6
7)
6.1
Data Informasi
=
=
=
=
=
3000
94.0
5.6
14.6
0.2
DWT
m
m
m
m/sec
6.1.2 Elevasi
Data elevasi pasang surut tertinggi dan terendah berdasarkan peramalan
adalah sebagai berikut:
Highest High Water Level (HHWL)
=
+ 2.10 m
Lowest Low Water level (LLWL)
=
0.00 m
Kedalaman air di lokasi struktur
=
- 7.20 m
Kedalaman kolam pelabuhan
=
- 7.20 m
6-1
Kedalaman Perairan
7.2 m
2. Arus
U
Koefisien Drag
Koefisien Inersia
6.2
=
=
0.35 m/s
=
0.7
2
6.2.1 Umum
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambat kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikturunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran
kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Pertimbangan
ukuran dermaga harus berdasarkan pada ukuran-ukuran minimal sehingga
kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga maupun melakukan
bongkar muat barang dengan aman, cepat dan lancar.
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty
atau pier atau jembatan.
Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit
dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah
yang ada di belakangnya. Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke
laut. Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk merapat pada satu sisi,
pier bisa digunakan pada satu sisi atau dua sisinya.
Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup agak jauh dari
darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan
pengerukan yang besar. Sedang di lokasi dimana kemiringan dasar cukup
curam, pembuatan pier dengan melakukan pemancangan tiang di perairan
6-2
yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini
pembuatan wharf adalah lebih tepat. Di suatu daerah yang akan dibangun
daerah industri atau pertambangan dekat pantai, di mana daerah daratan
rendah maka diperlukan penimbunan dengan menggunakan pasir hasil
pengerukan di laut. Untuk menahan tanah timbunan diperlukan dinding
penahan tanah. Dinding penahan tanah tersebut dapat juga sebagai
dermaga dengan menambah fasilitas tambatan, bongkar-muat, perkerasan
halaman dermaga, dan sebagainya. Dermaga ini disebut bulkhead wharf
(wharf penahan tanah).
B. Jenis Kapal yang Dilayani
Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah
mempunyai kontsruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang
potongan (general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan
peralatan bongkar-muat barang yang besar, jalan kereta api, gudanggudang, dan lain-lain. Untuk melayani kapal tersebut penggunaan pier atau
jetty akan lebih ekonomis.
C. Daya Dukung Tanah
6-3
Kriteria layout dari alur pelayaran dan kolam putar harus bisa
mengakomodasi kapal sebesar 3.000 DWT. Untuk tinggi gelombang
signifikan dengan periode ulang 50 tahun, maka kriteria yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut :
Tinggi gelombang di kolam putar dan alur pelayaran tidak boleh melebihi
0.5 m.
Layout yang sesuai dengan kriteria diatas bisa dilihat pada Gambar 6.1.
6-4
Gambar 6.1
6-4
6-5
Kriteria perencanaan merupakan dasar dari penentuan tata letak dan disain.
Kriteria perencanaan di sini ditetapkan berdasarkan ketentuan maupun
buku rujukan sebagai berikut:
Technical Standards for Port and Harbor Facilities In Japan, 1991.
Pelabuhan, Prof.Dr.Ir. Bambang Triatmmodjo, CES.,DEA.
dimana:
HHWL
H
F
6-6
2. Struktur Dermaga
dimana:
L
= Panjang Dermaga
LOA = length overall = panjang total kapal.
C
= Jarak antara kapal dengan tepi dermaga sebagai angka
pengaman, biasanya diambil nilai 25m.
Dari data-data yang dimiliki didapatkan elevasi dermaga:
L
= 94 + 6
L
= 100 m
dimana:
LOA = 94 m
C
= 6m
Untuk memfasilitasi kapal yang berlabuh, akan dibangun struktur jetty
sepanjang 100 m.
B. Kolam Pelabuhan
6-7
Perairan kolam harus memiliki kedalaman yang cukup supaya kapalkapal dapat keluar-masuk dengan aman pada saat air surut terendah
(LLWL). Kedalaman kolam dihitung dengan persamaan di bawah ini.
D = d + H + S + C
dimana:
D
= kedalaman kolam pelabuhan pada saat surut terendah.
d
= draft
kapal
terbesar
yang
direncanakan
akan
menggunakan pelabuhan tersebut pada saat muatan
penuh.
H
= tinggi gelombang rencana dalam kolam pelabuhan.
S
= squat = pertambahan draft akibat ayunan vertikal ketika
kapal memasuki perairan dangkal.
C
= keel clearence sebagai pengaman, diambil nilai-nilai 25
100cm tergantung kondisi tanah dasar kolam.
Untuk melayani kapal-kapal yang akan memasuki kolam pelabuhan,
untuk kapal perintis dengan draft 5.7 m, kedalaman kolam yang
direncanakan adalah 7.2 m LLWL.
2. Kolam Putar (Turning Basin)
D = 2 x LOA
dimana:
D
6-8
LOA
6-9
1. Kedalaman Alur
Perairan alur harus memiliki kedalaman yang cukup supaya kapalkapal dapat keluar-masuk dengan aman pada saat air surut terendah
(LLWL). Kedalaman alur pelabuhan minimal sama dengan kedalaman
kolam pelabuhan, yaitu -7.2m.
2. Lebar Alur Pelabuhan
Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi-sisi miring saluran atau
pada kedalaman yang direncanakan. Lebar alur tergantung pada
beberapa faktor, yaitu:
Lebar, kecepatan dan gerak kapal
Trafik kapal, perencanaan alur dilewati satu atau dua kapal
Kedalaman alur pelabuhan
Stabilitas tebing alur
Angin, gelombang, dan arus
Lebar alur pelabuhan yang ideal adalah:
D = 4.8B
dimana:
B
Sistem fender ditujukan untuk menjamin kapal pada saat berlabuh dari
kerusakan yang mungkin terjadi karena benturan antara lambung kapal
dengan dermaga. Berdasarkan fungsinya fender dibagi menjadi:
Protective fender: berfungsi sebagai landasan pelindung yang
meredam energi benturan antara kapal dengan dinding dermaga
pada saat kapal bertambat.
Impact fender: ditujukan untuk meredam benturan pada saat kapal
melakukan gerak manuver.
Dari hasil perhitungan Energi Tumbukan yang terjadi maka dipilih tipe
fender bentuk V (V shape fender), karena fender tipe tersebut memiliki
kinerja yang cukup baik dan mudah dalam pemasangan dan perawatan.
E. Alat Penambat Kapal
6-10
Contents
7) Perencanaan Layout Pelabuhan..............................................................1
6.1 Data Informasi....................................................................................................1
6.1.1
Karakteristik Kapal.....................................................................................1
6.1.2
Elevasi.........................................................................................................1
6.1.3
Arus dan Gelombang...................................................................................1
6.2 Data Struktur Dermaga.........................................................................2
6.2.1
Umum..........................................................................................................2
6.2.2
Tipe Dermaga..............................................................................................2
6.2.3
Kriteria Desain............................................................................................3
6.2.4
Perencanaan Struktur..................................................................................5
No table of figures entries found.
6-11