1. Hipertensi
Tidak semua pasien yang datang di praktek dokter gigi dalam keadaan sehat dan
mempunyai tekanan darah yang normal. Ada beberapa yang mempunyai riwayat
hipertensi dan ada sebagian yang datang dalam kondisi hipertensi. Kondisi tekanan
darah pasien yang berbeda-beda memerlukan pengelolaan dental yang tidak sama dan
kadang-kadang cukup rumit. Bagi sebagian besar pasien semua prosedur atau tindakan
dalam bidang kedokteran gigi sering menyebabkan stress atau kecemasan tersendiri dan
hal tersebut dapat memicu peningkatan pelepasan cathecolamine yang selanjutnya dapat
meningkatkan tekanan darah pasien saat berobat, selain itu dalam perawatan gigi untuk
mengontrol rasa sakit sering digunakan anestesi lokal. Adanya anestesi lokal merupakan
masalah tersendiri berkaitan dengan tekanan darah pasien.
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan; Jadi,
Hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal.)
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140
/ 90 mmHg.
Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa sesuai JNC-7
Klasifikasi tekanan darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi stage 1
Hipertensi stage 2
Sistole (mmHg)
< 120
120 139
140 159
>160
Diastole (mmHg)
< 80
80 89
90 99
> 100
sistol dan/atau diastole tanpa adanya penyebab sekunder. Lebih dari 80% kasus
berasal dari hipertensi tipe ini (Chestnutt, 2007).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi
hiperaldosteron,
sekunder
dan
sering
penggunaan
dikatikan
obat
dengan
kontrasepsi
stenosis
oral,
arteri
ginjal,
simpatomimetik,
kortikosteroid, dll.
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah
yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan
organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg.
Pada hipertensi emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan
kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus
diturunkan segera (dalam hitungan menit jam) untuk mencegah kerusakan organ target
lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan
intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm,
angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan.
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ
target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai
tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberapa hari.
Perawatan
Lemas
Kepala dinaikkan
Wajah kemerahan
Sakit kepala
Pusing
Tinnitus
mmHg
-
sublingual/spray
Strategi
Resiko status I
Resiko status I
Tekanan
darah
tinggi-normal -
(Prehipertensi)
-
Resiko status I
Hipertensi stage 1
Resiko status II
dengan
adrenalin
(dengan
pembatasan)
-
Hipertensi stage 2
dengan
adrenalin
(dengan
pembatasan)
-
Hipertensi stage 2
Sangat
terbatas
dalam
Monitor
tekanan
darah
selama
perawatan
toleransi
aktivitas fisik
Hipertensi stage 2
Resiko status IV
Monitor
tekanan
darah
selama
perawatan
stage II sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat
dipersiapkan sebelum tindakan.
Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam
golongan obat, misalnya: golongan obat anti hipertensi (mis: captopril) dan golongan
obat diuretik. Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi,
antara lain
1) Resiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensi
Larutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah
lidokain yang dicampur dengan adrenalin dengan dosis 1:80.000 dalam setiap cc
larutan. Konsentrasi adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila
dibandingkan dengan jumlah adrenalin endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat
terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan invasif. Tetapi bila terjadi injeksi
intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya karena dosis adrenalin
tersebut menjadi relatif tinggi. Masuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa
menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi
tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya ischemia otot jantung yang menyebabkan
angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium. Adrenalin
masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak
lebih atau sama dengan 1:200.000. Dapat juga digunakan obat anestesi lokal yang
lain, yaitu Mepivacaine 3% karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine
mempunyai efek vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran
vasokonstriktor.
2) Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi
Komplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit
dihentikan. Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit
berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing
(rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai.
Referensi
http://www.scribd.com/doc/102326662/Penatalaksanaan-Pasien-Hipertensi-padaPencabutan-Gigi
Little, JW. 1997. Dental Management of the Medically Compromised Patient. 5th
edition. Mosby. St.Louis