: 80x/menit, S : 36,5C, R: 20x/menit, umur kehamilanya 42
minggu 4 hari. Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 00.40 : pembukaan :
2cm, ketuban (+), presentasi kepala. Pemeriksaa penunjang USG di dapat
76
hasil : HPL tanggal 29 Mei 2012, presentasi kepala, TBJ 3200, keadaan
plasenta terjadi pengapuran, dan jumlah air ketuban normal.
Pasien dengan kasus persalinan serotinus dapat ditemukan ialah gerakan
janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 x /20 mnt
(Sujiyatini, 2009). Menurut Prawirohardjo (2007) pada kasus persalinan
serotinus, umur kehamilan lebih dari 42 minggu. Menurut Saifuddin
(2002), pada kasus persalinan serotinus pada hasil USG menunjukkan
gerakan
janin
berkurang,
air
ketuban
berkurang
<
500
cc
2.
Interpretasi data
Dari data yang diperoleh saat melakukan pengkajian dapat ditegakkan
diagnosa kebidanan yaitu Ny. M G1P0A0 umur 20 tahun, hamil 42
minggu 4 hari, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang,
presentasi kepala, punggung kanan, dengan kehamilan serotinus,
sedangkan masalah yang terjadi yaitu ibu merasa cemas dengan
keadaannya dan janinnya. Dari adanya masalah di dapat juga kebutuhan
yang diperlukan ibu yaitu memberi dukungan pada ibu dan informasi
tentang keadaan dirinya dan janinya.
Dalam teori menurut Manuaba (2010) masalah yang timbul pada
persalinan serotinus adalah cemas. Kebutuhan untuk ibu bersalin dengan
serotinus dalam menghadapi persalinan adalah informasi dan edukasi
kehamilan serotinus dan penatalaksanaanya, serta support mental dari
77
3. Diagnosa potensial
Pada teori yang ada, diagnosa potensial yang ditemukan pada ibu bersalin
dengan induksi pada kehamilan serotinus akan terjadi pada ibu adalah
rupture uteri, perdarahan pervaginam. Dan pada janin terjadi IUFD,
asfiksia (Winjaksastro, 2007). Pada kasus ibu dan janin tidak mengalami
hal tersebut karena tindakan segera dilakukan yaitu kolaborasi dengan
dokter SpOG yaitu melakukan induksi persalinan dengan syntocinon per
drip. Jadi, Antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan.
4. Tindakan segera
Pada kasus tindakan segera yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi adalah melakukan pemantauan keadaan ibu dan janin setiap 30
menit dan kemajuan persalinan setiap 4 jam. Melakukan kolaborasi
dengan dokter SpOG dan melakukan induksi persalinan dengan drip RL
500ml + 5 iu syntocinon per drip mulai dari 8 tetesan awal dan setiap 15
menit dinaikkan 4 tetesan sampai tetesan maksimal 32 tpm.
Antisipasi pada ibu bersalin dengan induksi pada kehamilan serotinus
adalah kolaborasi dengan dokter SPOG untuk penanganan induksi
persalinan dengan oxytosin drip, mulai 8 tetes selama 15 menit dinaikkan
dengan interval 15 menit sebanyak 4 tetes, sampai mencapai
kontraksimaksimal. Tetesan maksimal 40 tetes, jumlah cairan seluruhnya
78
500 cc (Saifuddin, 2002). Jadi, antara teori dan kasus tidak terjadi
kesenjangan.
5. Rencana tindakan
Dalam perencanaan asuhan pada ibu bersalin dengan induksi pada
kehamilan
serotinus
adalah
kolaborasi
dengan
dokter
SpOG,
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini tindakan yang diberikan sesuai dengan rencana yang
sudah di tentukan yaitu mengobservasi ku dan vital sign ibu.
Mengobservasi DJJ janin, melakukan induksi persalinan dengan cara RL +
syntocinon 5 iu per drip mulai dari 8 tpm sampai maksimal 40 tpm,
menjelaskan pada ibu proses persalinan menggunakan induksi, dan
79
menyiapkan partus set dan sesuai dengan teori. Jadi, antara teori dan kasus
tidak ada kesenjangan.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan. Hasil yang diperolah adalah : Bayi lahir spontan
pada pukul 07.45 WIB, jenis kelamin perempuan, BB: 3000 g, PB: 48 cm,
LK/LD : 33/32 cm, anus berlubang, cacat (-), apgar score 8-9-10, keadaan
kulit bayi keriput, keadaan ibu baik, terjadi laserasi perineum derajat II,
jumlah darah yang keluar 60 cc, kandung kemih kosong.
Pada teori menurut Manuaba (2010) evaluasi pada ibu bersalin dengan
serotinus yaitu : KU dan tanda vital ibu normal, input dan out put cairan
seimbang, induksi persalinan berhasil, terjadinya kemajuan persalinan,
bayi lahir selamat. Jadi, antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan managemen
kebidanan 7 langkah varney yang meliputi : pengkajian, interpretasi data,
diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan,
pelaksanaan, evaluasi serta data perkembangan menggunakan SOAP, maka
pada kasus ibu bersalin Ny. M dengan induksi pada kehamilan serotinus di
RSUD Dr. Moewardi, dapat disimpulkan bahwa:
1.
2.
81
Pada kasus tidak mengalami komplikasi seperti : pada ibu terjadi rupture
uteri, perdarahan pervaginam dan pada janin terjadi IUFD, asfiksia karena
ada penanganan yang baik dan tepat
4.
5.
serotinus
adalah
kolaborasi
dengan
dokter
SpOG,
Pada langkah ini tindakan yang diberikan sesuai dengan rencana yang
sudah di tentukan yaitu mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu.
82
Dalam pembahasan antara teori dan praktek yang penulis lakukan pada ibu
bersalin Ny. M dengan induksi pada kehamilan serotinus, tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek karena asuhan yang diberikan sesuai
prosedur dan kerjasama yang baik antara pasien dan tenaga kesehatan.
Sehingga persalinan berjalan lancar, ibu dan bayi dalam keadaan baik tanpa
terjadi komplikasi.
B. Saran
1.
Bagi pasien
Di harapkan ibu melakukan personal hygiene dan makan- makanan yang
mengandung protein, agar cepat pemulihan kondisi.
83
2.
3.