1. Tujuan Percobaan
2. Dasar teori
Karbohidrat adalah golongan senyawa-senyawa yang terdiri dari unsur-unsur karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa-senyawa ini dapat didefinisikan sebagai
senyawa-senyawa
polihidroksialdehid
atau
polihidroksiketon.
Ditinjau dari segi gizi, karbohidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa penting
karena merupakan sumber energi yang palin ekonomis da paln tersebar luas. Bahan pangan
yang dihasilkan di dunia sebagian terbesar terdiri dari bahan pangan yang kaya akan
karbohidrat.
Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff Schoorl
oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat
menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+.
Reaksi yang terjadi dalam metode Luff Schoorl :
O
2+
RC
+ 2 Cu + 4 OH
H
Gula reduksi Luff Schoorl
Cu2+ +
4 I-
I2
2 NaS2
O
RC
H
CH2I2
2 NaI +
I2
Na2S4O2
Sukrosa tidak memiliki sifat-sifat mereduksi, karena itu untuk menentukan kadar
sukrosa harus dilakukan inversi terlebih dahulu menjadi glukosa dan fruktosa.
Dalam hal ini kadar sukrosa harus diperhitungkan dengan faktor 0,95 karena pada
hidrolisis sukrosa berubah menjadi gula invert.
C12H22O11
+
H2 O
2C6H12O6
Sukrosa
gula reduksi
Karohidrat terdiri dari bermacam-macam dan menurut ukuran molekul dapat dibagi
dalam tiga golongan, yaitu:
a.
Monosakarida, karbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya dan tidak diuraikan
lagi. Golongan ini yaitu glukosa dan fruktosa
b. Disakarida, karbohidrat yang terdiri dari 2 molekul monosakarida. Golongan ini yaitu
sukrosa, maltosa dan laktosa
c. Polisakarida, karbohidrat yang terdiri dari banyak molekul monosakarida. Golongan ini
yaitu patim glikogen dan selulosa
Penentuan Karbohidrat dengan Metode Luff Schoorl
Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff Schoorl
ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :
R-CHO + 2 Cu2+ R-COOH + Cu2O
2 Cu2+ + 4 I- Cu2I2 + I2
2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 IMonosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan
CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan
tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang
digunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan
dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2)
bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya
yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat
oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan
banyaknya oksidator (Winarno 2007). I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan
standar Na2S2O3 sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka
penambahan amilum sebelum titik ekivalen.
Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang
berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl
merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar 10%. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu dengan
penentuan Cu tereduksi dengan I2 dan menggunakan prosedur Lae-Eynon (Anonim 2009).
Metode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh
komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan
bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.
Peran biologis Karbohidrat
Peran dalam biosfer
Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di bumi, baik secara langsung atau tidak
langsung. Organisme autotrof seperti tumbuhan hijau, bakteri, dan alga fotosintetik memanfaatkan hasil
fotosintesis secara langsung. Sementara itu, hampir semua organisme heterotrof, termasuk manusia, benarbenar bergantung pada organisme autotrof untuk mendapatkan makanan.
Pada proses fotosintesis, karbon dioksida diubah menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk
mensintesis materi organik lainnya. Karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis ialah gula berkarbon tiga
yang dinamai gliseraldehida 3-fosfat.menurut rozison (2009) Senyawa ini merupakan bahan dasar senyawasenyawa lain yang digunakan langsung oleh organisme autotrof, misalnya glukosa, selulosa, dan amilum.
Beberapa jenis polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya akan
dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel ketika diperlukan. Pati merupakan suatu polisakarida simpanan
pada tumbuhan. Tumbuhan menumpuk pati sebagai granul atau butiran di dalam organel plastid,
termasuk kloroplas. Dengan mensintesis pati, tumbuhan dapat menimbun kelebihan glukosa. Glukosa
merupakan bahan bakar sel yang utama, sehingga pati merupakan energi cadangan.
Sementara itu, hewan menyimpan polisakarida yang disebut glikogen. Manusia dan vertebrata lainnya
menyimpan glikogen terutama dalam sel hati dan otot. Penguraian glikogen pada sel-sel ini akan melepaskan
glukosa ketika kebutuhan gula meningkat. Namun demikian, glikogen tidak dapat diandalkan sebagai sumber
energi hewan untuk jangka waktu lama. Glikogen simpanan akan terkuras habis hanya dalam waktu sehari
kecuali kalau dipulihkan kembali dengan mengonsumsi makanan.
Organisme membangun materi-materi kuat dari polisakarida struktural. Misalnya, selulosa ialah komponen
utama dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat seperti serabut, liat, tidak larut di dalam air, dan ditemukan
terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan.[10] Kayu terutama
terbuat dari selulosa dan polisakarida lain, misalnya hemiselulosa dan pektin. Sementara itu, kapas terbuat
hampir seluruhnya dari selulosa.
Polisakarida struktural penting lainnya ialah kitin, karbohidrat yang menyusun kerangka luar
(eksoskeleton) arthropoda (serangga, laba-laba, crustacea, dan hewan-hewan lain sejenis). Kitin murni mirip
seperti kulit, tetapi akan mengeras ketika dilapisi kalsium karbonat. Kitin juga ditemukan pada dinding sel
berbagai jenis fungi.]
Sementara itu, dinding sel bakteri terbuat dari struktur gabungan karbohidrat polisakarida dengan peptida,
disebut peptidoglikan. Dinding sel ini membentuk suatu kulit kaku dan berpori membungkus sel yang memberi
perlindungan fisik bagi membran sel yang lunak dan sitoplasma di dalam sel.
Karbohidrat struktural lainnya yang juga merupakan molekul gabungan karbohidrat dengan molekul lain
ialah proteoglikan, glikoprotein, dan glikolipid. Proteoglikan maupun glikoprotein terdiri atas karbohidrat
dan protein, namun proteoglikan terdiri terutama atas karbohidrat, sedangkan glikoprotein terdiri terutama atas
protein. Proteoglikan ditemukan misalnya pada perekat antarsel pada jaringan, tulang rawan, dan cairan
sinovial yang melicinkan sendi otot. Sementara itu, glikoprotein dan glikolipid (gabungan karbohidrat dan lipid)
banyak ditemukan pada permukaan sel hewan. Karbohidrat pada glikoprotein umumnya berupa oligosakarida
dan dapat berfungsi sebagai penanda sel. Misalnya, empat golongan darah manusia pada sistem ABO (A, B, AB,
dan O) mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah.
1,1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Buat juga percobaan blanko dengan menggunakan 25 ml air sebagai penganti sampel
5. Data pengamatan
Perlakuan
pengamatan
6. Perhitungan
a. Pembuatan larutan
- Larutan KI 20% sebanyak 100 ml
gr =
m
x
BM
x
gr
=
1 mol/l
x
166 gr/mol
x
0,10 l
=
16,6 gr
Larutan KI 20% =
X 100 ml
=
20 ml ( lalu diencerkan sampai 100 ml )
-
:
: 0,208 %
7. Analisa pengamatan
Melakukan analisa kadar karbohidrat pada sampel yang berupa tepung terigu. Seperti
yang telah diketahui, karbohidrat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari bagi
manusia. Karhodidrat merupakan segolongan senyawa-senyawa pwnting yang merupakan
sumber energi yang paling tersebar luas. Pealtikum ini menggunakan metode Luff Schoorl
sebagai uji kimia kualitatif yang bertujuan menguji adanya gugus Aldehid. Komponen utama
reagen Luff Schoorl adalah CuO. Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereaksikan atau merduksikan Cu2+ menjadi Cu+.
Blanko dan sampel dipanaskan menggunakan kondensor selama 1 jam, blanko dan
sampel ditambahkan HCl. Blanko berfungsi untuk melihat perbedaan wujud pada blanko
dans sampel. Proses titrasi titran Na2S2O3 dan indikator kanji. Larutan standar
Na2S2O3 digunakan untuk membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut di dalam air
karena pada prinsipnya metode Luff Schorl ini adalah analisa iodimetri yang I2 yang akan
bebas akan dijadikan sebagai dasar penetapan kadar. Digunakan indikator amilum pada saat
titrasi sebelum titik ekivalen.
Didapatkan hasil kadar karbohidrat dari perhitungan, dimana kadar karbohidrat yang
didapat sebesar 0,3068%.
8. Kesimpulan
Didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
- Metode Luff Schoorl adalah analisa kualitatif karhohidrat dalam suatu bahan pangan.
- Kadar karhohidrat yang didapatkan sebesar 0,3068%.
Daftar pustaka
Jobheet.penuntun praktikum teknologi pengolahan pangan.2013.POLSRI
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat
http://asagisora.blogspot.com/2010/07/penetapan-karbohidrat-metode-luff.html
- See more at: http://namikazewand.blogspot.com/2013/06/penetapan-kadar-karbohidrat-metodeluff.html#sthash.guU2CtxV.dpuf