Apakah bisa..??
Hamil adalah suatu anugrah bagi pasangan suami istri karena mereka akan mendapatkan
sang buah hati, Namun seringkali kita jumpai ketika seorang sedang hamil seringkali
mereka marah marah gak jelas, Bagaimana cara mencegah agar hal itu tidak terjadi..??
Hamil merupakan momen yang membahagiakan bagi wanita. Dalam fase ini wanita biasanya
mengalami banyak perubahan baik itu secara psikologis maupun psikis. Momen hamil juga
banyak disebut sebagai kondisi rawan sebab jika sebuah gejala tidak diatasi secara tepat maka
bisa berakibat pada keselamatan ibu dan bayi yang sedang dikandung. Salah satu gejala (bisa
juga disebut penyakit) yang sering dijumpai pada ibu hamil adalah hipertensi. Kondisi ini perlu
mendapat perhatian dini dan serius sebab pengaruhnya cukup signifikan. Apa sebenarnya yang
dimaksud hipertensi dalam kehamilan?
Jika didasarkan pada pendapat American Committee On maternal welfare, hipertensi dalam
masa hamil dibatasi sebagai berikut:
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang angkanya di atas 30.20 mmHg jika
dihitung dari nilai sebelum wanita hamil atau dikenal dengan istilah nilai transver pertama.
Kondisi dumana nilai tekanan darah absolute pada ibu melebihi angka 140/90 mmHg dalam
setiap tingkatan atau stadium kehamilan.
Dalam dunia medis, hipertensi dalam kehamilan bisa diklasidikasikan atas empat jenis yakni:
1. Hipertensi kronik. Yakni kondisi yang muncul sebelum hamil atau ada di saat umur
kehamilan belum masuk ke dalam minggu ke-20.
2. Hipertensi Gestasional. Merupakan jenis hipertensi yang muncul setelah umur
kehamilan mencapai usia minggu ke 20 atau juga pada awal masa nifas namun tidak
disertai dengan preeklamsia. Kondisi tersebut tak lain adalah hipertensi kronis yang tak
terlihat dan berpotensi muncul lagi pada kehamilan wanita yang berikutnya.
3. Hipertensi Pre-eklampsi. Adalah jenis hipertensi yang muncul di usia lebih dari 20
minggu dan kehadirannya disertai dengan edema juga protenuria.
Jenis hipertensi yang terakhir adalah pre-eklampsi superimpose yakni gejala yang
diderita ibu hamil dengan hipertensi kronik namun disertai dengan penyakit ginjal.
Meski telah diteliti bagaimana cara mencegah hipertensi secara serius, namun penyebab
hipertensi dalam kehamilan masih belum diketahui secara tepat. Namun para dokter berpendapat
bahwa apapun penyebab hipertensi ini namun akan selalu berhubungan dengan morbiditas pun
mortalitas sang ibu dan janinnya. Meski belum didiagnosa secara benar namun beberapa pakar
juga berpendapat bahwa penyebab hipertensi bisa saja genetika, atau karena ibu menderita
penyakit endokrin seperti pada tiroid, ovarium dan juga adrenal. Tak jarang pula penderita
hipertensi dalam kehamilan diketahu menderita penyakit ginjal menahun dan disinyalir sebagai
salah satu penyebab.
mudah dan praktis . Tujuan penting dalam klasifikasi ini adalah dapat digunakan untuk
membedakan antara preeklampsia dan eklampsia dari kelainan hipertensi pada kehamilan yang
lain karena baik preeklampsia maupun eklampsia mempunyai prognosis yang buruk pada
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Berikut ini adalah klasifikasinya :
Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolik 90
mmHg didapatkan sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu usia kehamilan dan tidak
mmHg didapatkan pada usia kehamilan > 20 minggu menetap 12 minggu postpartum
Diagnosis sulit ditegakkan pada trisemester pertama kehamilan dan umumnya didapatkan
pada beberapa bulan setelah melahirkan.
Hipertensi Gestasional
Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolik 90
proteinuria
Mempunyai resiko hipertensi pada kehamilan selanjutnya
Dapat berkembang menjadi preeklampsia maupun hipertensi berat.
Preeklampsia
Kriteria minimal
Tekanan darah sistolik darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolik 90
c. Serum kreatinin > 1.2 mg/dl kecuali sudah didapatkan peningkatan serum kreatinin
d.
e.
f.
g.
h.
sebelumnya
Trombosit < 100.000/l
Hemolisis mikroangiopati peningkatan LDH
Peningkatan kadar serum transaminase ALT atau AST
Nyeri kepala yang menetap atau gangguan cerebral maupun visual lainnya
Nyeri epigastrium yang menetap
Eklampsia
Kejang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada wanita dengan preeklamsia
Hipertensi kronis superimpose preeklampsia
Wanita hipertensi dengan proteinuria 300 mg / 24 jam yang baru muncul dan tidak
Kesimpulan
o Intinya adalah kapan hipertensi itu diketahui dan apakah terdapat proteinuri.
o Jika hipertensi diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu dan proteinuri negatif berarti
hipertensi kronis.
o Jika hipertensi diketahui sebelum usia kehamilan 20 minggu dan proteinuri positif berarti
hipertensi kronis superimposed preeklampsi.
o Jika hipertensi diketahui sesudah usia kehamilan 20 minggu dan proteinuri negatif berarti
hipertensi gestasional.
o Jika hipertensi diketahui sesudah usia kehamilan 20 minggu dan proteinuri positif bisa
berarti preeklampsi atau eklampsi.