GASTROINTESTINAL
MIKROBIOLOGI
Escherichia coli
Flora normal
Batang, gram(-)
Pada endo (kemampuan meragi
lactose): kilat logam
Virulensi: pili
Manifestasi klinis:
Septisemia: asal infeksi adalah
infeksi saluran kemih atau
penjalaran kuman dari usus
Infeksi saluran kemih: penyebab
80% kasus; kuman hemolisin (+),
tahan serum, faktor virulensi pili P
Meningitis pada neonatus: E. coli
K1
Gastroenteritis (Diare) karena E.
coli
Salmonella
Morfologi
Hospes
Antigen:
Somatic (O) heat stabile (tahan panas) & resisten alcohol
Surface (K) Vi antigen factor virulensi
Flagel (H) protein heat labile S. enterica serovans (c:
enteriditis, typhi) peritrich flagel
Sapi S. dublin
Domba S. abortus suis
6
9
Dosis infektif S. typhii: 10 -10
Salmonellosis
Enterokolitis
Onset: 6-48jam
Muntah, sakit perut, diare, demam
Durasi: 2 hari- 1minggu sembuh spontan
P. lab:
feses (+) salmonella
isolasi bakteri: Gaal kultur
serologi: tes widal (hanya utk demam enteric)
pathogenesis
S. entereditis
sitotoksin (invasi mukosa)
Nempel di epitel ileum
Respons inflamasi
Pathogenesis
Salmonella masuk
Penetrasi
Ke jaringan
Ke peredaran darah
terapi:
demam enteric dan bakterimia antibiotic: kloramfenikol, ampisilin,
thrimetropim, sulfametoxazol, sefalosporin,
enterokolitis: diare berat (ganti cairan dan elektrolit), Antibiotik akan
memperpanjang gejala klinis dan lamanya ekskresi kuman
carier: kholisistektomi & antibiotic
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
Shigella
Morfologi
Penyakit
Vibrio
gram negative
Batang bengkok
Antigen
Komplex
Ag O membagi shigella menjadi 40 serotype
Virulensi
Nekrosis jaringan
Ulkus
nyeri perut
Demam
Tenesmus
Pathogenesis
Manifestasi Klinis
Kolera: V. Cholera
Infeksi kulit pada luka terbuka: V. fulnificus, byk dikaitkan pd imunosupersif
Infeksi yang dikaitkan dengan kontaminasi raw seafood: V. parahemolyticus
Masa Inkubasi: rata-rata: 12-24 jam
Durasi:1 sd 7 hari
8
Dosis infeksi besar : 10 karena akan mati olh Hcl
Penularan dari manusia ke manusia: jarang
Faktor resiko: sanitasi yang buruk
Faktor resiko terbanyak: kontaminasi air dan makanan , dapat juga melalui
seafood mentah
Infeksi terjadi, apabila mikroorganisme mampu melewati pertahanan asam
lambung (alkaline loving)
Ag O membagi v.cholera menjadi 2 serotype:
O1, yang dibagi menjadi classic dan el tor. O1 lebih banyak
menyebabkan epidemik
O139
O1 dan O139 Menghasilkan toxin
Non O1 dan O139 tdk menghasilkan toxin
Diagnosis
Imunitas
Terapi
Komplikasi
Diare (cair) berlanjut dengan diare disertai darah & lendir serta
tenesmus
Durasi 4 hari, bisa 10 hari / lebih
Berat S. dysenteriae; paling ringan S. sonnei
Bacteremia : 4% ,Reactive arthritis 1-2%
S. dysenteriae dihubungkan dgn HUS
Antimotility drugs dihubungkan dengan toxic megacolon
self-limited disease
Kultur dan Identifikasi:
Bahan pemeriksaan: feses
Media Thiosulfate citrate bile salts sucrose (TCBS)
Pemeriksaan langsung adanya sel radang
Kalau (+) : warna jadi kuning (v. cholera) kalau ttp hijau
Diagnosa laboratorium isolasi bakteri penyebab
(parahemolyticus)
Sesudah infeksi dapat dideteksi antibodi
Ig A mungkin dapat mencegah infeksi ulang
Individu yg pernah menderita shigellosis, dapat terinfeksi kembali oleh
Shigella type lain
Ringan tidak perlu antibiotic
Ringan: tdk perlu antibiotic
Berat antibiotik, terutama pada usia muda dan lansia
Berat: dehidrasi, butuh antibiotic
Beri cairan
Shigella flexneri: dapat berlanjut menjadi Reiter's syndrome yang
ditandai dengan nyeri persendian, iritasi pada mata, nyeri berkemih
dapat berlanjut menjadi arthritis kronik
S. dysenteriae type 1: dapat berlanjut menjadi Hemolytic uremic
syndrome (HUS), yang ditandai dengan diare yang berat, nyeri perut,
muntah dan urine bercampur darah. Hal ini dihubungkan dengan efek
dari Shiga toxin.
VIRUS DIARE
ROTAVIRUS
Penyebab penting gastroenteritis akut pada bayi, anak pra
sekolah, dewasa
Double stranded RNA virus
Menyebabkan diare jg pd mamalia, dan burung
Menyebabkan penyakit disemua usia tp gejala yg parah byk
pd nenonatus dan anak kecil
Infeksi asimptomatik biasa di dewasa dan anak yg lbh besar
Infeksi simtomatik biasa di org >60
Mortality rate di anak dgn malnutrisi
Banyak terjadi saat dingin
Inkubasi 24-48jam diikuti dengan gejala muntah dan diare
dan demam rendah
Diagnosis dengan mikros electron atau dengan deteksi
rotavirus di feses menggunakan ELISA atau assay
Vaksin tersedia utk anak
SIFAT VIRUS
Virion: icosahedral, kapsomer, berkulit tunggal
Genom: Ds RNA, linier, 11 segmen
Protein: 9 protein structural,core berisi bbrp enzim
Envelope: tidak ada tp punya pseudoenvelope, tdp
selama morfogenesis partikel
Replikasi: sitoplasma
Ciri khas: penyusunan genetic terjadi mudah penyebab
utama diare pada bayi
STRUKTUR ANTIGEN Struktur protein luar (pseudomembran)
VP4viral hemaglutinin, bs menghemaglutinasi sdm
VP7 antigen subgroup
Inner core:
VP6 Antigen subgroup, antigen determinant penting
VP1,2,3
Grup A-F
D,E,F tdk ditemukan pada manusia
A diare ringan pd anak dan dewasa
B dichina, diare pd anak, diare ringan pd dws
15 serotipe
6 berdasarkan AB thd VP& (P tipe)
9 berdasarkan VP4 (G tipe)
9 serotipe rotavirus manusia
5 serotipe rotavirus hewan
Rotavirus grup A gastroenteritis pd manusia
PATOGENESIS
Resiko infeksi:
Anak usia 3 tahun, maks umur 6-48bulan
Sering pd anak usia 5bulan penurunan imunitas didapat dari
ibu
Ditemukan pd petugas militer, pekerja medis, sebabkan
travelers diarrhea
Tidak terjadi reinfeksi pada anak dan dws
Penularan antar manusia fecal oral, makanan, muntahan, air
virus villi usus(VP4) replikasi pada sitoplasma sel usus, masuk
dengan cara endositosis (merusak mekanisme transport) NSP4
(enterotoksin , merangsang sekresi) virus + sel usus yang rusak
masuk lumen usus feses
eksresi virus berakhir 2-12 hari sehat bila nutrisi baik
diare (3-8minggy) kelemahan asborbsi natrium dan glukosa akibat
kerusakan villi usus
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
TERAPI
PENCEGAHAN
Transmisi
Virulensi
Pathogenesis
Manifestasi
Helicobacter pylori
Spiral, lekukan hanya 1-3
Panjang 0.5 5 m
5-7 flagel diujung, bergerak seperti corkscrew
o
Inkubasi 3-6 hari di suhu 37 C
pH optimum 6-7
termasuk mikroaerofilik organisme: membutuhkan sedikit oksigen
oxidase (+) katalase (+)
menghasilkan urease
menyebabkan akut dan kronik gastritis
merupakan predisposes ulkus peptikum, kanker gaster, dan MALT
lymphoma
fecal oral: dari feses ke mulut
gastric oral: pada petugas kesehatan setelah melakukan endoskopi
oral-oral: muntahan pasien, pengunaan alat makan
perantara air: air yang terkontaminasi bakteri dari feses
zoonosis
kolonisasi: flagella, urease, adhesin
merusak jaringan: proteolitik enzim, sitotoksin, urease, phospholipase
A, alcohol dehidrogenase
pertahanan: intrasel survailens, superoxide dismutase, catalase,
membentuk cocoid form (dorman/ tahan lama di tubuh)
helicobacter menghasilkan urease dimana urease mengubah urea
menjadi karbondioksida dan ammonia
Anikterik leptospirosis
Septisemik stage
3-7 hari demam
Imun stage
Setelah satu minggu terbentuk
AB, leptospira dibersihkan dari
darah sehingga demam turun.
Gejala:
Meningitis, uvelitis, rash,
demam
Gejala:
Myalgia, sakit kepala, nyeri
perut, muntah, conjunctiva
suffusion, demam
Ikterik leptospirosis
Peralihan antara tahap septisemik dan imun tidak terlihat karena tidak terlihat
penurunan demam, yang berarti didalam tubuh sangat sedikit membentuk AB
Imunitas
Diagnosis
Terapi
Menurut WHO
1. Ada pertumbuhan pada kultur
Kasus ringan: amoxicillin, ampicillin, doxycycline, eritromicin
Kasus berat: penisilin iv, tp dapat menimbulkan rekasi Jarisch-Herxheimer
yaitu rx tubuh yg timbul krn obat
Pencegahan
1. Control pencegahan sumber infeksi: peningkatan kualitas lingkungan,
sanitasi
2. Rute Transmisi: memotong rute transmisi, menggunakan pelindung dr
bakteri pada saat banjir
3. Infeksi atau penyakit pada manusia: penyuluhan
Keracunan Makanan
Pendahuluan
Keracunan makanan (food poisoning) terjadi apabila seseorang mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi. Ini lebih tepat disebut food associated infection.
Keracunan makanan yang sebenarnya (true food poisoning) terjadi sesudah
mengkonsumsi makanan yang mengandung toksin yang berupa bahan kimia atau
toksin dari bakteri (preformed toxin); eg. S. aureus; Clostridium botulinum.
Perbedaan endotoxin dan exotoxin:
Endotoxin merupakan bagian dari LPS
Pada yang disebut food associated infection makanan bisa berfungsi sebagai:
Perantara untuk masuknya mikroba ke manusia
Tempat berkembang biaknya bakteri untuk mencapai jumlah yang cukup
(infective dose) sehingga bisa menyebabkan penyakit.
Umumnya penyakit sifatnya ringan, tapi dapat juga berat
Gejala: mual, muntah, diare, sakit perut yang terjadi cepat (dalam waktu 48 jam)
sesudah makan.
Investigasi kasus keracunan makanan
jumlah orang yang sakit
Gejala yang timbul (erat hubungannya dengan dugaan kuman etiologinya):
muntah; diare; pusing, sakit kepala dan gangguan pada sistem syaraf pusat.
Mengetahui/mencatat awal waktu mengkonsumsi makanan/minuman
tersangka, dan awal waktu timbulnya gejala/manifestasi sakit.
Pendataan semua jenis makanan yang dikonsumsi 24 jam sebelum gejala sakit
timbul, dan makanan yg dikonsumsi selama 4 hari sebelumnya
Staphylococcus aureus
Enterotoksin S. aureus:
Clostridium botulinum
Eksotoksin menyebabkan botulisme:
Macam: Food-borne botulism,
Infant botulism, Wound botulism
Toxin bekerja pada motor end
plate lumpuh
Gejala berupa flaccid paralysis
(penglihatan ganda, kesulitan
bernafas) timbul sesudah 12 36
jam sesudah ingesti makanan.
Berlangsung 2 6 hari dan dapat
fatal kalau kena otot2 pernafasan
Kalau toxin sudah menempel pada
reseptor, anti toxin sudah tidak
bisa bekerja. Jadi kalau sudah ada
gejala dikasih anti toxin tidak byk
Pemeriksaan
1. Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan dari pasien dan makanan tersangka:
Muntahan; feses; usap dubur (Bahan kontrol berasal dari orang yang tdk sakit)
Darah
Biopsi (kalau smp meninggal)
Sisa makanan dan minuman
Bahan baku makanan, tempatnya (missal: bekas tmp insektisida)
Sampel yang berasal dari food handler(orang yang mengelola makanan)
2. Penanganan sampel
Menerapkan prinsip penangan sampel mikrobiologik untuk isolasi bakteri
Yang harus diperhatikan:
Cara pengambilan: hindarkan kontaminasi dari luar
Wadah: steril tnp bahan pengawet
o
Transportasi bahan: sesegera mungkin, kalau jauh suhu harus 4 c menggunakan
termos.
Pelabelan
3. Pemeriksaan mikrobiolgi
Metode pemeriksaan tergantung:
Informasi yang berasal dari klinisi
Data survailance
Pemeriksaan:
Isolasi dan identifikasi mikroba
Total plate count: menghitung jumlah bakteri dari 1gr sampel berisi brp bakteri
Deteksi toksin, Uji toksisitas (mis. percobaan binatang)
Salmonella
Vibrio parahaemolyticus
Bukan s. typhi dan paratyphi
Sumber adalah produk laut yang
terkontaminasi dan dimakan mentah
Makanan: daging, telur, ikan, makanan
dg protein tinggi
Karna vibrio suka di kadar garam yang
tinggi
Gejala:
timbul 12 36 jam sesudah makan Penyebab gastroenteritis acute, dengan
Berupa muntah dan diare
gejala sakit perut berat dan diare ringan
yang timbul 2 96 jam.
Sakit berlangsung 2 7 hari
Sumber kontaminasi feses manusia dan Bakteri mati dengan suhu pemasakan
biasa
hewan
10
Clostridium perfringens
Strain C. perfringens menghasilkan
enterotoksin
Sel vegetative masuk ke traktus
digestivus, mengalami sporulasi dan
menghasilkan toksin
Enterotoksin menyebabkan hipersekresi
cairan jejunum dan ilium diare tanpa
muntah
Gejala timbul 6 18 jam sesudah
makan.
Sakit berlangsung 1 2 hari
Terapi simtomatis
berfungsi
Menghasilkan 7 macam eksotoksin
harus dalam keadaan anaerob, yang
menyebabkan penyakit pada manusia
adalah A, B, E dan F.
Tahan terhadap enzim pencernaan
o
Toxin Rusak pada pemanasan 80 C,
selama 30 min
Makanan yang dikaitkan:
Makanan awetan dalam kaleng
Makanan yang terkontaminasi
spora bakteri
Bacilus cereus
Aerob gram (+), punya spora
Tumbuh pada suhu kamar
Diasosiasikan dengan makanan tinggi
karbohidrat (nasi goreng) Chinese
restaurant syndrome
Ada 2 tipe:
Diare
Emetik
Diagnosis mikrobiologik bila ditemukan
bakteri sejumlah 100.000/gr sampel
Escherichia coli
E. coli dapat menyebabkan diare.
Sumber penularan makanan yang
terkontaminasi feses. Umumnya daging
dan produk pertenakan
ETEC; EPEC; EHEC; EIEC
Listeria monocytogenes
Sumber makanan: susu, keju, sayuran
(dipupuk dengan kotoran ternak)
Gol yang rentan adalah wanita hamil
muda bisa abortus, hamil tua lahir
normal tp bbrp hari timbul gejala; lansia
dan pasien yg daya kekebalannya
rendah.
Gejalanya bisa ringan sampai berat.
Penyimpanan makanan dalam suhu
dingin tidak menghambat pertumbuhan
bakterinya.
Morfologi: batang, Gram (+), gerak (+)
Kultur: agar Mueller-Hinton; fakultatif
anaerob
Penularan: Melalui makanan yang
terkontaminasi
Serotipe penting: IVb
Perinatal human listeriosis
(granulomatosis infantiseptica infeksi
intra uterin
Eraly onset intrauterin sepsis
Late onset meningitis
Listeriosis dewasa:
Meningoensefalilis
Bakteremia
Terapi: ampisilin, eritromisin
11
HEPATITIS
Infeksi beberapa virus dapat menyebabkan peradangan pada hati, yang ditandai dengan gejala klinis:
Asimptomatis
Simtomatis: badan terasa lelah, demam, nyeri persendian, anoreksia, sakit kepala, gejala gastrointestinal seperti mual (nausea) dan muntah (vomiting), rasa tidak enak dan nyeri
pada perut, diare dan bisa diikuti jaundice yaitu fase kuning (ikterik) pada kulit, sclera, membran mukosa.
Jika 6 bulan setelah infeksi tidak sembuh totalpenyakit hepatitis beralih menjadi fase kronis (hepatitis kronis)
A
B
C
D
E
MORFOLOGI
Merupakan virus RNA, Merupakan factor utama Flavivirus (+) stranded RNA
Terdiri
dari
partikel RNA virus tdk berenvelop
DAN
single stranded, polaritas
penyakit hati dan karsinoma Mempunyai 6 genotypes
berdiameter
35nm Positive
stranded
RNA
KOMPONEN
positif
hepatoseluler
dikelilingi oleh HBsAg
genom
Genotip 1-4 prognosis buruk
VIRUS
berat molekul 2,25-2,28x Menunjukan 3 bentuk virus
dan respon thd interferon Genom dari virus sangat Sangat labil dan sensitive
106 dalton.
yang mengandung HBsAg yang
kecil dan terdiri dari single Hanya bisa dikultur
terapi
berlainan (dgn mikro electron)
stranded RNA
Simetris
ikosahedral,
bulat
pleomorfik
diameter 27-32 nm dan - Partikel
berdiameter 22nm
tidak mempunyai selubung.
Tubuler/filamentosa
Coinfection:
Mempunyai
protein
berdiameter
22nm
dengan
Severe acute disease
termina VPg pada ujung 5
panjang
dapat
lebih
200nm,
Kecil kemungkinan
dan poli (A) pada ujung 3
dihasilkan
dari
produksi
HBsAg
mjd kronik
Atas dasar sifat fisik dan
yang berlebihan
kimianya,
virus
ini
Superinfection
digolongkan
sebagai - Partikel dane.
Biasanya mjd HCV
Envelope
mengandung
enterovirus 72, urutan
kronik
HBsAg.
nukleotida dan asam amino
Resiko tinggi menjadi
nukleokapsid
yang
HAV cukup jelas untuk
penyakit hati kronik
mengandung HBcAg.
memasukkan
virus ini
Biasanya
hepatitis
menjadi genus pikornavirus
Partikel dane dapat rusak
akut
yang
baru
yaitu
oleh deterjen non ionic
Heparnavirus
untuk melepaskan core
yang mengandung genom
Lemak bersifat stabil jika
ds DNA, suatu antigen
diberi perlakuan dengan
o
terlarut (HBeAg) dapat
eter, asam dan panas (60 C
dilepas dari core melalui
selama
1
jam).
perlakuan deterjen kuat.
Infektivitasnya
dapat
bertahan paling sedikit 1 Double strain DNA virus
bulan setelah dikeringkan Replikasi melibatkan enzim
dan disimpan pada suhu
reverse transcriptase
o
25 C dengan kelembaban 4 phenotypes dari HBsAg
relatif 42% atau selama
(permukaan): adw, adr, ayw,
bertahun-tahun pada suhu
ayr
o
-20 C.
HBcAg single serotype
Virus
HAV
dapat Virion dan HBsAg stabil pada
diinaktivasi dengan :
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
12
1.
SUMBER
CARA INFEKSI
TRANSMISI
Darah/cairan tubuh
Perkutan
Permukosa
Transfuse atau transplantasi
dari donor yang terinfeksi
Pengguna obat suntik
Hemodialysis
Sexual atau penghuni rumah
yang kontak dgn org dgn antiHCV (+)
Sex bebas
Lahir dari ibu yang terinfeksi
HCV
Darah/cairan tubuh
Perkutan
Permukosa
Perkutan: suntik
Permukosa: sex
Feses
Fecal oral
REPLIKASI VIRUS:
Virion HBV melekat pada
suatu
reseptor
di
perm.hepatosit.
HBsAg
melepaskan
selubungnya
didalam nucleus enzim seluler
yang tidak teridentifikasi
mengkonversi DNA untai
ganda parsial menajdi DNA
lingkaran kobalen terttp (ccc
DNA). ccc DNA berperan sbg
template.
Suatu aktifitas RNase H dari
polymerase
memindahkan
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
13
MASA INKUBASI
DIAGNOSIS
LABORATORIUM
Rata-rata 30 hari
Range 15-50 hari
Infeksi akut: menemukan
IgM-HAV diserum dengan
EIA
Past infection: ditentukan
dengan mendeteksi IgGHAV
Kultur
sel:
sulit
membutuhkan waktu 4
minggu,
tidak
rutin
dilakukan
Deteksi langsung: EM, feses
RT-PCR. Dapat mendeteksi
penyakit
lbh
awal
dibanding
serologi
tp
jarang di lakukan
Metode pilihan untuk
mengukur antibody HAV:
- Radioimunoasai: antigen
HAV ditemukan didalam
hati, feses, empedu,
dan darah
- ELISA
- Hemaglutinasi
perlekatan imun
Titer
HAV
tertinggi
ditemukan pada tinja kirakira 1-2 minggu sebelum
ditemukan kelainan enzim
hati.
INFEKSI KRONIK Tidak
KOMPLIKASI
Fulminant hepatits
Cholestatic hepatitis
Relapsing Hepatitis
EPIDEMIOLOGI Tidak ada factor resiko di
banyak kasus
Banyak menyerang anak
usia 5-14 tahun
Range 2-26minggu
HCV-Ab digunakan untuk
mendiagnosis hepatitis C. tdk
berguna utk fase akut yang
membutuhkan
plg
tdk
4minggu
setelah
infeksi
sebelum antibody hilang
HCV-RNA: PCR dan branched
DNA dapat digunakan utk
mendeteksi infeksi HCV di
fase akut. Tapi, biasa
digunakan utk monitoring
respon terapi antivirus
HCV-Ag: EIA dan HCV antigen
digunakan sm sperti tes HCVRNA tp lbh mudah dibawa
Viral load: pasien dgn viral
load yang tinggi memiliki
prognosis yang buruk. Viral
load dpt juga memonitor
respon thd IFN theraphy
Rata-rata 40 hari
Range 16-60hari
Ya
Sirosis hepatis
Karsinoma hepar
Ya
Ya
Tidak
Meminum
air
yang
terkontaminasi
Banyak pada ibu hamil
Transmisi orang ke orang
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
14
PENCEGAHAN
15
PARASITOLOGI
NEMATODA USUS: STH dan Non-STH
Ascaris lumbricoides
PENYAKIT
Ascariasis
MORFOLOGI Jantan: ekor melingkar
Betina: ekor runcing
HABITAT
BENTUK
Telur matang
INFEKTIF
CARA INFEKSI Tertelan telur matang
SIKLUS HIDUP
Strongyloides stercoralis
Enterobius vermicularis
Strongilodiasis
enterobiasis atau oksiuriasis
Yang parasite betinanya, Bentuk seperti parutan
mempunyai
kemampuan
kelapa
parthenogenesis
Tidak membutuhkan tanah
rongga Usus halus, tetapi mulut Caecum atau kolon asendens Mukosa
menempel pada mukosa usu
jejunum
halus
duodenum
Larva filariform
Telur matang
Larva Filariform
16
Siklus Autoinfeksi:
MANIFESTASI larva
KLINIS
- pada saat berada di paru
- batuk, demam, eosinofilia
- rontgen infiltrat yg
menghilang dlm 3minggu
- sindrom Loeffler
cacing dewasa
asimptomatik (85%)
gangguan usus ringan
derajat
berat
malabsorbsi, obstruksi usus
saluran empedu, apendiks /
bronkus operatif
DIAGNOSIS
Telur pd tinja
Reinfeksi autoinfeksi
creeping eruption: kelainan pruritus ani (gatal pada
kulit akibat masuknya larva
daerah anus) karna gerakan
filarifom
cacing betina yang ke anus
bertelur. Dirasakan pada
ringan asimptomatik
malam hari gangguan
sedang rasa sakit spt
tidur
tertusuk2 di epigastrium
tengah & tdk menjalar
berat dpt ditemukan di
seluruh traktus digestivus dan
larva di berbagai alat dalam
(paru, hati, empedu)
immunocompromised
disseminated strongyloidiasis
larva
larva
tdk
menimbulkan
manfestasi
perubahan kulit akibat larva
menembus kulit: ground itch Dewasa: bagian anterior
menembus mukosa caecum
perubahan paru biasanya
dan kolon menyebabkan
ringan
perlukaan
shg
ada
oral penyakit wakana
perdarahan
dewasa anemia hipokrom Kronis:
mikrositer (karena menghisap sindrom disentri (diare
dengan darah, disertai
darah)
menesmus ani atau nyeri
gejala tgt : - spesies & jumlah
saat defekasi)
cacing
anemia
gizi penderita (Fe dan prot)
penurunan BB
Prolaps rectum (turun)
tinja segar telur
telur pada feses
tinja segar: larva rabditiform
tinja lama larva rabditiform
tina lama: larva filariform
17
CESTODA USUS
Siklus hidup
Telur di feses
Taenia solium
Taeniasis solium (kalau ditemukan cacing dewasa)
dan sistiserkosis (kalau ditemukan larva)
Hospes definitif : manusia
Hospes perantara : manusia dan babi
cacing dewasa panjang max 8m
skolek: 4 batil isap
rostelum tanpa kait
proglotid gravis: segi empat
percabangan uterus: 7-12cabang
telur/proglotid difeses
18
HP 1 dimakan oleh HP 2 (ikan salem), di tubuh HP2
berubah menjadi plerocercoid
Bentuk infektif
Cara infeksi:
Manifestasi klinis
Plerocercoid
Memakan ikan yang mengandung plerocercoid
yang dimasak tdk matang
punggung
Sistiserkus bovis
Memakan daging sapi mentah yang mengandung
sistiserkus bovis
Akut: Tidak spesifik, mual muntah, nafsu makan Ileus obstrutikus bila >1 cacing
turun, diare, obstipasi
Keluar proglotid tanpa bareng feses
Kronik: anemia hiperkrom makrositik karena
Gejala GI track
cacing menyerap vit. B12, penurunan BB
Taeniasis solium
Diagnosis
Pencegahan
telur/proglotid difeses
sistiserkosis
Sistiserkus selulosa/telur
Taeniasis solium: memakan daging babi mentah
yang mengandung sistisekus bovis
Sistiserkosis: tertelan telur
taeniasis solium (gejala klinis ringan)
nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan
sakit kepala
ileus /obstruksi usus
penurunan BB dan diare
sistiserkosis (tergantung organ yang dihinggapi da
intensitas infeksi)
sistiserkosis cerebral
sistiserkosis muscular
sistiserkosis ocular
sistiserkosis subcutaneous
taeniasis solium : menemukan telur & proglotid
sistiserkosis : biopsy, CT scan, serologi
bisa menderita dua2nya
19
Protozoa Usus
Entamoeba Histolytica
Protozologi
Siklus hidup
duodenum
Inti 4 ( u/ diagnosis)
Gejala klinis
Diagnosis
Melekat pd perm.
Kriptus kolon
Perbanyak
diri
Melisis perm.
Epitel kolon
Jadi
ulkus
Membtk kista
inti 1 inti 2
Intestinal amebiasis:
Extra intestinal amebiasis:
Akut: 1 bulan, disentri amebik dgn frekuensi, urgensi, feses
1-3 bulan setelah onset (5%intestinal menjadi extraintestinal)
berdarah sedikit, tenesmus
Trofozoid masuk aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh
lain
Kronik: >1bulan, diare & konstipasi lemas, BBturun
Ciri ulkus: seperti botol, bawahnya lebar
Paling sering: liver (amebic liver abscess = ALA) disertai
(menggaung). Karena trofozoid ada di
demam, nyeri perut kanan, hepatomegali biasanya tidak ada
dinding dan dasar ulkus sehingga melisis
diare
terus menerus ulkus melebar
Pembentukan amebama:
Ulkus bersatu jadi sinus jadi perforasi
Reaksi granulomatosa lesi pseudotumoral, nekrosis,
bisa jadi vistula
inflamasi, edema mukosa&submukosa kolon
Ulkus tersering di caecum, ileo caecal, recto sigmoid.
Dapat obstruksi usus striktur
Karena gerakan peristaltik melambat penempelan tropozoid makin
besar
Komplikasi intestinal amebiasis:
Menyebar melalui perkontinuitatum: vistula rectovagina, ulcer
perianal, peritonitis, syok, kematian
Hematogen: extra intestinal amebiasis
Pada feses: trofozoid amoebic yang menelan eritrosit
Entamoeba Coli
Entamoeba Histolytica
Kista matang:
Inti banyak (>5), lebih Inti (>3), lebih kecil
Biopsi: identifikasi trofozoid di jaringan
besar
Deteksi kista
Kista
Inti bersebrangan
Inti berdampingan
Pemeriksaan penunjang:
Kolonoskopi
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
20
Pencegahan:
- Minum air yang dimasak
- Cuci dan kupas buah dan sayur
- Lindungi makanan dari lalat
- Cuci tangan setelah BAB dan sebelum menyiapkan makanan
Siklus hidup
Pathogenesis dan gejala
2. Kista
- Oval 18-12
- Dinding tipis dengan SP terpisah
- Inti 2-4
- Ada sisa makanan di median body
1. Trofozoid
- Seperti buah pear, anterior bulat
- Dorsal convex & sis ventral pipih dengan
diskus pengisab
- 12-15 dengan 2 inti (mengandung
karyosome)
- 4 pasang flagel dari axonema
- Median body ditengah
- Flagel: 3 pasang, 2 atas, 2 tengah, 2
bawah
Tertelan Kista pada makanan dan minuman trofozoid membelah secara longitudinal membentuk kista baru trofozoid dan kista keluar
bersama feses
Orang terinfeksi dari menelan kista giardia dari makanan dan Ringan: asimtomatik
minuman terkontaminasi
Diarre dengan feses tipe steatorrheic (diare lemak)
Inkubasi 1-2minggu
Kromp abdomen
invasi ke jaringan
Mual, muntah
Makan sekresi mucus
Dehidrasi
Kronik: malabsorbsi, kegagalan absorbsi, gangguan b12
21
Diagnosis
Morfologi
Pewarnaan:
- Trichoine feses tidak begitu jelas
- Kultur terlihat jelas
Trofozoid:
Kista
- Spherical, ovoid, 60, makronukleus
jelas terlihat
- Pada feses: bertahan 1-2 hari suhu
ruangan
- Untuk pertahanan diri
Siklus hidup
Seksual = singami
Jadi trofozoid
Pathogenesis
22
Epidemiologi
Zoonosis
Dipengaruhi oleh sanitasi dan kebersihan
lingkungan
Dapat
dicegah
dengan
meningkatkan
kebersihan, bab pada tempatmya
Coccodia
Cryptosporidium
Penyakit
Penyebaran geografi
Cyprtosporidiosis
kosmopolit
Hospes definitive
Prevalensi
Siklus hidup
Autoinfeksi (ookista)
Sporozoit trofozoid
Merozoid meront tipe I
Cyclospora cayetanensis
Cyclosporiosis
kosmopolit: >> Negara
berkembang (tropic&subtopic)
manusia
Semua usia; >>anak
Ookista sporula
Ekistasi
Ookista unsporula
Feses
seksual
Masa inkubasi
Gejala
Imunokompromais
Mofologi
Sporogony
Habitat
Cara infeksi
diare
kram perut
infeksi ringan dan self limiting disease
Diare dapat berat
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
23
Diagnosis
Ookista di feses
Epidemiologi
Pencegahan
Siklus hidup
Ruptur
Vakuolar
Ameboid
Sangat jarang (btk
ireguler)
Pseudopodia
2,6-7,8m diameter
Vakuola sentral besar bisa
ada/
multivakuolar
Prekista
ameboid
Mitosis
Kista
Keras,resistive,
3-10m diameter
Dinding tebal, enkapsulasi
Struktur mengandung byk
vakuola
1-2nuklei
Skizogoni
Kista tipis
Prekista
Keluar host
Gejala
Asimtomatik dan simtomatik
Infeksi berat: diare air, nausea, nyeri
abdomen, perianal pruritus, banyak
flatus
Kista tebal
Diagnosis
Sampel feses di mikroskop
Skizogoni
Epidemiologi
Tropis dan subtropis
Pencegahan
Cuci tangan dengan sabun sebelum
memegang makanan dan setelah dari
toilet
Hindari air/makanan yang terinfeksi
Pencegahan
hati2 ketika memegang cairan tubuh dan
Microsporidia
Morfologi
Obligat intraseluler
Diagnosis
adanya spora di feses dan duodenum-
24
Keci (1,5-2,5mmx2,5-4mm)
Oval/silinder
Punya dinding spora 2 lapis yang tebal
Siklus hidup aseksual(skizogoni)&
seksual(sporogony)
personal hygiene
cuci tangan utk cegah infeksi primer.
Dyspepsia fungsional
Fungsional: gejala spt dyspepsia
tp endoskopi normal
Organic: endoskopi kelainanan
Suatu keadaaan yang kronik atau
berulang perasaan tdk enak di
abdomen bagian atas
Keluhan subjektif, brp mual,
kembung, cepat kenyang, nyeri
Dyspepsia fungsional dibagi
menjadi 3 tipe:
1. Dyspepsia seperti ulkus:
nyeri sp ulkus tp gada ulkus
2. Dyspepsia tipe dismotilitas:
keluhan kembung, cepat
kenyang
3. Dyspepsia
campuran:
campuran tipe seperti ulkus
dan dismotilitas
Terapi:
terutama non farmakologi spt
puasa, mengindari makanan yg
merangsang, diet dgn makan
sering tp porsi dikit
farmakologi:
antasida
(membuat suasana basa),
sucrafate (bekerja saat dalam
keadaan lambung asam, utk
LPR
Naiknya asam lambung hingga
kedaerah
sal.
Pernafasan
tepatnya pd laringofaring
Menyebabkan
iritasi
dan
perubahan jaringan pada daerah
laring,
sehingga
tidak
menyebabkan esofagitis dan
heart burn.
refluks bisa terjadi sepanjang
hari atau dalam posisi berdiri.
Menyebabkan kelainan sfingter
esofagus bagian atas
Gejala:
- Disfonia kronik / Parau
kronik, intermiten, pagi hari
- Kelelahan pita suara
- Sekresi mukus, warna jernih
- Batuk, wheezing
- Kesulitan menelan / disfagia
- Sensasi gumpalan dalam
mulut bagian belakang
- Halitosis (mulut berbau)
Komplikasi:
- Laringitis berulang
- Suara serak kronik
- Laringospasme paroksismal
- Granuloma
25
Anemia
perdarahan
akibat
3.
26
27
DISPEPSIA
DISPEPSIA (-),
gejala hilang
TERAPI DIHENTIKAN
DISPEPSIA(+),
tdk ada
perbaikan,
atau kambuh
lagi
TERAPI ON DEMAND
Setelah 2 minggu
tidak ada
perbaikan
ENDOSKOPI
Kalau gaada
endoskopinya
UBT/HpSA
TERAPI ERADIKASI
RUJUK
Internis, internis plus,
Gastroenterologist atau dokter
anak dengan fasilitas endoskopi
GAGAL
28
IKTERUS
DEFINISI:
Perubahan warna kulit dan mukosa menjadi kuning, yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah
Nilai normal bilirubin total 0,3 1 mg/dl, bilirubin indirek biasanya lebih byk sekitar 0,7. Sisanya direk
Ikterus terjadi bila bilirubin ( 2-2,5 mg/dl), namun awam dapat melihat ikterus bila > 5 mg/dl
Pada peningkatan karoten, warna kuning hanya terlihat di kulit dan tidak terlihat di mata
Gejala ini dapat terdeteksi dengan kadar bilirubin yang lebih rendah pada pasien yang kulitnya putih dan yang menderita anemia berat
Sebaliknya, gejala ikterus sering tidak terlihat jelas pada orang-orang yang kulitnya gelap atau yang menderita edema
Jaringan sklera kaya dengan elastin yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap bilirubin, sehingga ikterus pada sklera biasanya merupakan tanda yang lebih sensitif untuk
menunjukkan hiperbilirubinemia daripada ikterus yang menyeluruh
Tanda dini yang serupa untuk hiperbilirubinemia adalah warna urin yang gelap, yang terjadi akibat ekskresi bilirubin lewat ginjal dalam bentuk bilirubin glukuronid
Pada ikterus yang mencolok, kulit dapat berwarna kehijauan karena oksidasi sebagian bilirubin yang beredar menjadi biliverdin. Efek ini sering terlihat pada kondisi dengan
hiperbilirubinemia terkonjugasi berlangsung lama atau berat seperti sirosis.
PRA HEPATIC
1. IKTERUS HEMOLITIK
Akibat umur eritrosit yang memendek shg Hb yang
dipecah bilirubin I (tdk larut air) yang dilepaskan
HEPATIC
PASCA HEPATIC
IKTERUS OBSTRUKTIF = KOLESTATIS
Bendungan di dalam saluran empedu empedu dan
bilirubin yang sudah mengalami konjugasi tidak dapat
dialirkan ke dalam usus halus kenaikan kadar
bilirubin konjugasi (bil II) di serum dan juga bilirubin
dalam urin, tetapi tidak dijumpai urobilinogen dalam
urin dan tinja
Gambaran klinis
- kulit dan mukosa terutama sklera mata kuning tua
atau kuning kehijauan
- kulit tampak banyak bekas garukan, karena
pruritus
- tinja berwarna akolis (pucat seperti dempul)
karena tidak mengandung sterkobilin
29
fetalis
Gejala penyakit lain : Leukemia, Limfoma Hodgkin,
Karsinoma
HATI
Penyebab:
- Sindroma Gilbert:
Suatu kelainan bawaan pasien sering terlihat
kuning, terjadi gangguan penyerapan kecepatan
bilirubin oleh sel hati dan gangguan konjugasi
gejala terlihat pada masa pubertas
faktor pencetus: stress, kelelahan, asupan kalori
rendah, ada penyakit lain
virus marker (-)
- Obat-obatan:
novobiosin, zat kontras untuk kolesistografi
Lab:
- kadar bilirubin II meningkat
- kadar bilirubin total < 3 mg/dl
- tidak terjadi peningkatan kadar urobilinogen dalam
urin
Terapi :
- Fenobarbital untuk S. Gilbert
3. PENURUNAN KONJUGASI BILIRUBIN
Penyebab:
- Sindroma Crigler-Najjar I dan II:
terjadi defisiensi enzim glukoronil transferase
(mengubah bilirubin I jadi II)
timbul pada bayi baru lahir dan menetap seumur
hidup
Obat-obatan:
Pregandiol, Novobiosin, kloramfenikol,
gentamisin
Lab:
- kadar bilirubin I meningkat
- kadar bilirubin total dapat mencapai > 20 mg/dl
- tidak terjadi peningkatan kadar urobilinogen dalam
urin dan feses
- defisiensi total: empedu menjadi tidak berwarna
dan feses berwarna pucat, tidak terdapat
urobilinogen di urin
- defisiensi parsial: empedu dan feses tetap
berwarna, masih terdapat urobilinogen di urin
Sindroma
Sindroma
Sindroma
CrigleCrigleGilbert
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
30
Kadar
Bilirubin
Empedu
Glukoronil
transferase
Kern icterus
Prognosis
Efek
fenobarbital
pada
bilirubin
Najar tipe
I
25-48mg%
Najar tipe
II
6-25mg%
Kuning
muda
-
Kuning
Biasanya
Jarang
Jelek
-
Baik
Menurun
smo 48mg/dl
Sedikit
1-6mg%
Tampak
normal
Kurang
Tdk
pernah
Baik
Menurun
smp
normal
31
TUMOR HATI
TUMOR JINAK
TUMOR GANAS
Tumor ganas primer hati = tumor yang berasal dari jaringan hati sendiri
- Karsinoma hepatoseluler (hepatoma maligna) : berasal dari jaringan parenkim
hati
- Karsinoma kholangioseluler (kholangiokarsinoma = kholangio maligna) : berasal
dari duktus biliaris
- Sarkoma : berasal dari jaringan ikat
- Hemangio-endotelioma maligna atau hemangioblastoma : berasal dari jaringan
pembuluh darah, kasusnya sangat jarang
Tumor ganas sekunder hati = berasal dari metastasis tumor organ lain ke hati :
lambung, kolon, paru-paru, pankreas, dll
KARSINOMA HEPATOSELULER
dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya pada usia lanjut
pria lebih banyak yang terkena
ETIOLOGI
- sirosis hati (hiperplasia noduler adenoma multipel karsinoma multipel)
- hepatitis B (plg srg) dan C
- hemokromatosis
- faktor nutrisi : defisiensi protein
- zat karsinogen : aflatoksin (pada kacang2an,oncom)
- infeksi : clonorchiasis, schistosomiasis
- genetika (keturunan)
tipe:
- tipe noduler: hati membesar dengan nodul yang bermacam-macam besar dan
bentuknya (multi noduler), disertai sirosis
- tipe massif: bentuk massif dan yang besar hanya pada salah 1 nodul saja
(mononoduler massif), biasanya di lobus kanan. Kadang-kadang pada lobus kanan
terdapat tumor yang massif dan pada lobus kiri terdapat bentuk sirosis
- tipe difus: besarnya hati masih dalam batas normal tapi seluruhnya terisi oleh sel
karsinoma yang difus dan kadang susah dibedakan dengan sirosis portal
Metastasis
- Metastasis intra hepatik
di dalam sel hati sendiri karna hati organ yang plg banyak pemb. darah, 1 lobus
atau ke lobus yang lain
berbentuk tumor yang multipel
hematogen, tapi bisa limfogen atau infiltrasi langsung
tidak bisa di radiasi, krn hati radioresisten
- Metastasis ekstra hepatik
Kel. limfe : hilus hati, mediastinum, kel. servikal
vena besar : v. hepatika, v. porta atau v. kafa inferior trombosis sekunder
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
32
SINDROMA PARANEOPLASTIK
Kumpulan gejala sekunder yang timbul akibat keganasan bukan hanya kanker hati
(terutama kanker paru). Disebabkan oleh protein ektopik yang dihasilkan oleh sel
kanker, yaitu hormon peptid, protein fetal dan enzim, yang menyebabkan hipoksia
jaringan.
HB turun
leukosit
LED (pd keganasan pasti meningkat)
Tes biokimia:
-
benjolan di perut kanan atas atau di epigastrium dapat disertai atau tanpa nyeri
perut
- perut membuncit (asites) karena sirosis hati, penyebabnya:
penyebaran ke dalam peritoneum hati
trombosis vena porta
- Keluhan lain
badan makin lemah
nafsu makan berkurang atau hilang
perasaan selalu penuh di perut
berat badan cepat menurun
BAK seperti teh
mata menguning
perasaan demam
pada keadaan lanjut dapat terjadi muntah darah dan BAB berwarna hitam
PEMERIKSAAN FISIK
Hepatomegaly
Hepatic bruit dan kadang friction rub
Asites
Splenomegaly
Spider navy sekitar dada, dan caput medusa di umbilicus
Icterus, palmar eritema, suhu badan menaik
RADIOLOGI
-
Serologis:
-
33
Foto toraks : peninggian diafragma kanan dan ada tidaknya gambaran metastasis
di paru
Foto polos abdomen : massa tumor di perut kanan atas
USG : membedakan bentuk KHP yaitu noduler, masif atau soliter, difus dan
bentuk campuran
133
99m
Sintigrafi : dengan radionukleotida I atau Tc
Angiografi hepatika : kateterisasi arteri hepatika
BIOPSI (gold standard)
Biopsi jarum membuta (blind needle biopsy) : dilakukan pada tempat yang
benjolannya teraba paling keras
Biopsi jarum terpimpin (guided needle biopsy): dgn bantuan USG dll
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Umum: bila tumor masih kecil
Sitostatika: tumor sdh besar dgn cara IV(jarang), Intra atrial lsg ke hati lwt a.
femoralis, lsg membunuh kanker
Operasi
34
FARMAKOLOGI
ANTELMINTIK
Antelmintik / obat cacing: digunakan u memberantas / mengurangi cacing dlm lumen usus atau jaringan tubuh
Sebagian besar antelmintik efektif terhadap parasit2 tertentu Perlu diagnosis jenis infeksi cacing dgn tepat sebelum menggunakan obat
Sebagian besar diberikan oral, ada yg dosis tunggal (Single Dose /SD), ada yg efektif u bbrp cacing, ada yang perlu pencahar
Mekanisme kerja:
Bekerja sebagai agonis asetilkolin nikotinik ganglionik menyebabkan kontraksi otot cacing c/ pirantel pamoat, oxantel pamoat
Bekerja langsung / tidak langsung sebagai agonis GABA paralisis flasid (kendur) c/ piperazin
Bekerja pada kanal ion klorida c/ ivermektin
NEMATODA
NEMATODA USUS/JARINGAN
CESTODA
DIETILKARBAMAZID
MEBENDAZOL
NIKLOSAMID
Obat pilihan I filariasis: menghilangkan mikrofilaria Spektrum paling luas, ES <<
Terpilih u/ cacing pita pd manusia & hewan
W.bancrofti, B.malayi,Loa loa dari peredaran drh dgn Efektif u/ cacing gelang, kremi, tambang, pita & T. Cacing akan dirusak sebagian skoleks & segmen akan
cepat
trichiura, trichostrongylus,
untuk taeniasis &
dicerna tidak ditemukan di feses
S.stercoralis efek bervariasi
O. volvulus dws & mikrofilaria (nodulus), mikrofilaria
Indikasi: T.solium, T.saginata,D.latum, H.nana
W. bancrofti (hidrokel) : ++
Mybbkan kerusakan struktur subselular & hambat T.solium: harus diberikan pencahar, spy proglotid yg
sekresi asetilkolinesterase cacing, hambat ambilan
Cara kerja:
mengandung telur tdk pecah cegah sistiserkosis
- Menurunkan aktivitas otot cacing paralisis
glukosa deplesi glikogen
ES: niklosamid sangat sedikit diserap hampir bebas ES
mudah terusir dr tempatnya.
Cacing mati perlahan, efek memuaskan 3 hr Aman u/ kehamilan, malnutrisi, pasien dgn keadaan
- Perubahan permukaan membran mikrofilaria
pemberian obat
umum buruk
lebih mudah dihancurkan oleh hospes
Sterilitas telur T.trichiura, tambang, askaris
Tablet kunyah 500 mg, dimakan dlm keadaan perut
Pemberian topikal diserap konjungtiva bunuh Larva matang tdk terpengaruh
kosong
mikrofilaria dlm humor akuosa (cairan mata)
Absorbsi buruk, melewati abs. lintas pertama. SD: dws 2 g, anak >34 Kg 1,5 g, <34 Kg 1 g
Absorbsi di usus: cepat, kadar puncak 1-2 jam, distribusi
cepatbioavaibilitas sistemik , ekskresi lewat urin Merupakan alternatif setelah ivermektin utk T. saginata,
ke jaringan merata (kec: lemak), wkt paruh: 30 jam
48 jam. Absorbsi bila diberikan makanan berlemak
D.latum & H.nana
diekskresi melalui urin, pemberian berulang: akumulasi Absorbs yang buruk ini justru membantu kerja obat, krn Niklosamid tdk merusak telur T.solium yg ada di segmen
ES: relatif aman pd dosis terapi spt pusing, malaise,
target ada di usus
telur terlepas ke lumen usus sistiserkosis Perlu
nyeri sendi, anoreksia, muntah merangsang Tdk menyebabkan efek toksis sistemik aman u/
pemberian pencahar 1-2 jam sesudah menelan obat
SSPreversibe (kalau obat dihentikan ES hilang)
anemia, malnutrisis
terakhir
Reaksi alergi: bukan krn obatnya, tp akibat parasit / ES: diare, sakit perut ringansementara
Sistiserkosis mengurangi manfaat niklosamid
substansi yg dilepas oleh parasit
Tikus embriotoksik & teratogenik
T. saginata tdk perlu pencahar
Gejala rx alergi: sakit kepala, malaise, udem kulit, gatal KI: kehamilan trimester I, anak < 2 th. Tp pd anak KI
hebat, papular rush, peningkatan KGB inguinal,
disingkirkan krn efek obat lebih dibutuhkan
NIRIDAZOL
hiperpireksia,
takikardi
beri
antihistamin, Indikasi : enterobiasis, trichiurasis, ascariasis, kista Sgt efektif u/ S. haematobium
kortikosteroid
hidatid (dosis tinggi), intestinal capilariasis
Menyebabkan kerusakan gonad schistosome, shg steril
Sediaan: tablet oral 50,100,200 mg
Sediaan: tablet 100 mg, sirup 10 mg/ ml
dan tdk akan berkembang biak.
W.bancrofti,B.malayi,Loa loa 2 mg/KgBB, 3 x hr, 10- Dosis 2 x 100 mg/hr, 3 hr ascariasis, trikuris, cacing Absorbsi cepat, kadar plasma rendah
30 hr.
tambang, diulang 3 mggu
ES: anoreksi, diare, sakit perut stop pengobatan
Pengobatan massal: 5-6 mg/KgBB 1 hr/mggu / per bulan T.solium2 x 300 mg, 3-4 hr
hilang
2-12 dosis + Albendazol 400mg
Kista hidatid: 50 mg/KgBB/ hr dlm 3 dosis selama 3 KI: kehamilan, def.enzim G6PD, epilepsi, psikosis, gangg.
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
35
INVERMECTIN
KI: kehamilan
ES: > ringan, demam, pruritus,nyeri: otot, sendi, kepala,
kelj. Limfe, hipotensi
Terapi Onkosersiasis hari I setelah single dose
reaksi Mazotti : demam, nyeri kepala, pusing,
mengantuk, lemas, ruam, gatal-gatal, mialgia, artralgia,
hipotensi, takikardi,limfangitis, limfadenitis, edema
perifer
bulan
Visceral larva migrans; 200-400 mg/hr; 5hr
PIPERAZIN
Efektif u/ Ascaris & Enterobius
Blokade
respon otot cacing thdp asetilkolin
paralisis cacing mudah dikeluarkan
PIRANTEL PAMOAT
36
TIABENDAZOL
Spektrum lebar, efektifitas Tinggi utk
askariasis,
strongiloidiasis,oksiurasis, larva migrans kulit, trikuriasis
& trikonosis akut
menghambat enz. Asetilkolinesterase, pd hewan coba:
membunuh sebagian larva (Trichinella spiralis) dlm otot
Memiliki efek imunosupresi & anti - inflamasi
mengurangi gejala krn parasit
Absorbsi cepat diusus, dapat diserap melalui kuli: kadar
max 1 jam
ES: anoreksia, mual ,muntah, diare, pusing, sakit
kepala,lelah, kantuk
Dilaporkan: perianal rashes, tinitus, hiperglikemi,
konvulsi, hematuri, ikterus, kerusakan hati, Sindrom
steven Johnson (rx alergi)
Terpilih u/ S.stercoralis, cutaneus larva migrans.
Cacing tambang, kremi, ascaris, trikuris tdk
dianjurkan, ada obat alternatif yg lebih aman
(mebendazol, pirantel pamoat)
Dosis standar: 2 x 25 mg/KgBB 2 5 hari, diberikan PO,
dikunyah, sehabis makan
Cutaneus larva migranssalep tiabendazol 15 % selama
5 hr
KI: anak BB < 15 Kg, kehamilan, pasien dgn aktivitas yg
memerlukan kewaspadaan krn menyebabkan ngantuk
pusing
ALBENDAZOL
Bekerja menghambat sintesis mikrotubulus M<
ambilan glukosa scr irreversibel parasit mati
perlahan2 krn kekuranngan glikogen
Spektrum lebar, efektif u/ cacing kremi, gelang, trikuris,
tambang, S.stercoralis, merusak telur cacing gelang,
tambang & trikuris
Memiliki efek larvasid hydatid, cysticercosis,
N.americanus
PO absorbsi cepat diusus, absorbsi meningkat bila
disertai makanan berlemak, T 8-9 jam, distribusi
jaringan, cairan empedu, LCS, kista hydatid
Dosis dws & anak > 2 th : 400 mg SD bersama makan,
RANGKUMAN BLOK GIT | SITI FARHANAH AULIA
37
38